A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Tn. Asgianto No RM : 18272295
Umur : 44 Tahun Pekerjaan : Supir
pengirim mangga
Jenis Kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam Tanggal MRS : 8 Maret 2019
(19.50)
Pendidikan : SMP Tanggal Pengkajian : 9 Maret 2019
(08.00)
Sumber Informasi : Keluarga dan
klien
2. Keluhan utama
Diare
6. Genogram:
Elektrolit
Tanggal Pemeriksaan Nilai Nilai normal
Natrium 129 mmol
Kalium 1.52 mmol
Clorida 92 mmol
Natrium 129 mmol
Kalium 1.81 mmol
Clorida -
Natrium 127 mmol 135-145 mmol
Kalium 2.89 mmol 3.5-5.5 mmol
Clorida 100 mmol
Natrium 126 mmol 96-106 mmol
Kalium 3.08 mmol
Clorida -
- Clinical sign
Klien dalam kondisi lemas, sianosis, dan hipotensi, serta dehidrasi berat
dengan turgor kulit buruk, kering, dan peningkatan rasa haus yang klien
rasakan.
- Diet pattern
Hari/tanggal Makan Minum
Senin, 11 Maret 2019 ubi 4- 5 gelas
Selasa, 12 Maret 2019 Ubi dan makanan RS 1- 750 cc
2 sendok
Rabu, 13 Maret 2019 Ubi 1.5 liter
Kamis, 14 Maret 2019 Mual 1 liter
Jumat, 15 Maret 2019 Mual 750 cc
Sabtu, 16 Maret 2019 2-4 sendok 500 cc
Minggu, 17 Maret 2019 6 sendok 500 cc
Senin, 18 Maret 2019 3 sendok dan mual 1,5 liter
Selasa, 19 Maret 2019 Mual 750 cc
Rabu, 20 Maret 2019 Mual dan 3 sendok 750 cc
makanan RS
3. Pola eliminasi:
Hari/tanggal BAB BAK
Senin, 11 Maret 2019 4 kali 5-6 kali
Selasa, 12 Maret 2019 3 kali 6 kali
Rabu, 13 Maret 2019 5 kali 4 kali
Kamis, 14 Maret 2019 4 kali 8 kali
Jumat, 15 Maret 2019 4 kali 6 kali
Sabtu, 16 Maret 2019 3 kali 4 kali
Minggu, 17 Maret 2019 4 kali 5-7 kali
Senin, 18 Maret 2019 2 kali 4-5 kali
Selasa, 19 Maret 2019 4 kali 7 kali
Rabu, 20 Maret 2019 2 kali 6 kali
Status Kardiovaskuler
Suara jantung 1 dan 2 tunggal
Terapi Oksigen
Klien tidak menggunakan alat bantu pernafasan (oksigenasi)
Interpretasi
Klien tidak mengalami masalah baik pada pernafasan maupun kardiovaskulernya.
Tanda-tanda vital:
Hari/Tanggal Waktu Tekanan Nadi Respirasi Suhu SpO2
Darah rate
Senin, 11 Pagi 90/50 88 x/m 28 x/m 360C
Maret 2019 mmHg
Sore 90/70 110 24 x/m 36,70C 97%
mmHg x/m
Malam 80/60 85 x/m 28 x/m 36,90C 93%
mmHg
Selasa, 12 Pagi 80/60 83 x/m 24 x/m 35.70C
Maret 2019 mmHg
Sore 80/60 99 x/m 20 x/m 37.70C 98 %
mmHg
Malam 80/60 88 x/m 24 x/m 36.70C
mmHg
Rabu, 13 Pagi 70/50 92 x/m 24 x/m 370C
Maret 2019 mmHg
Sore 80/60 98 x/m 24 x/m 35.80C
mmHg
Malam 80/50 85 x/m 24 x/m 36.60C 98%
mmHg
Kamis, 14 Pagi 80/60 97 x/m 18 x/m 36.90C 96%
Maret 2019 mmHg
Sore 70/60 102 24 x/m 37.90C 98%
mmHg x/m
Malam 90/60 92 x/m 24 x/m 35.70C 99%
mmHg
Jumat, 15 Pagi 90/60 68 x/m 21 x/m 36.30C
Maret 2019 mmHg
Sore 70/50 84 x/m 24 x/m 38.10C 97%
mmHg
Malam 70/40 86 x/m 24 x/m 36.40C 98%
mmHg
Sabtu, 16 Pagi 70/50 94 x/m 24 x/m 367.30C 93%
Maret 2019 mmHg
Sore 80/50 41 x/m 24 x/m 38.60C 98%
mmHg
Malam 70/50 92 x/m 20 x/m 36.20C
mmHg
Minggu, 17 Pagi 70/50 104 24 x/m 380C 93%
Maret 2019 mmHg x/m
Sore 70/50 90 x/m 24 x/m 37.20C
mmHg
Malam 90/50 84 x/m 21 x/m 35.60C
mmHg
Senin, 18 Pagi 70/40 88 x/m 20 x/m 360C
Maret 2019 mmHg
Sore 70/40 96 x/m 20 x/m 38.30C 96%
mmHg
Malam 70/50 90x/m 20x/m 37.60C
mmHg
Selasa, 19 Pagi 90/60 91 x/m 20 x/m 36.40C 98%
Maret 2019 mmHg
Sore 70/50 90 x/m 23 x/m 360C 96%
mmHg
Malam 70/50 94 x/m 24 x/m 370C 96%
mmHg
Rabu, 20 Pagi 80/50 90 x/m 24 x/m 37.20C 96%
Maret 2019 mmHg
Sore 70/50 93x/m 22x/m 38.90C
mmHg
Malam 90/60 74x/m 18x/m 360C
mmHg
Kepala:
Inspeksi : Normal, simetris, tidak ada benjolan atau deformitas lainnya
Palpasi : tidak ada krepitasi ataupun nyeri tekan
Mata:
Inspeksi : Simetris, mata cowong, tidak ada kelaian penglihatan
Palpasi : pupil isokor
Telinga:
Inspeksi : Normal, simetris, dan tidak ada kelainan bentu dan fungsi
Hidung:
Inspeksi : Normal, simetris, tidak ada kelainan bentuk, dan tidak ada
gangguan penghidu.
Mulut:
Inspeksi : tidak ada kelainan bentuk, mukosa bibir kering, tidak ada
stomatitis, biri pecah dan lain-lain.
Leher:
Inspeksi : tidak ada jejas, kelainan kulit, dan tidak ada penonjolan vena
jugularis dan kelenjar tiroid
Dada:
Paru-paru:
- Inspeksi : pigeon chest, tidak ada fail chest
- Palpasi : ekspansi paru maksimal
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : suara nafas vesikuler
Jantung:
- Inspeksi : iktus kordis tampak
- Palpasi : iktus kordis teraba
- Perkusi : dullness
- Auskultasi : suara S1 dan S2 tunggal
Abdomen:
- Inspeksi : tidak ada asites
- Auskultasi : Suara bising usus
- Palpasi : tidak ada nyeri
- Perkusi : Timpani
Urogenital:
- Genetalia : Tidak terpasang DC
- Anus : Tidak Terkaji
Ekstremitas:
- Atas: simetris, tidak ada kelainan bentuk dan fungsi, tonus otot lemah,
terpasang iv line di kedua tangan.
- Bawah: normal, tidak ada kelainan bentuk dan fungsi.
Keadaan lokal:
GCS 456, keadaan umum lemah
Akibat kekurangan elektrolit
Cairan dan elektrolit keduanya penting agar sel, organ, dan sistem tubuh
kita berfungsi dengan baik. Elektrolit adalah mineral dan senyawa bermuatan
listrik yang membantu tubuh melakukan banyak hal untuk menghasilkan energi
dan mengontraksi otot-otot Anda, misalnya. Sodium, klorida, kalium dan kalsium
adalah semua jenis elektrolit. Kami mendapatkannya dari apa yang kami makan
dan minum. Kadar elektrolit diukur dalam tes darah, dan kadarnya harus tetap
dalam kisaran yang cukup kecil, atau masalah serius dapat muncul.
d. Mengirimkan sinyal saraf dari sel jantung, otot dan saraf ke sel lain.
Jarak Catatan
Simbol Nama / normal*
Mengisi
Sodium Na + 135-145 Orang yang lebih tua dengan penyakit kronis yang memiliki
Hiponatremia natrium rendah akan memiliki lebih banyak gejala daripada orang
Hipernatremia muda yang sehat dengan kadar natrium rendah yang sama.
Kalium K + 3.5-5.5 Bekerja dengan natrium untuk menjaga keseimbangan air dan
Hipokalemia keseimbangan asam / basa. Dengan kalsium, mengatur aktivitas
Hiperkalemia saraf dan otot.
Magnesium 1.7-2.2 Sebagian besar dalam tulang, dengan sekitar 1% dalam cairan
Mg+2 ekstraseluler (cairan tubuh di luar sel). Penting untuk reaksi
Hipomagnesemia enzim.
Hipermagnesemia
Kalsium Ca + 2
8.5-10.2 99% dalam gigi dan tulang. Kalsium dalam darah terionisasi
Hipokalsemia (membawa muatan listrik) dan membantu mengatur fungsi sel,
Hiperkalsemia detak jantung, dan pembekuan darah. Tubuh membutuhkan
vitamin D untuk menyerap kalsium. (Kisaran tingkat kalsium
terionisasi adalah 4,7-5,28.)
Fosfat / Fosfor 2.5–4.5 Tes darah mengukur fosfat anorganik. Sekitar 85% ada di
PO4 - tulang; sebagian besar sisanya berada di dalam sel. Fosfat
Hipofosfatemia membantu membangun / memperbaiki tulang dan gigi,
Hiperfosfatemia menyimpan energi, mengencangkan otot, dan memungkinkan
fungsi saraf. Tubuh membutuhkan vitamin D untuk menyerap
fosfor.
Sodium: Natrium rendah, juga disebut hipo natremia, menyebabkan air bergerak
ke dalam sel. Natrium tinggi, atau hiper natremia, menyebabkan cairan keluar dari
sel. Ketika salah satu dari hal-hal ini terjadi di sel-sel otak, itu dapat menyebabkan
perubahan kepribadian, sakit kepala, kebingungan dan kelesuan. Jika penurunan
natrium parah, itu dapat menyebabkan kejang, koma, dan kematian. Gejala utama
hipernatremia adalah rasa haus.
Zat-zat tersebut terdapat dalam darah, cairan tubuh, dan urin serta dicerna
dengan makanan, minuman, dan suplemen. Elektrolit harus dipertahankan dalam
keseimbangan yang seimbang agar tubuh berfungsi dengan baik. Apabila tidak,
sistem tubuh yang vital dapat terpengaruh. Ketidakseimbangan elektrolit yang
parah dapat menyebabkan masalah serius seperti koma, kejang, dan henti jantung.
Khlorida
Klorida diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh yang
tepat.Hiperkloremia terjadi ketika ada terlalu banyak klorida dalam tubuh. Ini
dapat terjadi sebagai akibat dari dehidrasi parah, gagal ginjal, dialisis.
Hipokloremia berkembang ketika terlalu sedikit klorida dalam tubuh. Ini sering
disebabkan oleh masalah natrium atau kalium, seperti yang dibahas di bawah
ini. Penyebab lain dapat termasuk cystic fibrosis, gangguan makan, seperti
anoreksia, sengatan kalajengking, cedera ginjal akut.
Magnesium
Magnesium adalah mineral penting yang mengatur banyak fungsi seperti:
kontraksi otot, ritme jantung, fungsi saraf. Hypermagnesemia berarti kelebihan
jumlah magnesium. Ini adalah kelainan yang terutama menyerang orang
dengan penyakit Addison dan penyakit ginjal tahap akhir. Hipomagnesemia
berarti memiliki terlalu sedikit magnesium dalam tubuh. Penyebab umum
meliputi: gangguan penggunaan alkohol, kekurangan gizi, malabsorpsi, diare
kronis, keringat berlebih, gagal jantung, obat-obatan tertentu, termasuk beberapa
diuretik dan antibiotic.
Kalium
Kalium sangat penting untuk mengatur fungsi jantung. Ini juga membantu
menjaga kesehatan saraf dan otot. Hiperkalemia dapat terjadi karena kadar
kalium yang tinggi. Kondisi ini bisa berakibat fatal jika dibiarkan tidak
terdiagnosis dan tidak diobati. Biasanya dipicu oleh dehidrasi parah, gagal ginjal
asidosis berat (ketoasidosis diabetikum), obat-obatan tertentu, termasuk
beberapa obat tekanan darah dan diuretic, insufisiensi adrenal, yaitu ketika kadar
kortisol Anda terlalu rendah. Hipokalemia terjadi ketika kadar kalium terlalu
rendah. Ini sering terjadi sebagai akibat dari gangguan makan, muntah atau diare
parah, dehidrasi, obat-obatan tertentu, termasuk obat pencahar, diuretik, dan
kortikosteroid.
Sodium
Sodium dibutuhkan dalam tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan dan
sangat penting untuk fungsi tubuh normal. Ini juga membantu mengatur fungsi
saraf dan kontraksi otot. Hypernatremia terjadi ketika ada terlalu banyak natrium
dalam darah. Kadar natrium yang sangat tinggi dapat terjadi karena konsumsi air
yang tidak memadai, dehidrasi parah, kehilangan cairan tubuh secara berlebihan
sebagai akibat muntah yang berkepanjangan, diare, berkeringat, atau penyakit
pernapasan, obat-obatan tertentu, termasuk kortikosteroid. Hiponatremia
berkembang ketika natrium terlalu sedikit. Penyebab umum kadar natrium rendah
meliputi: kehilangan cairan yang berlebihan melalui kulit karena berkeringat atau
terbakar, muntah atau diare, nutrisi buruk, gangguan penggunaan alcohol,
overhidrasi, gangguan tiroid, hipotalamus, atau adrenal, gagal hati, jantung, atau
ginjal, obat-obatan tertentu, termasuk diuretik dan obat kejang, sindrom sekresi
hormon antidiuretik (SIADH) yang tidak sesuai.
Fosfat
Ginjal, tulang, dan usus bekerja untuk menyeimbangkan kadar fosfat
dalam tubuh. Fosfat diperlukan untuk berbagai fungsi dan berinteraksi erat dengan
kalsium. Hyperphosphatemia dapat terjadi karena kadar kalsium rendah, penyakit
ginjal kronis, kesulitan bernafas berat, kelenjar paratiroid kurang aktif, cedera otot
yang parah, tumor lysis syndrome, hasil dari perawatan kanker, penggunaan
berlebihan obat pencahar yang mengandung fosfat. Kadar fosfat yang rendah,
atau hipofosfatemia dapat dilihat pada penyalahgunaan alkohol akut, luka bakar
parah, kelaparan, kekurangan vitamin D, kelenjar paratiroid terlalu aktif,
penggunaan obat-obatan tertentu, seperti pengobatan besi intravena (IV) , niasin,
dan beberapa antasida.
Penyebab hipokalemia
Hipokalemia dapat disebabkan oleh penurunan asupan kalium atau oleh
kehilangan kalium yang berlebihan dalam urin atau melalui saluran Gastro
intestinal.Ekskresi kalium yang berlebihan dalam urin (kaliuresis) dapat terjadi
akibat penggunaan obat diuretik, penyakit endokrin seperti hipaldosteronisme
primer, kelainan ginjal, dan sindrom genetik yang memengaruhi fungsi
ginjal.Kehilangan kalium gastrointestinal biasanya disebabkan diare atau muntah
yang berkepanjangan, penyalahgunaan pencahar kronis, obstruksi usus atau
infeksi.
Pergeseran kalium intraseluler juga dapat menyebabkan hipokalemia
berat.Pemberian insulin, stimulasi sistem saraf simpatis, thyreotoxicosis dan
kelumpuhan periodik yang akrab adalah beberapa alasan untuk fenomena
ini.Hiperplasia adrenal kongenital akibat defek enzimatik adalah sindrom genetik
yang sangat terkait dengan hipertensi dan hipokalemia, akibat efek
mineralokortikoid yang berlebihan.Obat-obatan, seperti diuretik dan penisilin
dapat sering menjadi penyebab hipokalemia.Akhirnya, hipomagnesemia sangat
penting. Lebih dari 50% hipokalemia yang signifikan secara klinis memiliki
defisiensi magnesium secara bersamaan dan secara klinis paling sering diamati
pada individu yang menerima terapi loop atau tiazid diuretik.
Defisiensi magnesium bersamaan dapat memperburuk hipokalemia.
Hipokalemia yang berhubungan dengan defisiensi magnesium sering refrakter
terhadap pengobatan dengan K + .Tanda dan gejala Keparahan manifestasi klinis
hipokalemia cenderung sebanding dengan derajat dan durasi pengurangan kalium
serum. Gejala umumnya tidak muncul sampai serum kalium di bawah 3,0 mEq /
L, kecuali jika jatuh dengan cepat atau pasien memiliki faktor potensiasi, seperti
penggunaan digitalis, di mana pasien memiliki kecenderungan aritmia. Menurut
tingkat keparahan hipokalemia, gejala dapat bervariasi dari tidak ada hingga
aritmia jantung yang mematikan.Gejala biasanya sembuh dengan koreksi
hipokalemia.Lebih khusus, kita bisa mengkategorikan manifestasi sesuai dengan
sistem yang terpengaruh. Efek hipokalemia mengenai fungsi ginjal bisa berupa
asidosis metabolik, rhabdomiolisis (pada kasus yang parah)
Pengobatan hypokalemia
Perawatan hipokalemia memiliki empat tujuan:
a. Pengurangan kehilangan kalium,
b. Pengisian kembali penyimpanan kalium,
c. Evaluasi untuk toksisitas potensial dan
d. Penentuan penyebabnya, untuk mencegah episode mendatang, jika
mungkin.
Penyebab terjadinya diare yang cenderung menjadi masalah utama pada pasien
dengan HIV terbagi menjadi dua faktor yaitu:
1. Non infeksi
a. HIV Enteropaty
Salah satu yang terjadi yaitu berkaitan dengan HIV enteropati, yaitu suatu
kondisi idiopatik dari bentuk kejadian diare yang dialami pasien karena
bersumber dari kelainan pada karakteristik histologi jaringan tubuh, terutama
pada gastrointestinal tract. Kondisi tersebut juga terdapat kaitannya dengan
crypt cell yang mengalami proliferasi pada pasien HIV, dimana mengganggu
fungsi otto vili yang berada pada jaringan epitelial GI, terutama dalam
menyerap nutrisi dengan kandungan monosakarida sekalipun. Hal ini dapat
dikatakan bahwa telah teradi malabsorbsi terhadap nutrisi yang masuk kedalam
GI. Selain itu, yang berkaitan dengan cairan tubuh, klien mengalami gangguan
pada sistem GI akibat gangguan permeabilitas cairan dan elektrolit, dimana
pada pasien pasien HIV mengalami permeabiltas elektrolit, meskipun elektrolit
klorida terkadang tidak terpengaruh.
b. Akibat ARV
Pada pasien yang menggunakan ARV, secara otomatis akan terjadi
peningkatan protease untuk meningkatkan antibodi tubuh, namun sidamping
itu peningkatan protease inhibitor pada pasien terapi ARV juga mningkatkan
pembentukan cairan dan elektrolit pada lumen sistem gastrointestinal. Kondisi
ini dapat dibuktikan dengan adanya hasil pemeriksaan sampel cairan dan
elektrolit yang menunjukkan adanya peningkatan natrium dan klorida.
“pada kasus pak Asgianto, dimungkinkan kondisi ini yang terjadi,
dimana pasien sudah menjalani pengobatan ARV sejak 5 bulan yang lalu,
dan sejak itu juga pasien mengeluhkan diare yang tidak kunjung sembuh
dan cenderung berkelanjutan untuk setiap harinya”.
2. Infeksi
Terjadinya inflamasi infeksi pada GI akibat infeksi virus, bakteri dan jamur
yang dimungkinkan masuk melalui mucoka tubuh, nutrisi, dan lingkungan
yang buruk disekitar pasien HIV. Yang biasa menginfeksi saluran GI pada
pasien HIV yaitu:
Indikasi Pemberian Makanan Enteral Menggunakan NGT pada Pasien HIV
dengan Diare Kronis
DAFTAR PUSTAKA
Chalmers, Naomi. 2016. Enteral Feeding In A HIV Positive Patient with
Opportunistic Gastric Infections. Nestle Health Science.