Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asma Bronkhial tergolong penyakit saluran pernafasan kronik yang

membutuhkan perhatian khusus. Sebuah program pengendalian asma pun sangat

diperlukan mengingat penyakit ini tergolong serius.

Menurut data yang dikeluarkan oleh WHO (World Health Organizing) bulan

Mei tahun 2014 menyatakan jumlah penderita asma di dunia diperkirakan mencapai

100-150 juta orang dan mengalami penambahan 180.000 setiap tahunnya. Buruknya

kualitas udara dan berubahnya pola hidup masyarakat diperkirakan menjadi

penyebab meningkatnya penderita asma.

Di Indonesia, penyakit asma termasuk penyakit yang mendapat perhatian

khusus pemerintah. Program pengendalian asma bronkhial pun diatur dalam

Kepmenkes No. 1023/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Pengendalian Asma

Bronkhial.

Asma Bronkhial adalah penyebab tunggal terpenting untuk morbitas

penyakit pernapasan dan menyebabkan 2000 kematian/tahun. Pravelensinya

sekarang sekitar 10-15%, semakin meningkat di masyarakat barat. Untuk

meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan terhadap penyakit Asma

difasilitas pelayanan dasar, pedoman tersebut telah disempurnakan dengan

menambahkan beberapa standar kegiatan dalam program yang perlu dilakukan.

1
2

Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013

mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma bronchial pada semua

umur adalah 4,5 %. Dengan prevalensi asma bronchial tertinggi terdapat di Sulawesi

Tengah (7,8%), diikuti Nusa Tenggara Timur (7,3%), di Yogyakarta (6,9%), dan

Sulawesi Selatan (6,7%). Dan untuk provinsi Jawa Tengah memiliki prevalensi

asma bronchial sebesar 4,3 %. Disampaikan pula bahwa prevalensi asma  bronchial 

lebih tinggi pada perempuan dibandingkan pada laki-laki. 

Terdapat 17 Provinsi  dengan  prevalensi  asma bronchial yang tinggi dari angka

nasional dan Provinsi Jawa Barat termasuk dengan jumlah prevelansi yang tinggi

yaitu sebesar 4,1 %.  

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2016, asma termasuk

10 penyakit terbesar dari seluruh data yang masuk, sebanyak 688 kasus untuk laki-

laki dan 844 kasus untuk perempuan, dengan total jumlah keseluruhannya 1532

kasus (Profil Dinas Kabupaten Karimun, 2016). Sedangkan data dari Medical

Record Puskesmas Tanjung Balai Karimun di tahun 2016 tercatat ada 69 kasus asma

untuk semua jenis kelamin, dan asma menempati urutan ke 6 dalam 10 penyakit

terbesar yang mencakup data dari Unit Rawat Jalan, IGD, dan Rawat Inap

Puskesmas Tanjung Balai Karimun.

Masih banyak masyarakat Indonesia belum mengetahui penanganan asma

jika kambuh, sehingga itu masih menjadi masalah kesehatan yang harus

diperhatikan. Dalam pengobatan asma ini sangat penting bagi penderita, karena

mencegah timbulnya jika asma itu kambuh lagi.


3

Asma sangat berbahaya bagi penderita yang mempunyai sifat yang berasal

dari allergen semisal cuaca, debu, makanan, karena bisa menyerang secara

mendadak jika allergen itu timbul, dapat kekurangan oksigen dan sesak nafas yang

sifatnya dapat mematikan nyawa sebagai penderita asma.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk

menerapkan asuhan keperawatan dengan Asma Bronkhial di Puskesmas Tanjung

Balai Karimun.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat banyaknya orang yang menderita penyakit asma, kemudian melihat

juga komplikasi dari penyakit asma yang membahayakan hidup para penderitanya,

kualitas hidup para penderita asma yang menurun, serta uraian latar belakang

masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan

dengan Asma Bronkhial di Puskesmas Tanjung Balai Karimun ?”

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Mampu memberikan Asuhan Keperawatan dengan Asma Bronkhial di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun.


4

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien Asma Bronkhial.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien Asma Bronkhial

c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien Asma Bronkhial.

d. Mampu mengimplementasikan rencana keperawatan yang telah disusun

pada pasien Asma Bronkhial.

e. Mampu mengevaluasi dari tindakan keperawatan pada pasien Asma

Bronkhial.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Teoritis

Secara teoritis, hasil dari Proposal Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat

menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu pendidikan dan

menambah kajian ilmu kesehatan khususnya ilmu keperawatan klinik  dalam

meningkatkan mutu pelaksanaan praktik keperawatan dalam memberikan

asuhan keperawatan yang kompeheresif

1.4.2 Praktis

Secara praktis, hasil dari Proposal Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat

menjadi masukan bagi pihak yang menjalankan praktik keperawatan

khususnya profesi keperawatan dalam menjalankan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai