LAPORAN PENDAHULUAN
SUSPEK HERNIA INGUINALIS PADA TN.A
DI RUANG RAWAT INAP KELIMUTU
RSUD PROF. Dr. W. Z. JOHANNES KOTA KUPANG
DISUSUN OLEH:
ELISABETH TAHAPARY
Hernia merupakan prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan, berdasarkan letaknya hernia
terbagi menjadi hernia hiatal, hernia epigastrik, hernia umbilical, hernia femoralis,
(Nuruzzaman, 2019).
peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika
2016)
B. Etiologi
Menurut Huda A. dan Kusuma H. (2015), hernia dapat disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kongenital atau bawaan
2. Obesitas
3. Ibu hamil
4. Mengejan
5. Pengangkatan beban berat
C. Klasifikasi
1. Hernia berdasarkna tempatnya (Amrizal, 2015)
a. Hernia Hiatal, adalah kondisi dimana kerongkongan turun, melewatidiafragma melalui
celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perutmenonjol ke dada (thoraks)
b. Hernia epigastrik, terjadi diantara pusar dan bagian bawah tulangrusuk yang dimana
biasanya terdiri dari jaringan lemak dan jarangyang berisi usus
c. Hernia umbilikal, berkemban di dalam dan sekitar umbilikus (pusar)yang disebabkan
bukaan dari dinding perut, yang biasanya menutupsebelum kelahiran, tidak menutup
sepenuhnya
d. Hernia inguinalis, adalah hernia yang paling umum terjadi danmuncul debagai tonjolan di
selangkangan atau skrotum
e. Hernia femoralis, muncul di tonjolan di pangkal paha dan hernia inilebih dering belu dari
pada nasi
3
f. Hernia insisional, dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut
g. Hernia Nukleus Pulposi (HNP), adaah hernia yang melibatkancakram tulang belakang.
b. Hernia irreponible, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapatdikembalikan pada ke dalam
rongga.Hernia irreponible dibagi mejadi 2 yaitu
- Hernia strangulate, yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincinhernia disertai adanya
vaskularisasi
- Hernia inkaserata, yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin herniadisertai gangguan motalitas
atau gerakan/pasase
c. Hernia strangulata atau inkaserata, yaitu bila isi hernia terjepit olehcincin hernia disertai
adanya pasase atau vaskularisasi.
b. Hernia dapatan atau akuisita, adalah hernia yang timbul karena berbagai faktor pemicu
D. Patofisolofi
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritonium, isi hernia yang
biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ intraperitonial lain atau organ
ekstraperitonial seperti ovarium, apendiks divertikel dan bulu-bulu. Unsur terakhir adalah struktur
yang menutupi kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ-organ lain
misalnya paru dan
sebagainya. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut, karena pada
umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan
jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang dewasa kanalis tersebut telah menutup.
Namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk kronik, bersin yang kuat,
mengejan dan mengangkat barang-barang yang berat. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka
kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan
keluar (Wahid et al., 2019).
Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin
hernia menjadi sempit dan menimbulkan perut kembung , muntah, konstipasi. Bila inkarserata
dibiarkan, akan menimbulkan edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi
nekrosis. Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain
obstruksi usus sederhana hingga perforasi usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses local,
peritonitis (Wahid et al., 2019).
4
PATHWAY
a. WOC
Kerusakan jaringan
Prosedur invasif Enggan melakukan
Mengganggu pergerakan karena
Trauma jaringan
kenyamanan nyeri
istirahat tidur Kurang Kurang pergerakan
Mengganggu sistem
pengetahuan /restraint
Kekakuanfisik
pada
Nyeri akut pengontrolan
tentang perawatan
istirahat tidur sendi
pasca pembedahan
BAB 3
E. Manifestasi Klinik
Huda A. dan Kusuma H. ( 2015) menjelaskan tentang manifestasi klinisuntuk penyakit hernia
sebagai berikut.
1. Berupa benjolan kelur masuk / keras dan yang tersering tampak benjolan dilipatan paha.
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai perasaanmual
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi apabila telah ada komplikasi
4. ila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan bertambah hebatserta kulit si
atasnya menjadi merah dan panas.
5. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehinggamenimbulkan
gejala sakit ketika kencing (disuria) disertai hematuria(kencing darah)disamping benjolan
di bawah sela paha.
6. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertaisesak napas
7. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar
F. Pemeriksaan penunjang
Huda A. dan Kusuma H. ( 2015) menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan pada pasien Hernia sebagai berikut.
1.Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus atauobstruksi usus.
2.Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkanhemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit), peningkatan sel darah putihdan ketidakseimbangan elektrolit
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
1.Kongestif (Townsend CM dalam Huda A. dan Kusuma H., 2015)
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisidan pemakaian penyangga
untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Bukan merupakan tindakan definitife
sehingga dapt kambuhkembali. Terdiri atas:
Reposisi
a. Reposisi adalah suati usaha untuk mengembalikan isi hernia kedalam cavum peritonii atau
abdomen yang dilakukan secara bimanual.
b. SuntikanDilakukan penyuntikan cairan sklerotik berupa alkohol ataukinindi daerah sekitar
hernia, yang menyebabkan pintu hernia mengalamisclerosis atau oenyempitan sehingga isi
hernia keluat dari cavun peritonii.
c. Sabuk HerniaDiberikan pada pasien dengan hernia yang masih kecil danmenolak
melakukan operasi
1. OperatifOperasi adalah tindakan paling baik dan dapat dilakukan pada:(Norton JA dalam
Huda A. dan Kusuma H., 2015)
a. Heria responibilis
6
b. Hernia irreponibilis Hernia Strangulasic.
c. Hernia Incarserat
Pengkajian
1) Keluhan Utama
nyeri. Nyeri tersebut adalah akut karena disebabkan oleh diskontinuitas jaringan
yang nantinya membantu dalam rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa
kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. merasa ada benjolan
menangis, batuk, mengangkat beban berat akan timbul benjolan lagi, timbul rasa
nyeri pada benjolan dan timbul rasa kemeng disertai mual-muntah. Akibat
Pada pasien post operasi hernia juga akan merasakan nyeri dimana nyeri tersebut
Latar belakang kehidupan klien sebelum masuk rumah sakit yang menjadi
penyakit menular atau penyakit keturunan, serta riwayat operasi sebelumnya pada
daerah abdomen atau operasi hernia yang pernah dialami klien sebelumnya
(Nurhastuti, 2019).
Perlu diketahui apakah ada anggota keluarga lainnya yang menderita sakit
yang sama sepert klien, dikaji pula mengenai adanya penyakit keturunan atau
meliputi antara lain perilaku mencari pengobatan dan perilaku hidup bersih dan
faktor perilaku meliputi antara lain perilaku mencari pengobatan dan perilaku
hidup bersih dan sehat, sedangkan faktor lingkungan antara lain kondisi
lingkungan yang sehat dan memenuhi persyaratan. Kerja otot yang terlalu kuat,
8
mengangkat beban yang berat, batuk kronik, mengejan sewaktu miksi dan
kerena cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah lahir dan usia dapat
mengangkat beban berat, batuk kronis, kehamilan, kegemukan dan gerak badan
Tanyakan kepada klien tentang jenis, frekuensi, dan jumlah klien makan dan
minum klien dalam sehari. Kaji apakah klien mengalami anoreksia,mual atau
muntah dan haus terus menerus. Kaji selera makan berlebihan atau berkurang,
ataupun adanya terapi intravena, penggunaan selang NGT, timbang juga berat
badan, ukur tinggi badan, lingkaran lengan atas serta hitung berat badan ideal
Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Bentuk hidung simetris keadaan bersih tidak ada sekret, pergerakan dada
simetris, Irama nafas regular tetapi ketika nyeri timbul ada kemungkinan terjadi
nafas yang pendek dan cepat. Tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada retraksi
9
otot bantu nafas, gerakan fokal fremitus antara kanan dan kiri sama, pada hernia
perkusi terdapat bunyi paru resonan, suara nafas vesikuler tidak ada suara
tidak ada clubbing finger, CRT < 3 detik, tidak terdapat sianosis, peningkatan
frekuensi dan irama denyut nadi karena nyeri, terdapat bunyi jantung pekak/redup,
bunyi jantung tidak disertai suara tambahan, bunyi jantung normal S1 S2 tunggal
lup dup.
persyarafannya, namun gangguan bisa terjadi dengan adanya nyeri pada post
Pada Post Operasi kaji apakah terdapat benjolan pada abdomen bagian
penurunan produksi urine. Ada tidaknya nyeri tekan pada kandung kemih. Kaji
PQRST.
timbulnya nyeri, biasanya berupa trauma pada bagian tubuh yang menjalani
diremas.
R= Region: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau
S= Scale of pain: Biasanya klien hernia akan menilai sakit yang dialaminya
Dikaji mulai dari mulut sampai anus, tidak ada asites, pada pasien post-op
biasanya sudah tidak ada benjolan pada abdomen, pada pasien post-op biasanya
ada nyeri tekan, tidak ada distensi abdomen. Terdapat suara tympani pada
tetapi perlu dikaji kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah,dengan nilai kekuatan
otot (0-5), adanya kekuatan pergerakan atau keterbatasan gerak. Terdapat lesi/
luka. Kaji keadaan luka apakah terdapat push atau tidak, ada tidaknya infeksi,
1) Nutrisi.
2) Aktivitas/
istirahat Sebelum
MRS:
11
Sesudah MRS:
- Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian tubuh.
3) Eliminasi.
6) Integritas Ego :
financial keluarga.
7) Kenyamanan
Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan
adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya,nyeri yang menjalar
1. Nyeri Akut b/d Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
(D.0077).
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyari
J. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pecedera fisik
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Pmbudi, A. W. 2013.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. T Dengan Nyeri AkutCausa Post Operasi Hernioraphi
Inguinalis Lateralis Dextra Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Banyuas
5.Wahid, F., J. Sampe, A. Langitan, dan M. P. Program. 2019. Hernia inguinalislateralis dextra
dengan hemiparese sinistra. 1(1):12
Huda, A dan Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan BerdasarkanDiagnosa Medis dan
NANDA (Jilid 1). MedicAtion: Jogjakarta NANDA-
I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018-2020, Ed.11.Jakarta :
EGC.Moorhead, S. 2013. Nursing Outcome Classification (NOC). Edisi 5. UnitedKingdom:
Elsevier.Rawis, C. G., H. P. Limpeleh, dan P. A. V. Wowiling. 2015. POLA herniainguinalis
lateralis di rsup prof . dr . r . d . kandou manado. 3:1
18
5.