DEPARTEMEN
OLEH :
20202046101109
2021
LEMBAR PENGESAHAN
DEPARTEMEN
KELOMPOK 2
NIM: 202020461011091
Page 2 of 9
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN 2
DAFTAR ISI 3
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN 4
A. Definisi 4
B. Etiologi 4
C. Epidemologi 5
D. Tanda dan Gejala 5
E. Patofisologi dan Pathway 5
F. Pemeriksaan Penunjang 6
G. Penatalaksanaan 6
H. Konsep Asuhan Keperawatan (FOKUS) 8
I. Diagnosa Keperawatan (SDKI) 9
J. Intervensi dan Luaran Keperawatan (SIKI/SLKI) 11
K. Daftar Pustaka (Sumber Reference) 14
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN 15
A. Pengkajian (Focus Assesement) 15
B. Analisa Data 19
C. Diagnosa Keperawatan (SDKI) 19
D. Intervensi Keperawatan (SIKI) 20
Page 3 of 9
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Hernia adalah kelainan pada dinding abdomen yang memungkinkan isi
abdomen menonjol dari rongga abdomen. Hernia adalah penonjolan dari organ
internal melalui pembentukan abnormal atau lemah pada otot yang
mengelilinginya. Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui
dinding rongga dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan
normal tertutup (Jitiwoyono & Kristiyanasari, 2010).
B. Etiologi
1. Hernia Inguinal
a. Terjadi penurunan kekuatan otot dinding abdomen.
1) Kelemahan jaringan
2) Terdapat tempat dibagian lebar diligamen inguinal
3) Traum
b. Terjadi tekanan pada intra abdominal.
1) Obesitas
2) Mengaambil barang berat
3) Mengejan Konstipasi
4) Kehamilan
5) Batuk dalam jangka waktu lama
6) prostate Hipertropi
2. Hernia Hiatal
Faktor hernia hiatal belum diketahui, namun bisa terjadi karena adanya
kelemahan pada jaringan penyokong. Faktor resiko terjadinya Hernia Hiatal
adalah:
a. Pertambahan usia
b. Kegemukan
c. Merokok
3. Hernia Umbilical
Hernia Umbilical/Umbilikus terdapat jika penutupan umbilikus (didapat
tali pusar) tidak sempurna.
4. Hernia Femoralis
a. Akibat adanya hernia Femoralis adalah kehamilan multipara, kegemukan
Page 4 of 9
dan keturunan penahan ikat.
b. Faktor kekurangan bagan fascia dan aponeurosis tranversa,
degenerasi/atropi, tekanan intra abdomen meningkat, pekerjaan
mengangkat benda-benda berat, batuk kronik, gangguan BAB, dan
gangguan BAK.
C. Epidemologi
Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia inguinal
direk, indirek serta hernia femoralis; hernia insisional 10%, hernia ventralis 10%,
hernia umbilikus 3% dan hernia lainnya sekitar 3%. Pada hernia inguinalis lebih
sering pada laki-laki daripada perempuan (Sjamsuhidajat, 2011).
D. Tanda dan Gejala
1. Tampak benjolan dilipatan paha
2. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit ditempat itu disertai
perasaan mual.
3. Bila terjadi hernia inguinalis strangulate perasaan sakit akan bertambah
hebat disertai kulit diatasnya menjadi merah dan panas
4. Hernia femolaris kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing
darah), benjolan dibawah sela paha.
5. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit didaerah perut disertai
sesak nafas.
6. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar
(Rudi Haryono, 2012)
E. Patofisologi dan Pathway
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari
peritonium, isi hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi
organ intraperitonial lain atau organ ekstraperitonial seperti ovarium, apendiks
divertikel dan bulu-bulu. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi kantong
hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ-organ lain
misalnya paru dan sebagainya. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi
karena usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah.
Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses
degenerasi. Pada orang dewasa kanalis tersebut telah menutup. Namun karena
daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk kronik, bersin
yang kuat, mengejan dan mengangkat barang-barang yang berat. Kanal yang
Page 5 of 9
sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis
karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut
(Deden Dermwan & Tutik Rahayuningsih, 2010).
Kelemahan Tekanan
Aktivitas dinding intraabdominal Adanya
berat abdominal tinggi tekanan
Hernia
Nekrosis Pembedahan
intestinal
Nyeri Akut I
Risiko
Infeksi
Defisit Nutrisi
Gangguan Page 6 of 9
Mobilitas Fisik
Gangguan Pola
Tidur
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada hernia inguinalis menurut Nurarif (2015) antara
lain :
1. Hitungan darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit, peningkatan sel darah putih
dan ketidak seimbangan elektrolit pada hernia.
2. Sinar X abdomen dapat menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus
atau obstruksi usus.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis hernia menurut Sjamsulhidayat antara lain :
1. Terapi umum
Terapi konservatif sambil menunggu proses penyembuhan melalui
proses selama dapat dilakukan pada hernia umbilikalis pada anak usia
dibawah 2 tahun. Terapi konservatif berupa alat penyangga dapat dipakai
sebagai pengelolaan sementara, misalnya adalah pemakaian korslet pada
hernia ventralis sedangkan pada hernia inguinal pemakaian tidak dilanjutkan
karena selalu tidak dapat menyebuhkan alat ini dapat melemahkan otot
dinding perut.
2. Reposisi
Tindakan memasukkan kembali isi hernia ketempatnya semula secara
hati-hati dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini di hanya
dapat di lakukan pada hernia repobilis dengan menggunakan kedua tangan.
Tangan yang satu melebarkan leher hernia sedangkan tangan yang lain
memasukkan isi hernia melalui leher hernia tadi. Tindakan ini terkadang
dilakukan pada hernia irrepobilis apabila pasien takut operasi, yaitu dengan
cara : bagian hernia di kompres dingin, penderita di beri penenang valium 10
mg agar tidur, pasien di posisikan trandelenbrerg. Jika posisi tidak berhasil
jangan dipaksa, segera lakukan operasi.
3. Suntikan
Setelah reposisi berhasil suntikan zat yang bersifat sklerotok untuk
memperkecil pintu hernia.
4. Sabuk hernia
Page 7 of 9
Digunakan pada pasien yang menolak operasi dan pintu hernia relative kecil.
5. Herniotomy
Dilakukan pembedahan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong
dibuka dan isi hernia di bebaskan jika ada perlengketan, kemudian
reposisi, kantong hernia dijahit, diikat setinggi mungkin kemudian di
potong.
Page 8 of 9
1) Sebelum MRS : Pasien sering melakukan aktivitas yang berlebihan,
berkebun, mengangkat2 sawit dan menimbang karet.
2) Sesudah MRS:
a) Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur
b) Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian
tubuh
c) Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan
d) Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena.
e) Gangguan dalam berjalan.
f. Eliminasi
Gejala :
1) Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi
2) Adanya retensi urine
g. Istirahat tidur
Penurunan kualitas tidur
h. Personal Hygiene
Penurunan kebersihan diri, ketergantungan.
i. Integritas Ego
1) Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah
pekerjaan finansial keluarga
2) Tanda : tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga/orang
terdekat
j. Kenyamanan
Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk
dengan adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya,
nyeri yang menjalar ke kaki, bokong, bahu/lengan, kaku pada leher.
2. Pemeriksaan fisik pada abdomen
a. Inspeksi : Terdapat luka post operasi di abdomen regioninguinal
b. Palpasi : Teraba massa, terdapat nyeri tekan pada daerah inguinalis
c. Perkusi : Dullness
d. Auskultasi : Terdengar bising usus
I. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
3. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif
Page 9 of 9
4. Konstipasi b.d ketidakcukupan asupan serat
J. Luaran Keperawatan (SLKI)
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
Setelah dilakukan intrevensi keperawatan, maka tingkat nyeri
menurun dengan kriteria hasil :
a. Keluhan nyeri menurun
b. Meringis menurun
c. Sikap protektif menurun
d. Gelisah menurun
e. Frekuensi nadi menurun
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka mobilitas fisik
meningkat dengan kriteria hasil :
a. Pergerakan ekstremitas meningkat
b. Rentang gerak (ROM) meningkat
c. Nyeri menurun
d. Kelemahan fisik menurun
3. Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka tingkat infeksi
menurun dengan kriteria hasil :
a. Demam menurun
b. Kemerahan menurun
c. Nyeri menurun
d. Bengkak menurun
4. Konstipasi b.d ketidakcukupan asupan serat
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, maka nafsu makan
membaik dengan kriteria hasil :
a. Keinginan makan membaik
b. Asupan makan membaik
c. Asupan nutrisi membaik
Page 10 of
9
K. Intervensi Keperawatan (SIKI)
Edukasi
e. Jelaskan tujuan dan
manfaat teknik napas
f. Jelaskan prosedur
teknik napas
g. Anjurkan memposisikan
tubuh senyaman
mungkin
h. Anjurkan menutup mata
dan berkonsentrasi
penuh
i. Ajarkan melakukan
inspirasi dengan
menghirup udara
melalui hidung secara
perlahan
j. Ajarkan melakukan
ekspirasi dengan
Page 12 of
9
menghembuskan udara
dengan mulut mencucu
secara perlahan
k. Demonstrasikan
menarik napas selama 4
detik, menahan napas
selama 2 detik dan
menghembuskan napas
selama 8 detik.
Risiko infeksi b.d Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi
efek prosedur intervensi keperawatan, (I. 14539)
invasif maka tingkat infeksi Observasi
menurun dengan kriteria a. Monitor tanda dan
hasil (L. 14137) : gejala infeksi lokal dan
a. Demam menurun sistemik
b. Kemerahan menurun
c. Nyeri menurun Terapeutik
d. Bengkak menurun b. Berikan perawatan kulit
pada area luka
c. Cuci tangan sebelum
dan setelah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
d. Pertahankan tehnik
aspetik
Edukasi
e. Jelaskan tanda dan
gelaja infeksi
f. Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka operasi
g. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi.
Konstipasi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
ketidakcukupan intervensi keperawatan, (I.03119)
asupan serat maka nafsu makan Observasi
membaik dengan kriteria a. Identifikasi status nutrisi
hasil (L. 03024): b. Identifikasi makanan
a. Keinginan makan yang disukai
membaik c. Identifikasi kebutuhan
b. Asupan makan kalori dan jenis nutrien
membaik d. Monitor asupan
c. Asupan nutrisi makanan
Page 13 of
9
membaik
Terapeutik
e. Berikan makanan tinggi
serat
f. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
Kolaborasi
g. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Page 15 of
9
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN
I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung
Jawab
Nama : Tn. J Nama : Ny. M
Umur : 61 tahun Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin :L Jenis Kelamin :P
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : Petani Alamat : Sumberingin
Gol. Darah :- Hubungan dengan Klien : Istri
Alamat : Sumberingin
Pola Istirahat Tidur Tidur siang : Klien mengatakan Tidur siang : Klien
- Jumlah/Waktu tidur siang ± 3 jam. mengatakan merasa terganggu
- Gangguan Tidur karena sering terbangun
- Upaya Mengatasi Tidur malam : Klien akibat nyeri.
gangguan tidur mengatakan tidur malam ± 7
- Apakah mudah terbanguan jam/hari. Tidur malam : Klien
- Jika terbangun berapa mengatakan tidur sering
menit bisa tertidur lagi terganggu karena merasakan
nyeri.
- Hal-hal yang
mempermudah tidur
- Hal-hal yang
Page 17 of
9
mempermudah bangun
Pola Kebersihan Diri (PH) Mandi : klien mengatakan Mandi : klien mengatakan
- Frekuensi mandi mandi 2x sehari mandi 2x sehari
- Frekuensi Mencuci rambut Gosok gigi : klien mengatakan Gosok gigi : klien
- Frekuensi Gosok gigi gosok gigi ketika mandi mengatakan gosok gigi ketika
- Keadaan kuku Keramas : klien mengatakan mandi
- Melakukan mandiri/ keramas 3x seminggu Keramas : klien mengatakan
dibantu keramas 3x seminggu
2. Riwayat Psikologi
Klien mengatakan penyakitnya adalah cobaan dari tuhan. Tidak ada gangguan
konsep diri.
3. Riwayat Sosial
Klien tinggal dirumah dan hubungan dengan anggota keluarganya dekat.
4. Riwayat Spiritual
Klien mengatakan sering sholat 5 waktu.
C. Pemeriksaan Wajah
1) Mata
Kesimetrisan mata( + ), benjolan ( - ), Konjunctiva (ananemis), sclera
berwarna putih.
2) Hidung
Bentuk simetris, perdarahan (-), Kotoran ( - ), Pembengkakan ( - ),
pembesaran / polip ( - ), nyeri tekan ( - ).
3) Mulut
Lesi ( - ), Bibir pecah ( - ), gigi ,gusi, dan lidah : Caries ( + ), Kotoran (-),
Gigi palsu ( - ), Warna lidah putih, Perdarahan ( - ).
4) Telinga
Bentuk simetris, lesi ( - ), nyeri tekan ( - ), peradangan ( - ), penumpukan
serumen ( - ).
D. Pemeriksaan Kepala, Dan Leher
1) Kepala
Inspeksi : kesimetrisan (+). Luka ( - ), darah ( - ),
Palpasi : Nyeri tekan ( - )
2) Leher
Inspeksi : Bentuk leher (simetris), peradangan ( - ), massa ( - ).
Palpasi : Pembesaran kelenjar tiroid ( - ), pembesaran Vena jugularis ( - ).
E. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : terdapat luka post op herniotomy. Pinggiran luka tampak kemerahan
Palpasi : terdapat nyeri tekan.
F. Pemeriksaan Kulit/Integument
1) Integument/Kulit
Palpasi : Tekstur (kasar), Turgor/Kelenturan(jelek), struktur (keriput), nyeri
tekan (-).
2) Pemeriksaan Rambut
Ispeksi dan Palpasi : Penyebaran (merata), rontok ( - ), warna putih
(beruban).
3) Pemeriksaan Kuku
Inspeksi dan palpasi : kebersihan kuku (kurang baik).
TTD PERAWAT
Page 19 of
9
( Indah Wahyuni Sakriyanto )
B. Analisa Data
MASALAH
DATA DIAGNOSA
PENYEBAB KEPERAWATA
(Tanda mayor & minor) KEPERAWATAN
N
Ds : Tindakan Nyeri akut Nyeri akut b.d agen
P : Klien mengatakan pembedahan pencedera fisik d.d
nyeri, nyeri semakin herniotomy mengeluh nyeri (D.0077)
terasa pada saat
bergerak.
Q : Klien mengatakan
nyeri seperti disayat
benda tajam (perih)
dan ditusuk-tusuk.
R : Klien mengatakan
nyeri pada area luka
post op herniotomy.
S : Klien mengatakan
skala nyeri 5
menggunakan skala
nyeri numerik.
T : Klien mengatakan
nyeri nyeri hilang
timbul.
Do :
- Skala nyeri 5
- Tampak meringis
- Terdapat luka post op
herniotomy.
Do :
- Pada pinggiran luka
Page 20 of
9
tampak kemerahan
- Nyeri
Page 21 of
9
D. Intervensi Keperawatan
2. Judul Jurnal
3. Judul Jurnal
4. Judul Jurnal
5. Judul Jurnal
Page 25 of
9