I. PENGKAJIAN
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama saat masuk RS: Mual, Muntah
b. Riwayat penyakit sekarang : Pada saat dilakukan pengkajian tanggal
27 Februari 2023, Pasien mengatakan muntah – muntah sejak 10 hari
ini, sehari 2 – 3 kali, mual, lemes, nafsu makan berkurang, batuk
kadang – kadang, pusing cekot – cekot. TD : 192/101 mmhg N: 80
x/menit S: 36° C RR: 22 x/menit SpO2: 99%, tanpa 02.
Terapi dari IGD :
- Inf. RL 20 tpm
- Injeksi Ranitidin 50 mg melalui IV
- Injeksi Ondansentron 4 mg melalui IV
Lab : CBC,LED, Ureum - Creatinin, SGOT – SGPT, IgG – IgM,
GDS masuk 78, Rapid antigen : Negatif
Foto Thorak
EKG
: Laki-laki
: : Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
3. Pengkajian pola Gordon
a. Persepsi kesehatan dan pola menejemen kesehatan
Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelum sakit pasien berobat ke dokter faskes
1 tapi bila ada keluhan saja.
Selama sakit : pasien mengatakan khawatir dengan penyakit yang dideritanya,
karena sebelumnya pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang
dirasakan saat ini, pasien mengatakan ingin cepat sembuh dari sakitnya.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit: Pasien mengatakan makan sehari 3x,makan habis 1 porsi, minum
6-8 gelas/hari.
Selama sakit : Pasien diit lunak rendah garam, minum 4-5 gelas per hari, makan
dan minum ditelateni keluarga
Sebelum sakit
A : BB : 62 kg, TB : 165cm, IMT : 18,5 (normal)
B : tidak terkaji
C : tidak terkaji
D : pasien mengatakan makan sehari 3x, makan habis 1 porsi, dengan lauk sayur,
ikan, buah-buahan dan suka makan-makanan asin
Selama sakit
A. BB : 60 kg, TB : 165 cm, IMT : 18,5 (normal)
B. Hb : 10,0 g/dl
Hematokrit : 30%
Ureum : 204,9 mg/dl
Creat : 6,88 mg/dl
GDS : 78
Cholesterol : 241 mg/dl
Trigliserida : 375 mg/dl
C. Pasien tidak sariawan, tidak ada gangguan menelan, conjungtiva, anemis,
mukosa bibir kering.
D. Pasien mengatakan makan sehari 3x, dengan lauk dari RS dan dibawakan
dari rumah, makan dan minum ditelateni keluarga, makan habis ½ porsi.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit :Pasien mengatakan BAK lancar tidak ada masalah, BAK sehari 5-
6x, warna urine kuning jernih. BAB lancar 1x/hari, warna kuning, konsistensi
lunak.
Selama sakit : pasien BAK ke kamar mandi, frekuensi normal, pasien tidak
terpasang DC, urin warna jernih. Pasien BAB ke kamar mandi, warna kuning,
konsistensi lunak. Aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat.
d. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum Sakit
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan/Minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
Berpindah √
Ambulasi ROM √
Kesimpulan : Sebelum sakit aktivitas dan latihan pasien dilakukan secara mandiri
Selama Sakit
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan/Minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
Berpindah √
Ambulasi ROM √
Kesimpulan : Selama sakit aktivitas dan latihan pasien dibantu oleh orang lain
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dibantu oleh alat
2 : Dibantu oleh orang lain
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Ketergantungan total
e. Pola tidur dan istirahat
Pasien mengatakan waktu tidur sebelum masuk RS, tidur malam 7 jam perhari,
tidur siang 1jam perhari, pola tidur pasien tidak terganggu.
Selama sakit : pasien mengatakan jam tidur tidak teratur, posisi tidur semi fowler.
f. Pola pesepsi kognitif
pasien mengatakan ada kekhawatiran terhadap penyakitnya, pasien sebelumnya
tidak pernah memperhatikan penyakit yang dialaminya dan pasien belum
mengerti tentang penyakit yang dideritanya.
g. Pola persepsi dan konsep diri
Identitas diri : pasien mampu mengenali dirinya sebagai kepala keluarga
Gambaran diri : Pasien merasa dirinya sakit dan memerlukan pertolongan orang
lain.
Harga diri : pasien mengatakan yakin dapat sembuh karena pertolongan Allah
Ideal diri : pasien mengatakan tidak mau menyerah dengan penyakit stroke yang
dialaminya
Citra tubuh : pasien mengatakan harus bisa menerima kemampuan fisik diri
sendiri apapun kondisinya.
h. Pola hubungan peran
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar baik-baik
saja
i. Pola fungsional seksual
Kebiasaan seksual tidak dikaji karena pasien tidak mau
j. Pola manejemen stres koping
Pasien mengatakan yang dilakukan saat stres adalah dengan diam atau mencari
pemecahan masalah dan mencari bantuan keluarga
k. Sistem nilai dan kepercayaaan
Pasien mengatakan sumber kekuatan pasien itu hanya Allah dan keluarga.
Sebelum sakit : Pasien melakukan ibadah shalat di mushola
Selama sakit : Pasien shalat di tempat tidur
E. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : kesadaran CM, GCS : 15
b. Tanda-tanda vital
a) TD : 110/61 mmhg
b) Suhu : 36,9° C
c) Nadi : 52x/menit
d) RR : 22x/menit
c. Head to toe
1. Kepala
Inspeksi : rambut bersih dan tampak beruban
Palpasi : tidak ada benjolan
2. Mata
a. Mata : simetris
b. Pupil : Isokor
c. Refleks cahaya : positif
d. sclera : tidak ikterik
e. Konjungtiva : anemis
f. Palpebra : tidak
g. Pergerakan bola mata : Ada
h. Menggunakan alat bantu : tidak
i. Massa : tidak
j. Penglihatan : pandangan mata kabur
3. Hidung
a. Bentuk : Simetris
b. Mukosa : lembab
c. Sekret : jernih
d. Massa : tidak
e. Penciuman : Tidak terganggu
f. Nyeri tekan : Tidak
4. Telinga
a. Bentuk : simetris
b. Massa : tidak
c. Benda asing : tidak ada serumen
d. Sekret : tidak ada
e. Alat bantu : tidak
6. Leher
Inspeksi : tidak ada pembengkakan tiroid
Palpasi : tidak teraba massa,tidak teraba pembesaran tiroid
7. Thorax
Inspeksi : bentuk dada simetris,warna kulit sawo matang,tidak ada luka,
frekuensi napas RR 22x/menit
Palpasi : tidak teraba massa dan benjolan, taktil fremitus getarannya sama
kanan kiri
Perkusi : resonan seluruh lapang paru
Auskultasi : terdengar suara vesikuler
8. Jantung
Inspeksi : tidak ada lesi di dada sebelah kiri
Palpasi : ictus kordis tidak teraba
Perkusi : dullness
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 dengan irama reguler (lup dup),tidak ada
bunyi tambahan seperti murmur, gallop
9. Abdomen
Inspeksi :bentuk perut lebar, tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan diarea perut
Auskultasi : terdengar suara tympani
10. Inguinal
Inspeksi : tidak ada luka atau benjolan disekitar selangkangan
Palpasi : tidak teraba benjolan
11. Eksremitas
Ekstremitas Atas : terpasang infus RL 20 tpm ditangan kanan,
Ekstremitas Bawah: kedua kaki tidak ada edema
Turgor kulit : jelek, CRT : baik, kekuatan otot : 75
Pemeriksaan Penunjang:
Hasil Laboratorium
Hb : 10,0 g/dl
Leukosit : 5750 /mm3
Led 1 jam : 15 mm
Led 2 jam : 30 mm
Hematokrit : 30 %
Trombosit : 82.000 /mm3
GDS : 78
Cholesterol : 241 mg/dl
Trigliserida : 375 mg/dl
Bun : 95,9 mg/dl
Ureum : 204,9 mg/dl
Creatinin : 6,88 mg/dl
Hasil ECG
Kesan : PVC bigeminy, tachycardia, high T, slight left axis deviation
F. Terapi :
Parenteral
a) Infus NaCL 30 tpm
b) Inj. Omeprazole 2x1 IV
c) Inj. Ceftizoxime 2x1 IV
d) Inj. Neurosanbe 1x1 IV
e) Inj. Gluconas calcii 1,5 gr pelan selama 2 – 3 menit IV
f) Inj. Ondancentron 3x8mg IV
g) Inf. Resfar / hari IV
h) Inj. Chrome 3x1 IV
Peroral
a)Codein 10mg 2x1
b)Nabilet 5mg 1x1
c)Kalitake 3x1
d)Sulcralfat syrup 3x1
e)Rebamipid 3x1
f)Braxidin 3x1
g)Aminefron 3x1
h)Asetyl sistein 3x1
i)Atorvastatin 20mg 1x1 (malam)
j)Fenofibrat 300mg 1x1 (malam)
k)Psidii 3x1
IV. INTERVENSI
Edukasi
Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
Jelaskan jenis
makanan yang bergizi
tinggi, namun tetap
terjangkau
Jelaskan peningkatan
asupan kalori yang
dibutuhkan
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
Edukasi :
Informasikan hasil pemantauan
jika perlu
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian sedasi
dan anti konvulsan, jika perlu
Kolaborasi pemberian
pelunak tinja
3) Defisit Setelah dilakukan
Pengetahu perawatan selama 3x24
an b/d jam diharapkan Tingkat
Kurang Pengetahuan Membaik
Terpapar dengan krteria hasil :
Informasi
Perilaku sesuai
anjuran meningkat
Persepsi yang keliru
terhadap masalah
menurun
V. IMPLEMENTASI
Do : TD:192/107mmHg, Suhu: 36
C, Nadi: 52x/menit, Rr: 22x/menit
Ds : Pasien mengatakan
mempunyai riwayat darah tinggi Edho W,
sejak dulu, minum obat AMK
amlodipine 10 mg, tetapi tidak
rutin minum obatnya, minum obat
hanya pada saat ada keluhan saja
Do : TD:192/107mmHg
- Membantu ADL
13.30 wib
(Memandikan Pasien),
Melibatkan keluarga
untuk membantu
aktivitas pasien
- Memberikan injeksi
20.00 wib crome dan injeksi Ds : pasien mengatakan bersedia Edho W
ondancentron 4mg per Do : injeksi masuk /iv, pasien AMK
IV tampak tenang saat diberikan
- Mengkaji keluhan injeksi, tidak tampak tanda-tanda
pasien dan melakukan alergi
TTV
- Memberikan
Ds : pasien dan keluarga
13.15 wib kemampuan bertanya Edho W
mengatakan bersedia dan siap
bertanya tentang AMK
diberikan pendidikan kesehatan
kesehatan pasien
Do : pasien dan keluarga tampak
memperhatikan
- Menjelaskan faktor
13.45 wib resiko yang dapat Ds : pasien dan keluarga
mempengaruhi mengatakan sebelumnya tidak Edho W
kesehatan paham tentang gagal ginjal, AMK
VI. EVALUASI
VII. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konsep Chronic Kidney Disease (CKD)
Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis adalah kondisi saat
fungsi ginjal mulai menurun secara bertahap. Penyakit ginjal kronis disebut juga
sebagai kerusakan ginjal dapat berupa kelainan jaringan, komposisi darah, dan urine
atau tes pencitraan ginjal, yang dialami lebih dari tiga bulan.
Penyakit ginjal kronis apabila tidak ditangani dapat menjadi penyakit ginjal kronis
akhir atau stadium 5 (Chronic Kidney Disease stage 5), yang merupakan tahapan
akhir dari penyakit ginjal kronis. Pada tahapan ini ginjal sudah tidak mampu
menjalani fungsinya dengan baik, yaitu untuk menyaring dan membuang limbah serta
cairan yang berlebih di dalam darah.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari terhitung mulai hari Senin,
pada tanggal 27 Februari 2023 pada pukul 12.00 wib sampai dengan tanggal 01 Maret
2023 pada pukul 14.00 WIB maka diagnosa Resiko perfusi cerebral tidak efektif b.d
konklupati uremia selama 3 hari dengan hasil klien mengatakan pusing berkurang,
tetapi tensi pasien masih tinggi, diagnosa belum teratasi.
Untuk diagnose Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual
muntah selama 3 hari dengan hasil pasien mengikuti pola makan sedikit tapi sering
dan membatasi minum terlalu banyak.
Untuk diagnosa Defisit Pengetahuan b/d Kurang Terpapar Informasi selama 3 hari
dengan hasil klien dan keluarga sudah paham tentang penyakitnya yaitu hipertensi
yang dapat mengakibatkan gagal ginjal, dan diagnosa defisit pengetahuan teratasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa asuhan keperawatan pada chronic kidney disease
atau biasa dikenal dengan gagal ginjal diperlukan strategi penanggulangan gagal
ginjal yang mencakup aspek preventif, terapi rehabilitasi, dan promotif.
B. Saran
Dengan selesainya dilakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Chronic Kidney
Disease,
diharapkan dapat memberikan masukan terutama pada :
1. Klien Dan Keluarga
a. Menjalankan perilaku hidup sehat dan melakukan program pencegahan sedini
mungkin seperti cek tensi, kolesterol, gula darah secara rutin untuk mendeteksi
status faktor resiko secara cepat agar dapat dilakukan tindakan secepatnya atau
ditangani secara tepat.
b. Menjaga berat badan ideal, minum air putih 8 – 10 gelas per hari, tidak merokok
dan periksa fungsi ginjal secara berkala. Tidak mengkonsumsi obat anti nyeri dalam
jangka panjang tanpa anjuran dokter penyakit ginjal kronis.
Tn. Z Ny