OLEH :
INDA OCTAVIANA
N.22.04.008
BAJI
OLEH :
INDA OCTAVIANA
N.22.04.008
TAHUN
AJARAN 2023
BAB I
KONSEP MEDIS
A. DEFENISI
1. DEFENISI CRANIOTOMY
biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak.
B. ETIOLOGI
pembuluh darah yang terletak lebih dalam, yaitu di parenkim otak atau
C. PATOFISIOLOGI
disekitarnya akan bergeser dan tertekan. Darah yang keluar dari pembuluh
lekukan- lekukan berdinding tipis yang menonjol pada arteri pada tempat
yang lemah. Makin lama aneorisme makin besar dan kadangkadang pecah
jumlah darah yang mengalir ke otak 58 ml/menit per 100 gr jaringan otak.
Bila aliran darah ke otak turun menjadi 18 ml/menit per 100 gr jaringan
otak akan menjadi penghentian aktifitas listrik pada neuron tetapi struktur
sel masih baik, sehingga gejala ini masih revesibel. Oksigen sangat
darah setiap saat. Bila suplay O2 terputus 8-10 detik akan terjadi gangguan
fungsi otak, bila lebih lama dari 6-8 menit akan tejadi jelas/lesi yang tidak
darah ke otak baik secara umum maupun lokal. Timbulnya penyakit ini
sangat cepat dan konstan dapat berlangsung beberapa menit, jam bahkan
penurunan perfusi ke otak, gangguan drainase otak dan yang lebih berat
begitu, pada orang tua, sakit kepala kemungkinan ringan atau tidak ada.
setengah badan. Selain itu, setengah orang juga mengalami sulit berbicara
mati rasa, seringkali mempengaruhi hanya salah satu bagian tubuh. orang
berbeda atau menjadi lumpuh. Pupil bisa menjadi tidak normal besar atau
kecil. Mual, muntah, serangan, dan kehilangan kesadaran adalah biasa dan
membesarnya hematom.
cranium.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
ICH. Gambaran yang dapat diberikan oleh CT Scan antara lain satu atau
yang dalam. Selain itu, dapat juga ditemukan edema pada area
perdarahan yang tidak sesuai dengan enerji trauma, atau jika terdapat
F. PENATALAKSANAAN
penurunan kesadaran dan adanya pergeseran atau shifting garis tengah dan
2017) :
1. Evaluasi cepat dan diagnosis
pengendalian kejang.
G. PENCEGAHAN
yang dimaksud meliputi diit tidak sehat, obesitas, rokok, dan kurang
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, dan diagnosis
medis.
lainya.
Coma Scale)
pernapasan.
c. Rasakan (sentuhan)
udara di paru-paru.
memadai.
4) Disability
5) Expossure
secara
berguling untuk menghindari hipotermia (America College of
Surgeons; ATLS)
ritme/irama pernapasan.
3. Kardiovaskuler
epigastric
4. Ekstremitas
c. Crush injury.
d. Sindroma kompartemen.
h. Pucat (pallor).
i. Dingin (coolness).
ARDS.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
perdarahan intraserebral
2. Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan kerusakan
trakeobronkial
A. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
NO Keperawatan
1. Resiko perfusi Setelah dilakukan intervensi Manajemen peningkatan
jaringan serebral keperawatan di harapkan Perfusi tekanan intracranial :
Tidak Efektif Serebral meningkat dengan 1. Identifikasi penyebab
Kriteria Hasil : peningkatan TIK
1. Tingkat kesadaran 2. Monitor tanda gejala
meningkat peningkatan TIK
2. Kognitif Meningkat 3. Monitor status
3. Tekanan Intra Kranial neurologis dengan
Menurun GCS
4. Sakit kepala menurun 4. Monitor asupan dan
5. Gelisah menurun keluaran
6. Tekanan darah sistolik 5. Memposisikan pasien
membaik tirah baring total
7. Tekanan darah diastolic 6. Meminimalkan
membaik stimulus dengan
menyediakan
lingkungan yang
tenang.
Pemantauan intra kranial:
1. Monitor peningkatan
TD
2. Monitor penurunan
frekuensi jantung
3. Monitor penurunan
tingkat kesadaran.
4. Monitor kadar CO2
5. Pertahankan posisi
kepala dan leher
netral.
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan intervensi Management Nutrisi:
nutrisi kurang dari keperawatan di harapkan 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh. nutrisikurang dari kebutuha makanan Rasional :
Kriteria hasil : untuk mengetahui
adanya alergi pada
1. Adanya peningkatan pasien
berat badan sesuai tujuan 2. Kolaborasi dengan
2. Mampu mengidenti fikasi ahli gizi Rasional :
kebutuhan nutrisi untuk menentukan
3. Menunjuk kan peningkat jumlah kalori dan
an fungsi pengecapan dan nutrisi yang
menelan. dibutuhkan pasien
3. Anjurkan pasien
untuk meningkatkan
intake fe Rasional :
Fe terpenuhi dan
tidak terjadi anemi
4. Anjurkan pasien
untuk meningkatkan
protein dan vitamin C
Rasional : karena
pertumbuhan belum
lengkap dan atau
kebiasaan makan
yang memerlukan
peningkatan protein
diet
5. Berikan subtansi gula
Rasional : supaya
tidak terjadi dehidrasi
6. Monitor jumlah
nutrisi dan kandungan
kalori
Monitoring Nutrisi
1. BB pasien dalam
batas normal Rasional
: agar dapat
mengetahui
penurunan berat
badan pada anak
2. Monitor adanya
penurunan berat
badan Rasional
mempertahankan
berat badan
3. Monitor lingkungan
selama makan
Rasional :
menciptakan tempat
yang nyaman dan
aman
4. Monitor mual dan
muntah Rasional :
agar dapat
mengetahui intake
dan output nutrisi dari
tubuh anak
5. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
Rasional : dapat
membantu
mengetahui nutrisi
yang masuk pada
anak
6. Monitor kalori dan
intake nutrisi
Rasional
: mengetahui asupan
gizi yang masuk ke
dalam tubuh anak
3. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan intervensi Dukungan mobilisasi
fisik keperawatan di harapkan Observasi :
mobilitas fisik meningkat 1. Identifikasi adanya
Kriteria Hasil : nyeri atau keluhan
1. Pergerakan ekstremitas fisik lainnya
meningkat (skala 5) 2. Identifikasi toleransi
2. Kekuatan otot meningkat fisik saat melakukan
(skala 5) pergerakan
3. Rentang gerak (ROM) 3. monitor frekuensi
meningkat (skala 5) jantung dan tekanan
4. Nyeri menurun (skala 5) darah sebelum
5. Kecemasan menurun melakukan atau
(skala 5) memulai mobilisasi
6. Kaku sendi menurun 4. monitor kondisi
(skala 5) umum selama
7. Gerakan tidak melakukan mobilisasi
terkoordinasi menurun 5. Fasilitasi aktivitas
(skala 5) mobilisasi dengan
8. Gerakan terbatas alat bantu,
menurun (skala 5)
9. Kelemahan fisik menurun 6. Libatkan keluarga
(skala 5) untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
7. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
8. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
9. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis,
duduk di tempat tidur,
duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari
tempat
tidur ke kursi)
4. Nyeri Akut Setelah diberikan intervensi Manajemen Nyeri:
diharapkan nyeri menurun 1. Observasi lokasi,
dengan Kriteria hasil: karakteristik, durasi,
1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas,
2. Tampak meringis intensitas nyeri
menurun 2. Identifikasi skala
3. Sikap protektif menurun nyeri
4. Gelisah menurun 3. Identifikasi respon
5. Kesulitan tidur menurun nyeri non verbal
6. Frekuensi nadi membaik 4. Identifikasi faktor
7. Tekanan darah memba yang memperberat
dan memperingan
nyeri Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
5. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap
respon nyeri
6. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup
7. Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
8. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
9. Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur,
terapi musik,
biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
10. Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
11. Fasilitasi istirahat dan
tidur
12. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
13. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
14. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
15. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
16. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
17. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri
18. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
5. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Perawatan luka :
berhubungan dengan asuhan keperawatan diharapkan 1. Monitor karakteristik
efek prosedur resiko infeksi tidak terjadi luka
invasif dengan kriteria hasil: 2. Monitor tanda-tanda
infeksi
3. Lepaskan balutan dan
plester secara
perlahan
4. Bersihkan dengan
cairan NaCl atau
pembersih nontoksik,
sesuai kebutuhan
5. Berikan salep yang
sesuai ke kulit/lesi,
jika perlu
6. Pasang balutan sesuai
jenis luka
7. Pertahankan teknik
steril saat melakukan
perawatan luka
8. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
9. Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi kalori
dan protein
10. Ajarkan prosedur
perawatan luka secara
mandiri
11. Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
Pemantauan tanda vital :
1. Monitor tekanan
darah
2. Monitor nadi
3. Monitor suhu tubuh
4. Dokumentasikan hasil
pemantauan
5. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
6. Informasikan hasil
pemantauan,jika perlu
DAFTAR PUSTAKA