HERNIA PARAUMBIKALIS
DISUSUN OLEH
7) Komplikasi
1. Akibat dari hernia dapat menimbulkan beberapa komplikasi antara lain :
Terjadi pelengketan berupa isi hernia hal ini disebut hernia inguinalis lateralis
ireponsibilis.
2. Terjadi tekanan pada cincin hernia maka akan terjadi banyaknya
usus yang masuk. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya isi usus
diikuti dengan gangguan vascular. Keadaan ini disebut hernia
inguinalis strangulata (Mansjoer, 2012).
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan sistematis untuk mengenal
masalah-masalah pasien dan mencarikan alternatif pemecahan masalah dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Dan terdiri dari 4 tahap: pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, atau ada pula yang menerjemahkannya ke dalam 5
tahap yaitu: pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Suarni Lisa & Apriyani Heni, 2017:
1. Pengkajian Keperawatan Pengkajian keperawatan merupakan salah satu komponen dari
proses keperawatan yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam
menggali permasalahan dari klien meliputi usaha pengumpulan data
tentang status kesehatan seorang klien secara sistematis, menyeluruh,
akurat, singkat, dan berkesinambungan (Arif Mutaqin, 2010: 2).
Menurut (Suarni Lisa & Heni Apriyani, 2017: 26) format pengkajian
sebagai berikut:
a. Identifikasi
Meliputi kamar /ruangan, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, waktu pengkajian, no.
rekam medis, nama inisial klien, umur, alamat, jenis kelamin, status pernikahan, agama
pendidikan, dan pekerjaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pada hernia biasanya keluhannya terjadi ketika tekanan intra abdomen meningkat karena
obesitas, batuk, mengangkat beban berat atau kehamilan. Pada hernia inkaserata (terisolasi)
dan stangulata akut (terpilin) didapatkan keluhan nyeri hebat pada abdominal bawah,
keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah dan anoreksia.
c. Keluhan utama saat pengkajian
Riwayat penyakit sistemik seperti gastritis serta asam urat
d. Pengkajian fisik pada pasien post operasi herniorafi menurut Arif &
Kumala (2011), sebagai berikut :
1. Inspeksi
Secara umum akan terlihat penonjolan abnormal pada lipat paha.
Apabila tidak terlihat pasien didorong untuk melakukan aktivitas
peningkatan intra abnorminal, seperti mengedan.
2. Palpasi
Bila dipalpasi mungkin teraba usus dengan jari telunjuk atau jari
kelingking.
2). Pemeriksaan penunjang
3). Diagnosa keperawatan
1. nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
a. Dokumentasikan
respons terhadap
efek analgetik
dan efek yang
tidak diinginkan
Respons : Untuk
mengetahui
keluhan apa yang
dirasakan pasien
saat obat
diberikan
Edukasi
a. Jelaskan efek
terapi dan efek
samping obat
Rasional :
Untuk
memberikan
pengertian kepada
pasien fungsi obat
yang diberikan
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis
analgesik sesuai
terapi Rasional :
Untuk
mempercepat
proses
penyembuhan
pasien
2. Manajemen nyeri
Observasi
a. Identifikasi
lokasi,
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas, dan
intensitas nyeri
Rasional : Untuk
mengetahui
lokasi nyeri dan
skala yang
muncul saat nyeri
b. Identifikasi skala
nyeri
Rasional : untuk
mengetahui
seberapakah rasa
nyeri yang
dialami oleh
pasien
c. Identifikasi
respons nyeri non
verbal
Rasional : Untuk
mengetahui
mimik wajah
yang
diperlihatkan
pasien saat nyeri
muncul
d. Identifikasi
faktor yang
memperberat dan
memperingan
nyeri
Rasional : Untuk
mengetahui apa
saja yang
memperburuk
dan
memperingan
keadaan nyerinya
Terapeutik
a. Berikan
teknik non-
farmakologis
Rasional :
Untuk
mengurangi
rasa nyeri
yang
dirasakan
pasien
b. Kontrol
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri
(misalnya
suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
Rasional : Untuk
mengurangi rasa
nyeri yang
dirasakan pasien
dan memberikan
kenyamanan
c. Fasilitasi istirahat
dan tidur
Rasional : Untuk
mengurangi rasa
nyeri yang
dirasakan pasien
Edukasi
a. Jelaskan
penyebab, periode
dan pemicu nyeri
Rasional : Untuk
memberikan
pemahaman agar
pasien tidak
gelisah saat nyeri
timbul
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
analgetic.
Rasional Untuk
membantu
proses
penyembuhan
pasien pasca
operasi/untuk
mengurangi
nyeri
2 Risiko infeksi Setelah diberikan asuhan Tindakan
berhubungan keperawatan selama 2x24 jam Observasi
dengan prosedur diharapkannyeri menurun a. Monitor
invasif dengan kriteria hasil: tanda dan
Tingkat infeksi: gejala
1. Kebersihan tangan infeksi
meningkat local dan
2. Kebersihan badan sistemik
meningkat Terapeutik
3. Nafsu makan meningkat a. Cuci tangan
4. Demam cukup menurun sebelum dan
5. Nyeri menurun sesudah
kontak dengan
pasien dan
lingkungan
pasien
b. Pertahankan
teknik aseptik
pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
a. Jelaskan tanda
dan gejala
infeksi
b. Ajarkan cara
mencuci
tangan dengan
benar
c. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
d. Ajarkan
kecukupan
olahraga
sesuai
kebutuhan
e. Ajarkan
latihan nafas
dalam
4) Implementasi
Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditunjukkan kepada nursing
olders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan
untuk memodifikasi faktor-faktor yang menengaruhi masalah kesehatan klien (Nursalam,
2009). Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan implementasu meliputi :
a) Harus berdasarkan dengan respons klien
j) Bersifat holistik
l) Mendokumnetasikan Tindakan
5) Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
keberhasilan dari diagnosis keperawtan,
rencana keperawatan dan implementainya.Meskipun tahap evaluasi diletakan pada
akhir proses keperawatan tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada setiap
tahap proses keperawatan. Evaluasi juga diperlukan pada tahap intervensi untuk
menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai secara efektif
(Nursalam, 2009).
Daftar Pustaka
1. Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.
2. Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.
3. Black, J dan Hawks, J. 2012. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta: Salemba Emban
Patria.
4. Schwartz SI, Shires GT, Spencer FC, Daly JM, Fischer JE, Galloway AC. Principles
of Surgery. United States of America : McGraw-Hill companies; 2011
5. sjamsuhifayat, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.
6. Liu, T., & Campbell, A. 2011. Case Files Ilmu Bedah. Jakarta: Karisma Publishing
Group.
7. (Nurarif & Kusuma, 2016). (2016). Terapi Komplementer Akupresure. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
8. Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong.
Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2017