oleh:
Puspita Wati Sinaga, S.Kep.
NIM 182311101040
Hari, Tanggal :
Mahasiswa
NIM 182311101040
Universitas Jember
A. Kasus
CHF
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Anatomi dan Fisiologi Jantung
a. Letak Jantung
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik
dengan apeks (superior-posterior ICS-II) berada di bawah dan basis
(anterior-inferior ICS-V) berada di atas. Basis jantung terdapat pada aorta,
batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik.
Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di sebelah rongga
dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae tepatnya
pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat
memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang
dewasa sekitar 250-350 gram.
d. Curah Jantung
Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap ventrikel per
menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh
ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama besarnya. Bila tidak demikian akan
terjadi penimbunan darah di tempat tertentu. Jumlah darah yang dipompakan
pada setiap kali sistolik disebut volume sekuncup. Dengan demikian curah
jantung = volume sekuncup x frekuensi denyut jantung per menit
(Syaifuddin, 2006). Umumnya pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi
pengosongan total ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel yang
dikeluarkan. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume residu.
Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama, bergantung pada keaktifan
tubuhnya. Curah jantung orang dewasa pada keadaan istirahat lebih kurang 5
liter dan dapat meningkat atau menurun dalam berbagai keadaan (Price,
2006).
e. Peredaran Darah Jantung
Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium
dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa darah
dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru (pulmo). Antara ventrikel sinistra
dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula semilunaris arteri pulmonalis.
Vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium sinitra.
Aorta (pembuluh darah terbesar) membawa darah dari ventrikel sinistra dan
aorta terdapat sebuah katup valvula semilunaris aorta. Peredaran darah
jantung terdiri dari 3 yaitu:
1) Arteri koronaria kanan berasal dari sinus anterior aorta berjalan kedepan
antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-cabangke
atrium dekstra dan ventrikel kanan.
2) Arteri koronaria kiri lebih besar dari arteri koronaria dekstra
3) Aliran vena jantung sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke
atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang
sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.
Gambar 3. Peredaran Darah Jantung
2. Congestive Heart Failure (CHF)
a. Pengertian
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologik berupa kelainan fungsi
jantung sehingga tidak mampu memompa darah untuk memenuhikebutuhan
metabolisme jaringan dan kemampuannya ada kalau disertai dengan
peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer, 2003). Gagal
jantung adalah suatu keadaan patofisiologik adanya kelainanfungsi jantung
berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhikebutuhan
metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Smeltzer, 2002).
8) Aritmia
Aritmia adalah berkurangnya efisiensi jantung yang terjadi bila kontraksi
atrium hilang (fibrilasi atrium, AF). Aritmia sering ditemukan pada pasien
dengan gagal jantung dan dihubungkan dengan kelainan struktural termasuk
hipertofi ventrikel kiri pada penderita hipertensi.
9) Kardiomiopati
Kardiomiopati merupakan penyakit pada otot jantung yang bukan
disebabkan oleh penyakit jantung koroner, hipertensi, penyakit jantung
kongenital, ataupun penyakit katup jantung. Kardiomiopati ditandai dengan
kekakuan otot jantung dan tidak membesar sehingga terjadi kelainan fungsi
diastolik (relaksasi) dan menghambat fungsi ventrikel.
10) Merokok dan Konsumsi Alkohol
Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko penyakit jantung. Merokok
mempercepat denyut jantung, merendahkan kemampuan jantung dalam
membawa dan mengirimkan oksigen,menurunkan level HDL-C (kolesterol
baik) di dalam darah, serta menyebabkan pengaktifan platelet, yaitu sel-sel
penggumpalan darah. Pengumpalan cenderung terjadi pada arteri jantung,
terutama jika sudah ada endapan kolesterol di dalam arteri. Alkohol dapat
berefek secara langsung pada jantung, menimbulkan gagal jantung. Konsumsi
alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kardiomiopati dilatasi (penyakit
otot jantung alkoholik). Alkohol menyebabkan gagal jantung 2 – 3% dari
kasus
d. Tanda dan Gejala
Manfestasi klinis ditinjau dari penyebabnya adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Perbedaan Manifestasi Klinis Gagal Jantung Kanan Dan Gagal Jantung Kiri
Gagal Jantung Kiri Gagal Jantung Kanan
pada kasus yang lebih berat penderita tampak pucat dan hipotensi. 27 Sedangkan
gagal jantung kronik terjadi jika terdapat kerusakan jantung yang disebabkan oleh
iskemia atau infark miokard, hipertensi, penyakit jantung katup dan kardiomiopati
sehingga mengakibatkan penurunan curah jantung secara bertahap.
4) Gagal jantung Forward dan backward
Gagal jantung forward terjadi oleh karena suplai darah tidak cukup ke aorta.
Rasa lelah terutama sewaktu melakukan pekerjaan adalah gejala yang khas pada
gagal jantung forward. Gagal jantung backward terjadi apabila ventrikel kiri tidak
mampu memompakan darah yang datang dari vena vulmonalis dan atrium kiri
sehingga terjadi pengisian yang berlebihan di paru-paru. Gagal jantung backward
biasanya mangakibatkan edema paru.
f. Patofisiologi
Respon terhadap gagal jantung yaitu ada 3 mekanisme primer yang dapat
dilihat yaitu meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis, meningkatnya beban
awal akibat aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron, hipertrofi ventrikel.
Ketiga respon kompensatorik ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan
curah jantung. Mekanisme ini mungkin memadai untuk mempertahankan curah
jantung pada awal perjalanan gagal jantung. Namun, dengan berlanjutnya gagal
jantung kompensasi menjadi kurang efektif (Prince, 2005).
Sekresi neurohormonal sebagai respon terhadap gagal jantung antara lain:
norepinephrine menyebabkan vasokontriksi, meningkatkan denyut jantung, dan
toksisitas myocite, angiotensin II menyebabkan vasokonstriksi, stimulasi
aldosteron, dan mengaktifkan saraf simpatis, aldosteron menyebabkan retensi air
dan sodium, endothelin menyebabkan vasokonstriksi dan toksisitas myocite,
vasopresin menyebabkan vasokontrikso dan resorbsi air, TNF a merupakan
toksisitas langsung myosite, ANP menyebabkan vasodilatasi, ekresi sodium, dan
efek antiproliferatif pada myocite, IL 1 dan IL 6 toksisitas myocite. Berdasar
hukum Fank-Starling, semakin teregang serabut otot jantung pada saat pengisian
diastolik, maka semakin kuat kontraksinya dan akibatnya isi sekuncup bertambah
besar. Oleh karena itu pada gagal jantung, terjadi penambahan volum aliran balik
vena sebagai kompensasi sehingga dapat meningkatkan curah jantung (Nugroho,
2009).
Smeltzer (2005) mengatakan, bahwa pada gagal jantung kiri manifestasi
klinis yang terjadi meliputi dispneu, ortopneu batuk, mudah lelah, takikardia,
bunyi jantung S3, kecemasan dan kegelisahan. Bila ventrikel kanan gagal, yang
menonjol adalah kongesti visera dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi
kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat
sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali
dari sirkulasi vena. Gagal jantung kanan Manifestasi klinis yang terjadi meliputi
edema, pitting edema, pertambahan berat badan, hepatomegali, anoreksia,
nokturia, dan lemah.
g. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik atau penunjang yang dilakukan kepada pasien yang
menderita CHF menurut Doenges (1999), pemeriksaan diagnostik gagal jantung
kongestif adalah sebagai berikut.
1) EKG
Dengan menggunakan EKG akan terlihat hipertrofi atrial atau ventrikuler,
penyimpangan aksis, iskemia dan kerusakan pola juga mungkin terlihat.
Distrimia, misalnya takikardia, fibrasi atrial, kenaikan segmen ST/T
persisten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard menunjukan adanya
aneurisme ventrikuler (dapat menyebabkan gagal/disfungsi jantung).
2) Sonogram (ekokardiogram, ekokardiogram doople)
Dapat menunjukan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam
fungsi/struktur katup, atau area penurunan kontratilitas ventrikuler.
3) Scan jantung
Tindakan penyuntikan fraksi dan mempekirakan gerakan dinding jantung.
4) Katerisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal
jantung sisi kanan versus kiri, dan stenosis katup atau insufisiensi. Juga
mengkaji patensi arteri koroner. Zat kontras disuntikan kedalam ventrikel
menunjukan ukuran abnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontraktilitas.
5) Rontgen dada
Dapat menunjukan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan
dilatasi/hipertorfi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah
mencerminkan peningkatan tekanan pulmonal.
6) Enzim hepar
Meningkatkan dalam gagal/kongesti hepar.
7) Elektrolit
Berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi
diuretik.
8) Oksimetri Nadi
Saturasi oksigen mungkin rendah, terutama GJK akut memperburuk PPOM
atau GJK kronis.
9) AGD (Analisa Gas Darah)
Gagal ventrikel kiri di tandai dengan alkalosis respiratorik ringan (dini) atau
hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
10) BUN, Kreatinin
Peningkatan BUN menandakan penurunan perfusi ginjal. Kenaikan baik
BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
11) Albumin atau Transferin Serum
Mungkin menurun sebagai akibat penurunan pemasukan protein atau
penurunan sintesis protein dalam hepar yang mengalami kongesti.
12) Kecepatan Sedimentasi (ESR).
Mungkin meningkat, menandakan reaksi inflamasi akut.
13) Pemeriksaan Tiroid
Peningkatan aktifitas tiroid menunjukan hiperaktifitas tiroid sebagai pre-
pencetus GJK.
h. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk penderita Gagal Jantung adalah
dengan menggunakan penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis.
1) Terapi Farmakologis
Terapi farmakologis yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Glikosida jantung
b) Terapi diuretic
Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal.
Penggunaan harus hati – hati karena efek samping hiponatremia dan
hipokalemia.
c) Terapi vasodilator
c. Circulation :
1) Data subjektif: Klien mengeluh cepat lemah saat beraktifitas
2) Data objektif
a) Frekuensi nadi > 100 x/menit, takikardi
b) Irama nadi cepat
c) Nadi teraba lemah
d) Sianosis perifer
e) CRT > 2 detik
Pengkajian Sekunder yang dilakukan meliputi :
a. Breathing :
1) Data subjektif : Klien mengeluh sesak saat beraktifitas
2) Data Objektif :
a) Frekuensi nafas > 30 x/menit
b) Irama nafas cepat
c) Retraksi dada(positif)
d) Tidak terdapat obstruksi jalan nafas
e) Klien bernafas normal
f) Gerakan dinding dada simetris
g) Pola nafas tidak teratur
h) Terdapat cuping hidung
b. Blood :
1) Data subjektif :
a) Klien mengeluh cepat lelah saat beraktifitas
b) Klien mengeluh bengkak pada kedua kaki dan telapak kaki
2) Data Objektif
a) Nadi teraba dengan frekuensi > dari 100x/menit
b) Tekanan Darah : sistole <100 mmHg dan diastole <70mmHg
c) Terlihat pucat
d) Sianosis perifer
e) CRT > 2 detik
f) Akral dingin
g) Turgor kulit lambat
h) Udema ektremitas
i) Terdapat suara tambahan S3,S4,gallop
c. Brain :
1) Data Subjektif
a) Klien mengeluh pusing
b) Klien mengeluh nyeri pada bagian atas perut
2) Data Objektif
a) Kesadaran : composmentis
b) Bicara lambat
c) Wajah meringis, menangis, merintih,
d) Sianosis perifer
e) Nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen
d. Bladder :
1) Data subjektif
a) Klien mengeluh sedikit kencing
b) Klien mengeluh bengkak pada kedua kaki dan telapak kaki
2) Data objektif
a) Oliguri
b) Edema ektremitas
e. Bowel :
1) Data subjektif
a) Klien mengeluh mual muntah
b) Klien mengatakan tidak ada nafsu makan
2) Data objektif
a) Mual
b) Muntah
c) Penurunan nafsu makan
d) Penambahan berat badan
f. Bone :
1) Data subjektif
a) Klien mengeluh merasa cepat letih saat beraktifitas
b) Klien mengeluh lemah
2) Data objektif
a) Kelemahan pada ektremitas
b) Medah terasa sesak ketika beraktifitas
Pemeriksaan Diagnostik :
1. Foto torak dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung,
edema atau efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF.
2. EKG dapat mengungkapkan adanya takhikardi, hipertropi bilik
jantung dan iskemi (jika disebabkan oleh AMI).
3. Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium yang
rendah shg hasil hemodilusi darah dari adanya kelebihan retensi air.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul antara lain :
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan kontraktilitas jantung ditandai dengan perubahan EKG, palpitasi,
takikardia, edema, keletihan, murmur, penurunan nadi perifer, ologuria,
pengisian ulang kapiler memanjang, perubahan warna kulit, crakels, batuk,
ortopnea, dispnea paroksimal nocturnal, bunyi S3, atau bunyi S4.
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer behubungan
dengan menurunnya curah jantung ditandai dengan takikardia, disritmia,
perubahan tekanan darah (hipotensi/hipertensi), penurunan keluaran urine,
nadi perifer tidak teraba, kulit dingin kusam, CRT > 3 detik,
ortopnea,krakles, pembesaran hepar, edema dan nyeri dada.
c. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
hiperventilasi yang ditandai dengan dispnea, penggunaan otot nafas
tambahan untuk bernafas dan RR >20 x/menit.
d. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulasi ditandai dengan oedema pada ekstremitas
bawah.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan
klien mengalami kelemahan dalam melakukan kegiatan.
3. Perencanaan
DX. TUJUAN & KRITERIA HASIL
NO INTERVENSI (NIC) RASIONAL
KEPERAWATAN (NOC)
1 Penurunan curah Setelah diberikan asuhan 1. Monitor balance cairan. 1. Masalah pada
jantung keperawatan selama …..x 24 jam, 2. Monitor adanya dispnea, keseimbangan cairan mempengaruhi
berhubungan diharapkan curah jantung efektif, fatig, takipnea, dan ortopnea. kondisi kardiovaskuler
dengan perubahan dengan kriteria hasil: 3. Catat adanya disritmia 2. Keadaan abnormalitas pada
kontraktilitas NOC Label >> Status jantung pernafasan dapat menunjukkan
jantung kardiopulmonal 4. Pantau adanya nyeri dada kelainan pada hemodinamika
a. Tanda-tanda vital normal (TD (P,Q,R,S,T): 3. Menunjukkan penurunan
110/70-140/90 mmHg, Nadi 60- 5. Hindari Pasien kelelahan kondisi jantung
100 x/mnt, suhu 36-37 C, RR 16- dengan penurunan aktivitas 4. Nyeri dada menunjukkan
20 x/mnt) dan anjurkan pasien bed rest berkurangnya suplay oksigen ke
b. Irama jantung normal reguler 6. Monitor tanda-tanda vital jantung sehingga perlu dikaji
c. Output urine normal 0,5-1 secara berkala 5. Bed rest dapat menurunkan
cc/kgBB/jam 7. Monitor status beban kerja jantung pada pasien
d. Tidak ada sianosis, edema dan kardiovaskular 6. Menunjukkan keadaan
dispnea umum pasien
7. Mengetahui kondisi tingkat
keparahan kondisi jantung
2 Ketidakefektifan Setelah diberi asuhan keperawatan 1. Perta 1. Apabila viskositas darah meingkat
perfusi jaringan selama …x24 jam diharapkan perfusi hankan hidrasi adekuat untuk maka semakin memperburuk
perifer behubungan jaringan perifer klien efektif dengan mencegah peningkatan perfusi darah ke perifer
dengan menurunnya kriteria hasil: viskositas darah 2. Pada daerah dengan perfusi yang
curah jantung NOC Label >> Tissue perfusion: 2. Hind tidak baik jika timbul injuri maka
peripheral ari pemberian terapi intravena akan sulit untuk penyembuhannya
1. CRT klien normal < 2 detik dan terapi invasive lain pada 3. Area ekstremitas rentan
2. Temperature kulit dan akral daerah dengan sirkulasi yang mengalami injuri akibat
normal tidak teraba dingin kurang baik penurunan perfusi ke perifer
3. Nadi perifer klien teraba normal 3. Laku 4. Terapi oksigen dapat membantu
(16-20 x/menit) dan cukup kuat kan perawatan kuku dan kaki meningkatkan aliran oksigen ke
pada klien jaringan
4. Kola
borasi pemberian terapi O2
sesuai indikasi:
Penyakit.Jakarta:EGC