Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

Z DENGAN SIROSIS HEPATIS

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Identifikasi Klien :
a. Nama : Tn. Z
b. No. RM : *****
c. Tempat/ tgl lahir : Malang, 17 Januari 1990
d. Umur : 31 Tahun
e. Jenis kelamin : Laki-laki
f. Status kawin : Menikah
g. Agama : Islam
h. Pendidikan terakhir : Sarjana
i. Pekerjaan : Pengusaha
j. Tanggal masuk : 26 Agustus 2021 Jam: 10.00 WIB
k. Alamat : Malang
l. Diagnosa medis : Sirosis Hepatis
2. Identifikasi Penanggung Jawab
a. Nama : Ny.A
b. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
c. Alamat : Malang
d. Hubungan : Istri
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri perut sebelah kiri, P: Nyeri karena sirosis
hepatis dan konstipasi, Q: Nyeri seperti tertusuk, R: Nyeri di perut
sebelah kiri bagian bawah, S: Skala nyeri 5, T: Hilang timbul
b. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit kuning
sebelumnya dan pasien mengatakan sudah pernah dirawat sebanyak 2
kali di rumah sakit dengan keluhan yang sama. Pasien mengatakan
tidak pernah menderita penyakit Diabetes Melitus, Hipertensi
Sebelumnya. Pasien mengatakan baru 1 kali disedot cairan yaitu saat
pasien mengetahui penyakitnya. Dahulu pasien sering mengkonsumsi
kopi dan minuman yang bergas-gas. Pasien mengatakan sering
bergadang pada malam hari.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit
serupa seperti pasien. Pasien juga mengatakan tidak ada anggota
keluarga yang pernah memiliki penyakit Hepatitis sebelumnya.
Pola Aktivitas Sehari-hari (ADL)
a. Pola nutrisi
1) Sehat
Pasien mengatakan makan 3x sehari, pasien makan dengan telur,
lauk, dan sayur, pasien mengahbiskan makanan 1 porsi makanan.
2) Sakit
Porsi makan pasien saat dirawat di rumah sakit ½ porsi makan
habis. Saat dirawat dirumah pasien minum 5-6 gelas air putih dan
susu. Saat sakit pasien minum air putih 2-4 gelas/hari.
b. Pola eliminasi
1) Sehat
BAB : pada saat sehat pasien BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lunak berwarna kuning.
BAK : pada saat sehat pasien BAK kurang lebih 5 kali/hari.
2) Sakit
BAB : pasien mengatakan tidak bias BAB sejak 1 minggu
BAK : pada saat sakit pasien BAK kurang lebih 5 kali/hari.
c. Pola tidur dan istirahat
1) Sehat
Saat sehat pasien tidur selama 7-8 jam pada malang hari dan tidur
siang selama 1-2 jam.
2) Sakit
Selama sakit tidur pasien menurunkan sering terbangun setiap 1-3
jam karena merasa cemas dengan kondisi penyakitnya saat ini.
Pola aktivitas dan latihan
1) Sehat
saat sehat pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari secara
mandiri.
2) Sakit
Saat sakit aktivitas pasien lebih banyak di tempat tidur dan
bergerak di dalam kamar. Aktivitas pasien sering dibantu istri
untuk aktivitas makan dan minum, mandi serta toileting.
d. Pola bekerja
1) Sehat
Saat sehat pasien sebagai pengusaha di luar kota, bekerja 6 kali
setiap minggu.
2) Sakit
Pada saat sakit pasien tidak bekerja karena tubuh terasa lemah dan
letih, pasien mengatakan sudah 2 bulan tidak bekerja.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1) Tinggi badan : 165 cm
2) Berat badan : sebelum sakit 62, saat sakit 55 kg
3) IMT : 20,20
4) Lingkar lengan : 21 cm
5) Kesadaran : composmentis
6) Tekanan darah : 140/1000 mmHg
7) Nadi : 125 kali/menit
8) RR : 24 kali/menit
9) Suhu : 36 ⁰C
b. Kepala
- Wajah : simetris kiri dan kanan, tampak pucat, tidak ada lesi dan
tidak ada edema.
- Rambut : rambut berwarna hitam, distribusi rambut tidak merata,
mudah rontok, berminyak, bau dan berketombe.
- Mata : mata terlihat simetris kiri kanan. Penglihatan mulai
menurun, konjungtiva anemis, sklera ikterik, mata tampak cekung,
pupil isokor dan reflek cahaya positif.
- Telinga : telinga simetris, tidak ada pembengkakan atau edema,
pendengaran mulai terganggu dan tidak ada perdarahan di telinga.
- Hidung : simetris kanan kiri, tidak ada lesi, hidung tampak bersih
tidak ada secret dan penciuman normal.
- Mulut dan gigi : rongga mulut tampak kotor mukosa bibir kering,
gigi tidak lengkap, berkaries, lidah kotor dan terdapat sariawan.
c. Leher : simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar geta bening.
d. Paru-paru
I : bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak terdapat retraksi
dinding dada, frekuensi pernafasan 24 kali/menit.
P : premitus kiri dan kanan sama
P : bunyi sonor
A : tidak ada nafas tambahan
e. Jantung
I : iktus kordis tidak terlihat
P : iktus kordis teraba
P : dalam batas normal
A : reguler
f. Abdomen
I : terdapat distensi abdomen, tidak terdapat udema dan juga lesi
P : bising usus 20 x/m
P : hepar teraba dan terdapat nyeri tekan
A : normal
g. Kulit genitalia : genetalia bersih
h. Ekstremitas
Atas : pasien terpasang IVFD di tangan sebelah kanan, akral teraba
dingin, tidak ada edema, CRT >3 detik, tonus otot melemah.
Bawah : tidak terdapat edema, akral teraba dingin, CRT >3 detik, tonus
otot melemah
5. Data psikologis
a. Status emosional
Pasien mampu mengontrol emosi. Pasien tampak murung dan lesu.
Pasien mengatakan badan terasa leamah dan letih.
b. Kecemasan
Pasien mengatakan cemas karena merasa kondisinya semakin
memburuk dan belum merasakan perubahan dari kesehatannya
c. Pola koping
Pola koping pasien baik namun pasien tampak kurang bersemangat
dalam menjalani pengobatannya, dan merasa pasrah terhadap penyakit
yang dideritanya
d. Gaya komunikasi
Pasien mampu diajak berkomunikasi. Saat pengkajian pasien lebih
banyak merunduk, saat bicara pasien sesekali menatap ke lawan bicara.
e. Konsep diri
Pasien merupakan seorang laki – laki yang berusia 31 tahun, sudah
menikah dan merupakan seorang pengusaha. Pasien tidak percaya diri
dengan tubuhnya saat ini dan malu jika bertemu dengan orang lain.
Pasien mengatakan pasrah dengan penyakit yang di deritanya saat ini..
6. Data sosial ekonomi
Istri pasien mengatakan pasien bekerja sebagai pengusaha di luar kota.
Dalam 2 bulan terakhir pasien berhenti bekerja.
7. Data spiritual
H (Sources of hope/sumber dari harapan)
Pasien mengatakan sudah tidak ada harapan sembuh untuk saya.
O (Organised religion/Organisasi agama)
Pasien perlu kunjungan dengan rohaniawan untuk keyakinan sembuh serta
berbicara, berpikir hal positif.
P (Personal spirituality & practices/tindakan spiritualitas pribadi)
Spiritual pasien terganggu pasien selalu marah kepada tuhan, berbicara
negatif.
E (Effect on medical care and end of life issues/ efek dari perawatan dan
isu akhir kehidupan)
Pasien meminta sembuh
8. Data penunjang
a. Pemeriksaan darah Dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2021 antara
lain : 1) HB : 10,9 g/dl (Nilai normalnya 12,0-16,0 g/dl). 2) Jumlah
eritrosit: 3,70 L (Nilai normalnya 4.20-5,40 L). 3) Hematokrit 30,8 L
% (Nilai normalnya 37-47 L). 4) Jumlah trombosit : 36 10^3/ul (Nilai
normalnya 150-400 10^3/ul). 5) Jumlah limfosit : 0,53 L (Nilai
normalnya 1,00-3,70 L). 6) Jumlah Lekosit 7,17 % (Nilai normalnya
4,50-13,50 %).
b. Radiologi : USG : Jantung : Katub normal, sistol-diastol normal
B. ANALISA DATA

NO Analisa data Masalah Etiologi


1. DS: Nyeri akut Agen pencedera
- Pasien mengatakan nyeri fisiologis
perut kiri bawah
- Pasien mengatakan
tidak bisa BAB 1
minggu
- P: Nyeri karena
sirosis hepatis dan
konstipasi
- Q: Nyeri seperti
tertusuk
- R: Nyeri di perut
sebelah kiri bagian
bawah
- S: Skala nyeri 5
- T: Hilang timbul

DO:
- Keadaan umum: lemah
- Kesadaran : composmentis
- Tekanan darah : 140/100
mmHg
- Nadi : 125 kali/menit
- RR : 24 kali/menit
- Suhu : 36 ⁰C
- Gelisah
- Pasien tampak meringis
menahan sakit

2. DS: Ansietas Krisis situasional


- Pasien mengatakan cemas
dengan kondisinya semakin
memburuk dan belum
merasakan perubahan dari
kesehatannya

DO:
- Keadaan umum: lemah
- Kesadaran : composmentis
- Tekanan darah : 140/100
mmHg
- Nadi : 125 kali/menit
- RR : 24 kali/menit
- Suhu : 36 ⁰C
- Tampak gelisah
- Pasien sulit tidur
- Kontak mata buruk
3. DS Distres spiritual Kondisi penyakit
- Pasien mengatakan sudah kronis

tidak ada harapan untuk


sembuh.
DO
- Keadaan umum: lemah
- Kesadaran : composmentis
- Tekanan darah : 140/100
mmHg
- Nadi : 125 kali/menit
- RR : 24 kali/menit
- Suhu : 36 ⁰C
- Tidak mampu beribadah
- Marah pada tuhan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
2 Ansietas b.d agen krisis situasional
3 Distres spiritual b.d kondisi penyakit kronis

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Keperawatan


hasil
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
agen pencedera Tindakan keperawatan Observasi :
fisiologis selama 2x24 jam 1. Identifikasi lokasi,
diharapkan nyeri karakteristik, durasi,
menurun dengan frekuensi, kualitas,
Kriteria hasil: intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
menurun 3. Identifikasi respon nyeri
2. Meringis menurun non verbal
3. Gelisah menurun Terapiutik :

4. Tekanan darah 1. Kontrol lingkungan yang

membaik memperberat rasa nyeri


(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
2. Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
INOVASI: Berikan pasien
terapi murotal al-qur’an
dan message abdnomen
untuk mengatasi konstipasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Ansietas b.d agen Setelah dilakukan Reduksi ansietas
krisis situasional asuhan keperawatan
Observasi:
selama 2 x 24 jam
diharapkan ansietas 1. Monitor tanda-tanda ansietas

menurun dengan (verbal dan nonverbal)

kriteria hasil : Terapeutik:


1. Ciptakan suasana terapiutik
1. Perilaku gelisah
untuk menumbuhkan
menurun
kepercayaan
2. Tekanan darah
2. Pahami situasi yang
menurun
membuat ansietas
3. Pola tidur membaik
3. Dengarkan dengan penuh
4. Perasaan
perhatian
keberdayaan
4. Gunakan pendekatan yang
membaik
tenang dan meyakinkan
5. Kontak mata
Edukasi
membaik
1. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
2. Anjurkan mengungkap
perasaan dan persepsi
3. Latih teknik relaksaksi
INOVASI: anjurkan pasien
membaca sholawat untuk
menurunkan kecemasan.
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat


ansietas, jika perlu
3. Distres spiritual b.d Setelah dilakukan Dukungan spiritual
kondisi penyakit asuhan keperawatan
Observasi
kronis selama 2 x 24 jam
diharapkan spiritual 1. Identifikasi perasaan

membaik dengan khawatir, kesepian, dan

kriteria hasil : ketidakberdayaan

1. Verbalisasi perasaan 2. Identifikasi pandangan

tenang meningkat tentang hubungan antara


spiritual dan kesehatan
2. Verbalisasi
penerimaan 3. Identifikasi harapan dan

meningkat kekuatan pasien

3. Verbalisasi percaya 4. Identifikasi ketaatan dalam

pada orang lain beragama

meningkat Terapeutik

4. Perilaku marah pada 1. Berikan kesempatan


tuhan menurun mengekspresikan perasaan

5. Kemampuan tentang penyakit dan

beribadah membaik kematian

6. Interaksi dengan 2. Yakinkan bahwa perawat

orang bersedia mendukung selama

terdekat/pemimpin masa ketidakberdayaan

spiritual membaik 3. Sediakan privasi dan waktu


tenang untuk aktivitas
spiritual

Edukasi

1. Anjurkan berinteraksi
dengan keluarga

2. Anjurkan berpartisipasi
dalam kelompok pendukung

3. Anjarkan metode relaksasi,


meditasi, dan imajinasi
termbimbing

INOVASI: Bimbing pasien


untuk mengaji dan sholat

Kolaborasi

1. Atur kunjungan dengan


rohaniawan (mis. Ustadz,
pendeta, room, biksu)

INOVASI: Datangkan
ustadz untuk kebutuhan
spiritual pasien.
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO Hari/ tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Kamis, Nyeri akut b.d agen Manajemen Nyeri S:
26 Agustus pencedera fisiologis - Pasien mengatakan nyeri perut kiri bawah
Observasi :
2021 - Pasien mengatakan bisa BAB
Jam: 18.00 1. Identifikasi lokasi,
- P: Nyeri karena sirosis hepatis dan
karakteristik, durasi, frekuensi, konstipasi
- Q: Nyeri seperti tertusuk
kualitas, intensitas nyeri
- R: Nyeri di perut sebelah kiri
2. Identifikasi skala nyeri bagian bawah
- S: Skala nyeri 4
3. Identifikasi respon nyeri non
- T: Hilang timbul
verbal O:
Terapiutik : - Keadaan umum: lemah
- Kesadaran : composmentis
1. Kontrol lingkungan yang
- Tekanan darah : 132/90 mmHg
memperberat rasa nyeri (mis. - Nadi : 107 kali/menit
- RR : 24 kali/menit
Suhu ruangan, pencahayaan,
- Suhu : 36,5 ⁰C
kebisingan) - Gelisah
- Pasien tampak meringis menahan sakit
2. Fasilitasi istirahat tidur
A: Masalah belum teratasi
Edukasi :
P: Lanjutkan intervensi
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
INOVASI: Berikan pasien
terapi murotal al-qur’an dan
message abdnomen untuk
mengatasi konstipasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Kamis, Ansietas b.d agen Reduksi ansietas S:
26 Agustus krisis situasional - Pasien mengatakan cemas menurun setelah
2021 Observasi:
Jam: 18.00 melakukan relaksasi.
1. Monitor tanda-tanda ansietas
O:
(verbal dan nonverbal) - Keadaan umum: lemah
Terapeutik: - Kesadaran : composmentis
- Tekanan darah : 132/90 mmHg
1. Ciptakan suasana terapiutik - Nadi : 107 kali/menit
untuk menumbuhkan - RR : 24 kali/menit
- Suhu : 36,5 ⁰C
kepercayaan
- Tampak gelisah
2. Pahami situasi yang membuat - Pola tidur pasien cukup membaik
- Kontak mata cukup membaik
ansietas
A: Masalah belum teratasi
3. Dengarkan dengan penuh
P: Lanjutkan intervensi
perhatian
4. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
Edukasi

1. Informasikan secara faktual


mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
2. Anjurkan mengungkap
perasaan dan persepsi
3. Latih teknik relaksaksi
INOVASI: anjurkan pasien
membaca sholawat untuk
menurunkan kecemasan.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
ansietas, jika perlu
3. Kamis, Distres spiritual b.d Dukungan spiritual S:
26 Agustus kondisi penyakit - Pasien mengatakan merasa tenang dan menerima
2021 kronis Observasi
Jam: 18.00 kondisi sakitnya saat ini.
1. Identifikasi perasaan khawatir,- O:
kesepian, dan - Keadaan umum: lemah
ketidakberdayaan - Kesadaran : composmentis
- Tekanan darah : 132/90 mmHg
2. Identifikasi pandangan tentang - Nadi : 107 kali/menit
- RR : 24 kali/menit
hubungan antara spiritual dan - Suhu : 36,5 ⁰C
kesehatan - Mampu beribadah
- Marah pada tuhan menurun
3. Identifikasi harapan dan
- Dapat berinteraksi dengan keluarga maupun
kekuatan pasien
perawat dengan cukup membaik
4. Identifikasi ketaatan dalam
A: Masalah belum teratasi
beragama
P: Lanjutkan intervensi
Terapeutik

1. Berikan kesempatan
mengekspresikan perasaan
tentang penyakit dan kematian

2. Yakinkan bahwa perawat


bersedia mendukung selama
masa ketidakberdayaan

3. Sediakan privasi dan waktu


tenang untuk aktivitas spiritual

Edukasi

1. Anjurkan berinteraksi dengan


keluarga

2. Anjurkan berpartisipasi dalam


kelompok pendukung

3. Anjarkan metode relaksasi,


meditasi, dan imajinasi
termbimbing

INOVASI: Bimbing pasien


untuk mengaji dan sholat
Kolaborasi

1. Atur kunjungan dengan


rohaniawan (mis. Ustadz,
pendeta, room, biksu)

INOVASI: Datangkan ustadz


untuk kebutuhan spiritual
pasien.

NO Hari/ tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. Jum’at, Nyeri akut b.d agen Manajemen Nyeri S:
27 Agustus pencedera fisiologis - Pasien mengatakan nyeri perut kiri bawah
Observasi :
2021 berkurang dengan skala nyeri 2
Jam: 11.00 1. Identifikasi lokasi, - Pasien mengatakan bisa BAB
karakteristik, durasi, frekuensi, O:
kualitas, intensitas nyeri - Keadaan umum: baik
- Kesadaran : composmentis
2. Identifikasi skala nyeri - Tekanan darah : 130/80 mmHg
3. Identifikasi respon nyeri non - Nadi : 98 kali/menit
- RR : 22 kali/menit
verbal - Suhu : 36 ⁰C
Terapiutik : - Pasien tampak meringis menahan sakit
1. Kontrol lingkungan yang menurun
memperberat rasa nyeri (mis. A: Masalah teratasi
Suhu ruangan, pencahayaan, P: Intervensi dihentikan
kebisingan)
2. Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
INOVASI: Berikan pasien
terapi murotal al-qur’an dan
message abdnomen untuk
mengatasi konstipasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Jum’at, Ansietas b.d agen Reduksi ansietas S:
27 Agustus krisis situasional - Pasien mengatakan sudah tidak cemas
2021 Observasi:
Jam: 11.00
O:
1. Monitor tanda-tanda ansietas - Keadaan umum: baik
(verbal dan nonverbal) - Kesadaran : composmentis
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
Terapeutik: - Nadi : 98 kali/menit
1. Ciptakan suasana terapiutik - RR : 22 kali/menit
- Suhu : 36 ⁰C
untuk menumbuhkan - Pola tidur pasien baik
kepercayaan - Kontak mata baik
2. Pahami situasi yang membuat A: Masalah teratasi
ansietas P: Intervensi dihentikan

3. Dengarkan dengan penuh


perhatian
4. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
Edukasi

1. Informasikan secara faktual


mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
2. Anjurkan mengungkap
perasaan dan persepsi
3. Latih teknik relaksaksi
INOVASI: anjurkan pasien
membaca sholawat untuk
menurunkan kecemasan.
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat


ansietas, jika perlu
3. Jum’at, Distres spiritual b.d Dukungan spiritual S:
27 Agustus kondisi penyakit - Pasien mengatakan merasa tenang dan yakin
2021 kronis Observasi
Jam: 11.00 untuk sembuh
1. Identifikasi perasaan khawatir,- O:
kesepian, dan - Keadaan umum: baik
ketidakberdayaan - Kesadaran : composmentis
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
2. Identifikasi pandangan tentang - Nadi : 98 kali/menit
- RR : 22 kali/menit
hubungan antara spiritual dan - Suhu : 36 ⁰C
kesehatan - Mampu beribadah
3. Identifikasi harapan dan - Dapat berinteraksi dengan keluarga maupun
kekuatan pasien perawat dengan baik

4. Identifikasi ketaatan dalam A: Masalah teratasi


beragama P: Intervensi dihentikan

Terapeutik

1. Berikan kesempatan
mengekspresikan perasaan
tentang penyakit dan
kematian

2. Yakinkan bahwa perawat


bersedia mendukung
selama masa
ketidakberdayaan

3. Sediakan privasi dan waktu


tenang untuk aktivitas spiritual

Edukasi

1. Anjurkan berinteraksi dengan


keluarga

2. Anjurkan berpartisipasi dalam


kelompok pendukung

3. Anjarkan metode relaksasi,


meditasi, dan imajinasi
termbimbing

INOVASI: Bimbing pasien


untuk mengaji dan sholat

Kolaborasi

1. Atur kunjungan dengan


rohaniawan (mis. Ustadz,
pendeta, room, biksu)

INOVASI: Datangkan ustadz


untuk kebutuhan spiritual
pasien.
Jurnal diagnosa 1
Jurnal diagnosa 2
Jurnal diagnosa 3
DAFTAR PUSTAKA
Casula, C. (2018). Clinical hypnosis, mindfulness and spirituality in palliative care.
Annals of Palliative Medicine, 7(1), 32–40.
https://doi.org/10.21037/apm.2017.07.07
Hernaez, R., Kramer, J. R., Khan, A., Phillips, J., McCallister, K., Chaffin, K.,
Hernandez, A. P., Fullington, H., Ortiz, C., Blackwell, J. M., Loewen, A., Liu,
Y., Tiro, J. A., Lee, S. C., & Singal, A. G. (2021). Depression and Anxiety Are
Common Among Patients With Cirrhosis. Clinical Gastroenterology and
Hepatology. https://doi.org/10.1016/j.cgh.2020.08.045
Herniti, E. (2011). Pengobatan dengan psikoterapi menurut ustad danu. Dakwah,
XI(1), 99–116.
I, C. B. E., Emília, M., Lopes, L., Fátima, S., Serpa, P., Batista, D. S., Brito, J.,
Batista, V., Maritsa, A., Oliveira, D. M., Federal, U., Program, P., & Pessoa, J.
(2016). Evangelista CB, Lopes ME, Costa SF, Batista PS, Batista JB, Oliveira
AM. Palliative care and spirituality: an integrative literature review. Cuidados
paliativos e espiritualidade: revisao integrativa da literatura. Rev Bras Enferm.
2016;69(3):591-601. DOI 10.1590/0034-7167.2016690324i., 69(3), 554–563.
Polis, S., & Fernandez, R. (2015). Impact of physical and psychological factors on
health-related quality of life in adult patients with liver cirrhosis: a systematic
review protocol. JBI Database of Systematic Reviews and Implementation
Reports, 13(1), 39–51. https://doi.org/10.11124/jbisrir-2015-1987

Anda mungkin juga menyukai