1. Definisi:
Kenyamanan Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan
kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-
hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan
rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi
nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman
pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.
Imobilisasi
Menurunnya aktivitas fisik
Stress, emosi
Gangguan persepsi sensori
Gangguan tingkat pengetahuan
-
Kemungkinan data yang ditemukan :
a. Nyeri ulkus
b. Posisi berbaring yang tidak nyaman
c. Posisi kaki yang berubah
Tujuan yang diharapkan :
A. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 22 Juni 2021
Tanggal Pengkajian : 23 Juni 2021
I. BIODATA
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. M.S
Umur : 69 Tahun
Jens kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen protestan
Status kawin : Kawin
Alamat : Mangga Dua
Ruangan : Kartika
No. Registrasi : 05 xx xx
Diagnosa Medis : Hipertensi
Pada tanggal 22 Juni 2021 pasien merasa pusing, lemas dan tegang pada
daearah leher dan kepala, setelah mencuci pakaian meski sudah di larang oleh
keluarga . Awalnya keluarga menganggap hal ini biasa saja tapi setelah ada
perubahan pada wajah pasien keluarga lalu memebawa pasien ke dokter dan
mendapatkan rujukan ke RST TK. II. Dr. J. A. LATUMETEN dan tiba di IGD pada
pukul 11 : 00 Wit dengan TTV :
T/D : 180/100
S : 36, 7° C
N : 82 X/mnt
R : 28 x/mnit
Dan mendapatkan terapi :
- IVFD RL 18 Tpm
- 02 3L/menit (Nasal Kanul)
- Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
- Inj. Furosenid 1 amp/iv
Selanjutnya di bawa ke ruangan pada pukul 16:15 wit untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut.
d. Riwayat Penyakit Masa Lalu
1 orang anggota keluarga pasien mengalami sakit yang sama yaitu ayah pasien
3. Genogram 3 generasi :
69
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Meninggal Dunia
: Pasien
: Tinggal Serumah
: Hubungan Perkawinan
: Hubbungan Persaudaraan
e. Riwayat Psikososial
1. Psikososial
Pasien mulai tenang dalam menerima parawatan dengan baik, dan menjawab
pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan.
2. Social
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga baik, selama sakit ditemani
keluaraga.
f. Riwayat Spiritual
Pasien menganut agama Kristen Protestan, yakin dengan agamanya, dan selalu berdoa
akan kesembuhannya.
g. Pemeriksaan Fisik
Rambut : Hitam
Mata : Anemis +, intensi -
Hidung : Epitaksis
Mulut : Sianosis
Leher : Tidak ada pembesaran tiroid
Dada
Insfeksi : Simetrik ke kanan
Palpasi :-
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
Perut
Insfeksi : Cembung, ikut gerak nafas
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Timpany
h. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
BL : 70
37/42 U/L
SGOT/SGPT : 25/21µl
10-15 mg/dl
Ureum : 29/o mg/dl
0,6-1,3 mg/dl
Creatinin : 1,38 mg/dl
2,8-7,3 mg/dl
Asam urat : 3,9
Kolestrol total :
>65 mg/dl
HDL : 39
<150 mg/dl
LDL : 138
s/d 190 mg/d
TG : 87
l
Gop : 67
- Therapy Obat :
- Inj ranitidine 1/ 12 jam/ IV
- Capthopril 3x 25 mg
- Serbion 1000 1x1 tab/ oral
i. Pola Aktivitas Sehari-Hari
j. Klasifikasi Data
DS: pasien mengatakan :
Pusing
Sakit kepala
Leher tegang
DO: pasien terlihat :
KU lemah
Skala nyeri sedang (6)
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Suhu : 37,5ºC
Nadi : 82 x/m
Pernapasan : 32 x/m
k. Analisa Data
l. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan Peningkatan tekanan vaskuler serebral. Yang ditandai
dengan :
DS : Pasien mengatakan :
Pusing
Sakit kepala
Leher tegang
DO : Pasien terlihat :
KU lemah
Skala nyeri sedang (6)
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Suhu : 37,5ºC
Nadi : 82 x/m
Pernapasan : 32 x/m
n. Implementasi Dan Evaluasi
Diagnosa
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Nyeri akut Tanggal : 23 – Juni – 2021 Tanggal : 23 – Juni – 2021
Jam : 09.00 WIT Jam : 14.30 WIT
berhubungan 1. Mempertahankan tirah baring selama
dengan fase akut dengan menganjurkan S , pasien mengatakan:
pasien untuk tidak banyak bergerak Pusing berkurang
peningkatan Hasilnya Sakit kepala berkurang
tekanan vaskuler Pasien tetap terbaring di tempat tidur Leher masih tegang
1. Definisi:
Nutrisi adalah: zat gizi dan zat yang lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dari tubuh manusia untuk menerima makanan/ buah-
buahan dari lingkungan hidupnya dan menggunaka bahhan-bahan tersebut untukk aktifitas
penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung aksi, reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan penyakit.
Pemecahan makanan, pencernaan, absorbsi, dan asupan makanan merupakan faktor penting
dalam menentukan status nutrisi.
Basal metabolisme rate(BMR)
Adalah energi yang dibutuhkan tubuh pada saat istirahat adalah energi yang
digunakan untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung pernafasan,
peristaltik usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
1. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basar bertambah dengan cepat, hal ini
berhubungan dengan faktor pertumbuhan setelah usia 20 tahun lebih konstan.
2. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal laki-laki lebih besar dibandingan wanita, pada laki-laki
kebutuhan BMR 1,0 kkal/ kg BB/ jam, sedangkan pada wanita 0,9 kkal/ kg BB/ jam.
3. TB dan BB
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, makin luas
pengeluaran panas akan lebih banyak sehingga kebutuhan basa metabolisme labih
besar.
4. Kelainan endokrin
Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme, peningkatan tiroksin misalnya
pada hipertiroid akan meningkat basal metabolisme, sedangkan penurunan kadar
tiroksin menurun metabolisme.
5. Suhu lingkungan
Yang lebih dingin akan meningkat metabolisme untuk menyesuaikan diri, tubuh harus
lebih banyak memproduksi panas.
6. Keadaan saki
Pada orang sakit suhu tubuh meningkat, peningkatan suhu tersebut akan mempercepat
reaksi kimia, dimana peningkaan 1℃ akan meningkatkan BMR sebanyak 14%.
7. Keadaan hamil
Konsumsi O2 pada orang hamil meningkan untuk memenuhi kebutuhan dan
merangsang janin sehingga metabolisme juga akan meningkat
8. Keadaan stres dan ketegangan
Akan merangsang produksi katakolamin yang mempunyai efek peningkatan
metabolisme
9. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basar bertambah dengan cepat, hal ini
berhubungan dengan faktor pertumbuhan setelah usia 20 tahun lebih konstan.
10. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal laki-laki lebih besar dibandingan wanita, pada laki-laki
kebutuhan BMR 1,0 kkal/ kg BB/ jam, sedangkan pada wanita 0,9 kkal/ kg BB/ jam.
11. TB dan BB
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, makin luas
pengeluaran panas akan lebih banyak sehingga kebutuhan basa metabolisme labih
besar.
12. Kelainan endokrin
Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme, peningkatan tiroksin misalnya
pada hipertiroid akan meningkat basal metabolisme, sedangkan penurunan kadar
tiroksin menurun metabolisme.
13. Suhu lingkungan
Yang lebih dingin akan meningkat metabolisme untuk menyesuaikan diri, tubuh harus
lebih banyak memproduksi panas.
14. Keadaan saki
Pada orang sakit suhu tubuh meningkat, peningkatan suhu tersebut akan mempercepat
reaksi kimia, dimana peningkaan 1℃ akan meningkatkan BMR sebanyak 14%.
15. Keadaan hamil
Konsumsi O2 pada orang hamil meningkan untuk memenuhi kebutuhan dan
merangsang janin sehingga metabolisme juga akan meningkat
16. Keadaan stres dan ketegangan
Akan merangsang produksi katakolamin yang mempunyai efek peningkatan
metabolisme
Nutrisi merupakan suatu subtansi organic yang ada serta juga di butuhkan oleh organisme
yang mempunyai manfaat dalam menormalkan sistem tubuh, pertumbuhan tubuh serta juga
sebagai pemeliharaan kesehatan. Penelitian di dalam bidang nutrisi ini mempelajari mengenai
hubungan yang terjadi di antara makan serta minuman kesehatan, dan juga penyakit yang
dengan secara khusus bisa atau dapat menentukan diet dengan optimal.
Di masa lalu penelitian nutrisi tersebut terbatas hanya mengenai pencegahan penyakit
kurang gizi serta juga untuk bisa menentukan kebutuhan dasar untuk makhluk hidup. Dalam
angka kebutuhan untuk nutrisi dasar tersebut dikenal oleh dunia yang disebut dengan sebutan
“Recommended Daily Allowance (RDA)”.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan serta juga medis membuat fakta bahwa
RDA tersebut belum dapat atau bisa mencukupi di dalam mencegah/membantu penanganan
penyakit yang telah atau sudah kronis. Fakta media tersebut kemudian menunjukkan akar dari
banyaknya penyakit kronis ialah stres oksidasi yang disebabkan oleh karna kelebihan radikal
bebas di dalam tubuh.
Dengan menggunakan nutrisi tahap maksimal atau juga Optimal Daily Allowance (ODA)
bisa atau dapat membuktikan mencegah serta juga mengatasi stres oksidatif, yang tentu bisa
atau dapat membantu di dalam mencegah penyakit kronis. Tahap optimal itu dapat atau bisa
dicapai bersamaan dengan mengatasi efek samping pengobatan. Disebabkan oleh karna itu
nutrisi ini berhubungan dengan kesehatan yang tepat, serta di dalam meningkatnya kualitas
hidup yang seluruhnya itu dapat atau bisa diukur dengan menggunakan metode antropometri.
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN NUTRISI
B. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 22 Juni 2021
Tanggal Pengkajian : 23 Juni 2021
I. BIODATA
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. M.S
Umur : 69 Tahun
Jens kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen protestan
Status kawin : Kawin
Alamat : Mangga Dua
Ruangan : Kartika
No. Registrasi : 05 xx xx
Diagnosa Medis : Hipertensi
Sakit Kepala
3. Keluhan pengkajian :
4. Catatan Konologi
Pada tanggal 22 Juni 2021 pasien merasa pusing, lemas dan tegang pada
daearah leher dan kepala, setelah mencuci pakaian meski sudah di larang oleh
keluarga . Awalnya keluarga menganggap hal ini biasa saja tapi setelah ada
perubahan pada wajah pasien keluarga lalu memebawa pasien ke dokter dan
mendapatkan rujukan ke RST TK. II. Dr. J. A. LATUMETEN dan tiba di IGD pada
pukul 11 : 00 Wit dengan TTV :
T/D : 180/100
S : 36, 7° C
N : 82 X/mnt
R : 28 x/mnit
Dan mendapatkan terapi :
- IVFD RL 18 Tpm
- 02 3L/menit (Nasal Kanul)
- Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
- Inj. Furosenid 1 amp/iv
Selanjutnya di bawa ke ruangan pada pukul 16:15 wit untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut.
Pasienbelumpernahmengalamipembedahan
Pasien sudah pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya
2. Riwayat keluarga :
1 orang anggota keluarga pasien mengalami sakit yang sama yaitu ayah pasien
3. Genogram 3 generasi :
69
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Meninggal Dunia
: Pasien
: Tinggal Serumah
: Hubungan Perkawinan
: Hubbungan Persaudaraan
e. Riwayat Psikososial
1. Psikososial
Pasien mulai tenang dalam menerima parawatan dengan baik, dan menjawab
pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan.
2. Social
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga baik, selama sakit ditemani
keluaraga.
f. Riwayat Spiritual
Pasien menganut agama Kristen Protestan, yakin dengan agamanya, dan selalu berdoa
akan kesembuhannya.
g. Pemeriksaan Fisik
Rambut : Hitam
Mata : Anemis +, intensi -
Hidung : Epitaksis
Mulut : Sianosis
Leher : Tidak ada pembesaran tiroid
Dada
Insfeksi : Simetrik ke kanan
Palpasi :-
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
Perut
Insfeksi : Cembung, ikut gerak nafas
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Timpany
h. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
BL : 70
37/42 U/L
SGOT/SGPT : 25/21µl
10-15 mg/dl
Ureum : 29/o mg/dl
0,6-1,3 mg/dl
Creatinin : 1,38 mg/dl
2,8-7,3 mg/dl
Asam urat : 3,9
Kolestrol total :
>65 mg/dl
HDL : 39
<150 mg/dl
LDL : 138
s/d 190 mg/d
TG : 87
l
Gop : 67
- Therapy Obat :
- Inj ranitidine 1/ 12 jam/ IV
- Capthopril 3x 25 mg
- Serbion 1000 1x1 tab/ oral
Pola minum
a. frekuensi 7-8 gelas/hari 7-8 gelas/hari
disukai
Tidakada Tidak ada
d. keluhan
j. Klasifikasi Data
DS : Pasien mengatakan :
Badan lemas
Kurang nafsu makan
DO : Pasien Terlihat :
Keadaan umum lemah
Porsi makan yang dihabiskan ½ porsi
Berat badan turun 2 kg
Membrane mukosa kering
k. Analisa Data
l. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake makanan
yang tidak adekuat. yang ditandai dengan :
DS : Pasien mengatakan :
Badan lemas
Kurang nafsu makan
DO : Pasien Terlihat :
Keadaan umum lemah
Porsi makan yang dihabiskan ½ porsi
Berat badan turun 2 kg
Membrane mukosa kering
n. Implementasi Dan Evaluasi
Diagnosa
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Resiko Tanggal : 23-Juni-2021 Tanggal : 23 – Juni – 2021
Jam : 08.15 WIT Jam : 14.30 WIT
Perubahan nutrisi 1.Memberikan perawatan oral
kurang dari sebelum dan sesudah makan S , pasien mengatakan:
dengan membersihkan mulut Pusing berkurang
kebutuhan dengan kain atau tisu Sakit kepala berkurang
Hasilnya Leher masih tegang
berhubungan Pasien merasa nyaman dan ada
dengan intake nafsu makan
O:
makanan yang Jam : 08.20 WIT KU masih lemas
2.Memberikan makanan hangat Kesadaran C/M
tidak adekuat dengan porsi sedikit tapi sering Porsi makan yang dihabiskan
Hasilnya hanya ½ porsi
Pasien makan ½ porsi Membrane mukosa lelbab
Konjungtiva masih pucat
Jam : 08.30 WIT Ekpresi wajah tenang
3.Mendorong klien untuk
mempertahankan masukan
makanan harian dengan A : Masalah teratasi sebagian
memberikan makan sedikit demi
sedikit
Hasilnya P : Intervensi dilanjutkan
Tiap hari pasien hanya bisa makan
½ porsi - berikan makanan hangat dengan porsi
sedikit tapi sering
Jam : 08. 45 WIT - lakukan kolaborasi dengan ahli gizi
4.Menganjurkan keluarga membawa sesuai dengan indikasi
makanan kecuali kontra indikasi
Hasilnya
Keluarga membawa makanan
sesuai kebutuhan pasien
istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang,
untuk dapat berfungsi secara optimal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur
yang cukup. Tidak terkecuali juga pada orang yang sakit, mereka juga memerlukan
istirahat dan tidur yang memadai, namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang
biasanya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk mencukupi atau memenuhi
kebutuhan tidur tersebut.
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang. Istirahat dan tidur yang cukup, akan membuat tubuh baru dapat berfungsi
secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap
individu. Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas
dari perasaan gelisah. Beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Berjalan-jalan di taman terkadang juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang
minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan
penurunan respon terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu individu
digunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat
memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres
dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak
melakukan aktivitas sehari-hari.
Istirahat merupakan keadaan tenang, rileks tanpa tekanan emosionaldan bebas dari
kegelisahan (aus letas), (Narrow 1967)-(1945)mengemukakan ciri-ciri yang dialami
seseorang berkaitan dengan istirahat sbb:
a. Nyeri ulkus
b. Ketidak normalan status fisiologi
c. Pengobatan
d. Kelemahan
e. Insomnia
Kemungkinan data yang ditemukan
a. Kecemasan
b. Depresi
c. Nyeri kronis ulkus
Tujuan yang diharapkan
A. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk : 22 Juni 2021
Tanggal Pengkajian : 23 Juni 2021
I. BIODATA
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. M.S
Umur : 69 Tahun
Jens kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen protestan
Status kawin : Kawin
Alamat : Mangga Dua
Ruangan : Kartika
No. Registrasi : 05 xx xx
Diagnosa Medis : Hipertensi
Kurang tidur, nafsu makan kurang, kaki dan tangan kanan terasa berat, badan lemas,
leher tegang
3. Keluhan pengkajian :
4. Catatan Konologi
Pada tanggal 22 Juni 2021 pasien merasa pusing, lemas dan tegang pada
daearah leher dan kepala, setelah mencuci pakaian meski sudah di larang oleh
keluarga . Awalnya keluarga menganggap hal ini biasa saja tapi setelah ada
perubahan pada wajah pasien keluarga lalu memebawa pasien ke dokter dan
mendapatkan rujukan ke RST TK. II. Dr. J. A. LATUMETEN dan tiba di IGD pada
pukul 11 : 00 Wit dengan TTV :
T/D : 180/100
S : 36, 7° C
N : 82 X/mnt
R : 28 x/mnit
Dan mendapatkan terapi :
- IVFD RL 18 Tpm
- 02 3L/menit (Nasal Kanul)
- Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
- Inj. Furosenid 1 amp/iv
Selanjutnya di bawa ke ruangan pada pukul 16:15 wit untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut.
1 orang anggota keluarga pasien mengalami sakit yang sama yaitu ayah pasien
3. Genogram 3 generasi :
69
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Meninggal Dunia
: Pasien
: Tinggal Serumah
: Hubungan Perkawinan
: Hubbungan Persaudaraan
e. Riwayat Psikososial
1. Psikososial
Pasien mulai tenang dalam menerima parawatan dengan baik, dan menjawab
pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan.
2. Social
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga baik, selama sakit ditemani
keluaraga.
f. Riwayat Spiritual
Pasien menganut agama Kristen Protestan, yakin dengan agamanya, dan selalu berdoa
akan kesembuhannya.
g. Pemeriksaan Fisik
Rambut : Hitam
Mata : Anemis +, intensi -
Hidung : Epitaksis
Mulut : Sianosis
Leher : Tidak ada pembesaran tiroid
Dada
Insfeksi : Simetrik ke kanan
Palpasi :-
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
Perut
Insfeksi : Cembung, ikut gerak nafas
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Timpany
h. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
BL : 70
37/42 U/L
SGOT/SGPT : 25/21µl
10-15 mg/dl
Ureum : 29/o mg/dl
0,6-1,3 mg/dl
Creatinin : 1,38 mg/dl
2,8-7,3 mg/dl
Asam urat : 3,9
Kolestrol total :
>65 mg/dl
HDL : 39
<150 mg/dl
LDL : 138
s/d 190 mg/d
TG : 87
l
Gop : 67
- Therapy Obat :
- Inj ranitidine 1/ 12 jam/ IV
- Capthopril 3x 25 mg
- Serbion 1000 1x1 tab/ oral
j. Klasifikasi Data
DS : Pasien mengatakan :
Kurang tidur
Tidur sering terbangun karena pusing dan sakit kepala
Leher tegang
Tidur siang ± ½ jam
Tidur malam ± 3-4 jam
DO : Pasien terlihat :
Konjungtiva pucat
Ada lingkaran hitam di sekitar mata
k. Analisa Data
l. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan pola istrahat dan tidur berhubungan dengan proses penyakit. yang ditandai
dengan:
DS : Pasien mengatakan :
Kurang tidur
Tidur sering terbangun karena pusing dan sakit kepala
Leher tegang
Tidur siang ± ½ jam
Tidur malam ± 3-4 jam
DO : Pasien terlihat :
Konjungtiva pucat
Ada lingkaran hitam di sekitar mata
I. BIODATA
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. M.S
Umur : 69 Tahun
Jens kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen protestan
Status kawin : Kawin
Alamat : Mangga Dua
Ruangan : Kartika
No. Registrasi : 05 xx xx
Diagnosa Medis : Hipertensi
Sakit Kepala
Kurang tidur, nafsu makan kurang, kaki dan tangan kanan terasa berat, badan lemas,
leher tegang
3. Keluhan pengkajian :
Sakit kepala dan sesak napas
4. Catatan Konologi
Pada tanggal 22 Juni 2021 pasien merasa pusing, lemas dan tegang pada
daearah leher dan kepala, setelah mencuci pakaian meski sudah di larang oleh
keluarga . Awalnya keluarga menganggap hal ini biasa saja tapi setelah ada
perubahan pada wajah pasien keluarga lalu memebawa pasien ke dokter dan
mendapatkan rujukan ke RST TK. II. Dr. J. A. LATUMETEN dan tiba di IGD pada
pukul 11 : 00 Wit dengan TTV :
T/D : 180/100
S : 36, 7° C
N : 82 X/mnt
R : 28 x/mnit
Dan mendapatkan terapi :
- IVFD RL 18 Tpm
- 02 3L/menit (Nasal Kanul)
- Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
- Inj. Furosenid 1 amp/iv
Selanjutnya di bawa ke ruangan pada pukul 16:15 wit untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut.
1 orang anggota keluarga pasien mengalami sakit yang sama yaitu ayah pasien
3. Genogram 3 generasi :
69
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Meninggal Dunia
: Pasien
: Tinggal Serumah
: Hubungan Perkawinan
: Hubbungan Persaudaraan
e. Riwayat Psikososial
1. Psikososial
Pasien mulai tenang dalam menerima parawatan dengan baik, dan menjawab
pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan.
2. Social
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga baik, selama sakit ditemani
keluaraga.
f. Riwayat Spiritual
Pasien menganut agama Kristen Protestan, yakin dengan agamanya, dan selalu berdoa
akan kesembuhannya.
g. Pemeriksaan Fisik
Rambut : Hitam
Mata : Anemis +, intensi -
Hidung : Epitaksis
Mulut : Sianosis
Leher : Tidak ada pembesaran tiroid
Dada
Insfeksi : Simetrik ke kanan
Palpasi :-
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
Perut
Insfeksi : Cembung, ikut gerak nafas
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Timpany
h. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
BL : 70
37/42 U/L
SGOT/SGPT : 25/21µl
10-15 mg/dl
Ureum : 29/o mg/dl
0,6-1,3 mg/dl
Creatinin : 1,38 mg/dl
2,8-7,3 mg/dl
Asam urat : 3,9
Kolestrol total :
>65 mg/dl
HDL : 39
<150 mg/dl
LDL : 138
s/d 190 mg/d
TG : 87
l
Gop : 67
- Therapy Obat :
- Inj ranitidine 1/ 12 jam/ IV
- Capthopril 3x 25 mg
- Serbion 1000 1x1 tab/ oral
j. Klasifikasi Data
DS : Pasien mengatakan :
Sesak napas
Pusing
DO : Pasien terlihat :
K/U Lemah
Dispnea
Ada pernapasan bibir
TTV : R : 32 x/m
k. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS : Pasien mengatakan : Gangguan suplai oksigen Kerusakan pertukaran gas
Sesak napas
Pusing
DO : Pasien terlihat :
K/U Lemah
Dispnea
Ada pernapasan bibir
TTV : R : 32 x/m
l. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan Gangguan suplai oksigan, yang di
tandai dengan:
DS : Pasien mengatakan :
Sesak napas
Pusing
DO : Pasien terlihat :
K/U Lemah
Dispnea
Ada pernapasan bibir
TTV : R : 32 x/m
Jam : 08.25
A: masalah blm teratasi
2. Mengatur posisi klien, semi
fowler. P: intervensi 1,3,4 di lanjutkan
Jam : 08.30
3. Membantu pasien untuk
latihan napas dalam.
Hasil : pasien dapat mengikuti
instruksi perawat dengan baik
Jam : 08.45
4. mengkolaborasi dengan
dokter dlam pemberian
therapy.
Hasil : O2 2-3 L/m
Menurut (Heriana, 2014) Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana
manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan
adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan
bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan
dan musculoskeletal.
Aktivitas sendiri sebagai suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. (Asmadi, 2008). Jadi
dapat diartikan bahwa gangguan aktivitas merupakan ketidakmampuan seseorang untuk
melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari penyebab gangguan yang terjadi. Ada
tiga hal yang dapat menyebabkan gangguan tersebut, diantaranya adalah :
1. Kerusakan Otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot. Otot
berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan jika terjadi kerusakan
pada otot, maka tidak akan terjadi pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh
beberapa hal seperti trauma langsung oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot.
Kerusakan tendon atau ligament, radang dan lainnya.
2. Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat terganggu pada
kondisi tertentu hingga mengganggu pergerakan atau mobilisasi. Beberapa penyakit dapat
mengganggu bentuk, ukuran maupun fungsi dari sistem rangka diantaranya adalah fraktur,
radang sendi, kekakuan sendi dan lain sebagainya.
I. BIODATA
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. M.S
Umur : 69 Tahun
Jens kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen protestan
Status kawin : Kawin
Alamat : Mangga Dua
Ruangan : Kartika
No. Registrasi : 05 xx xx
Diagnosa Medis : Hipertensi
Sakit Kepala
Kurang tidur, nafsu makan kurang, kaki dan tangan kanan terasa berat, badan lemas,
leher tegang
3. Keluhan pengkajian :
Sakit kepala dan sesak napas
4. Catatan Konologi
Pada tanggal 22 Juni 2021 pasien merasa pusing, lemas dan tegang pada
daearah leher dan kepala, setelah mencuci pakaian meski sudah di larang oleh
keluarga . Awalnya keluarga menganggap hal ini biasa saja tapi setelah ada
perubahan pada wajah pasien keluarga lalu memebawa pasien ke dokter dan
mendapatkan rujukan ke RST TK. II. Dr. J. A. LATUMETEN dan tiba di IGD pada
pukul 11 : 00 Wit dengan TTV :
T/D : 180/100
S : 36, 7° C
N : 82 X/mnt
R : 28 x/mnit
Dan mendapatkan terapi :
- IVFD RL 18 Tpm
- 02 3L/menit (Nasal Kanul)
- Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
- Inj. Furosenid 1 amp/iv
Selanjutnya di bawa ke ruangan pada pukul 16:15 wit untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut.
1 orang anggota keluarga pasien mengalami sakit yang sama yaitu ayah pasien
3. Genogram 3 generasi :
69
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Meninggal Dunia
: Pasien
: Tinggal Serumah
: Hubungan Perkawinan
: Hubbungan Persaudaraan
e. Riwayat Psikososial
1. Psikososial
Pasien mulai tenang dalam menerima parawatan dengan baik, dan menjawab
pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan.
2. Social
Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga baik, selama sakit ditemani
keluaraga.
f. Riwayat Spiritual
Pasien menganut agama Kristen Protestan, yakin dengan agamanya, dan selalu berdoa
akan kesembuhannya.
g. Pemeriksaan Fisik
Rambut : Hitam
Mata : Anemis +, intensi -
Hidung : Epitaksis
Mulut : Sianosis
Leher : Tidak ada pembesaran tiroid
Dada
Insfeksi : Simetrik ke kanan
Palpasi :-
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
Perut
Insfeksi : Cembung, ikut gerak nafas
Palpasi : Tidak ada benjolan
Perkusi : Timpany
h. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
BL : 70
37/42 U/L
SGOT/SGPT : 25/21µl
10-15 mg/dl
Ureum : 29/o mg/dl
0,6-1,3 mg/dl
Creatinin : 1,38 mg/dl
2,8-7,3 mg/dl
Asam urat : 3,9
Kolestrol total :
>65 mg/dl
HDL : 39
<150 mg/dl
LDL : 138
s/d 190 mg/d
TG : 87
l
Gop : 67
- Therapy Obat :
- Inj ranitidine 1/ 12 jam/ IV
- Capthopril 3x 25 mg
- Serbion 1000 1x1 tab/ oral
aktifitas - -
jeni spekerjaan - -
- -
jumlah jam kerja
Dilakukan sendiri Dibantu perawat dan keluarga
c. ADL (activiti daily
living)
j. Klasifikasi Data
DS : pasien mengatakan
Badan lemas
Kaki dan tangan kanan terasa berat jika digerakan
Leher tegang
DO : Pasien Terlihat :
Keadaan umum lemah
Ekstermitas kanan atas dan bawah terasa berat
ADL dibantuperawatdankeluarga
Kekuatan otot kurang skala 4
TTV : T/D : 160/100 mmhg
k. Analisa Data
DO : Pasien Terlihat :
Keadaan umum lemah
Ekstermitas kanan atas
dan bawah terasa berat
ADL
dibantuperawatdankeluar
ga
Kekuatan otot kurang
skala 4
TTV : T/D : 160/100
mmhg
l. Diagnosa Keperawatan
a. Kelemahan fisik berhubungan dengan Tonus otot kaki & tangan kanan lemas. Yang
ditandai dengan :
DS : pasien mengatakan
Badan lemas
Kaki dan tangan kanan terasa berat jika digerakan
Leher tegang
DO : Pasien Terlihat :
Keadaan umum lemah
Ekstermitas kanan atas dan bawah terasa berat
ADL dibantuperawatdankeluarga
Kekuatan otot kurang skala 4
TTV : T/D : 160/100 mmhg
n. Implementasi Dan Evaluasi
Diagnosa
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Kelemahan fisik Tanggal : 23 – Juni – 2021 Tanggal : 23 – Juni – 2021
Jam : 11.00 WIT Jam : 14.35 WIT
b/d Tonus otot 1. Mengkaji toleransi pasien terhadap
kaki & tangan aktifitas dengan baik dengan melihat S , pasien mengatakan:
apakah pasien bisa bangun tidur Badan masih lemas
kanan lemas sendiri tanpa di bantu Kaki dan tangan kanan terasa
Hasilnya : berat
Pasien tidak bisa bangun sendiri
dari tempat tidur O:
Ekstermitas kanan atas dan
Jam : 11.15 WIT bawah terasa berat
2. Mengkaji kesiapan untuk Ekstermitas kiri atas terpasang
meningkatkan aktifitas dengan IVFD RL 18 tts/mnt
menyuruh pasien bangun sendiri ADL pasien dibantu perawat
Hasilnya : dan keluarga
Pasien belum siap untuk bisa
beraktifitas sendiri A : Masalah belum teratasi