Oleh
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada Pasien Hepatitis, sebagai salah satu
syarat dalam pemenuhan Tugas Praktek Profesi Ners Via Daring yang
Nim : 202002015
Mengetahui
Pembimbing Praktek Profesi Ners
IDENTITAS
1. Nama Pasien : Ny. D
2. Umur : 43 Tahun
3. Suku/ Bangsa : Batak
4. Agama : Kristen Prostestan
5. Pendidikan :-
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Alamat : Jl. Penampungan II Helvetia Timur No. 20
8. Sumber Biaya : Suami
Biodata Penanggungjawab
a. Nama : Tn. D
b. Umur : 44 Tahun
c. Jenis Kelamin : laki-laki
d. Agama : Kristen Protestan
e. Pekerjaan :-
f. Pendidikan :-
g. Status Perkawinan : Sudah Menikah
h. Suku Bangsa : Batak
i. Alamat : Jl. Penampungan II Helvetia Timur No. 20
KELUHAN UTAMA
1. Keluhan saat pengkajian:
Badan Menguning dan Demam
Keterangan:
= perempuan
= laki-laki
= pasien perempuan
Flow- lpm
k. Penggunaan WSD: -
- Jenis :-
- Jumlah cairan : -
- Undulasi :-
- Tekanan :-
l. Tracheostomy: ya √tidak
m. Lain-lain:
e. Kejang : ya √tidak
Jenis kejang : -
f. Kaku : ya √tidak
kuduk
g. Pemeriksaan saraf kranial:
N1 : √normal tidak Ket.: indrapenciumanpasiennormal
N2 : √normal tidak Ket.: indra penglihatan pasien normal
N3 : √normal tidak Ket.: pemeriksaankelopakmatapadapasiennormal
N4 : √normal tidak Ket.: pemeriksaan gerakkan bola mata ke bawah dan kedalam pada
pasien normal
N5 : √normal tidak Ket: pemeriksaan bervus trigeminus pada pasien normal
N6 : √normal tidak Ket:pemeriksaan nervus abdusen pada pasien normal
N7 : √normal tidak Ket :pemeriksaan nervus fasial pada pasien normal
N8 : √normal tidak Ket: pemeriksaan nervus vestiblochloaris pada pasien
normal
N9 : √normal tidak Ket: pemeriksaan nervus glosofaringeus pada pasien normal
N10 : √normal tidak Ket: pemeriksaan nervus vagus pada pasien normal
N11 : √normal tidak Ket.:pemeriksaan nervus asesoris pada pasien normal
N12 : √normal tidak Ket: pemeriksaan nervus hipoglosus pada pasien normal
l. Lain-lain:-
8. Sistem pendengaran
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Masalah Keperawatan :
OD OS
simetris Aurcicula simetris
Tidak terdapat MAE Tidak terdapat
peradangan peradangan
Tidak terdapat Membran Tidak dapat
peradangan peradangan
Mematulkan Tymphani Memantulkan
cahaya cahaya
Suara terdengar Rinne Suara terdengar
Suara terdengar Weber Suara terdengar
Normal Swabach Normal
m. Cardinal Sign :-
n. Skor Risiko Jatuh (MORSE):
No Pengkajian Nilai
Skala
1 Riwayat jatuh : apakah pasien pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir. Tidak√ 0 0
Ya 25
2 Diagnosa sekunder : Apakah pasien memiliki lebih dari satu penyakit. Tidak√ 0 15
Ya 15
3 Alat Bantu jalan : 0 0
Bedrest / dibantu perawat
Kruk / tongkat / walker. 15
Berpegangan pada benda – benda sekitar. 30
(Kursi, lemari, meja).
4 Terapi intravena : Apakah saat ini pasien terpasang infus. Tidak 0 20
Ya√ 20
Total skor 50
Keterangan:
Tingkatan Resiko Nilai MPS Tindakan
Tidak Beresiko 0 - 24 Perawatan Dasar
Resiko Rendah 25 - 50 Pelaksanaan Intervensi Pencegahan Jatuh Standar.
Resiko Tinggi ≥51 Pelaksanaan Intervensi Pencegahan Jatuh resiko tinggi
o. Lain-lain:-
Rumus
Gambar
g. Lain-lain:-
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL Masalah keperawatan :
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya:
Pasien mengatakan khawatir terhadap penyakitnya
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
√Murung/diam gelisah tegang marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi √kooperatif tidak kooperatif curiga
d. Konsep diri (pengkajian psikososial):
Harga Diri √Ideal Diri Citra Diri Peran Diri Identitas Diri
Jelaskan : Pasien mengatakan dirinya merasa membebani suami dan anak-anaknya
dan tidak bisa melakukan tugasnya secara mandiri seperti sebelum sakit seperti
memasak, mencuci dll
e. Lain-lain:-
PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah Masalah Keperawatan :
- Sebelum sakit √sering kadang- kadang tidak pernah
- Selama sakit √sering kadang- kadang tidak pernah
Hari/
DATA ETIOLOGI MASALAH
Tgl/
Jam
Senin, DS : Pasien mgetakan nafsu makan Pengaruh alkohol,virus hepatitis, Defisit Nutrisi
12/10/2020 menurun, mengalami penurunan toksin
18.00 wib berat badan ±5 kg, pasien
mengatakan sebelum sakit makan
kali sehari dengan porsi sedang dan Infamasi pada hepar
saat sakit makan kali dengan porsi
kecil.
DO : BB = 40 kg Peregangan kapsula hati
Bilirubin total : 2,90 g/dL
Bilirubin direk : 1,50 g/dl
ALP : 61 U/L Hepatomegali
SGOT : 44 U/L
SGPT : 9 U/L
suhu : 38oC Perasaaan tidak nyaman
TD : 120/80 mmHg padakuadran kanan atas
Nadi : 78 x/menit
RR : 20 x/menit Anoreksia
Defisit Nutrisi
Senin, DS : Pasien mengatakan nyeri pada perut Pengaruh alkohol,virus hepatitis, Nyeri akut
12/10/2020 bagian kanan atas, merasa lemah, toksin
15.000 wib perut ascites.
DO: pasien tampak meringis
Skala nyeri 4 Infamasi pada hepar
Hepatomegali
Nyeri akut
Senin, DS: pasien mengatakan demam sejak Pengaruh alkohol,virus hepatitis, Hipertermi
12/10/2020 kurang lebih 1 bulan, demam toksin
10.00 wib bersifat naik turun, nyeri pada perut
bagian kanan atas
Infamasi pada hepar
DO:
suhu : 38oC
TD : 120/80 mmHg Hipertermi
Nadi : 78 x/menit
RR : 20 x/menit
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Senin, Nyeri akut beruhubungan Setelah dilakukan tindakan asehan keperawatan selama 1x24 jam
12/10/2020 dengan Perasaaan tidak nyaman diharapkan nyeri pada pasien menurun dengan kreteria hasil: L.08066 Managemen nyeri (1.08238)
09.00 wib pada kuadran kanan atas Observasi :
Kreteria Hasil menu Cuku Sed Cuku Meni 1. Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
run p ang p ngkat intensitas nyeri.
menu meni 2. Identifikasi skala nyeri.
run ngkat 3. Identivikasi respon non verbal
Kemampuan 1 2 3 4 5 4. Monitor TTV
menuntaskan aktivitas Terapeutik:
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
Keluhan nyeri 5 4 3 2 1
rasa nyeri seperti aroma terapi, kompres hangat atau
Meringis 5 4 3 2 1
dingin.
Kreteria Hasil mem Cuku sed Cuku Mem
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
buru p ang p baik
seperti pencahayaan, kebisingan.
k mem mem
Kolaborasi:
buru baik
L.14134 1. Kolaborasi pemberian analgensik
k
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Institute of Health Sciences Banyuwangi
Rabu, Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam Manajemen Hipertermia (1.15506)
13/10/2020 dengan Infamasi pada hepar diharapkan suhu tubuh pasien normal dengan kreteria hasil: Observasi:
08.00 wib Kreteria Hasil Meni Cuku Sed Cuku Men 1. Identifikasi peneyebab hipertermia (mis. Dehidrasi
ngkat p ang p urun terpapar lingkungan panas, penggunaan inkubator)
meni menu 2. Monitor suhu tubuh
ngkat run 3. Monitor haluaran urin
kulit merah 1 2 3 4 5 Terapeutik:
Kreteria Hasil mem Cuku sed Cuku Mem 1. Sediakan lingkungan yang dingin
buru p ang p baik 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
k mem mem 3. Basahi atau kipas permukaan tubuh
buru baik Kolaborasi
k 1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,
suhu tubuh 1 2 3 4 5 jika perlu
suhu kulit 1 2 3 4 5
Hari/
No.
Tgl/ Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Dx
Shift
Senin, I 0.800 1. Mengidentifikasi status nutrisi 08.30 S: pasien mengatakan nafsu makan meningkat
12/10/2020 wib H/ nutrisi pasien kurang tercukupi Wib O: napsu makan pasien tampak membaik, bb: 40 kg
Shif pagi 2. Memonitor berat badan A: Masalah teratasi sebagaian
H/berat badan pasien menurun = 40 kg P: Lanjutkan intervensi
3. Menyajikan makanan yang menarik dan suhu yang sesuai
H/nafsu makan pasien membaik
4. Menganjurkan posisi duduk, jka mampu
H/pasien paham apa yang dijelakan
5. Mengajarkan diet yang diprogramkan
H/ pasien paham apa yang dijelakan
6. Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan, jika perlu
H/memberikan diet Hati dan telurpada pasien
Selasa, II 09.00 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas 09.00 S: Nyeri berkurang
13/10/2020 Wib nyeri. O: pasien tampak rileks
Shif pagi H/ nyeri pada bagian perut kanan atas TTV :
2. Mengidentifikasi skala nyeri. suhu : 38oC
H/skala nyeri 4 TD : 120/80 mmHg
3. Mengidentifiasi respon nyeri non verbal Nadi : 78 x/menit
H/ wajah menyeringai RR : 20 x/menit
4. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri seperti A: masalah teratasi sebagian
aroma terapi, kompres hangat atau dingin. P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,5,6
H/ nyeri berkurang
5. Monitor TTV
H/ suhu : 38oC
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 20 x/menit
6. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri seperti pencahayaan,
kebisingan.
H/ nyeri dirakan ketika mendengar suara bising
7. Kolaborasi pemberian analgensik
H/ nyeri berkurang
Rabu, III 08.00 1. Mengidentifikasi peneyebab hipertermia (mis. Dehidrasi terpapar 08.45 S: Pasien mengatakan suhu tubunya sudah tidak panas lagi
Institute of Health Sciences Banyuwangi
14/10/2020 Wib lingkungan panas, penggunaan inkubator) Wib O: panas pada tubuh pasien menurun
H/ tubuh panas diakibatkan karena dehidrasi S= 37,8 OC
2. Memonitor suhu tubuh A: Masalaah teratasi sebagian besar
H/ suhu tubuh panas P : Lanjtkan intervensi 1,2
S: 38OC
3. Memonitor haluaran urin
H/urin berwarna kuning
4. Menyediakan lingkungan yang dingin
H/panas pada tubuh menurun
5. Melonggarkan atau lepaskan pakaian
H/panas pada tubuh menurun
6. Membasahi atau kipas permukaan tubuh
H/panas pada tubuh menurun
7. Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
H/ Pasien terpasang dan diberikan cairan RL