Hernia ialah penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui sesuatu defek
pada fasia dan muskuloaponeurotik dinding perut, baik secara congenital atau didapat
yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang biasa melalui dinding
tersebut. Lubang itu dapat timbul karena lubang embrional yang tidak menutup atau
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang
abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi
secara normal
B. ETIOLOGI
Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita.
Pada Pasien – pasien penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya procesus
vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya
yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau
karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga perut
Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal.
Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan, hal ini
disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam
lebih banyak terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh
angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang sebagian besar pekerjaannya
rongga perut sehingga menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut (Giri
3. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi
tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran
prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain.
Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat
menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah ke dalam kanalis inguinalis.
4. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
5. Obesitas
Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk
di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan tekanan tersebut
dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ
yang lemah.
6. Kehamilan
lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya hernia.
7. Pekerjaan
terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang berat dapat
Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi
yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna, sehingga
memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis
C. MANIFESTASI KLINIS
D. PATOFISIOLOGI
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka
terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis
kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut, karena pada
umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ
dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah
menutup, namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada
kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang – barang berat, mengejan. Kanal yang
sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena
terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut. Akhirnya
menekan dinding rongga yang telah tertekan akibat trauma, hipertropi prostat, asites,
kehamilan, obesitas dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua. Pria lebih
banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria
kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan
terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia
menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila
terjadi obtruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi
nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah,
konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga
terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Juga dapat terjadi bukan karena
terjepit melainkan ususnya terputar. Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam,
NYERI AKUT
RESIKO Mual
INFEKSI
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI
KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada hernia dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu konservatif dan
pembedahan.
a) Konservatif
pemakaian korset. Tapi untuk hernia inguinalis pamakaian korset tidak dianjurkan
karena alat ini dapat melemahkan otot dinding perut. Pada terapi konservatif dapat
b) Pembedahan
Prinsip dasar hernia terdiri dari herniotomy ( memotong hernia ) dan menjepit kantung
hernia ( herniorafi ). Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia dimasukan, kantong
diikat, dan dilakukan bassiny plasty untuk memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis. Pasien yang telah dilakukan tindakan pembedahan disarankan untuk tidak
boleh mengendarai kendaran, aktifitas dibatasi, seperti tidak boleh mengangkat benda
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Perabaan kantong hernia pada funikulus spermatikus sebagai gesekkan dari dua lapis
LaboratoriuM
Pemeriksaan Radiologi.
H. PENGKAJIAN
1. Identitas px, meliputi :
nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal
MRS, diagnosa medis, no. register.
2. Keluhan utama :
nyeri yang dirasakan biasanya didaerah peritoneum dan menjalar kebelakang.
3. Riwayat penyakit sekarang :
px merasakan nyeri yang tak tertahankan dan px biasanya mengembalikan /
mendorong kembali hernia dan masuk kembali.
4. Riwayat penyakit dahulu :
belum / pernah px mengalami seperti ini, atau yang lainnya.
5. Riwayat penyakit keluarga :
apakah ada diantar keluarga yang pernah / mengalami penyakit yangt diderita
sama seperti px.
6. pola fungsi kesehatan
Pola persepsi dan tata laksana
Pada umumnya px tidak mengalami gangguan pada personal hygine misalnya :
mandi, gosok gigi, dan cuci rambut.
Pola nutrisi dan metabolisme
Pada kasus hernia biasanya px tidak mengalami perubahan nafsu makan, meski
menu berubah.
Pola eliminasi
Tidak mengalami perubahan baik warna, konsistensi, maupun baunya.
Pola tidur dan istirahat
Pada umumnya px tidak mengalami gangguan dalam istirahat tidurnya sehubungan
dengan luka Post Op.
Pola aktivitas
Kebanyakan px selalu melakukan aktifitasnya sendiri sehubungan dengan luka Post
Op.
Pola persepsi dan konsep diri
Px biasanya belum mengerti proses terjadinya penyakit dan konsep diri px
mengealami gangguan.
Pola sensori dan kognitif
Biasanya px akan merasakan nyeri yang hilang dan timbul kembali yang biasanya
px merasa tak nyaman.
Pola reproduksi seksual
Px akan mengalami gangguan dlam pola seksualnya.
Pola hubungan peran
Pada umumnya px akan menarik diri dan merasa malu dengan apa yang terjadi
padanya.
Pola penanggulangan stres
Px berusaha untuk tenang dan mencoba menceritakan masalah yang terjadi
padanya.
Pola tata nilai dan kepercayaan
Px berusaha memohon sembuh dari penyakit yang dideritanya saat ini
7. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum :
keadaan sakit px, tingkat kesadaran, dan tanda-tanda vital
Kepala :
adakah benjolan, kerontokan rambut, ada luka atau tidak, dan kebersihan terjaga /
tidak
Muka :
apa bentuk simetris / tidak ada acne / tidak, kulit muka, ekspresi wajah.
Mata :
bentuk simetris / tidak, konjungtiva anemis / tidak, penglihatan terganggu atau
tidak.
Telinga :
bentuk simetris / tidak, fungsi pendengaran, tidak / ada cairan dan serumen,
menggunakan alat bantu / tidak.
Hidung :
bentuk hidung, pembauan baik / tidak, kebersihan terjaga / tidak.
Mulut dan faring :
bentuk simetris ada / tidak perdarahan pada mulut, gigi utuh / caries, ada / tidak
peradabngan pada faring.
Leher :
bentuk simetris, bersih terjaga / tidak, ada / tidak perbesaran pada vena jugularis /
kelenjar tiroid.
Thoraks :
bentuk simetris / tidak, ada / tidak nyeri tekan, terasa hangat / tidak, ada / tidak
suara ronchi, reles / wheezing.
Abdomen :
bentuk simetris / tidak, ada tidak nyeri tekan, tidak / ada distensi bendung kemih,
terdengar bising usus.
Inguinal, genihal dan anus :
kebersihan terjaga / tidak, ada benjolan bulat lonjong , tes zaimen ada / tidak
dorongan dan nyeri tekan.
Integumen :
ada / tidak luka, kebersihan terjaga / tidak, turgor normal / tidak.
Ekstrimitas :
ada tidak gangguan bagaimana bentuknya.
8. Pemeriksaan Penunjang
Lab : WBC, RBC, Hb, PVC, MCV, Trombo, LED, BUN, SGOT, SGPT, GDA.
9. -Radiologi : X-ray dada.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
J. INTERVENSI
Tujuan : Dalam 1kali 24 jam perberian asuhan keerawatan rasa nyeri hilang/berkurang
Kriteria hasil :
b. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi nyeri
d. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.(S : 36 – 37,5 0C, N: 60 –
Rencana tindakan :
1) Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.
Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi
melakukan tindakan.
Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
pasien.
Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam status kekebalan
pasien meningkat
Kriteria hasil
Intervensi
Rasional: tehnik isolasi yang baik agar pasien terhindar dari kuman kuman
Rasional : setiap pengunjung akan membawa kuman yang akan menginfeksi pasien
berkunjung
Rasional : tangan merupakan tempat tranmisi kuman , dengan mencuci tangan akan
Observasi dan laporkan tanda dan gejal infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor
Rasional: tanda tanda infeksi yang perlu di perhatikan
Tujuan:
kriteria hasil :
intervensi
individu
proses penyakitnya