Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN DEWASA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HERNIA

DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSUD CHASBULLAH ABDULMAJID


KOTA BEKASI

Di susun oleh:

Puput Safitri (1032161027)

Dosen pembimbing:

Ns. Tri Mochartini, M.kep

Ns. Seven Sitorus, M.kep. Sp.KMB

Ilah Muhafilah, Skp., M.kes

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MH. THAMRIN JAKARTA

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
1. Definisi

Hernia Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong,
dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau
kongenital dan hernia dapatan atau akuisita. Berdasarkan letaknya, hernia diberi
nama sesuai dengan lokasi anatominya, seperti hernia diafragma, inguinal,
umbilikalis, femoralis, dan lain-lain. Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat
paha, berupa hernia inguinal direk, indirek, serta hernia femoralis
(Wim De Jong).

Berikut adalah beberapa penjelasan hernia menurut letaknya:


1. Hernia hiatal
Adalah kondisi dimana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun, melewati
diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perut
menonjol ke dada (toraks).
2. Hernia epigastrik
Terjadi di antara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di garis tengah perut.
Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan jarang yang berisi
usus. Terbentuk dibagian dinding perut yang relatif lemah, hernia ini sering
menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat didorong kembali ke dalam perut
ketika pertama kali ditemukan.
3. Hernia umbilikal
Berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar) yang disebabkan
bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak
menutup sepenuhnya. Jika kecil (kurang dari satu centimeter), hernia jenis
ini biasanya menutup secara bertahap sebelum usia 2 tahun.
4. Hernia inguinalis
Adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di
selangkangan atau skrotum. Heria inguinalis terjadi ketika dinding abdomen
berkembang sehingga usus menerobos ke bawah melalui celah. Jika anda
merasa ada benjolan di bawah perut yang lembut, kecil dan mungkin sedikit
nyeri dan bengkak, anda mungkin terkena hernia.
5. Hernia femoralis: muncul sebagai tonjolan dipangkal paha.
6. Hernia insisional: dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut.

Menurut sifatnya, hernia dapat disebut:

1. Hernia reponibel yaitu hernia yang isinya dapat keluar masuk baik secara
spontan atau dengan manipulasi. Usus keluar jika berdiri atau mengedan
dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk ke perut. Tidak ada
keluhan nyeri atau obstruksi usus

2
2. Hernia irreponibel yaitu hernia yang isinya tidak dapat lagi masuk baik
secara spontan atau dengan manipulasi. Ini biasanya disebabkan oleh
perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia
3. Hernia inkarserata yaitu hernia yang tidak dapat lagi kembali ke rongga
abdomen karena isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong
hernia terperangkap. Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan
pada hernia ireponibel untuk gangguan pasase, sedangkan gangguan
vaskularisasi disebut hernia strangulata. Hernia strangulata mengakibatkan
nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak mendapat darah akibat
pembuluh pemasoknya terjepit. Herbia jenis ini merupakan keadaan gawat
darurat karenanya perlu mendapat pertolongan segera.

3
2. Etiologi

1. Kongenital
a. Hernia Kongenital Sempurna terjadi karena adanya defek pada tempat-
tempat tertentu yang langsung muncul pada saat dia dilahirkan.
b. Hernia Kongenital Tak Sempurna, bayi dilahirkan normal (kelainan
belum tampak) tetapi ia mempunyai defek pada tempat-tempat tertentu
(perdisposisi) dan beberapa bulan setelah lahir akan terjadi hernia
melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intra
abdominal

2. Akuisital
Faktor penyebab hernia:
a. Tekanan intra abdominal yang tinggi, misalnya sering mengejan, batuk,
menangis, pada peniup terompet, ibu yang sering melahirkan, pekerja
angkat berat dll
b. Obesitas

4
3. Patoflow

Faktor pecetus: Aktivitas berat, bayi


premature, kelemahan dinding abdominal,
intra abdominal tinggi, adanya tekanan
Hernia

Hernia umbilikalis Hernia para umbilikalis Hernia inguinalis


kongenital

Masuknya omentum Kantong hernia melewati Kantong hernia


organ intestinal ke dinding abdomen masuk celah inguinal
kantong umbilikalis
Prostusi hilang timbul Dinding posterior canalis
inguinal yg lemah
Gangguan suplai
darah ke intestinal
Ketidaknyamanan
abdominal Benjolan pada region
inguinal
Nekrosis intestinal
Intervensi bedah
relative/konservatif
Diatas ligamentum
inguinal mengecil bila
berbaring
Pembedahan

Insisi bedah Asupan gizi


kurang Mual
Resti infeksi

Nafsu makan menurun


Terputusnya Peristaltik usus menurun
jaringan syaraf
Intake makanan
Nyeri inadekuat

Heatus hernia Kantung hernia memasuki Ketidakseimbangan


celah bekas insisi nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Phernia insisional
Kantung hernia memasuki
rongga thoraks
5
4. Manifestasi Klinis

1. Berupa benjolan keluar masuk/keras da yang tersering tampak benjolan di


lipatan paha
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai
perasaan mual
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
4. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing
darah) disamping benjolan dibawah sela paha
5. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai
sesak nafas
6. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah
besar

5. Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi pada hernia adalah Ileus, terjadi peningkatan
antara isi hebura dengan dinding kartona hernia, sehingga isi hernia tidak
dapat dimasukkan kembali, terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat
makin bertambah atau banyaknya usus yang masuk, dan bila inkarserata
dibiarkan maka akan timbul edema sehingga terjadi enekanan pembuluh darah
dan terjadi nekrosis (Darmawan dan Rahayuningsih, 2010).

6. Pengkajian

1. Keluhan utama
Adanya benjolan di inguinalis masuk bila klien tidur dan klien
mengejar,menangis, berdiri, mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini
menciptakangejala klinis yang khas pada penderita hernia

2. Riwayat kesehatan lalu


Biasanya pasien dengan hernia akan mengalami penyakit kronis
sebelumnya. Missal: adanya batuk kronis, gangguan proses kencing
(BPH). Kontipasi kronis, ascites yang semuanya itu merupakan faktor
predis posisi meningkatnya tekanan intra abdominal.

3. Riwayat kesehatan sekarang


Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di
selangkangan /di daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita
berdiri lama, menangis, mengejar waktu defekasi atau miksi mengangkat
benda berat dsb, sehingga ditemukanrasa nyeri pada benjolan tersebut.

6
Selain itu juga di dapatkan adanya gejala lainseperti mual dan muntah
akibat dari peningkatan tekanan intra abdominal.

4. Riwayat kesehatam keluargaAdakah anggota keluarga yang menderita


penyakit hernia atau penyakit menular

5. Riwayat pengobatan
Ada beberapa obat yang harus diminum oleh penderita penyakit hernia

6. Aktivitas/ Istirahat
Gejala: kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda: Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea

7. Pengkajian Psiko-sosio-spiritual
Pengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi yang
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai
status emosi, kognitif, dan perilaku klien

8. Keadaan Umum dan Tanda-tanda Vital

9. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi daerah Inguinal dan femoral
b. Palpasi Hernia Inguinal

7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus atau
obstruksi usus
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peninkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih dan
ketidakseimbangan elektrolit.

8. Diagnosa Keperawatan, Kriteria Hasil, Intervensi


1. Nyeri akut b.d diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah
3. Resiko infeksi b.d luka bedah insisi atau operasi
4. Gangguan rasa nyaman
5. Resiko perdarahan

7
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri klien
diskontuinitas jaringan tindakan keperawatan secara komprehensif
akibat tindakan operasi selama ...x... jam (lokasi, karakteristik,
diharapkan nyeri akut durasi, frekuensi,
teratasi. kualitas dan faktor
presipitasi)
Dengan kriteria hasil :
1. Nyeri pada kepala 2. Ajarkan klien
klien teratasi melakukan teknik
relaksasi dengan
2. Berpartisipasi dalam teknik nafas dalam
aktivitas fisik tanpa jika terasa nyeri
mempengaruhi 3. Observasi reaksi
tekanan darah nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Mampu melakukan
aktivitas sehari-hari 4. Lakukan teknik
(ADL) secara mandiri komunikasi
teurapetik untuk
4. Menyatakan rasa mengetahui
nyaman setekah nyeri pengalaman nyeri
berkurang klien

5. Tingkatkan istirahat

6. Kolaborasi dengan
dokter tentang
pemberian obat
analgetik
Ketidakseimbangan Setelah di lakukan 1. Kaji adanya alergi
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan makan
kebutuhan tubuh b.d selama ...x... jam klien
mual muntah diharapkan nutrisi 2. Anjurkan pasien
tercukupi. untuk meningkatkan
protein dan vitamin C
Dengan kriteria hasil:
1. Adanya peningkatan 3. Monitor jumlah
berat badan sesuai nutrisi dan
dengan tujuan kandungan kalori

8
2. Berat badan ideal 4. Berikan informasi
sesuai dengan tinggi tentang kebutuhan
badan nutrisi

3. Tidak ada tanda- 5. Monitor mual dan


tanda malnutrisi muntah

4. Tidak terjadi 6. Monitor kalori dan


penurunan berat intake nutrisi
badan yang berarti

Resiko infeksi b.d luka Setelah di lakukan 1. Bersihkan


bedah insisi atau operasi tindakan keperawatan lingkungan setelah
selama ...x... jam klien dipakai pasien lain
diharapkan 2. Gunakan sabun
1. Status imun membaik antimikrobia untuk
cuci tangan
2. Pengetahuan : dapat
mengontrol infeksi 3. Cuci tangan setiap
sebelum sesudah
3. Dapat mengontrol tindakan
resiko keperawatan

Kriteria haasil : 4. Tingatkan intek


1. Klien bebas dari nutisi
tanda dan gejala
infeksi 5. Berikan treapi
antibiotic
2. Menunjukan
kemampuan untuk 6. Monitor anti gejala
mencegah timbulnya dan infeksi
infeksi
7. Instruksikan pasien
3. Jumlah leokosit untuk minum
dalam batas normal antibiotic sesuai
resep
4. Menunjukan perilaku
hidup sehat 8. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infksi

9
9. Ajarkan cara
memnghindari
infeksi

10. Kolaborasi dengan


dokter dalam
pemberian obat

9. Evaluasi

No Dx Evaluasi
Dx 1 1. klien mampu menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
2. klien mampu mengenal nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
3. klien mampu merasakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
Dx 2 1. klien tidak mengalami perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
2. klien mampu makan sedikit tapi sering
3. Tidak ada penurunan berat badan yang berarti
Dx 3 1. System imun klien membaik
2. Klien mengerti tanda dan gejala infeksi
3. Klien sudah dapat mengontrol resiko infeksi

10
Sumber Pustaka

NANDA Internasional. (2018-2020). Diagnosa Keperawatan: Definisi dan


Klasifikasi. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-


Noc. (2015). Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: MediAction

Dermawan, D. Rahayuningsih, T. (2010). Keperawatan Medikal Bedah


(Sistem Pencernaan). Gosyen Publishing. Yogyakarta

Fadhilah, Fanny. Dewi Aron, Listianti. (2017). Hernioraphy Cyto Pada Pasien
Hernia Inguinalis Dekstra Inkarserata. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.

11

Anda mungkin juga menyukai