Pengkajian
Tgl/MRS: 3-1-2013
Ruang: IIIB
No.regular: 5-34-61
Tgl Pengkajian:5-1-2013
A. identitas Klien
Nama: Tn. J
Agama: Islam
Suku/Bangsa; Indonesia
Pendidikan: SD
Pekerjaan: Petani
Suami/Istri/OrangTua
Nama:Ny.Kh
Alamat: Tegalwaru
Penanggungjawab:
Nama: Ny Kh
Alamat: Tegalwaru
B. Keluhan Utama
MRS: mengeluh batuk, sesak, sejak 3 hari yang lalau dan batuk disertai
dahak
Pengkajian: Pada tanggal 5 pasien mengeluh sesak dan batuk disertai dahak,
kemudian pada tanggal 6 pasien mengatakan sesak sudah mulai berkurang
tapi maih batuk dan disertai dahak, kemudian pada tanggal 7 pasien
mengatakan sudah tidak sesak lagi dan batuk sudah mulai berkurang.
C. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluh sesak, batuk, disertai dengan dahak sejak 3 hari
yang lalu.
Riwayat kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan sudah berulangkali masuk rumah sakit dengan
keluhan batuk dan sesak napas dan dilihat dari laporan status, pasien pernah
didiagnosa medis observasi dypneu pada tanggal 4-5-2011, kemudian pada
tanggal 18-9-2011 pasien mendapat diagnosa yang sama. Kemudian tanggal
24-4-2011 didiagnosa decomp cordy dan pada tanggal 3-1-2013 didiagnosa
menderita CHF.
Riwayat Kesehatan Keluarga
D. Pola fungsi Kesehatan
1. Pola Nutrisi dan metabolisme
2. Pola dimensi
BAK
BAB
3. Pola aktifitas
E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Cukup
2. Kesadaran
Compos mentis
Pedoman penilaian kesadaran berdasarkan skala koma Glasgow
a) Membuka mata
Spontan = 4
b) Respon motorik terbaik
Dengan perintah = 5
c) Respon verbal
Berorientasi = 6
3. BB sebelum sakit: tidak terkaji
BB setelah sakit : tidak terkaji
BB ideal : tidak terkaji
4. Tanda-tanda vital
TD : 120/90 mmHg
N : 92x/menit
S : 37℃
RR : 26 x/menit
5. Head to toe
a. Kepala
Inspeksi : simetris , rambut sedikit beruban
Palpasi : tidak terdapat benjolan
b. Mata
Anemis : tidak anemis merah : tidak merah
Klerik : tidak klerik lain-lain : simetris, bulu mata tidak
rontok
c. Wajah
Tegang : ya grimaco : ya
Pucat : ya ganosis : tidak terlihat kebiruan
d. Telinga
Kanan : gangguan pendengaran : tidak ada
Sekret : tidak ada
Radang : tidak ada
Kiri : gangguan pendengaran : tidak ada
Sekret : tidak ada
Radang : tidak ada
e. Hidung
Inspeksi : bentuk simetris , tidak ada bengkak , tidak ada perubahan
warna, tidak terdapat sekret
Palpasi : tidak ada nyeri pada hidung
f. Mulut
Inspeksi : gigi lengkap , mukosa mulut agak bau , tidak ada sariawan
Lidah : merah pucat , tidak ada kol, tidak ada perdarahan
g. Tenggorokan
Nyeri tekan : tidak ada lain-lain : tidak ada
Radang : tidak ada
h. Lehar
Inspeksi : tidak terdapat pembengkakan pada leher, kelenjar limfe,
larynx dan trakhea dan kelenjar tiroid
Palpasi : larynx dan trakhea di tengah , simetris, kelenjar tiroid teraba ,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
i. Thorax dan paru
Inspeksi : thorax simetris , pernafasan cepat dan dalam
Palpasi : tidak ada lesi , tidak ada nyeri
Perkusi : terdapat suara tambahan
Auskultasi : terdengar ronchi dan wheezing
j. Jantung
Inspeksi : normal, tidak ada pembekuan jantung
Palpasi : normal
Auskultasi : terdengar murmur dan suara tambahan
k. Abdomen
Inspeksi : simetris, bentuk datar , tidak ada strloe , tidak ada ascietas
Palpasi : tidak ada pembesaran liver , ginjal, usus, periektal, tidak ada
nyeri tekan dan nyeri kopas
Auskultasi : normal
Perkusi : normal , tidak ada massa di bawah kulit
l. Genetalia dan anus
Genetalia : tidak ada secret , odema, radang , dan nyeri , terpasang
kateter urin
Anus : tidak ada hemoroid , tidak ada perdarahan
m. Ekstremitas
Ekstremitas atas : bentuk simetris , tidak ada pembengkakan ,
terpasang lnf RL dan petrolit di tangan
Ekstremitas bawah : simetris, tidak ada defarmitas
n. Integumen
T urgor : normal
Kebersiahan : bersih
Kehangatan : hangat
Kalainan kulit : tidak ada dikubitus
F. Pemeriksaan diagnostik
Jenis pemeriksaan:
~Foto Thorax PA
~EKG
Hasil Pemeriksaan:
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
1. Hematologi ABx pentra 60- skosmen: darah
HB 13,3 normal(12-6)
Leukosit 7400 (4-10)
LED - (2-20)
Trombosit 165.000 (150-400)
PCV/HCT 43,5 (37-48)
Eritrosit 4,64 (4,0-5,5)
Ht. Jenis eosinofil 2 1-3
Ht. Jenis Basofil 2 0-1
Ht. Jenis N-stab - 2-6
Ht. Jenis N-segmen 63 50-70
Ht. Jenis lymfosit 12 20-40
Ht. Jenis monosit 21 2-8
2. K. Darah biosistematis A15= spesimen = darah
GDS 113 normal <105
SgoT 34 <40
SGPT 18 <41
Protein Total 6,67 6,0-8,3
Albumin 3,03 2,8-4,8
Globulin 3,64 2,5-3,5
H. Penatalaksanaan/terapi
Infus Ns
Levoan
RL
Po digoxin 1x1
Liysinopril 1x1
Lasix 1x1
Insokatik 1x1
Diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung menurun berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas miokardia, perubahan frekuensi, irama, perubahan structural
(kelainan katup).
2. Intoleran aktvitas berhubungn dengan ketidak seimbangan suplai oksigen,
kelemahan umum.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penigkatan produksi ADH,
resistensi natrium dan air.
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan meningkatnya cairan antara
kapiler dan alveolus.
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume paru,
hepatomegali, splenomigali.
6. Integritas kulit berhubungan dengan edema, penurunan perfusi jaringan.
7. Kurang pengetahuan, mengenai kondisi, program pengobatan berhubungan
dengan kurang pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi
jatung/penyakit/gagal.
Perencanaan keperawatan
1. Penurunan curah jantung menurun berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas miokardia, perubahan frekuensi, irama, perubahan structural
(kelainan katup).
Tujuan :
1. Menununjukan tanda vital dalam batas normal, dan bebas gejala
gagal jantung.
2. Melaporkan penurunan episode dispnea, angina
3. Ikut serta dalam aktvitas mengurangi beban kerja jantung.
Intervensi
1. Aukskultasi nadi, kaji frekuensi jantung, irama jantung.
Rasional : agar mengetahui seberapa besar tingkatan
perkembangan penyakit secara universal.
2. Pantau TD
Rasional : pada GJK peningakatan tekanan darah bisa terjadi
kapanpun
3. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis.
Rasional : pucat menunjukan menurunnya perfusi perifer
sekunder terhadap tidak adekuatnya curah jantung. Sianosis
dapat terjadi akibat dari suplai oksigen yang berkurang pada
jaringan atau sel.
2. Intoleran aktvitas berhubungn dengan ketidak seimbangan suplai oksigen,
kelemahan umum.
Tujuan
1. Berpatisipasi pada aktivitas yang diinginkan, memenuhi kebutuhan
keperawatan diri sendiri.
2. Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat di ukur,
dibuktikan oleh menurunya kelemahan dan kelelahan tanda
vitalselam aktivitas.
Intervensi
1. Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas,
khususnya bila pasien menggunakan vasodilator, dan diuretic.
Rasional : hipotensi ortostatik dapa terjadi karena akibat dari obat
vasodilator dan diuretic.
4. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
Rasional : dapat menunjukan dekompensasi jantung dari pada
kelebihan aktivitas.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penigkatan produksi ADH,
resistensi natrium dan air.
Tujuan
1. Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan
cairan pemasukan dan pengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas,
tanda vital dalam rentang yang dapat diterima, berat badan stabil,
dan tak ada edema.
Intervensi
1. Kaji bising usus. Catat kelluhan anoreksia, mual.
Rasional : kongesti visceral dapat menganggu fungsi
gaster/intestinal.
2. Berikan makanan yang mudah dicerna, porsi kecil dan sering.
Rasional : penurunan mortilitas gaster dapat berefek merugikan
pada digestif dan absorsi. Makan sedikit dan sering
meningkatkan digesti/mencegah ketidaknyamanan abdomen.
3. Palpasi hepatomegali. Catat keluhan nyeri abdomen kuadran
kanan atas/nyeri tekan/
Rasional : perluasan gagal jantung menimbulkan kongesti vena,
menyebabkan distensi abdomen, pembesaran hati, dan
menganggu metabolism obat.
4. Pemberian obat sesuai indikasi.
Diuretic contoh furrosemid (lasix), bumetanid (bumex).
Rasional : meningkatkan laju aliran urin dan dapat menghambat
reabsorbsi natrium pada tubulus ginjal.
Tiazid dengan agen pelawan kalium, contoh spironolakton
(aldakton)
Rasional : meningkatkan diuresi tanpa kehilangan kalium
berlebihan.