Di susun oleh:
Dosen pembimbing:
1
1. Definisi
Hernia Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong,
dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau
kongenital dan hernia dapatan atau akuisita. Berdasarkan letaknya, hernia diberi
nama sesuai dengan lokasi anatominya, seperti hernia diafragma, inguinal,
umbilikalis, femoralis, dan lain-lain. Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat
paha, berupa hernia inguinal direk, indirek, serta hernia femoralis
(Wim De Jong).
1. Hernia reponibel yaitu hernia yang isinya dapat keluar masuk baik secara
spontan atau dengan manipulasi. Usus keluar jika berdiri atau mengedan
dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk ke perut. Tidak ada
keluhan nyeri atau obstruksi usus
2
2. Hernia irreponibel yaitu hernia yang isinya tidak dapat lagi masuk baik
secara spontan atau dengan manipulasi. Ini biasanya disebabkan oleh
perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia
3. Hernia inkarserata yaitu hernia yang tidak dapat lagi kembali ke rongga
abdomen karena isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong
hernia terperangkap. Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan
pada hernia ireponibel untuk gangguan pasase, sedangkan gangguan
vaskularisasi disebut hernia strangulata. Hernia strangulata mengakibatkan
nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak mendapat darah akibat
pembuluh pemasoknya terjepit. Herbia jenis ini merupakan keadaan gawat
darurat karenanya perlu mendapat pertolongan segera.
3
2. Etiologi
1. Kongenital
a. Hernia Kongenital Sempurna terjadi karena adanya defek pada tempat-
tempat tertentu yang langsung muncul pada saat dia dilahirkan.
b. Hernia Kongenital Tak Sempurna, bayi dilahirkan normal (kelainan
belum tampak) tetapi ia mempunyai defek pada tempat-tempat tertentu
(perdisposisi) dan beberapa bulan setelah lahir akan terjadi hernia
melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intra
abdominal
2. Akuisital
Faktor penyebab hernia:
a. Tekanan intra abdominal yang tinggi, misalnya sering mengejan, batuk,
menangis, pada peniup terompet, ibu yang sering melahirkan, pekerja
angkat berat dll
b. Obesitas
4
3. Patoflow
5. Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi pada hernia adalah Ileus, terjadi peningkatan
antara isi hebura dengan dinding kartona hernia, sehingga isi hernia tidak
dapat dimasukkan kembali, terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat
makin bertambah atau banyaknya usus yang masuk, dan bila inkarserata
dibiarkan maka akan timbul edema sehingga terjadi enekanan pembuluh darah
dan terjadi nekrosis (Darmawan dan Rahayuningsih, 2010).
6. Pengkajian
1. Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien
mengejar,menangis, berdiri, mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini
menciptakangejala klinis yang khas pada penderita hernia
6
Selain itu juga di dapatkan adanya gejala lainseperti mual dan muntah
akibat dari peningkatan tekanan intra abdominal.
5. Riwayat pengobatan
Ada beberapa obat yang harus diminum oleh penderita penyakit hernia
6. Aktivitas/ Istirahat
Gejala: kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda: Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
7. Pengkajian Psiko-sosio-spiritual
Pengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi yang
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai
status emosi, kognitif, dan perilaku klien
9. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi daerah Inguinal dan femoral
b. Palpasi Hernia Inguinal
7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus atau
obstruksi usus
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peninkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih dan
ketidakseimbangan elektrolit.
7
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri klien
diskontuinitas jaringan tindakan keperawatan secara komprehensif
akibat tindakan operasi selama ...x... jam (lokasi, karakteristik,
diharapkan nyeri akut durasi, frekuensi,
teratasi. kualitas dan faktor
presipitasi)
Dengan kriteria hasil :
1. Nyeri pada kepala 2. Ajarkan klien
klien teratasi melakukan teknik
relaksasi dengan
2. Berpartisipasi dalam teknik nafas dalam
aktivitas fisik tanpa jika terasa nyeri
mempengaruhi 3. Observasi reaksi
tekanan darah nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Mampu melakukan
aktivitas sehari-hari 4. Lakukan teknik
(ADL) secara mandiri komunikasi
teurapetik untuk
4. Menyatakan rasa mengetahui
nyaman setekah nyeri pengalaman nyeri
berkurang klien
5. Tingkatkan istirahat
6. Kolaborasi dengan
dokter tentang
pemberian obat
analgetik
Ketidakseimbangan Setelah di lakukan 1. Kaji adanya alergi
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan makan
kebutuhan tubuh b.d selama ...x... jam klien
mual muntah diharapkan nutrisi 2. Anjurkan pasien
tercukupi. untuk meningkatkan
protein dan vitamin C
Dengan kriteria hasil:
1. Adanya peningkatan 3. Monitor jumlah
berat badan sesuai nutrisi dan
dengan tujuan kandungan kalori
8
2. Berat badan ideal 4. Berikan informasi
sesuai dengan tinggi tentang kebutuhan
badan nutrisi
9
9. Ajarkan cara
memnghindari
infeksi
9. Evaluasi
No Dx Evaluasi
Dx 1 1. klien mampu menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
2. klien mampu mengenal nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
3. klien mampu merasakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
Dx 2 1. klien tidak mengalami perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2. klien mampu makan sedikit tapi sering
3. Tidak ada penurunan berat badan yang berarti
Dx 3 1. System imun klien membaik
2. Klien mengerti tanda dan gejala infeksi
3. Klien sudah dapat mengontrol resiko infeksi
10
Sumber Pustaka
Fadhilah, Fanny. Dewi Aron, Listianti. (2017). Hernioraphy Cyto Pada Pasien
Hernia Inguinalis Dekstra Inkarserata. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
11