LAPORAN PENDAHULUAN
OLEH:
Nuril Fauziah, S. Kep
NIM 182311101047
Mahasiswa
B. Etiologi
Etiologi dari penyakit ini belum dapat diketahui secara pasti, namun faktor
resiko terjadinya tumor otak antara lain:
1. Riwayat trauma kepala.
2. Faktor genetik
3. Paparan zat kimia yang bersifat karsinogenik
4. Virus tertentu
5. Defisiensi imunologi
6. Congenital
(Hardhi kusuma, 2015)
C. Patofisiologi/Patologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurolagis. Gejala-gejala terjadi
berurutan hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan
klien. Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh
tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan vocal terjadi apabila penekanan
pada jaringan otak dan infiltrasi / inovasi langsung pada parenkim otak
dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang
tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri
pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan
mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan
dengan kompersi invasi dan perubahan suplai darah kejaringan otak.
Peningkatan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor :
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor
dan perubahan sirkulasi serebrospinal. Pertumbuhan tumor akan
menyebabkan bertambahnya massa karena tumor akan mengambilkan ruang
yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan
odem dalam jaringan otak. Mekanisme belum sepenuhnya dipahami namun
diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan pendarahan.
Obstruksi vena oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak
semuanya menimbulkan kenaikan volume inntrakranial. Observasi sirkulasi
cairan serebrospinal dari vantrikel laseral keruang sub arakhnoid
menimbulkan hidrosephalus. Peningkatan intrakranial akan membahayakan
jiwa bila terjadi secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah
dibicaraknan sebelumnya. Mekanisme kompensasi memrlukan waktu
berhari-hari / berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak
berguna bila apabila tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini bekerja menurunkan volume darah
intrakranial, volume cairan cerebrospinal, kandungan cairan intrasel dan
mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati
mengakibatkan herniasi ulkus/ serebulum. herniasi timbul bila girus medalis
lobus temporalis bergeser keinterior melalui insisura tentorial oleh massa
dalam hemister otak. Herniasi menekan ensefalon menyebabkan kehilangan
kesadaran dan menekan saraf ke tiga. Pada herniasi serebulum tonsil sebelum
bergeser kebawah melalui foramen magnum oleh suatu massa poterior
(Suddart, Brunner., cit. Rahman, 2001).
D. Manifestasi Klinis
• Nyeri Kepala (Headache)
Nyeri kepala biasanya terlokalisir, tapi bisa juga menyeluruh. Biasanya
muncul pada pagi hari setelah bangun tidur dan berlangsung beberapa
waktu, datang pergi (rekuren) dengan interval tak teratur beberapa menit
sampai beberapa jam. Serangan semakin lama semakin sering dengan
interval semakin pendek. Nyeri kepala ini bertambah hebat pada waktu
penderita batuk, bersin atau mengejan (misalnya waktu buang air besar atau
koitus). Nyeri kepaia juga bertambah berat waktu posisi berbaring, dan
berkurang bila duduk. Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat tarikan
(traksi) pada pain sensitive structure seperti dura, pembuluh darah atau
serabut saraf. Nyeri kepala merupakan gejala permulaan dari tumor otak
yang berlokasi di daerah lobus oksipitalis.
• Muntah
Lebih jarang dibanding dengan nyeri kepala. Muntah biasanya proyektil
(menyemprot) tanpa didahului rasa mual, dan jarang terjadi tanpa disertai
nyeri kepala.
• Edema Papil
Keadaan ini bisa terlihat dengan pemeriksaan funduskopi menggunakan
oftalmoskop. Gambarannya berupa kaburnya batas papil, warna papil
berubah menjadi lebih kemerahan dan pucat, pembuluh darah melebar atau
kadang-kadang tampak terputus-putus. Untuk mengetahui gambaran edema
papil seharusnya kita sudah mengetahui gambaran papil normal terlcbih
dahulu. Penyebab edema papil ini masih diperdebatkan, tapi diduga akibat
penekanan terhadap vena sentralis retinae. Biasanya terjadi bila tumor yang
lokasi atau pembesarannya menckan jalan aliran likuor sehingga
mengakibatkan bendungan dan terjadi hidrocepallus.
• Kejang
Ini terjadi bila tumor berada di hemisfer serebri serta merangsang korteks
motorik. Kejang yang sifatnya lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat
lesi otak lainnya, sedang kejang yang sifatnya umum atau general sukar
dibedakan dengan kejang karena epilepsi. Tapi bila kejang terjadi pertama
kali pada usia dekade III dari kehidupan harus diwaspadai kemungkinan
adanya tumor otak. ( Hardhi kusuma, 2015)
E. Klasifikasi
Berdasarkan jenis tumor dapat dibagi menjadi:
a. Jinak
Acoustic neuroma
Meningioma
Pituitary adenoma
Astrocytoma ( grade I )
b. Malignant
Astrocytoma ( grade 2,3,4 )
Oligodendroglioma
Apendymoma
Berdasarkan lokasi tumor dapat dibagi menjadi :
a. Tumor intradural
Ekstramedular
Cleurofibroma
Meningioma intramedural
Apendimoma
Astrocytoma
Oligodendroglioma
Hemangioblastoma
b. Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer. ( Hardhi kusuma, 2015)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. CT Scan
Memberi informasi spesifik mengenal jumlah, ukuran, kepadatan, jejas
tumor, dan meluasnya edema serebralsekunder serta member informasi
tentang sistem vaskuler.
2. MRI
Membantu dalam mendeteksi jejas yang kecil dan tumor didalam batang
otakdan daerah hipofisis, dimana tulang menggangu dalam gambaran yang
menggunakan CT Scan
3. Biopsi stereotaktik
c. Radioterapi
Radioterapi menggunakan X-ray untuk membunuh sel-sel tumor. Sebuah
mesin besar diarahkan pada tumor dan jaringan di dekatnya. Mungkin kadang
radiasi diarahkan ke seluruh otak atau ke syaraf tulang belakang. Radioterapi
biasanya dilakukan sesudah operasi. Radiasi membunuh sel-sel tumor (sisa)
yang mungkin tidak dapat diangkat melalui operasi. Radiasi juga dapat
dilakukan sebagai terapi pengganti operasi. Jadwal pengobatan tergantung
pada jenis dan ukuran tumor serta usia pasien. Setiap sesi radioterapi
biasanya hanya berlangsung beberapa menit.
d. Kemoterapi
Kemoterapi yaitu penggunaan satu atau lebih obat-obatan untuk
membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi diberikan secara oral atau dengan
infus intravena ke seluruh tubuh. Obat-obatan biasanya diberikan dalam 2-4
siklus yang meliputi periode pengobatan dan periode pemulihan.
Dua jenis obat kemoterapi, yaitu: temozolomide (Temodar) dan
bevacizumab (Avastin), baru-baru ini telah mendapat persetujuan untuk
pengobatan glioma ganas. Mereka lebih efektif, dan memiliki efek samping
lebih sedikit jika dibandingkan dengan obat-obatan kemo versi lama.
Temozolomide memiliki keunggulan lain, yaitu bisa secara oral.
Untuk beberapa pasien dengan kasus kanker otak kambuhan, ahli bedah
biasanya melakukan operasi pengangkatan tumor dan kemudian melakukan
implantasi wafer yang mengandung obat kemoterapi. Selama beberapa
minggu, wafer larut, melepaskan obat ke otak. Obat tersebut kemudian
membunuh sel kankernya.
H. Clinical Pathway
Penekanan jaringan
otak terhadap sirkulasi
Resiko ketidakefektifan
Kerusakan aliran
perfusi jaringan
darah ke otak
Herniasi cerebral
Iritasi pusat
Ansietas Ancaman vegal dimedula
kematian oblongata
2. Ganguan Wicara
• Gangguan wicara sering menjadi komplikasi pasien tumor otak. Dalam hal ini
kita mengenal istilah disartria dan aphasia.
• Disartria adalah gangguan wicara karena kerusakan di otak atau
neuromuscular perifer yang bertanggung jawab dalam proses bicara. Tiga
langkah yang menjadi prinsip dalam terapi disartria adalah meningkatkan
kemampuan verbal, mengoptimalkan fonasi, serta memperbaiki suara normal.
• Afasia merupakan gangguan bahasa, bisa berbentuk afasia motorik atau
sensorik tergantung dari area pusat bahasa di otak yang mengalami kerusakan.
Fungsi bahasa yang terlibat adalah kelancaran (fluency), keterpaduan
(komprehensi) dan pengulangan (repetitif). Pendekatan terapi untuk afasia
meliputi perbaikan fungsi dalam berkomunikasi, mengurangi ketergantungan
pada lingkungan dan memastikan sinyal-sinyal komunikasi serta menyediakan
peralatan yang mendukung terapi dan metode alternatif. Terapi wicara terdiri
atas dua komponen yaitu bicara prefocal dan latihan menelan.
4. Kelemahan Otot
Kelemahan otot pada pasien tumor otak umumnya dan yang mengenai saraf
khususnya ditandai dengan hemiparesis, paraparesis dan tetraparesis.
Pendekatan terapi yang dilakukan menggunakan prinsip stimulasi
neuromusculer dan inhibisi spastisitas. Cara lain adalah dengan EMG
biofeedback, latihan kekuatan otot, koordinasi endurasi dan pergerakan sendi.
Para gangguan aliran darah dapat terjadi oleh salah satu dari dua
mekanisme, yaitu hemorrhagic stroke disebabkan oleh perdarahan dari
pembuluh darah kecil yang memasok darah ke otak dan Stroke iskemik
disebabkan oleh bekuan darah yang menghalangi aliran darah melalui
arteri yang memasok darah ke otak. Ada dua jenis stroke iskemik: Stroke
trombotik stroke dan emboli. stroke trombotik disebabkan oleh gumpalan
darah yang terbentuk di dalam arteri otak. stroke emboli disebabkan oleh
gumpalan darah yang terbentuk di luar pembuluh darah otak, kemudian
gumpalan darah itu berjalan melaui aliran darah dan sampai pada
pembuluh darah otak, gumpalan darah ini selanjutnya menyumbat suplay
darah ke otak.
7. Epilepsi
Kejadian sekitar 30% dari tumor otak. Alasannya sebagian besar disebabkan
karena rangsangan langsung atau represi dari tumor yang menyebabkan
ganguan listrik pada otak dan juga tumor otak dapat menyebabkan iritasi
pada otak yang dapat menyebabkan kejang.
8. Depresi
Depresi dapat disebabkan karena tumor pada pusat emosi (system limbic)
atau karena keadaan klinis yang disebabkan oleh tumor tersebut, Gejala
yang timbul dapat berupa menangis terus-menerus, kesedihan yang
mendalam, social withdrawal, Mudah marah, kecemasan, penurunan libido,
gangguan tidur, tingkah laku yang tidak wajar. Dapat juga karena efek
steroid : mood and sleep changes, ganguan bipolar (manicdepression).
9. Hidrosephalus
Hidrosephalus terjadi apabila tumor yang terbentuk menghalangi aliran
LCS, akibatnya aliran LCS akan terhambat dan mengakibatkan
terbentuknya hidrosephalus. Selain itu peningkatan tekanan intrakranial
juga dapat menghambat aliran LCS.
10. Cerebral Hernia
Cerebral hernia adalah kondisi, progresif fatal di mana otak terpaksa
melalui pembukaan dalam tengkorak.
Tumor otak akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, yang
kemudian menyebabkan penggeseran parenkim otak ke foramen Magnum
atau transtentorial.
1. Identitas
2. Keluhan utama
Pasien datang ke rumah sakit dengan TD : 130/90, mengeluh nyeri pada leher
dan nyeri bertambah pada saat beraktivitas. Pasein mengeluh cemas, susah
tidur.
Pasien mengatakan ada anggota keluarga yang juga memiliki riwayat stuma.
Pasien dengan dengan struma mengeluh tidak bisa makan dengan baik,
karena nyeri telan
2. Eliminasi
4. Pola aktivitas-latihan
7. Pengkajian nyeri
S : sakala nyeri 6
T : 15 menit
8. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : pasein sadar penuh, tampak nyeri pada leher.
2. TTV
a. TD : 130/90
b. N : 80 x/menit
c. RR: 24 x/menit
d. S : 37oC
3. Kepala : bentuk simetris tidak terdapat nyeri tekan
4. Mata : keadaan bentuk mata, respon cahaya, pupil
5. Telinga : tidak ada benjolan tidak ada serumen pada telinga
6. Mulut : bentuk simetris, bibir tampak kering
7. Leher : lener mangalami nyeri tekan dan terlihat bengkak.
8. Thorak : simetris, auskultasi normal, tidak ada nyeri tekan
9. Abdomen : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat asites
10. Ekstremitas : kaki simetris, tidak ada luka ataupun nyeri tekan.
DIAGNOSA
Batasan karakteristik:
3. (00146) Ansietas
Definisi: perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya
bahaya dan memampukan individu untuk bertindak bertindak menghadapi
ancaman.
Batasan Karakteristik:
- Perilaku
- Afektif
- Fisiologis
- Simpatis
- Parasimpatis
- Kognitif
Faktor yang berhubungan:
- Konflik tentang tujuan hidup
- Hubungan interpersonal
- Penularan interpersonal
- Stressor
- Penyalahgunaan zat
- Ancaman kematian
- Ancaman pada status terkini
- Kebutuhan yang tidak terpenuhi
- Konflik nilai
Populasi yang beresiko
- Terpapar pada toksin
- Riwayat keluarga tentang ansietas
- Hereditas
- Perubahan besar
- Krisis situasi
4. (00002) Gangguan Nutrisi
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memnuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik :
- Enggan makan
- Kurang informasi
- Asupan makanan kurang dari recommended daily allowance (RDA)
- Gangguan sensasi rasa
- Kurang minat pada makanan
- Tonus otot menurun
- Kesalahan persepsi
- Ketidak mampuan memakan makanan
- Kelemahan otot mengunyah
Faktor yang berhubungan:
- Asupan diet kurang
Populasi berisiko:
- Faktor biologis
- Kesulitan ekonomi
Kondisi terkait :
- Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi
- Ketidakmampuan mencerna makanan
- Ketidakmampuan makan
- Gangguan psikososial
INTERVENSI
K. Discharge Planning
1. Berikan pendidikan kesehatan klien mengenai perawatan luka manajemen
nyeri
2. Berikan pendidikan kesehatan mengenai konsumsi makanan sehat dan
seimbang
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C. Long, alih bahasa R.Karnaen dkk. 2000. Perawatan Medikal Bedah.
EGC. Jakarta.
Brunner & Sudarth. 2003. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 8 Vol 3.
EGC. Jakarta.
Sylvia A. Price, Alih bahasa Adji Dharma. 2006. Patofisiologi, konsep klinik
proses- proses penyakit vol 2 ed. 6. EGC. Jakarta.