TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan oleh : Indri Pangesti
Pada tanggal : 3 Januari 2021
Jam : 18.00 WIB
Diruang : Maranatha 1
1. Identitas pasien
Nama : Tn. M
Umur : 30 thn
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Pasuruhan Lor, Jati, Kudus
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
Status perkawinan : Menikah
Tanggal dan jam masuk RS : 3 Januari 2021
No register : 560xxx
Diagnosa medis : Vulnus Laceratum Palpebra
2. Riwayat Penyakit Saat ini
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada mata bagian kanan
P : Nyeri bertambah ketika pasien bangun dari tempat tidur
Q : Tertusuk
R : Kelopak mata kanan
S : Skala nyeri 4
T : Hilang timbul
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan ketika dirumah sedang memperbaiki pintu rumah
menggunakan mesin gerinda, tiba-tiba mesin gerinda jatuh dan terpental
ke arah mata kanan pasien. Kemudian jam 12.00 WIB pasien dibawa ke
IGD RS Mardi Rahayu Kudus oleh keluarga pasien. Dalam IGD pasien
dilakukan pemeriksaan tanda vital dengan hasil TD: 120/70 mmHg, S:
36ºC, N: 102 x/menit, RR: 16 x/menit, SaO2: 99%, skala nyeri 3, GDS:
120. Di IGD luka pasien ditutup menggunakan tampon epineprin. Pasien
dipasang infus RL 20tpm, dan diberikan injeksi ketorolac 1 ampul, Asam
Traneksamat 1 ampul dan Ranitidin 1 ampul pada jam 12.45 WIB.
Kemudian pada jam 16.00 WIB pasien dipindahkan ke ruang rawat inap
Maranatha 1 kamar 110 A.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit dahulu seperti Hipertensi dan
DM.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit seperti
Hipertensi dan DM. Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Gangguan
mental dan kanker.
5. Genogram
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-Laki
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal 1 rumah
6. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan, cuaca dan obat obatan.
7. Riwayat Transfusi Darah
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat transfusi darah.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Sakit Sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. GCS : E:4 M:6 V:5
d. Tanda-tanda vital
TD : 104/60 mmHg
S : 36,7ºC
N : 108 x/menit
RR : 20 x/menit
SaO2 : 98%
e. Tinggi badan dan Berat badan
TB : 165 cm
BB : 60 Kg
9. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala
Inspeksi : Rambut berwarna hitam dan bersih, bentuk kepala
mesocepal, tidak ada luka.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b. Wajah
Inspeksi : Tidak ada luka, tidak ada bekas luka
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Mata
Inspeksi : Terdapat luka di bagian kelopak mata bagian kanan yang
ditutup menggunakan kasa, tidak ada memar dan bengkak
pada periorbital. Mata kiri tidak ada luka, sklera anikterik,
konjungtiva tidak anemis.pasien tidak menggunakan
kacamata atau alat bantu penglihatan lainnya.
Palpasi : Nyeri pada mata bagian kanan
d. Telinga
Inspeksi : Simetris, tidak ada luka
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Leher
Inspeksi : Tidak ada luka, tidak ada pembesaran vena jugularis
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
f. Dada
Inspeksi : Tidak ada luka dan bekas luka, pengembangan dada
simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada otot tambahan selama
bernafas, vocal fremitus sama.
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan seperti
wheezing dan ronchi
g. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 normal (lup dup)
h. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada luka, tidak ada bekas luka, tidak ada asites.
Auskultasi : Bising usus 14 x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Suara Timpani
i. Genetalia
Tidak terpasang DC
j. Ekstremitas
Ekstremitas atas: Tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm, tidak ada
kelemahan otot, Kekuatan otot eketresmitas kiri 5, kekuatan ekstremitas
kanan 5
Ekstremitas bawah: Tidak ada kelemahan otot, Kekuatan otot eketresmitas
kiri 5, kekuatan ekstremitas kanan 5
5 5
5 5
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Keterangan:
0 : Tergantung Total
1 : Bantuan orang lain dan alat
2 : Bantuan orang lain
3 : Bantuan alat
4 : Mandiri
d. Pola kognitif dan perseptual
Pasien mengatakan mengetahui tentang penyakitnya dan mengetahui apa
penyebab pasien menjadi sakit.
e. Pola istirahat dan tidur
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur selama kurang lebih 7 jam. Ketika
sakit pasien tidur 7-8 jam perhari.
f. Pola konsep diri dan persepsi diri
Pasien mengatakan cemas karena tanggal 04 januari akan dilakukan
tindakan operasi. Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan cepat pulang
dari RS.
g. Pola peran dan hubungan
Pasien mengatakan selama dirawat dirumah sakit tidak bisa menjalankan
peran nya sebagai kepala keluarga dengan baik karena tidak bisa bekerja.
Hubungan dengan anak dan istri terjalin baik.
h. Pola reproduksi atau seksual
Pasien mengatakan mempunyai anak laki laki berusia 5 tahun
i. Pola pertahanan diri dan mekanisme koping
Pasien mengatakan cemas karena tanggal 4 januari akan dilakukan operasi.
Untuk mengatasi kecemasannya pasien berdoa.
j. Pola keyakinan dan nilai
Pasien mengatakan sebelum sakit rajin sholat dan berdoa. Ketika sakit
pasien hanya bisa berdoa.
11. Data Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan tanggal 3 Januari 2021 jam 16.50 WIB
DO:
- Nadi kuat dan cepat
N:108x/menit
- berfokus pada diri
sendiri
- Pengkajian
kecemasan menurut
Nursalam dinyatakan
pasien mengalami
ansietas sedang
Tujuan dan
Diagnosa Intervensi
No Kriteria Hasil
Keperawatan (NIC)
(NOC)
1 Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan dengan: 1. Level nyeri Manajemen Nyeri
Agen injuri (biologi, 2. Kontrol nyeri, 1. Lakukan pengkajian nyeri
3. Level
kimia, fisik, secara komprehensif
kenyamanan
psikologis), kerusakan termasuk lokasi,
jaringan Kriteria Hasil : karakteristik, durasi,
Batasan 1. Mampu frekuensi, kualitas dan
Karakteristik: mengontrol faktor presipitasi
1. Perubahan nyeri (tahu 2. Observasi reaksi
tekanan darah penyebab nyeri, nonverbal dari
2. Perubahan mampu ketidaknyamanan
frekuensi denyut menggunakan 3. Bantu pasien dan keluarga
jantung tehnik untuk mencari dan
3. Perubahan nonfarmakologi menemukan dukungan
frekuensi untuk 4. Kontrol lingkungan yang
pernafasan mengurangi dapat mempengaruhi nyeri
4. Mengekspresikan nyeri, mencari seperti suhu ruangan,
perilaku seperti bantuan) pencahayaan dan
menangis 2. Melaporkan kebisingan
5. Sikap melindungi bahwa nyeri 5. Evaluasi pengalaman nyeri
area nyeri berkurang masa lampau
6. Fokus menyempit dengan 6. Kaji culture yang
7. Melaporkan nyeri menggunakan mempengaruhi respon
secara vernal manajemen nyeri
nyeri 7. Evaluasi bersama pasien
3. Mampu dan tim kesehatan lain
mengenali tentang ketidak efektifan
nyeri (skala, control nyeri masa lampau
intensitas, 8. Kurangi faktor presipitasi
frekuensi dan nyeri
tanda nyeri) 9. Kaji tipe dan sumber nyeri
4. Menyatakan untuk menentukan
rasa nyaman intervensi
setelah nyeri 10. Ajarkan tentang teknik
berkurang non farmakologi: napas
5. Tanda vital dala, relaksasi, distraksi,
dalam batas kompres hangat/ dingin
normal 11. Berikan analgetik
6. Tidak untuk mengurangi nyeri
mengalami 12. Tingkatkan istirahat
gangguan tidur 13. Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang
dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
Terapi Analgesik
14. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
15. Cek intruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
16. Cek riwayat alergi
17. Pilih analgetik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgetik ketika
pemberian lebih dari Satu
18. Tentukan pilihan
analgetik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
19. Tentukan analgetik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
20. Pilih rute pemberian
secara IV,IM, untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
21. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
22. Berikan analgetik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
23. Evaluasi efektifitas
analgetik, tanda dan gejala
O:Pasien nampak
merintih
- TD: 104/60 mmHg
- S: 36,7ºC
- N: 108 x/menit
- RR: 20 x/menit
- SaO2: 98%
19.30 2 Melibatkan S:- Indri
keluarga untuk O : Pasien didampingi
mendampingi oleh istrinya selama
pasien dirumah sakit
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi keluhan nyeri dengan PQRST dan
TTV
2. Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi:nafas
dalam,relaksasi,
3. Berikan Lingkungan yang nyaman.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
terapi analgetik.
DO :
-Pasien merintih
menahan nyeri
-Terdapat luka post
operasi debridement
pada mata kanan
tertutup kassa
Tujuan dan
Diagnosa Intervensi
No Kriteria Hasil
Keperawatan (NIC)
(NOC)
1. Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan dengan 1. Level nyeri Manajemen Nyeri
luka insisi bedah: 2. Kontrol - Lakukan pengkajian
1. Perubahan tekanan nyeri, nyeri secara
darah 3. Level komprehensif termasuk
2. Perubahan kenyamanan lokasi, karakteristik,
frekuensi denyut durasi, frekuensi,
jantung Kriteria Hasil : kualitas dan faktor
3. Perubahan 1. Mampu presipitasi
frekuensi mengontrol - Observasi reaksi
pernafasan nyeri (tahu nonverbal dari
4. Mengekspresikan penyebab nyeri, ketidaknyamanan
perilaku seperti mampu - Bantu pasien dan
menangis menggunakan keluarga untuk mencari
5. Sikap melindungi tehnik dan menemukan
area nyeri nonfarmakologi dukungan
6. Fokus menyempit untuk - Kontrol lingkungan yang
7. Melaporkan nyeri mengurangi dapat mempengaruhi
secara vernal nyeri, mencari nyeri seperti suhu
bantuan) ruangan, pencahayaan
2. Melaporkan dan kebisingan
bahwa nyeri - Evaluasi pengalaman
berkurang nyeri masa lampau
dengan - Kaji culture yang
menggunakan mempengaruhi respon
manajemen nyeri
nyeri
- Evaluasi bersama pasien
3. Mampu
dan tim kesehatan lain
mengenali
tentang ketidak efektifan
nyeri (skala,
control nyeri masa
intensitas,
lampau
frekuensi dan
- Kurangi faktor
tanda nyeri)
presipitasi nyeri
4. Menyatakan
- Kaji tipe dan sumber
rasa nyaman
nyeri untuk menentukan
setelah nyeri
intervensi
berkurang
- Ajarkan tentang teknik
5. Tanda vital
non farmakologi: napas
dalam batas
dala, relaksasi, distraksi,
normal
kompres hangat/ dingin
6. Tidak
- Berikan analgetik untuk
mengalami
mengurangi nyeri
gangguan tidur
- Tingkatkan istirahat
- Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
Terapi Analgesik
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas
dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
- Cek intruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgetik yang
diperlukan atau
kombinasi dari analgetik
ketika pemberian lebih
dari Satu
- Tentukan pilihan
analgetik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
- Tentukan analgetik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
- Pilih rute pemberian
secara IV,IM, untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
- Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
- Berikan analgetik tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
- Evaluasi efektifitas
analgetik, tanda dan
gejala
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan terapi sesuai advis
- Monitor TTV
- Kaji skala nyeri
P : Pertahankan intervensi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
(dolor, kalor, rubor, tumor,
fungtiolaesa
- Berikan antibiotik sesuai advis
dokter
P : Lanjutkan intervensi
- Berikan terapi sesuai advis
- Monitor TTV
- Kaji skala nyeri
2 S : Pasien mengatakan bersedia di Indri
injeksi antibiotik dan anti nyeri
P : Pertahankan intervensi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
(dolor, kalor, rubor, tumor,
fungtiolesa
- Berikan antibiotik sesuai advis
dokter
3 S:Pasien mengatakan makan habis 1 Indri
porsi, snack habis, minum 4 gelas.
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor luka
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan minum banyak
- Rawat luka tunggu dokter