Anda di halaman 1dari 58

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

 1. Konsep medis TB Paru

1. Pengertian

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang

hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah

paru-paru (IPD, FK, UI, 2018).

Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Ridwan, 2017).

Tuberculosis Paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman

mycrobacterium tuberculosis (Sallin, 2018)

2. Etiologi

Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman

berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/μm dan tebal 0,3-0,6/μm. Spesies lain

dari kuman ini yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia adalah mycobacterium

bovis, mycobacterium kansasii, mycobacterium intracellulare.


3. Manifestasi Klinis                 

a. Demam

Biasanya sub febris menyerupai demam influenza. Tapi kadang-kadang panas

badan mencapai 40ºC-41ºC.

b. Batuk

Batuk terjadi karena adanya iiritasi pada bronkus, batu ini berfungsi untuk

membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada

setiap penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni berminggu-minggu

atau berulan-bulan dari peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk

kering (non produktif) kemudian setelah timbul perandangan menjadi

produktif ( menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk

darah (hemapnoe) karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan

batuk berdarah pada tuberculosis terjadi kavitas, tetapi dapat juga terjadi ulkus

dinding bronchus.

c. Sesak

Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan

ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut. Dimana infiltrasinya sudah

setengah bagian paru.


d. Nyeri dada

Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang

sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.

e. Mailase

Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala mailase sering

ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat

badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dan lain-lain.

Mailase makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur

(Bahar, 1998)

4. Patofisiologis

TB. Primer
a. Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)
b. Terisap organ sehat
c. Menempel di jalan nafas / paru-paru
d. Menetap / berkembang biak
e. Sitoplasma makroflag
f. Membentuk sarang TB Pneumonia kecil
(sarang primer / efek primer)
g. Radang saluran pernafasan
(limfangitis regional)
h. Komplek primer
i. Sembuh                    
j. Sembuh dengan bekas           
k. Komplikasi

TB Sekunder
a. Kuman dormat (TB Primer)
b. Infeksi endogen
c. TB DWS (TB. Post Primer)
d. Sarang pneumenia kecil 

5. Pemeriksaan Diagnostik Tuberculosis


Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah (LED normal atau meningkat, limfositosis)
b. Sputum
Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis tuberculosis paru.

Disamping itu juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang

diberikan. Kadang-kadang tidak mudah untuk mendapatkan sputum

terutama pada penderita yang tidak batuk maupun batuk tetapi non

produktif.

Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, penderita

dianjurkan minum sebanyak ± 2 liter dan idanjurkan melakukan batuk

efektif. Dapat juga memberikan tambahan obat-obatan mukolitik

ekspektoran atau dengan inhalasi larutan garam hipertonik slama 20-30

menit. Bila masih sulit sputum dapat diperoleh dengan bronchoscopy.

Sputum yang sudah didapat harus mengandung kuman BTA. Criteria

sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang

kuman BTApada sediaan. Dengan kata lain diperlukan 50000 kuman dalam
1 ml sputum. Pada pemeriksaan dengan biakan, setelah 4-6 minggu

penanaman sputum dalam medium biakan, koloni kuman tuberculosis

mulai tampak. Bila setelah 8 minggu pananaman, kolini tidak tampak,

biakan dinyatakan negatif. Medium biakan yang sering digunakan adalah

Lowenstien Jensen dan ATS.

c. Test Tuberculin

Biasanya memakai cara Mantaux yakni yakni dengan menyuntikan 0,1 cc

Tuberculin PPD (Purified Protein Derivate) intra cutan 5 TU(intermediate

strength). Setelah 48-72 jam tuberculin disuntukkan akan timbul reaksi

berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit yakni

persenyawaan antara anti bodi dan antigen tuberculin.

6. Penatalaksanaan /Pengobatan
Tujuan :
1. Menyembuhkan Penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan tingakat penularan ± 85%
5. Mencegah terjadinya resisten obat (Cermin Dunia Kedokteran, 2006 : 137)

JENIS OBAT DAN DOSIS OBAT (Obat anti tuberculosis)

 Isoniasid (H)
     Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90% populasi kuman

dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif dalam keadaan

metabolic efektif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis hariannya dianjurkan

5mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan

dengan dosis 10mg/kgBB.

 Rifamphisin (R)

     Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman semi-dormant (persister) yang tidak

dapat dibunuh oleh INH. Dosis 10mg/kgNN diberikan sama untuk pengobatan harian

maupun intermitten seminggu 3 kali 

 Pirasinamid (Z)

     Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan

suasana asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan

intermitten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35mg/kgBB.

 Streptomicin (S)

     Bersifat baketriasid, dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk

pengobatan intermitten 3 kali sehari menggunakan dosis yang sama. Penderita umur

60 tahun dosisnya 0,75gr/hari. Sedangkan diatas usia 60 tahun diberikan 0,5 gr/hari.

 Ethambutol (E)
     Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB

sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu dosis 30mg/kgBB.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN TB PARU

1. Pengkajian

Merupakan dasar utama dari proses keperawatan. Melalui pengkajian ini,


semua data pasien dapat dikumpulkan untuk menentukan masalah–masalah
keperawatan yang mungkin timbul pada setiap kasus penyakit Tuberkulosis Paru.
Pengkajian menurut Doenges (1999) meliputi :

1) IdentitasPasien
Pengkajian ini mencakup nama klien, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
agama,    suku/bangsa, status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS,
diagnosa medis, ruang dan nomor register.

2) Identitas Penanggung Jawab.


Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pelajaran, agama, alamat,
hubungan dengan klien.

3) Aktifitas/istirahat.
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan.
Napas pendek karena kerja.
Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan atau
berkeringat.
Tanda : Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap lanjut).
4) Integritas Ego
Gejala : Adanya/faktor stres lama.
Masalah keuangan, rumah.
Perasaan tak berdaya/etnik : madura, dll.
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini).
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.

5) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan.
Tak dapat mencerna.
Penurunan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik.
Kehilangan otot/hilang lemak subkutan.

6) Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhati–hati pada area yang sakit. perilaku distraksi, gelisah.

7) Pernapasan
Gejala : Batuk, produktif atau tak produktif.
Napas pendek.
Riwayat tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.
Pengembangan pernapasan tak simetris.
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural).
Karakteristik sputum : Hijau/purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut)
8) Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, Kanker.
Tes HIV positif.
Tanda : Demam rendah atau panas akut.

9) Interaksi Sosial.
Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran.

10) Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga Tuberkulosis
Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk 
Gagal untuk membaik/kambuhnya tuberkulosis paru dan tidak berpartisipasi
dalam terapi.
Rencana pemulangan : memerlukan bantuan dengan/gangguan dalam terapi
obat dan bantuan perawatan diri dan pemeliharaan/perawatan rumah.

 
2. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d Pertahanan

primer tak adekuat , penurunan kerja silia ,Kerusakan jaringan ,Penurunan

ketahanan, Malnutrisi ,Terpapar lngkungan ,Kurang pengetahuan untuk

menghindari pemaparan patogen.

2) Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya

batuk ,burukEdema tracheal.


3) Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru ,

atelektasis ,Kerusakan membran alveolar – kapiler ,Sekret kental , tebal,

Edema bronchial.

4) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap.

3. Intervensi Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d
–   Pertahanan primer tak adekuat , penurunan kerja silia
–   Kerusakan jaringan
–   Penurunan ketahanan
–   Malnutrisi
–   Terpapar lngkungan
–   Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan pathogen
Kriteria hasil :
- Pasien menyatakan pemahaman penyebab / faktor resiko   individu
- Mengidentifkasi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
- Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan
lingkungan yang aman

            Intervensi :
1)      Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi
2)      Identifikasi orang lain yang beresiko
3)      Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan
menghindari meludah
4)      Kaji tindakan kontrol infeksi sementara
5)      Awasi suhu sesuai indikasi
6)      Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang
7)      Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat
8)      Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap
sputum
9)      Dorong memilih makanan seimbang
10)  Kolaborasi pemberian antibiotik
11)  Laporkan ke departemen kesehatan local

2. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru ,


atelektasis ,Kerusakan membran alveolar – kapiler ,Sekret kental , tebal,
Edema bronchial
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan
GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
       Intervensi :
1)     Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan   upaya
pernafasan , terbatasnya ekspansi dinding dada , dan kelemahan
2) Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan
pada warna kulit
3) Anjurkan bernafas bibr selama ekshalasi
4)     Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan
diri sesuai kebutuhan
5)     Kolaborasi oksigen

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d Kelemahan ,Sering batuk / produksi
sputum ,Anorexia ,Ketidakcukupan sumber keuangan
Kriteria hasil :
Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku / pola hidup
untuk meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat
     Intervensi :

1)      Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB,
Integrtas     mukosa oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau
diare

2)      Pastikan pola diet biasa pasien

3)      Awasi masukan dan pengeluaran dan BB secara periodik

4)      Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan


dengan obat .

5)      Berikan perwatan mulut sebelum dan sesudah makan

6)      Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan
karbohodrat.

7)      Kolaborasi ahli diet untuk menentukan komposisi diet.

8)      Kolaborasi antipiretik


ASUHAN KEPERAWATAN

B. PENGKAJIAN

1. Data Dasar Keluarga


a. Nama Kepala Keluarga (KK) : ny. S
b. Usia : 38 th
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Karyawan
f. Alamat/ No. Telp : Desa waihaong Rw.03/ R.03

No Nama JK Hub.dgn Umur Pendidikan Agama Pekerjaan


Kel
1 Sariya L Ayah 38 th SD Islam Karyawan
2 Siti Nurhayati P Ibu 30 th SD Islam IRT
3 Nurlela P Anak 11 th SD Islam Pelajar
4 Ipi P Anak 3 th Belum Islam Pelajar
sekolah
2. Genogram :

x x

R t

D
D S

D D

Keterangan :

: laki-laki dan perempuan Meninggal dunia


: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
3. Tipe Keluarga                        
Keluarga ny. S adalah tipe keluarga single parent.
Latar Belakang Budaya (Etnis)

ny. S berasal dari suku ambon n Ny.S juga berasal dari suku ambon -
hari adalah Bahasa Sunda, Tn. Sa sudah lama tinggal di purwakarta dan
istrinyapun sudah tinggal diPurwakarta sejak lahir. Lingkungan tempat
tinggal klien saat ini dikelilingi dengan orang-orang dengan suku yang
sama yaitu sunda, yang memang kampung mereka sendiri.

4. Idcntifikasi Nilai-Nilai Spriritual/Agama

Keluarga Tn.Sa beragama Islam dan menjalankan ajaran


agama seperti Shalat, Puasa dan Mengaji. Ny.S juga sudah melatih
anak-anaknya untuk menjalankan puasa dibulan Ramadhan. Dan Ny.S
mengikutkan anak-anaknya untuk mengaji bersama pada sore hari di
pengajian anak-anak dekat rumahnya.

5. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Penghasilan keluarga didapatkan dari Tn.Sa sebagai karyawan


pabrik dan Ny.Sebagai buruh kerja borongan di konveksi setiap hari.
Semua kebutuhan keluarga dipenuhi secukup-cukupnya. Ny.S
mengatakan tidak mempunyai tabungan, uang yang di dapatkan habis
untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk membayar cicilan kendaraan.

6. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang


Waktu luang Tn.Sa saat libur bekerja digunakan untuk beristirahat.
Karena menurutnya waktu liburnya yang hanya satu hari harus
digunakan untuk beristirahat agar besok dapat bekerja lagi dengan
maksimal. Ny.S mengisi waktu luangnya setelah pulang bekerja dengan
berinteraksi dengan anak-anaknya, mengobrol dengan tetangga, dan
bercanda dengan anaknya.
7. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Waktu luang Tn.Sa saat libur bekerja digunakan untuk beristirahat.


Karena menurutnya waktu liburnya yang hanya satu hari harus
digunakan untuk beristirahat agar besok dapat bekerja lagi dengan
maksimal. Ny.S mengisi waktu luangnya setelah pulang bekerja dengan
berinteraksi dengan anak-anaknya, mengobrol dengan tetangga, dan
bercanda dengan anaknya.

a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini:

Keluarga Tn.Sa dalam tahap perkembangan ke 3 yaitu keluarga


dengan anak sekolah. tahap ini di mulai saat anak masuk pada usia 6
tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. pada tahap ini orang tua perlu
belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk
bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun diluar sekolah. Tugas
perkembangan sebagai berikut :

– Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat


tinggal
– Privacy dan rasa aman
– Membantu anak bersosialisasi
– Mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya.
– Membiasakan anak belajar secara teratur
– Mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan
pengetahuan umum anak.
– Mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam keluarga maupun
diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).

b. Tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada


tahap perkembangan:

Dari semua tugas perkembangan diatas, masih ada tugas yang


belum dilakukan yaitu mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan
meningkatkan pengetahuan umum anak, orang tua hanya
mengingatkan saja untuk mengerjakan tugas tetapi tidak mengintrol
dan untuk meningkatkan pengetahuan anak orangtua tidak mampu
karena latar belakang pendidikan yang rendah dan kurangnya waktu
untuk keluarga.

c. Riwayat keluarga Inti

Tn.Sa dan Ny.S sebelum menikah mereka berpacaran dahulu,


kemudian menikah dan tinggal di Bungursari desa Karangmukti
setelah mendapatkan warisan dari orang tua Ny.S, mereka langsung
dikarunia anak bernama Si dan I.

d. Riwayat Keluarga sebelumnya

Orangtua dari Tn.Sa sudah meninggal karena sakit. Sedangkan


orangtua dari Ny.S masih ada tapi hanya Ibunya yang tinggal didekat
rumahnya.

 
C. DATA LINGKUNGAN

1. Karakteristik Rumah

Rumah yang sekarang ditempati adalah rumah warisan dari orang tua

Ny.S . Luas kira-kira 48 m2, rumah berupa semipermanen yang sebagian

bangunannaya terbuat dari kayu, rumah tak memiliki halaman hanya sedikit

teras yang masih belum diplester, tidak tampak tanaman hias yang ditanam

dirumah. Secara umum rumah tampak bersih, namun masih terlihat barang-

barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Rumah memiliki jendela

namun jendela paten yang tidak dapat dibuka sehingga untuk ventilasi udara

kurang baik. Air bersih didapatkan dari sumur pompa. Pembuangan air limbah

langsung dialirkan ke kali dan untuk pembuangan sampah ditimbun kemudian

dibakar.

2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih

Luas

Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. K Sebagian besar

penduduknya merupakan penduduk asli perwakarta yang memang sejak kecil

sudah tinggal daerah tersebut. Lingkungan masih dalam suasana kampung

untuk menaiki kendaraan umum harus berjalan terlebih dahulu ke jalan utama,

dan harus menunggu lama untuk mendapatkan angkot. Keadaan jalan di

lingkungan tempat tinggal terdiri dari gang-gang kecil. Secara umum

lingkungan di sekitar rumah masih terlihat kotor. Pengolahan sampah yang


dikelola dengan cara dibakar menyebabkan ketidaknyamanan di area tersebut

saat membakar sampah. Pelayanan kesehatan puskesmas dekat rumah ada

rustu dengan jarak sekitar setengah km. Bisa diakses menggunakan ojek atau

angkutan umum. Mushola juga sangat dekat karena berada di lingkungan RT.

3. MobilitasGeografis Keluarga

Keluarga sudah lama tinggal di lingkungan Rt.06Rw.03 Desa

Karangmukti. Sebelumnya keluarga pernah tinggal disubang namun hanya

sebentar dan kemudian pindah menempati rumah yang diwariskan kepada

Ny.S.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :    

Ny.S tidak mengikuti kegiatan seperti arisan ibu-ibu di lingkungan

sekitar rumahnya. Di sekitar rumahnya pun tidak ada pengajian untuk ibu-ibu.

Ny.S hanya berinteraksi dengan tetangganya setelah ia pulang bekerja dan

saat libur dengan cara berbincang-bincang atau mengobrol. Ny.S mengatakan

anaknya biasanya hanya bermain dengan anak-anak disekitar rumahnya. Ny.S

tidak mengikuti mengikuti kegiatan tentang kesehatan, Ny.S hanya

memeriksakan keadaan kesehatannya jika salah satu dari keluarganya mulai

sakit dan tidak bisa disembuhkan dengan obat warung. Dan itu pun hanya ke

Puskesmas pembantu dekat rumahnya atau pergi ke bidan desa.

5. Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga


Hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik. Karena Tn.Sa,

istri dan anaknya mampu berinteraksi di lingkungan sekitar. Keluarga tidak

meiliki jaringan sosial keluarga seperti asuransi kesehatan. Bisanya saat sakit

keluarga Tn.Sa hanya memeriksakan ke puskesmas pembantu atau bidan desa.

D. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola-Pola Komunikasi

Tn.Sa jarang berkomunikasi dengan anak-anaknya karena saat pulang

sudah malam dan istrinya Ny.S selalu berinteraksi dengan anaknya walaupun

harus bekerja pada dari pagi hingga sore namun setelah pulang bekerja ia

harus meluangkan waktunya untuk anak-anaknya. Hubungan antara ibu

dengan anak baik, terlihat dari anak keduanya An.I yang selalu ingin

berdekatan dengan Ny.S.

2. Struktur Kekuatan

Menurut Ny.S dirinya lebih dekat dengan anak-anaknya dan ibu nya

yang tinggal berdekatan dengannya, karena Ny.S karena interaksi yang begitu

sering dilakukan Ny.S dengan anak dan orang tuanya.Dirumahnya yang

mengambil keputusan adalah Tn.Sa, setelah sebelumnya bermusyawarah

dengan Ny.S.

3. Struktur Peran

Tn.Sa berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk

keluarganya. Setiap hari dirinya bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan

keluarganya. Ny.S berperan sebagai Ibu Rumah Tangga yang mengasuh anak-
anaknya dirumah namun Ny.S juga bekerja sebagai buruh dikonveksi jika

sedang ada pekerjaan saja, jika tidak Ny.S hanya sebagai IRT, Ny.S juga

selalu menyiapkan keperluan untuk keluarganya dirumah. Setiap pagi juga

Ny.S selalu menyiapkan sarapan untuk keluarganya dirumah sebelum

berangkat bekeeja. An.Si berperan sebagai siswa SD dan anak. Saat ini usia

An.Si sudah 11 thn. Setiap harinya An.Si sekolah didekat balai desa dengan

jarak ± 500 km, biasanya An.Si diantar untuk kesekolah dan pulang jam 12

siang. Setelah sampai dirumah biasanya An.Si makan siang dan mengajak

adiknya bermain sambil mengasuhnya. An.I berperan sebagai anak saat ini

usia An.I 3 thn.

4. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai-nilai yang dianut oleh keluarga adalah nilai-nilai agama islam

dan budaya sunda Tn.Sa dan Ny.S sudah mengajarkan kepada anak-anaknya

untuk shalat 5 waktu. Dan mengikutkan anaknya untuk pengajian anak pada

sore hari. Nilai budaya sunda yang mempengaruhi seperti berperilaku sopan

kepada orang yang lebih tua. Selalu mengucapkan salam setiap ingin masuk

rumah dan selalu meminta izin apabila ingin pergi keluar rumah.

E. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif

Keluarga Tn..Sa saling menyanyangi dan saling menghargai. Menurut

Ny.S dirinya akan selalu menunggu suaminya pulang dulu dan baru

beristirahat. Ny.S selalu mengontrol perkembangan anak-anaknya. Ny. S


juga memberikan pesan kepada anak-anaknya agar tidak macam-macam

ketika kedua orangtuanya tidak ada, dan mematuhi perintah paman dan

nenek yang mengasuhnya saat orangtuanya tidak ada.

2. Fungsi Sosialisasi

Tn.S mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan

dirasakan baik, setiap memiliki waktu luang di sela libur kerjanya Tn.S

menyempatkan waktu untuk berinteraksi dengan tetangga sekitar rumahnya

serta untuk mengikuti beberapa kegiatan. Contohnya kegiatan pengajian.

Begitu juga dengan Ny.S, An.Si dan An. I yang terlihat dapat bersosialisasi

dengan lingkungan disekitar rumahnya.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting.

Namun keluarga masih sering mengkhwatirkan biaya untuk berobat

walaupun sekarang ini sudah ada jaminan untuk masyarakat. Keluarga juga

mengatakan tidak memiliki waktu luang. Oleh sebab itu, keluarga Tn.Sa

baru memeriksakan anggota keluarganya ketika sudah tidak bisa ditangani

sendiri atau oleh obat warung.

F. KOPING KELUARGA
1. Stresor-stresor (baik jangka pendek mau-pun jangka panjang)

Ny.S sebenarnya ingin memeriksakan kembali anaknya namun karena

jauhnya puskesmas dan tidak memiliki waktu luang karena harus bekerja.

2. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Situasi Stressor


Masalah-masalah yang ada dalam keluarga biasanya diselesaikan dengan

berdiskusi. Yang biasanya mengambil keputusan tetap dari kepala keluarga

yaitu Tn.Sa . Anak-anak belum dilibatkan dalam pengambilan keputusan,

karena menurut Ny.S, anak-anak belum cukup umur untuk diikutkan dalam

mengambil keputusan.

3. Strategi adaptasi disfungsional

Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.

 
G. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)

Komponen Bp. Sa Ibu. S Anak Si Anak I


Kepala Rambut dan kulit Rambut dan kulit Rambut dan kulit Rambut dan kulit
kepala bersih, kepala bersih, kepala bersih, kepala bersih,
warna hitam, lurus, warna hitam, lurus, warna hitam. warna hitam, lurus,
tebal. sebahu dan tipis. Rambut sebahu.
Rambut pendek
Distribusi Distribusi Distribusi sebahu dan
menyebar rata. menyebar rata. menyebar rata. berkilau. Distribusi
menyebar rata.
Mata Isokor, bola mata Isokor, bola mata Isokor, bola mata Isokor, bola mata
dapat mengikuti dapat mengikuti dapat mengikuti dapat mengikuti
arah gerakkan arah gerakkan arah gerakkan arah gerakkan
tangan pemeriksa, tangan pemeriksa, tangan pemeriksa, tangan pemeriksa,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan, diameter tekan, diameter tekan, diameter tekan, diameter
pupil + 2 mm, pupil + 2 mm, pupil + 2 mm, pupil + 2 mm,
reaksi cahaya +/+, reaksi cahaya +/+, reaksi cahaya +/+, reaksi cahaya +/+,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis,   kornea anemis,   kornea anemis,   kornea anemis,   kornea
tidak ikhterik. tidak ikhterik. tidak ikhterik. tidak ikhterik.
Hidung Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
warna kulit sama warna kulit sama warna kulit sama warna kulit sama
dengan kulit dengan kulit dengan kulit dengan kulit
sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau terdapat lesi atau terdapat lesi atau terdapat lesi atau
cairan, mukosa cairan, mukosa cairan, mukosa cairan, mukosa
hidung lembab, hidung lembab, hidung lembab, hidung lembab,
terdapat bulu terdapat bulu terdapat bulu terdapat bulu
hidung, uji pen hidung, uji hidung, uji hidung, uji
penciuman baik (N penciuman baik penciuman baik (N
ciuman baik (N I)
I) (N I) I)
Telinga Daun telinga Daun telinga Daun telinga Daun telinga
simetris kiri dan simetris kiri dan simetris kiri dan simetris kiri dan
kanan,bersih, tidak kanan,bersih, tidak kanan,bersih, kanan,bersih, tidak
ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak tidak ada benjolan ada benjolan , tidak
bengkak, tidak ada bengkak, tidak ada , tidak bengkak, bengkak, tidak ada
nyeri tekan pada nyeri tekan pada tidak ada nyeri nyeri tekan pada
masteudeus, tidak masteudeus, tidak tekan pada masteudeus, tidak
ada serumen. Klien ada serumen. Klien masteudeus, tidak ada serumen. Klien
dapat mendengar dapat mendengar ada serumen. dapat mendengar
dengan baik dengan baik Klien dapat dengan baik
mendengar
dengan baik
Mulut Bibir simetris, Bibir simetris, Bibir simetris, Bibir simetris,
mukosa lembab, mukosa lembab, mukosa lembab, mukosa lembab,
lidah simetris, lidah simetris, lidah simetris, lidah simetris, dapat
dapat bergerak ke dapat bergerak ke dapat bergerak ke bergerak ke kiri dan
kiri dan kekanan kiri dan kekanan kiri dan kekanan kekanan (N XII),
(N XII), tidak (N XII), tidak (N XII), tidak tidak pucat, lidah
pucat, lidah dapat pucat, lidah dapat pucat, lidah dapat dapat merasakan
merasakan asam, merasakan asam, merasakan asam, asam, asin, dan
asin, dan manis asin, dan manis asin, dan manis manis dengan baik.
dengan baik. Gigi dengan baik., dengan baik. karang gigi (-), gigi
putih, karang gigi karang gigi (+). karang gigi (-). bolong 1.
(+).

Leher dan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada Tidak ada kesulitan
Tenggorokan menelan, menelan, kesulitan menelan, menelan,
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah
bening bening bening bening

(-) distensi vena (-) distensi vena (-) distensi vena (-) distensi vena
jugularis(-), tidak jugularis(-), tidak jugularis(-), tidak jugularis(-), tidak
ada tanda radang. ada tanda radang ada tanda radang ada tanda radang
Dada Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
bronkovesikuler, bronkovesikuler, bronkovesikuler, bronkovesikuler,
RR: 20X/ menit. RR: 18 X/ menit. namun pada saat RR: 24 X/ menit.
batuk suara
nafas terdapat
ronchi RR: 22 X/
menit.
Abdomen Tidak ada nyeri ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada saat maag tekan, tidak ada tekan, tidak ada
keluhan kambuh keluhan keluhan
Ekstremitas Gerakan tak Gerakan tak Gerakan tak Gerakan tak
terbatas, mampu terbatas, mampu terbatas, mampu terbatas, mampu
fleksi/ ekstensi fleksi/ ekstensi fleksi/ ekstensi fleksi/ ekstensi
tanpa rasa nyeri tanpa rasa nyeri tanpa rasa nyeri tanpa rasa nyeri
tidak ada benjol tidak ada benjolan, tidak ada tidak ada benjolan,
bengkak (-), benjolan, bengkak bengkak (-),
an, bengkak (-),
kemerahan (-), (-), kemerahan (-), kemerahan (-),
kemerahan (-),
kekuatan otot kekuatan otot kekuatan otot
kekuatan otot
normal mampu normal mampu normal mampu
normal mampu
menahan tahan an, menahan tahan an, menahan tahan an,
menahan tahan
refleks (+) refleks (+) refleks (+)

an, refleks (+)


55555 55555 55555 55555 55555 55555

55555 55555
55555 55555 55555 55555 55555 55555

55555 55555
Kulit Turgor baik, tanda Turgor baik, tanda Turgor baik, tanda Turgor baik, tanda
radang (-), sawo radang (-), kuning radang (-), kuning radang (-), kuning
matang, tekstur langsat, tekstur langsat, tekstur langsat, tekstur
sedikit kasar. halus halus halus
Kuku Tidak ada yang Tidak ada yang Sedikit panjang, Tidak ada yang
panjang, terawat panjang, terawat sianosis (-), tanda panjang,
bersih,sianosis(-), bersih,sianosis(-), radang (-), bersih,sianosis(-),
tanda radang (-) tanda radang (-) terawat. tanda radang (-).
Suhu tubuh 36.6 o C 36,8 oC 36.5 o C 36.6 o C
BB 62 Kg 47 Kg 23 kg 14,5 kg
TB 165 cm 160 cm 133 cm 87 cm
TD 130/90 mmHg 110/80 mmHg 110/70 mmHg

 
H. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga

Keluarga berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah kesehatan


yang ada didalam keluarganya terutama untuk anaknya yang menderita flek paru
dan keluarganya agar lebih menjaga kesehatan.

I. Fungsi Perawatan Kesehatan ( Pengkajian Tahap II)

Masalah Kesehatan Keluarga pertama

Ny. S mengatakan, masalah kesehatan yang saat ini dialami oleh keluarganya
adalah An.Si yang menderita flek paru berusia 11 thn. Sebelumnya An.Si pernah
mengalami pengobatan namun pngobatannya tidak tuntas klien hanya menjalani
pengobatan ± 2 bulan, keluarga mengaku tidak memiliki biaya untuk melakukan
kontrol pemeriksaan kembali. Saat ini An.Si masih sering mengalami batuk namun
dengan frekuensi yang jarang.

Ny.S hanya mengatakan, bahwa anaknya terkadang mengalami batuk disertai


dahak dan terkadang sesak .Ny.Si tidak mengetahui penyebab dari penyakit flek paru
yang diderita anaknya.Ny.Si mengatakan, akibat dari batuk –batuk yang di alami
anaknya , anak Si jadi terganggu tidurnya tidak nyaman karena batuk yang
dialaminya. Ny.S mengatakan, saat anaknya mengalami batuk hanya di berikan obat
warung, sebenarnya Ny,S mau membawa anaknya untuk ke puskesmas namun karena
letak puskesmas bungursari yang jauh dari rumahnya dan karena kesibukannya
bekerja Ny.S memutuskan untuk diberikan obat warung saja. Ia juga mengatakan jika
kesana harus menaiki angkot dan untuk mendapatkan angkot harus menunggu lama.

Bangunan rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di
plester. Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa
dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah. Ny. H mengatakan
hanya bisa membawa anaknya ke puskesmas pembantu atau ke bidan karena
puskesmas kecamatan letaknya jauh. Dan kendalanya adalah di puskesmas pembantu
tidak lengkap untuk pemeriksaannya.

Masalah Kesehatan Keluarga kedua

Ny.S mengatakan, dirinya memiliki maag akut sejak 2 tahun yang lalu, Ny.S
mengatakan nyeri pada ulu hati saat maagnya kambuh, Ny,S megatakan maagnya
kambuh bila ia telat makan dan jika makan tidak teratur, akibatnya Ny,S harus
menunda dahulu pekerjaannya ketika maagnya kambuh.Saat maagnya kambuh Ny,S
menyegerakan untuk makan dan beristirahat.

Penataan ruangan dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-
barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi permanen
dan belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang kurang baik terlihat
dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di
sekitaran sudut rumah. Ny.S hanya mengkonsumsi obat warung untuk meredakan
nyeri saat maagnya kambuh.

Masalah Kesehatan Keluarga Ketiga

Masalah kesehatan ketiga yang ada pada keluarga adalah masalah ISPA pada
An.I karena ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga. Ketika
ditanya penyebab, tanda atau gejala, dan cara perawatan, Ny.S mengatakan
mengetahui tetapi tidak terlalu luas yang diketahuinya. Ny. S mengatakan sejak 2
minggu yang lalu An. I mengalami batuk pilek namun saat pengkajian An.I sudah
sembuh. Ny. S mengatakan An. I sering mengalami batuk pilek dan Ny.S mengangap
batuk pilek merupakan hal yang biasa.

Ny.S mengobati anaknya terlebih dahulu dengan obat yang dibeli di warung
dan jika tidak sembuh Ny.S membawa anaknya ke bidan. Sekitaran lingkungan
rumah Ny.S tampak kotor dan ada sampah, Penataan ruangan dirumah klien masih
terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya.
Bangunan rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester.

J. ANALISA DATA

No Data Fokus Masalah


Data Subyektif: Bersihan jalan nafas tidak efektif
pada An.Si di keluarga Tn.Sa
 Keluarga mengatakan An.Si
masih sering mengalami batuk
disertai dahak dan sesak.
 Keluarga mengatakan An.Si
Pernah mengikuti pengobatan di
puskesmas namun tidak
dilanjutkan.
 Keluarga mengatakan hanya
memberi obat warung saat An.Si
sakit dan jika tidak tertangani di
bawa ke Pustu atau bidan desa.
 Anak Si mengatakan sulit tidur
jika batuknya kambuh.

Data Obyektif:

 An.Si tampak batuk


 TD.110/70 mmHg
 Nadi 80x/mnt
 RR 22x/ mnit
 Suhu 36,7ºC

2 Data Subyektif: Gangguan rasa nyaman nyeri pada


Ny. S
 Ny.S mengatakan sudah
menderita maag sejak 2 tahun
lalu.
 Ny.S mengatakan sakit kambuh
ketika ia telat makan/ makan
tidak teratur.
 Ny.S mengatakan nyeri pada ulu
hati saat maagnya kambuh.
 Ny.S mengatakan hanya
mengkonsumsi obat warung saat
maagnya kambuh.

Data Obyektif :

Ttv

 TD: 110/80 mmHg


 N: 80x/menit
 RR: 18x/menit
 Suhu : 36,8ºC
 BB : 47 kg

3. Data Subjektif

 Ny.S mengatakan sejak 2 Resiko terjadinya ISPA berulang  


minggu yang lalu An.I pada keluarga Tn. Sa khususnya
mengalami batuk pilek namun An. I
pada saat pengkajian An.I sudah
sembuh.
 Ny.S mengtakan anaknya sering
terkena batuk pilek.
 Ny.S ,mengatakan hanya
memberi obat warung saja pada
anaknya.
 Ketika ditanya penyebab, tanda
atau gejala, dan cara perawatan,
Ny.S mengatakan mengetahui
tetapi tidak terlalu luas yang
diketahuinya.

Data Objektif

 Ttv

RR 24x/mnit

Nadi 87x/mnt

Suhu 32ºC.

 
 

K. MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. Diagnosa keperawatan keluarga I

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran


1 Sifat Masalah : aktual 3/3 X 1   1 Masalah adalah ancaman,
dilihat dari riwayat An.Si yang
Skala
masih sering mengalami batuk
disertai dahak dan sesak.
Aktual: 3
Keluarga belum melakukan
Risiko : 2 perawatan karena belum
mendapatkan informasi.
Potensial : 1
2 Kemungkinan masalah ½X2 1 Pengetahuan keluarga yang
dapat diubah: kurang tentang penyakit dan
Sebagian cara perawatannya. Keluarga
hanya memberikan obat warung
Skala
untuk mengatasi keluhan
anaknya.
Mudah : 2

Sebagian : 1

Tidak Dapat : 0
Potensial masalah 3/3 X 1 1 Masalah ini sudah cukup lama,
dan keluarga berkeinginan
untuk dicegah: Cukup untuk memeriksakan dan
kontrol ke puskesmas. Dan juga
Skala
Ny.S berkeinginan untuk dapat
mengatasi masalah tersebut
Tinggi : 3
secara mandiri dirumah dengan
Cukup : 2 difasilitasi oleh perawat.

Rendah : 1
Menonjolnya masalah: 2/2 X 1 1 Ny.S menginginkan agar dapat
masalah perlu segera membantu mengatasi masalah
ditangani An. Si   dengan segera saat
keluhannya timbul
Skala

Segera : 2

Tidak perlu segera 1:

Tidak dirasakan : 0
Jumlah   4

2. Diagnosa keperawatan keluarga II

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran


1 Sifat Masalah : aktual 3/3 X 1   1 Ny. S mengatakan nyeri pada
uluhati/ perutnya saat dirinya
Skala
terlambat makan dan memakan
makanan pedas dan asam.
Aktual: 3
Risiko : 2

Potensial : 1
2 Kemungkinan masalah ½X2 1 Ny.S mengetahui jika dirinya
dapat diubah: telat makan mkan maka
Sebagian maagnya akan kambuh namun
prilaku Ny.S belum bisa ia
Skala
kontrol.

Mudah : 2

Sebagian : 1

Tidak Dapat : 0
Potensial masalah 2/3 X 1 2/3 Masalah ini sudah lama,Ny,S
untuk dicegah: Cukup berkeinginan agar dia bisa
mengontrol pola makannya.
Skala

Tinggi : 3

Cukup : 2

Rendah : 1
Menonjolnya masalah: 2/2 X 1 1 Ny.S mengatakan nyeri saat
masalah perlu segera gastritis nya kambuh itu sangat
ditangani mengganggu   ia sangat ingin
sekali disembuhkan.
Skala

Segera : 2
Tidak perlu segera 1:

Tidak dirasakan : 0
Jumlah   3
2/3

3. Diagnosa keperawatan keluarga III

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran


1 Sifat Masalah : actual 2/3 X 1 2/3 Masalah bersifat resiko, Ny.S
mengatakan An. I sering
Skala
mengalami batuk pilek, dan
keluarga menganggap penyakit
Aktual: 3
tersebut sudah biasa.
Risiko : 2

Potensial : 1
2 Kemungkinan masalah ½X2 1 Masalah dapat diubah sebagian
dapat diubah: Sebagian karena rumah Keluarga Ny.S
dekat dengan klinik bidan,
Skala
namun Ny,S lebih memilih
memberi obat warung terlebih
dahulu karena Ny.S
Mudah : 2
mengatakan tidak pnya waktu
untuk berobat.
Sebagian : 1

Tidak Dapat : 0
Potensial masalah untuk 2/3 X 1 2/3 Masalah ini sudah sering terjadi
dicegah: Cukup . keluarga perduli dengan
kesehatan dengan memberikan
Skala
obat secara mandiri namun
keluarga tidak menyegerakan
Tinggi : 3
periksa ke fasilitas kesehatan.
Cukup : 2

Rendah : 1
Menonjolnya masalah: 1/2 X 1 ½ Keluarga mengatakan hanya
tidak perlu segera dengan diberi obat warung dan
ditangani perawatan tradisional anaknya
dapat sembuh.
Skala

Segera : 2

Tidak perlu segera 1:

Tidak dirasakan : 0
Jumlah 3

Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. Sa adalah sebagai
berikut:
1. Resiko penularan ditandai dengan ketidakmampuan keluarga dalam menjaga
lingkungan (Score 4)
2. Penatalaksanaan pemeliharaan rumah tak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan dalam usaha
mengatasi masalah kesehatan ditandai dengan kondisi rumah kurang rapi dan
bersih (Score 3 2/3)
3. Potensial penatalaksanaan terapeutik yang efektif berhubungan dengan
keadekuatan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit ditandai
dengan klien mengatakan rajin kontrol kepuskesmas (Score3)
Intervensi Keperarawatam

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi

Kriteria Standar

1 Resiko penularan TUM : Verbal Keluarga dapat Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang
ditandai dengan menyebutkan 3cara cara penularan TB Paru
ketidakmampuan Setelah diberikan askep selama 4 dari 5 penularan TB
- Diskusikan dengan keluarga tentang cara
keluarga dalam hari diharapkan keluarga dapat paru penularan TB paru
menjaga mengerti tentang penularan - Anjurkan keluarga untuk menjaga
penyakit TB paru dan tidak terjadi lingkungan agar tetap bersih
lingkungan
penularan lebih lanjut - Memotivasi keluarga untuk menghindari
hal-hal yang dapat menularkan TB Paru
TUK :

1. Setelah diberikan perawatan


selama 1 kali kunjungan
selama 30 menit diharapkan
keluarga mampu mengenal
penularan TB paru
2. Setelah diberikan perawatan Verbal - Keluarga mengerti - Diskusikan dengan keluarga manfaat
selama 1 kali kunjungan tentang pemberian pengobatan secara teratur
selama 30 menit diharapkan obat secara teratur - Beri pujian tentang keputusan yang diambil
keluarga mampu mengambil - Pemberian lama- Motivasi keluarga untuk selalu
keputusan mengenai pengobatan selama 6 mengingatkan klien minum obat
pengobatan pada klien - 8 bulan
- Keluarga mampu
memotivasi klien
untuk berobat secara
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi

Kriteria Standar

teratur
3. Setelah diberikan perawatan Psikomotor - Keluarga mampu - Diskusikan dengan keluarga cara penularan
selama 1 kali kunjungan merawat klien. TB Paru
selama 30 menit diharapkan - Dapat menghindari - Ajarkan keluarga merawat diri dan klien
keluarga mampu merawat hal-hal yang dapat - Jelaskan pada keluarga cara menghindari
anggota keluarga yang sakit menularkan penyakit hal-hal yang dapat menularkan TB paru
TB paru
4. Setelah diberikan perawatan Psikomotor - Keluarga selalu
- Anjurkan keluarga agar selalu menjaga
selama 1 kali kunjungan membersihkan kebersihan rumah, manata barang-barang
selama 30 menit diharapkan rumah, menata dan membedakan peralatan untuk makan
keluarga mampu barang-barangnya - Motivasi keluarga untuk memelihara
memodifikasi lingkungan dan membedakan lingkungan rumah agar tetap bersih dan
rumah peralatan untuk membuka jendela setiap hari agar sinar
makan matahari menyinari seluruh kamar
- Sinar matahari dapat
menyinari seluruh
ruangan
5. Setelah diberikan perawatan Psikomotor - Keluarga dapat- Diskusikan dengan keluarga tentang
selama 1 kali kunjungan memanfatkan pentingnya fasilitas kesehatan dalam
selama 30 menit diharapkan fasilitas kesehatan perawatan kesehatan keluarga
keluarga mampu yang ada - Motivasi keluarga untuk mengajak anggota
memanfaatkan fasilitas - Keluarga dapat keluarga yang sakit berobat ke puskesmas
pelayanan kesehatan yang ada mengajak anggota
keluarga yang sakit
untuk berobat
2 Penatalaksanaan Tupan :
pemeliharaan
Setelah diberikan askep selama 4
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi

Kriteria Standar

rumah tak efektif hari diharapkan keluarga mampu


berhubungan menata atau mempertahankan
dengan lingkungan rumah yang efektif
ketidakmampuan
keluarga untuk
memodifikasi Tupen :
lingkungan dalam - Diskusikan dengan keluarga
usaha mengatasi 1. Setelah diberikan perawatan manfaat lingkungan yang sehat
masalah selama 1 kali kunjungan - Jelaskan pada keluarga tentang pengertian,
kesehatan selama 30 menit diharapkan syarat rumah sehat dan akibat bila
ditandai dengan keluarga mampu mengenal lingkungan tidak sehat
lingkungan yang sehat - Motivasi keluarga untuk menjaga
kondisi rumah
kurang rapi dan Verbal - Keluarga mengerti lingkungan yang sehat
bersih tentang pengertian
rumah sehat
- Syarat rumah sehat
- Manfaat rumah sehat
- Akibat bila
lingkungan rumah
yang tidak sehat
2. Setelah diberikan perawatan Psikomotor - Keluarga termotivasi
- Diskusikan dengan keluarga untuk
selama 1 kali kunjungan untuk menata mempertahankan lingkungan yang sehat
selama 30 menit diharapkan lingkungan rumah - Motivasi keluarga untuk tetap menjaga
keluarga mampu mengambil sehat bagi keluarga lingkungan yang sehat
keputusan untuk menata rumah - Beri pujian terhadap keputusan yang
sehat bagi keluarga diambil oleh keluarga
3. Setelah diberikan perawatan Psikomotor - Keluarga menata
- Diskusikan dengan keluarga tentang akibat
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi

Kriteria Standar

selama 1 kali kunjungan perabotan agar rapi dari lingkungan yang kotor
selama 30 menit diharapkan dan bersih - Berikan dorongan pada keluarga untuk
keluarga mampu menata dan - Keluarga menyapu membersihkan lingkungan rumah
memelihara lingkungan rumah di dalam dan di luar
- Anjurkan keluarga untuk menyapu di dalam
rumah setiap hari dan di luar kamar setiap hari

4. Setelah diberikan perawatan Psikomotor - Keluarga dapat - Memotivasi keluarga agar mampu
selama 1 kali kunjungan membuat kamar memodifikasi lingkungan rumah agar
selama 30 menit diharapkan tidak lembab dan tampak bersih dan rapi
keluarga mampu memodifikasi - Anjurkan keluarga untuk meningkatkan
pengap
lingkungan rumah untuk kesehatan keluarga dengan cara
meningkatkan kesehatan - Sinar matahari dapat membersihkan lingkungan, barang-barang
keluarga masuk keseluruh tertata rapi dan menjemur bantal, kasur
ruangan minimal 2 kali seminggu
- Jendela terbuka
setiap hari
- Peralatan tertata rapi
- Bantal dan kasur
dijemur minimal 2
kali seminggu
5. Setelah diberikan Psikomotor - Keluarga - Diskusikan untuk menentukan fasilitas
perawatan selama 1 kali memanfaatkan kesehatan yang tepat untuk dipilih
kunjungan selama 30 fasilitas kesehatan - Anjurkan keluarga untuk memanfaatkan
menit diharapkan keluarga yang ada sesuai fasilitas kesehatan yang ada
mampu memanfaatkan dengan kebutuhan - Motivasi keluarga untuk memeriksakan
fasilitas kesehatan yang anggota keluarganya yang sakit kepelayanan
terkait dengan kesehatan kesehatan terdekat
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi

Kriteria Standar

lingkungan
3 Potensial Tupan :
penatalaksanaan
terapeutik yang Setelah diberikan askep selama 4
efektif hari diharapkan keluarga mampu
berhubungan melaksanakan program pengobatan
dengan keluarga yang efektif
keadekuatan
keluarga dalam Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang
merawat anggota Tupen : penyakit TB paru
keluarga yang - Jelaskan pada keluarga tentang pengertian,
sakit ditandai 1. Setelah diberikan perawatan penyebab, tanda dan gejala, cara
dengan klien selama 1 kali kunjungan pencegahan dan pengobatan TB paru
selama 30 menit diharapkan Verbal Keluarga mengerti Diskusikan dengan keluarga tentang akibat
-
mengatakan rajin keluarga mampu mengenal
tentang bila tidak minum obat
kontrol penyakit TB paru tersebut
kepuskesmas
penyakit TB paru

- Keluarga mengerti
tentang penyebab,
tanda dan gejala
TB paru, cara
penularan TB paru,
cara pencegahan dan
pengobatan TB
paru, cara minum
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi

Kriteria Standar

obat yang benar

Dan akibat bila tidak


minum obat

2. Setelah diberikan perawatan Verbal - Keluarga mengerti - Diskusikan dengan keluarga tentang
selama 1 kali kunjungan tentang akibat bila manfaat minum obat secara teratur dan
selama 30 menit diharapkan putus obat dan bila akibat bila putus obat
keluarga mampu mengambil minum obat tidak - Motivasi keluarga untuk menjaga dan
keputusan dalam pengobatan teratur mengawasi klien saat minum obat
yang sedang dijalani oleh Klien - Keluarga termotivasi
dalam perawatan
klien
3. Setelah diberikan perawatan Psikomotor - Keluarga mengerti - Motivasi klien untuk tetap minum obat
selama 1 kali kunjungan tentang manfaat secara teratur
selama 30 menit diharapkan minum obat secara - Anjurkan keluarga untuk mengambil obat
keluarga mampu merawat teratur bila obat klien sudah habis
anggota keluarga yang - Keluarga mengambil
menderita TB paru obat di puskesmas
bila obat klien habis
4. Setelah diberikan perawatan Psikomotor - Keluarga membuka - Diskusikan dengan keluarga tentang
selama 1 kali kunjungan Jendela setiap hari, manfaat mempertahankan lingkungan rumah
selama 30 menit diharapkan kamar tidak lembab yang sehat bagi anggota keluarga yang sakit
keluarga mampu dan pengap, barang- - Anjurkan keluarga membuka jendela setiap
mempertahankan suasana barang tertata rapi, hari, membuang ludah pada tempat
rumah yang sehat bagi anggota membuang ludah pembuangan ludah yang sudah diisi larutan
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi

Kriteria Standar

keluarga yang sakit pada tempat desinfektan


pembuangan ludah - Motivasi keluarga untuk menata rumah yang
yang sudah diisi sehat agar sinar matahari dapat masuk ke
larutan desinfektan, seluruh ruangan sehingga kamar tidak
halaman rumah tidak lembab dan pengap
becek

Setelah diberikan perawatan selama Psikomotor - Keluarga mengajak- Motivasi klien agar kontrol ke puskesmas
1 kali kunjungan selama 30 menit klien kontrol dan untuk mendapatkan pengobatan
diharapkan keluarga mampu melanjutkan - Anjurkan keluarga untuk selalu mengontrol
pengobatan apabila obat klien
memanfaatkan sumber dan fasilitas
obat habis
kesehatan yang ada

Intervensi Jurnal

Penulis Level Tahu Jumlah Usia Jenis Intervensi Hasil intervensi


n sampel penelitian
Muhtar, A. 2016 40 >18 desain MENINGKATKAN SELF Penerapan asuhan
Haris thn randomized CARE BEHAVIOR keperawatan keluarga efektif
control group PENDERITA TUBERKULOSIS dalam meningkatkan self care
pretest PARU behavior penderita TB paru,
posttest tahap pengkajian dan diagnose
design, keperawatan meningkatkan
kesadaran penderita akan
kebutuhan perawatan diri (self
care demand), pada tahap
intervensi, implementasi
sampai evaluasi keperawatan
terjadi peningkatan
kemampuan dan kemandirian
penderita TB paru dalam
perawatan diri (self care
agency)
Luthfiana N.L 2019 2 >50 Kualitatif, Masalah Resiko Penularan setelah dilakukan asuhan
thn deskriptif Penyakit Pada Kasus keperawatan selama 3x
Tuberkulosis Paru kunjungan rumah, diharapkan
keluarga menunjukkan perilaku
pencegahan penyakit, dengan
kriteria hasil keluarga mampu
mengetahui cara pencegahan
penularan penyakit TB, Keluarga
mampu melakukan tindakan
pencegahan penularan penyakit
TB.

Implementasi Keperawatan

Data
Tanggal Dan Jam No DX/TUK Implementasi
Pertemuan 1 TUK : Bersihan Jalan Nafas tidak efektif pada An.Si TUK 1 :

dikeluarga Tn. Sa
1. Mendiskusikan dengan keluarga

tentang;

 Pengertian TB Paru

 Penyebab TB Paru
 Tanda dan gejala TB Paru

2. Memberi pendidikan kesehatan pada

keluarga tentang Pengertian TB Paru,

Penyebab TB Paru, Tanda dan gejala TB

Paru.

3. Memberi kesempatan pada keluarga

untuk mengiden-tifikasi Pengertian TB

Paru, Penyebab TB Paru, Tanda dan

gejala TB Paru.

4. Memberikan reinforcement positif

seperti pujian atas kemampuan keluarga

mengidentifikasi Pengertian TB Paru,

Penyebab TB Paru, Tanda dan gejala TB

Paru.
5. Mengevaluasi pengetahuan keluarga dan

memberikan kesempatan pada keluarga

untuk membandingkan pengetahuan

yang dimiliki keluarga dengan standar.

Pertemuan 2 TUK 2 :

1. Menjelaskan dan berdiskusi pada

keluarga mengenai akibat dari

penyakit TB Paru

2. Menanyakan kembali pada keluarga

akibat TB Paru

3. Motivasi keliuarga untuk

mengambil keputusan dalam

mengatasi TB Paru.

4. Memberikan reinforcement positif

atas keputusan yang diambil


keluarga dalam mengatasi TB Paru.

Pertemuan-3 TUK 3:

1. Menjelaskan cara perawatan,

pencegahan penyakit TB Paru

2. .Mengajarkan klien cara batuk

efektif dan membuang dahak yang

benar

3. Menanyakan kembali cara

perawatan, pencegahan penyakit TB

Paru

4. Menganjurkan kelien

mempraktekkan kembali cara batuk

efektif dan membuang dahak ke

tempatnya.
5. Memberikan reinforcement positif

atas hasil yang dicapai.

Pertemuan-4 TUK 4:

1. Mendiskusikan dengan keluarga

tentang modifikasi lingkungan yang

tepat untuk mendukung

penyembuhan TB Paru

2. Mendorong keluarga untuk

mengidentifikasi lingkungan yang

tepat untuk mencegah TBC Paru

3. Memotivasi keluarga untuk

mengungkapkan kembali terhadap

bahasan yang telah didiskusikan

4. Memberi reinforcement terhadap

kemampuan keluarga
mengungkapkan kembali apa yang

telah didiskusikan

5. Memberi kesempatan keluarga

bertanya tentang hal yang belum

jelas

Pertemuan-5 TUK 5:

1. Mendiskusikan dengan keluarga

tentang fasilitas kesehatan yang

tersedia

2. Mendiskusikan dengan keluarga

untuk menyebutkan manfaat fasilitas

kesehatan

3. Mendorong keluarga untuk

memanfaatkan fasilitas kesehatan

untuk mengatasi TBC Paru


4. Memberi reinforcement seperti

pujian terhadap kemampuan

keluarga menyebutkan kembali

manfaat fasilitas kesehatan

5. Memberi kesempatan keluarga

bertanya tentang hal yang belum

jelas
DAFTAR PUSTAKA

Bailon dan Malagya.2002. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta EGC.

Friedman, Marilyn M. 1998. Family Nursing Teoryand Practice. Edisi III.


Penerjemah Ina Debora R. L. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta 

Griffith, H. Winter. 1994. Complete Guide to Symtomps, Illnessand surgery. Cetakan


I. Penterjemah : Peter Anugrah. Penerbit Arcan : Jakarta.

Great Anoa. 2012. Asuhan Keperawatan TBC Paru pada Anak.Jakarta.EGC.

Intan,S. 2008. Asuhan Keperawatan TB Paru. Jakarta. Pustaka Medika.

Kelvi,N. 2009. Penyakit Pada Saluran Pernafasan. Jakarta. Salemba Medika.

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.

Suprajitno. 2006. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :EGC.

Wahab, Samik. 2008. Pedoman Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai