YOSRIZAL
MARTKA 2250321085
A. Definisi
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
Mycobacterium Tuberculosi yang menyerang paru-parudan hampir seluruh
organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan
saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui
inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut
(Sylvia A.price dalam Hardi kusuma, dan amin Huda, 2015).
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksimenular langsung yang
disebabkan oleh Mycobacteriumtuberculosis.kuman ini paling sering
menyerangorgan paru dengan sumber penularan adalah pasien TB BTA
positif. (Bagiada &Putri, dalam Puspitarini 2018).
B. Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah Myobakterium tuberkulosa, sejenis
kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/Um dengan tebal 0,3-
0,6/Um dan tahan asam . Spesies lain kuman ini yang dapat memberikan
infeksi pada manusia adalah M.bovis, M.kansasii, M.intracellulare, sebagian
besar kuman terdiri dari asam lemak (lipid) lipid inilah yang membuat kuman
lebih tahan terhadap asam dam lebih tahan terhadap gangguan kimia dan
fisik. kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan
dingin. Di dalam jaringan kuman hidup sebagai parasit intrasellular, yakni
dalam sito plasma magrofak. Sifat lain kuman ini adalah aerop. Sifat ini
menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi
kandungan oksigennya (Mansjoer dalam zither, 2016).
C. Patofisiologi (PATHWAY)
Menurut Bachrudin (2016) Mycobacterium tuberkulosis dapat masuk
ke dalam paru melalui sistem pernafasan, kemudian basil TBC masuk ke
alveoli. Terjadinya Fokus Ghon yaitu berkembangnya kuman di dalam paru –
paru. Menyebabkan terbentuknya kompleks primer diakibatkan oleh focus
dan limfe. Sampailah basil ke seluruh tubuh disebarkan melalui darah. Daya
tahan tubuh seseorang dan jumlah basil TBC sangat mempengaruhi
perjalanan penyakit. Penyebaran dapat dihentikan dengan respon imun tubuh,
tetapi basil TBC menjadi kuman Dorman. Menyebar ke organ lain seperti
otak, ginjal,
tulang secara limfogen dan hematogen. Kuman menyebar ke jaringan sekitar,
penyebaran secara Bronkogen baik di paru bersangkutan maupun keparu-paru
sebelahnya. Tertelannya dahak bersama ludah. Setelah beberapa bulan atau
tahun kuman berkembang dalam jaringan sehingga terjadi daya tahan tubuh
menurun atau lemah. Jika daya tahan tubuh menurun, jumlah basil cukup,
sumber infeksi dan virulensi kuman tinggi makan akan terjadi reinfeksi.
Hipertermia
E. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang sering ditemukan pada pasien TBC atau TB antara
lain sebagai berikut :
a. kerusakan tulang dan sendi : bisa terjadi ketika infeksi kuman TB
menyebar dari paru-paru ke jaringan tulang. Dalam banyak kasus, tulang
iga juga bisa terinfeksi dan memicu nyeri di bagian tersebut.
b. kerusakan otak : kuman TB yang menyebar hingga ke otak bisa
menyebabkan meningitis atau peradangan pada selaput otak. Radang
tersebut memicu pembengkakan pada membran yang menyelimuti otak
dan seringkali berakibat fatal atau mematikan.
c. kerusakan hati dan ginjal : membantu menyaring pengotor yang ada adi
aliran darah. Fungsi ini akan mengalami kegagalan apabila kedua organ
tersebut terinfeksi oleh kuman TB.
d. kerusakan jantung : jaringan di sekitar jantung juga bisa terinfeksi oleh
kuman TB. Akibatnya bisa terjadi cardiac tamponade, atau peradangan dan
penumpukan cairan yang membuat jantung jadi tidak efektif dalam
memompa darah dan akibatnya bisa sangat fatal.
e. Gangguan mata : ciri-ciri mata yang sudah terinfeksi TB adalah berwarna
kemerahan, mengalami iritasi dan membengkak di retina atau bagian lain.
f. Resistensi kuman : pengobatan dalam jangka panjang seringkali membuat
pasien tidak disiplin, bahkan ada yang putus obat karena merasa bosan.
Pengobatan yang tidak tuntas atau tidak disiplin membuat kuman menjadi
resisten atau kebal, sehingga harus diganti dengan obat lain yang lebih
kuat dengan efek samping yang tentunya lebih berat. (Sources : Detik
Health dalam indiac diagnostic)
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Kultur Sputum : Positif untuk mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif
penyakit
b. Ziehl – Nelsons : Pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk asupan
cairan dalaqm darah, positif untuk basil asam
c. Test kulit ( PPD, Mantoux, potongan volmel) : Reaksi positif ( area
indurasi 10 mm / lebih besar terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra
dermal antigen)
d. Foto thorak : Dapat menunjukkkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas,
simpanan kalsium lesi sembuh primer. Perubahan menunjukkkan lebih
luas TB dapat termasuk ronggga, area fibrosa.
e. Histologi / kultur jaringan : Termasuk pembersihan gaster, urine, cairan
serebrospinal, biopsi kulit. Positip untuk mycobacterium tuberkulosis.
f. Biopsi jarum pada jaringan paru : Positip untuk granuloma TB, adanya sel
raksasa menunjukkan nekrosis.
g. Elektrosit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi.
h. GDA : Dapat norma tergantung pada lokasi dan beratnya kerusakan ruang
mati
i. Pemeriksaaan fugsi paru : Penurunan kapasitas vital, kehilangan jaringan
paru dan penyakit pleura ( TB paru kronis paru luas).
G. Penatalaksanaan Klinik
1. Panduan OAT dan peruntukannya
a. Pasien baru TB baru BTA positif
b. Pasien TB paru BTA negatif thorax positif
c. Pasien TB ekstra paru
2. Kategori – 2 (2HRZERS/HRZE/5H3R3E3) Diberikan untuk pasien BTA
positif yang telah diobati sebelumnya
a. Pasien kambuh
b. Pasien gagal
c. Pasien dengan pengobatan 3 tahun terputus (default)
3. OAT sisipan (HRZE) Paket sisipan KDT adalah sama seperti panduan
paket untuk tahap kategori –1 yang di berikan selama sebulan (28 tahun).
Mycobacterium tuberkulosis
aktif pada malam hari
Hipertemia
Ds : mengeluh mual Sanitasi lingkungan tidak Defisit nutrisi
muntah baik (D.0019)
Do :
- peristaltik TBC
meningkat/menurun
- membran mukosa Sistem pencernaan
kering
Nausea
Defisit nutrisi
L. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang
dilakukan perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan
(PPNI, 2018).
M. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna untuk mengetahui apakah tujuan dari tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain.
(Dinarti, 2017).
N. Daftar Pustaka
1. Kenedyanti, E., & Sulistyorini, L. (2017). Analisis Mycobacterium
Tuberkulosis dan Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis
Paru. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(2), 152–162.
https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.152162
2. Pratiwi, R. D. (2020). Gambaran Komplikasi Penyakit Tuberkulosis
Berdasarkan Kode International Classification of Disease 10. Jurnal
Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, XIII(2), 93–101. Retrieved from
http://ejurnal.stikesalirsyadclp.ac.id/index.php/jka/article/view/136
3. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
4. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
5. PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.