PROPOSAL SKRIPSI
KUANTITATIF
Disusun Oleh :
CIMAHI
2022
HUBUNGAN PEMBELAJARAN DARING AKIBAT PANDEMI COVID-19 DENGAN
PROPOSAL SKRIPSI
KUANTITATIF
Disusun Oleh :
CIMAHI
2022
PENGESAHAN
Laporan Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan pada Seminar Proposal
NPM : 213118143
Pembimbing I Pembimbing II
Dewi Ummu K, S.Kep., Ners., M.Kep Dwi Hastuti, S.Kep., Ners., M.Kep
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis mampu
Akibat Pandemi Covid-19 dengan Tingkat Stress dan Risiko Computer Vision Syndrome
(CVS) Pada Mahasiswa Ilmu Keperawatan FITKes UNJANI” laporan skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Ilmu
Keperawatan (S-1).
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
2. Gunawan Irianto, dr., M.Kes (MARS)., selaku Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi
3. Achmad Setya Roswendi, S.Kp., M.P.H., selaku Ketua Program Studi Ilmu
4. Dewi Ummu K, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku dosen pembimbing 1 yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan sampai proposal skripsi ini selesai
dengan baik.
5. Dwi Hastuti, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku dosen pembimbing 2 yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan sampai proposal skripsi ini selesai
dengan baik.
6. Siti Dewi Rahmayanti, S.Kp., M.Kep., selaku dosen penguji yang telah
ii
7. Dosen pengajar serta staff Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1) Fakultas Ilmu
8. Ayahanda Wilogo, Ibunda Tarmini, dan Kakak Wikis Anto Yoga., S.Psi., selaku
orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan do’a, kasih sayang,
atas selaku kakak, angkatan bawah selaku adik yang berada di Program Studi Ilmu
Keperawatan (S-1) yang telah memberikan dukungan yang sangat berarti selama
10. Para pengurus HM KMJ Ilmu Keperawatan (S-1) FITKes UNJANI, demisioner
serta alumni yang telah memberikan dukungan, do’a kepada penulis penelitian.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala melimpahkan rahmat serta
Peneliti menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai keasalahan serta kekurangan.
Peneliti mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penelitian ini. Namun demikian
adanya, semoga skripsi ini dapat dijadikan tindak lanjut penelitian selanjutnya dan semoga
75
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 7
1. Tujuan Umum 7
2. Tujuan Khusus 7
D. Manfaat Penelitian 8
1. Manfaat Toritis 8
2. Manfaat Praktis 8
3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
A. Pandemi Covid-19 9
1. Pandemi Covid-19 9
a. Pengertian Pandemi Covid-19 9
b. Tanda dan Gejala Covid-19 10
c. Dampak Pandemi Covid-19…………………………………………………………13
B. Stress 11
1. Pengertian Stress 11
2. Jenis – Jenis Stress 16
3. Gejala Stress 18
4. Faktor Penyebab Stress 20
5. Pencegahan Stress 22
6. Dampak Stress 23
C. Computer Vision Syndrome (CVS) 23
1. Pengertian Computer Vision Syndrome (CVS) 23
2. Etiologi Computer Vision Syndrome (CVS) 24
3. Faktor Risiko CVS 25
4. Gejala Computer Vision Syndrome 28
5. Bahaya Computer Vision Syndrome 30
6. Pencegahan Computer Vision Syndrome……..……………………………………..30
v
D. Pembelajaran Jarak Daring 31
1. Definisi Pembelajaran Daring 31
2. Manfaat Pembelajaran Daring 31
3. Kekurangan Pembelajaran Daring 32
E. Kerangka Teori...............................................................................................................34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35
A. Metode Penelitian 35
1. Paradigma Penelitian 35
2. Rancangan Penelitian 36
3. Variabel Penelitian 37
4. Definisi Operasional Variabel Penelitian 38
B. Populasi dan Sampel Penelitian 39
1. Populasi 41
2. Sampel 41
C. Pengumpulan Data 41
1. Teknik pengumpulan data 41
2. Instrumen Penelitian 43
3. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian 44
D. Prosedur Penelitian 45
1. Tahap Persiapan 45
2. Tahap Pelaksanaan 47
3. Tahap Akhir 47
E. Pengolahan dan Analisa Data 48
1. Teknik Pengolahan Data 48
2. Analisa Data 59
F. Etika Penelitian 52
G. Lokasi dan Waktu Penelitian 53
1. Lokasi Penelitian 53
2. Waktu Penelitian 53
DAFTAR PUSTAKA 54
LAMPIRAN 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada akhir tahun 2019, hampir seluruh dunia digemparkan dengan wabah
Coronavirus Disease 2019 atau sering dikenal dengan COVID-19 yang ditularkan
COVID-19 ini merupakan penyakit menular yang sangat mempengaruhi semua aspek
kehidupan, salah satunya dalam bidang pendidikan. Selama masa pandemi Covid-19
seluruh masyarakat baik yang bekerja maupun yang sedang menempuh pendidikan
diharuskan tidak keluar rumah dan tetap berdiam diri dirumah dalam upaya
pendidikan pada masa pandemi COVID-19, Proses belajar dari Rumah dilaksanakan
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa
perubahan kegiatan belajar untuk dilakukan dirumah agar memberi pengalaman baru
yang bermakna bagi siswa dalam belajar. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
dari rumah disebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dilaksanakan dengan sistem
menempuh pendidikan merasa stress akibat terbebani tugas yang banyak dan kurang
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh
daring menemukan komentar positif dan negatif. Komentar positif yang didapatkan
20% dari partisipan menyatakan dengan pembelajaran daring bisa santai dan rebahan,
jadi aktif bertanya, tidak malu, dan hemat transport. Komentar Negatif yang
didapatkan 80% dari pasrtisipan menyatakan tugas lebih banyak dari pada kuliah off
line, penjelasan materi masih kurang, tidak bisa diskusi, prosedurnya repot, kaget
tidak terbiasa dengan daring dan beberapa masalah teknis lainya (Sanjaya F.R, 2020).
dialami oleh mahasiswa di Indonesia selama perkuliahan daring juga ditambah dengan
angka kecemasan selama perkuliahan daring sebesar 40%. Penyebab stres di kalangan
mahasiswa selama pandemi Covid-19 dikarenakan oleh beban tugas kuliah yang
semakin banyak, proses perkuliahan daring yang monoton, tidak dapat melaksanakan
signal internet yang tidak stabil, keterbatasan kuota internet yang dimiliki, tidak dapat
2
lainnya yaitu gangguan penglihatan seperti yang disebutkan oleh World Health
Kejadian kelelahan mata (presbiopi) dan miopia (rabun jauh) di seluruh dunia
berkisar antara 75% hingga 90%. Dari dokter mata di India menunjukkan bahwa
ketegangan mata dapat mencapai setinggi 97,8 dari penggunaan laptop atau
handphone secara terus-menerus. Pemantauan layar secara terus menerus juga dapat
menyebabkan penglihatan kabur, sakit kepala, dan masalah kesehatan mata yang
penglihatan di dunia yaitu gangguan repraksi tidak terkoreksi sebesar 48,99%, katarak
sebesar 21,81% serta faktor degeneratif karena usia lanjut sebesar 4,1%. Lebih dari
75% masalah gangguan penglihatan dapat dicegah. Data Indonesia jumlah prevalensi
severe low vision atau kerusakan fungsi penglihatan untuk usia produktif (15 – 54
tahun) memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 6/18 yaitu sebesar 1,49% dengan
ada di 3 Provinsi Pulau Jawa yaitu Provinsi Jawa Timur sebesar 352.829 penduduk,
Provinsi Jawa Tengah sebesar 329.428 penduduk dan Jawa Barat sebesar 328.933
penduduk, sedangkan jumlah yang tersedikit ada di Provinsi Maluku Utara, Sulawesi
utama dari terjadinya CVS ialah mata lelah (Kemenkes, 2018) Mata Lelah disebabkan
oleh ketegangan otot mata, dimana mata dipaksakan melihat benda berukuran kecil,
dengan jarak dekat dalam waktu yang lama. Ketegangan mata merupakan keluhan
3
mata yang paling umum di antara pengguna komputer yang bekerja selama lebih dari
6 jam sehari. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi kelelahan mata
jarak ideal dari layar, menggunakan monitor LCD dan menggunakan layar anti silau
dan menyesuaikan tingkat kecerahan sesuai dengan tempat kerja untuk mengurangi
Serikat mengatakan bahwa kurang lebih 90% orang yang menghabiskan 3 jam atau
lebih sehari pada komputer dapat menyebabkan Computer Vision Syndrome (CVS)
(Anggrainy et al., 2020). Beberapa penelitian menerangkan bahwa orang yang bekerja
lebih dari 2-3 jam sehari menggunakan komputer berisiko mengalami CVS lebih
pekerjaan jarak dekat yang dialami seseorang selagi atau berhubungan dengan
penggunaan gawai. Tanda-tanda gejala yang muncul pada penderita CVS dibagi
menjadi empat kategori, yaitu: 1) Gejala astenopia (mata lelah, mata tegang, mata
terasa sakit, mata kering, dan nyeri kepala), 2) Gejala yang berkaitan dengan
permukaan okuler (mata berair, mata teriritasi, dan akibat penggunaan lensa kontak),
leher, dan nyeri punggung). Anggapan seseorang terhadap sindrom CVS yang
4
kerja seseorang, meningkatkan taraf kesalahan pada bekerja, dan menurunkan
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Smita Agarwal, dkk dalam
Ocular Complaints in Computer Users” menyatakan bahwa di antara 150 subjek yang
ketegangan mata (53,8%), gatal (47,6%) dan terbakar (66,7%) pada subjek yang
memakai komputer selama lebih dari 6 jam(Agarwal et al., 2013). Hasil penelitian
Adrian et. all, (2021) tentang “Hubungan Belajar Online di Masa Pandemi Covid-19
(56,1%) tingkat stres ringan, sebanyak 16 (28,1%) tingkat stres sedang dan 9
Pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan observasi dan wawancara
kepada 8 orang mahasiwa Ilmu Keperawatan (S-1) FITKes Unjani yang berada di
wilayah Cimahi yang berusia 19-20 tahun, terdapat 5 mahasiswa yang menyatakan
terdapat beban lebih selama pembelajaran daring yang membuat stress karena
kurangnya interaksi sosial, tugas yang sangat banyak, mata terasa lelah dan perih jika
terlalu lama menatap layar gawai sehingga menyebabkan kurang efektif dalam
menerima materi yang di berikan oleh dosen. Terdapat 5 mahasiswa yang menyatakan
merasa nyeri badan, nyeri leher yang disebabkan terlalu lama duduk selama
5
Pengalaman perawat dalam merawat pasien COVID-19 telah dilaporkan
(WHO, 2020; Xiang et al., 2020; Noer et al., 2021). Stategi yang dapat dilakukan
untuk perawat meningkatkan perasaan aman, menurunkan kecemasan dan stres serta
menjaga kualitas pelayanan yang baik bagi pasien dengan upaya manajemen stres
yang baik, sehingga masalah psikologis selama pandemi dapat diatasi atau
diminimalisir. Oleh karena itu, perawat perlu meningkatkan strategi koping dalam
epidemik terutama pada saat merawat pasien covid19 (Marwiati, Komsiyah, &
Indarti, 2021).
dari CVS, antara lain mengistirahatkan mata setelah 20 menit bekerja didepan
komputer, mengalihkan pandangan pada objek lain sejauh 6 meter selama 20 detik,
memasang panapis antiglare komputer agar tidak terpapar pencahayaan silau radiasi
layar monitor, serta dianjurkan agar lebih sering berkedip. Demikian halnya menurut
senam mata. Selain itu, akupresur merupakan salah satu solusinya. Akupresur
merupakan teknik pengobatan yang lebih aman serta praktis untuk dilakukan. Bahkan
komplementer. Berdasarkan dari uraian permasalahan pada latar belakang dan fakta
yang telah dijabarkan sebelumnya diperlukan terapi alternatif yang berguna untuk
menguatkan otot bantu penglihatan, melancarkan aliran darah mata, serta memberikan
kenyamanan akomodasi visualisasi yang bisa didapatkan dari teknik akupresur mata.
6
Sehingga penelitian ini mengidentifikasi efektivitas dari intervensi akupresur mata
Berdasarkan fenomena dan permasalahan diatas maka dari itu peneliti tertarik
covid-19 dengan tingkat stress dan resiko computer vision syndrome (cvs) pada
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini peneliti membuat
rumusan masalah yaitu "apakah ada hubungan pembelajaran daring akibat pandemi
covid-19 dengan tingkat stress dan risiko computer vision syndrome (CVS) pada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
tingkat stress dan risiko computer vision syndrome (cvs) pada mahasiswa ilmu
2. Tujuan Khusus
FITKes UNJANI
7
d. Mengetahui hubungan metode pemebelajaran daring selama pandemi
Covid-19 dengan tingkat stress dan risiko computer vision syndrome (cvs)
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
pengetahuan
2. Manfaat Praktis
mendalam.
8
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pandemi Covid-19
1. Pandemi Covid-19
penyakit menular dan mempunyai garis infeksi berkelanjutan. Maka dari itu,
jika masalah tersebut terjadi dibeberapa negara lain. selain negara asal, akan
Covid-19 bisa diartikan menjadi wabah yang menyebar secara luas dan
serempak di selruh dunia yang disebabkan oleh jenis Corona Virus yang
(WHO), kasus klaster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di kota
ini adalah virus corona baru. Pandemi ini terus berkembang hingga ada
laporan kematian dan masalah baru di luar China. Pada 30 Januari 2020, WHO
penyakit coronavirus baru ini pada manusia sebagai penyakit corona virus
(Covid-19).
Penambahan jumlah kasus Covid-19 berlangsung relatif cepat dan
sudah terjadi penyebaran ke luar daerah Wuhan dan negara lain. Sampai
pada 25 negara dengan 1.669 kematian (CFR 3,2%). Rincian negara dan
jumlah kasus sebagai berikut: China 51.174 kasus konfrmasi dengan 1.666
kematian, Jepang (53 kasus, 1 Kematian dan 355 kasus pada cruise ship
Pelabuhan Jepang), Thailand (34 kasus), Korea Selatan (29 kasus), Vietnam
(16 kasus), Singapura (72 kasus), Amerika Serikat (15 kasus), Kamboja (1
kasus), Nepal (1 kasus), Perancis (12 kasus), Australia (15 kasus), Malaysia
kasus), Jerman (16 kasus), Perancis (12 kasus), Italia (3 kasus), Rusia (2
Pandemi Covid-19 bisa diartikan menjadi wabah yang menyebar secara luas
dan serempak disebabkan oleh jenis Corona Virus yang menyerang tubuh
manusia.
1) Demam 38°C
2) Batuk kering
3) Sesak napas
adalah demam, batuk kering, dan rasa lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang
dan mungkin dialami beberapa pasien meliputi rasa nyeri dan sakit, hidung
11
tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan
indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan
atau kaki. Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul
gejala ringan.
Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa
menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia)
dan orang-orang dengan kondisi medis penyerta seperti tekanan darah tinggi,
lebih besar mengalami sakit lebih serius. Namun, siapa pun dapat terinfeksi
COVID-19 dan mengalami sakit yang serius. Orang dari segala usia yang
disarankan untuk
10
2) Gejala Ringan yaitu Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia
virus atau tanpa hipoksia, frekuensi napas 12-20 kali per menit dan
11
3) Gejala Sedang dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk,
oksigen 93% .
sesak, napas cepat, dan ditambah satu dari: frekuensi napas >30
5) Kritis yaitu Pasien dengan gejala gagal nafas, komplikasi infeksi, atau
kegagalan multiorgan.
nafsu makan, napas pendek, mialgia dan nyeri tulang. Gejala tidak spesifik
lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual
5) Gejala Covid-19 ini muncul dalam waktu dua hari sampai dua minggu
6) Gejala umum lain nya bisa muncul seperti kehilangan nafsu makan,
berbagai persentase.
12
Beberapa kasus di China awalnya hanya disertai sesak dada dan jantung
berdebar. Penurunan indra penciuman atau gangguan dalam rasa juga dapat
terjadi. Kehilangan indra penciuman merupakan gejala yang muncul pada 30%
untuk memutus mata rantai virus corona agar tidak semakin menyebar. Lalu
nasional hanya sebesar 2,5% pada tahun 2020 atau terpangkas setengahnya
setelah tahun 2019 tumbuh 5.0%. hal ini disebabkan pleh pandemi virus
Penyebaran Virus Corona ini pada awalnya sangat berdampak pada dunia
ekonomi yang mulai lesu, tetapi kini dampaknya dirasakan juga oleh dunia
2020) Keadaan ini akan masih berlangsung lama mengingat bahwa sampai
saat ini semua pihak masih mencari vaksin yang dapat mengantisipasi
penyebaran virus ini. Namun tentunya dunia pendidikan dan juga sektor-sektor
13
agar tetap dapat berjalan di dalam kondisi seperti ini. Beberapa hal dapat
12
depan agar dapat mempersiapkan diri memperbaiki sistem pembelajaran yang
lebih maju dan modern. Tujuan penelitian ini adalah memahami dampak dari
covid-19
B. Stress
1. Pengertian Stress
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh
atau sesuatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga bias
keadaan yang dimana seseorang merasa tidak cocok dengan situasi secara fisik
maupun psikologi dan sumbernya berasal dari biologi serta sistem sosial. Stres
juga dapat dikatakan sebagai suatu keadaan atau kondisi yang muncul akibat
baik yang nyata maupun yang tidak nyata, antara keadaan dan sumber daya
Lukaningsih dan Bandiyah (2011) bahwa stres merupakan sebuah istilah untuk
13
seseorang terhadap tuntutan tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
stres
14
merupakan kondisi seseorang yang muncul akibat ketidakmampuan dalam
fungsi biologis, psikologi, serta sosial pada orang tersebut. Berdasarkan data yang
seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis) jika ada perubahan
merupakan bagian alami dan penting dari kehidupan, tetapi jika berat dan
stres dengan cara yang berbeda-beda. Meskipun stres dapat membantu menjadi
lebih waspada dan antisipasi ketika dibutuhkan, namun dapat juga mengakibatkan
Menurut (WHO, 2020), stress yang muncul selama masa pandemi Covid-19
bisa berupa rasa takut dan cemas mengenai kesehatan diri dan kesehatan orang
Stress merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari setiap individu, karena
stress dapat mempengaruhi setiap orang, namun stress memiliki sisi baik dan sisi
individu tidak dapat menyesuaikan diri antara kemampuan diri dan tuntutan yang
didalam diri.
15
Manajemen stress merupakan upaya yang dilakukan individu untuk
2019).
2. Jenis-jenis Stress
Menurut (Doli Tine Donsu, 2017) secar umum stress dibagi menjadi dua yaitu:
1) Stress Akut
Stress yang dikenal pula dengan flight or flight response. Stress akut
ketakutan. respon stress akut yang segera dan intensif di beberapa keadaan
2) Stress kronis merupakan stress yang lebih sulit dipisahkan atau diatasi,
Stress dibagi menjadi tiga yaitu (Konsep Manajemen Stress / Priyoto | OPAC
1) Stress Ringan
seperti terlalu banyak tidur, akibat kemacetan, kritikan dari atasan dan
lain-lain. Situasi stres ringan hanya berlangsung beberapa menit atau jam.
16
Ciri-ciri stres ringan adalah peningkatan semangat, penglihatan
2) Stress Sedang
kerabat dalam jangka panjang. Ciri-ciri stres sedang adalah nyeri perut,
3) Stress Berat
waktu yang lama dan dapat berlangsung selama beberapa minggu atau
penyakit kronis, dan termasuk perubahan fisik, psikologis sosial pada usia
lanjut.
17
3. Gejala Stress
1) Gejala Emosional
dengan: gelisah atau cemas, sedih atau depresi karena tuntutan akademik,
dan merasa harga dirinya menurun atau merasa tidak mampu untuk
2) Gejala Fisik
sakit kepala, pusing, tidur tidak teratur, susah tidur, sakit punggung, diare,
Menurut (Nurlaeliyah, 2021) gejala stres terdiri atas fisik, emosi, dan ditambah
dengan perilaku.
makan, lemah atau lemas, sering buang air kecil, dan sulit menelan.
2) Gejala emosi antara lain: depresi, cepat marah, murung, cemas, khawatir,
berperilaku implusif.
bernada tinggi, berjalan mondar- mandir, dan perilaku sosial yang berubah.
Menurut (Dylan Trotsek, 2017) terdapat dua aspek dalam stres, yaitu:
18
1) Gejala Fisik
Gejala fisik yang ditimbulkan akibat stres dapat berupa jantung berdebar,
nafas sangat cepat, dan memburu atau terengah-engah, mulut kering, lutut
gemetar, suara menjadi serak, perut melilit, nyeri kepala seperti diikat,
2) Gejala Psikis
Cemas, resah, gelisah, sedih, depresi, curiga, fobia, bingung, salah paham,
Menurut FKep UNAIR (2021) Gejala yang timbul akan berbeda beda
menjadi:
1) Gejala emosi, misalnya mudah gusar, frustasi, suasana hati yang mudah
berubah atau moody, sulit untuk menenangkan pikiran, rendah diri, serta
2) Gejala fisik, seperti lemas, pusing, migrain, sakit kepala tegang, gangguan
pencernaan (mual dan diare atau sembelit), nyeri otot, jantung berdebar,
sering batuk pilek, gangguan tidur, hasrat seksual menurun, tubuh gemetar,
telinga berdengung, kaki tangan terasa dingin dan berkeringat, atau mulut
kering dan sulit menelan. Stres pada wanita juga dapat menimbulkan
tidak baik.
19
4) Gejala perilaku, misalnya tidak mau makan, menghindari tanggung jawab,
serta menunjukkan sikap gugup seperti menggigit kuku atau berjalan bolak-
1) Kondisi Psikologis
modern.
2) Kondisi Sosio-Kultural
20
c) Perubahan sosial yang cepat apabila tidak diimbangi dengan
ancaman.
19
Menurut Kartika ((Purnama et al., 2019), menyebutkan faktor – faktor yang
yaitu :
tempat kost dan asrama merasa tidak kondusif untuk dipakai sebagai
belajar.
d) Metode belajar tanpa tatap muka dan tanpa interaksi langsung membuat
stress.
22
f) Sulitnya mengkoordinir pekerjaan kelompok juga menjadi
5. Pencegahan Stress
sehat
3) Berpikir positif
sebagai berikut:
1) Prinsip Homeostatis
seimbang pada dirinya. Sehingga bila suatu saat terjadi keadaan tidak
21
keberadaan prinsip pada dasar nya untuk mempertahankan hidup
organisme.
6. Dampak Stress
Stres pada tingkatan yang ringan bisa berdampak positif bagi individu. Hal
ini dapat memotivasi dan memberikan semangat untuk menghadapi
tantangan. Sedangkan stres pada tingkatan yang tinggi dapat mengakibatkan
depresi, penyakit kardiovaskuler, penurunan respon imun (Donsu, 2017)
dampak stres dibedakan dalam tiga kategori, yaitu :
a. Dampak Fisiologi
Gangguan pada organ tubuh menjadi hiperaktif dalam salah satu
system tertentu seperti otot tertentu mengencang/melemah, kerusakan
jantung, mag dan diare.
b. Gangguan Sistem Reproduksi
Bagi Wanita terganggunya siklus menstruasi, kegagalan ovulasi pada
wanita, impoten pada pria, kurang produksi sperma pada pria,
Kehilangan gairah seks.
c. Dampak Psikologi
Keletihan emosi, jenuh, pencapaian pribadi menurun, sehingga
berakibat menurunnya rasa kompeten dan rasa sukses.
d. Dampak Prilaku
Prestasi belajar menurun, sering terjadi prilaku diluar norma
masyarakat, berdampak negatif pada kemampuan mengingat
informasi, mengambil keputusan, mengambil langkah tepat serta
cepat.
28
jawaban dimana responden selalu mengalami stres dalam 30 hari terakhir.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Tingkat stress
dikategorikan sebagai berikut:
a. Skor di bawah 20 : tidak mengalami stres
b. Skor 20-24 : stres ringan
c. Skor 25-29 : stres sedang
d. Skor ≥ 30 : stres berat
C. Computer Vision Syndrome (CVS)
1. Pengertian Computer Vision Syndrome (CVS)
American Optometric Association (AOA) mendefinisikan Computer Vision
Syndrome menjadi masalah mata beragam yang berkaitan dengan pekerjaan jarak
dekat yang dialami seseorang selagi atau berhubungan dengan penggunaan
komputer. Seseorang yang menggunakan komputer > 2 jam sehari memiliki risiko
besar untuk menderita CVS (Erratum, 2017). Ketidaknyamanan akan semakin
meningkat seiring dengan lamanya waktu penggunaan komputer. Mata lelah, mata
tegang, mata terasa berat, pegal, mata kering dan mata perih, mata merasakan
sensasi terbakar atau panas, mata kabur atau blur dan nyeri kepala merupakan
tanda-tanda CVS (Bali et al., 2014).
CVS adalah sekelompok masalah pada penglihatan yang dikaitkan dengan
penggunaan komputer, tablet, e-reader, dan ponsel yang berkepanjangan, CVS
atau yang dikenal dengan istilah visual fatigue (VF) atau Digital Eye Strain
(DES) merupakansuatu masalah kesehatan pada mata yang paling sering
terjadi selama kurang lebih 20 tahun terakhir American Optometric Association
(2020).
menjadi salah satu faktor resiko yang dapat menimbulkan CVS (Kumar, 2020).
selama masa pandemi. Video conference daring naik 33,5%, sama halnya online
25
video atau movie streaming mengalami kenaikan dari 76,6% menjadi 85,5%
(Salsabila, 2020). Kondisi seperti ini dapat memicu masalah pada mata yang
dalam waktu yang relatif lama. Studi menunjukan bahwa penurunan frekuensi
adalah kombinasi masalah visual individu, kondisi tempat kerja yang buruk dan
penggunaan komputer pada jarak yang dekat dan durasi kerja yang lama. Terdapat
lima komponen yang terlibat ketika interaksi mata dengan komputer terjadi, yaitu
layar komputer sebagai objek visual; ruang sekitar komputer sebagai lingkungan
visual; mata sebagai organ visual; pengguna computer sebagai pengguna visual;
dan tugas yang dikerjakan dengan komputer sebagai tugas visual (Al-Manjoumi et
al., 2021).
Peneliti lain membagi faktor risiko CVS menjadi tiga, yaitu faktor individual,
risiko yang berhubungan dengan kejadian CVS tersebut (KY & Redd, 2008).
1) Faktor Lingkungan
28
Cornea yang merupakan bagian anterior dari mata, sangat sensitif
25
2) Faktor Berkedip
3) Jenis Kelamin
Prevalensi Dry Eye Disease atau keluhan mata kering dua kali lebih
Penipisan tear film pada wanita terjadi lebih cepat dibandingkan pada
4) Usia
yang berusia diatas dari 45 tahun dua kali lebih berisiko menderita
26
5) Lamanya Penggunaan Komputer
berhenti selama lebih dari 4 jam dikaitkan dengan gejala mata tegang
6) Faktor Istirahat
27
7) Riwayat Penyakit
sakit kepala, penglihatan kabur, mata kering dan nyeri pada leher serta bahu
1) Astenopia
Astenopia atau dikenal sebagai mata tegang atau mata lelah merupakan
waktu yang lama. Astenopia sering dikaitkan sebagai gejala yang sering
kelelahan pada otot siliaris dan otot ekstraokuler akibat dari akomodasi
akibat fokus kerja. Gejala astenopia terdiri dari mata lelah, mata terasa
28
2) Gangguan visual/tajam penglihatan, dengan gejala buram, penglihatan
sindrom ini adalah menjaga posisi mata 20 -28 inci dari komputer,
layar antiglare, mengatur posisi duduk dan mengetik yang tepat, melakukan
istirahat mata selama 15-20 menit setelah menatap layar selama 2 jam, serta
Sekumpulan gejala pada mata dan leher yang disebabkan oleh penggunaan
2) Nyeri kepala
3) Iritasi mata
29
5. Bahaya Computer Vision Syndrome
and Health Administration (OSH) bahwa CVS merupakah suatu keluhan pada
mata atau adanya keluhan pada penglihatan yang kompleks ketika sedang
c. Frekuensi istirahat
30
D. Pembelajaran Jarak Daring
berbasis web, dan pembelajaran jarak jauh. Proses pembelajaran jarak jauh ini
pengajaran
sebagai sarana dan jaringan internet sebagai sistem. Pembelajaran daring telah
penelitian yang menjelaskan hal tersebut (Crews & Parker, 2017; Mather &
Sarkans, 2018).
31
Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara
melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala
dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem
2020)
yang sangat matang dan dengan tujuan serta manfaat yang jelas. Menteri
mengenai ketentuan proses belajar yang dilaksanakan dari rumah. Tidak dapat
teknologi pula, proses pendidikan masih bisa dilaksanakan pada saat pandemi
seperti ini.
banyak manfaat pada proses pembelajaran. Namun disamping itu semua, terdapat
kendala dan tantangan yang dihadapi baik oleh guru/dosen, siswa, mahasiswa
32
Survey Cepat Pembelajaran dari Rumah pada Masa Pencegahan Covid-19,
menerapkan belajar dari rumah karena belum memadai jaringan internet atau
daring. Tidak ada internet maka tidak ada pula pembelajaran daring.
beda, tergantung dari segi mana yang dilihat. Dari segi psikologis, salah satunya
ialah stress. Selain itu, dampak pembelajaran daring bagi kesehatan yang sering
terjadi yaitu duduk di depan laptop terlalu lama mengakibatkan sakit pada
punggung kemudian ada juga yang mengeluhkan mata lelah dan mata kering.
mata yang lainnya. Persepsi visual pada orang yang menderita stress berlebih
tidak adanya efek pada bagian retina atau akomodasi mata, yang bisa
33
E. Kerangka Teori
Melalui aplikasi
Zoom meeting
Whats app group
Youtube
Goole meeting
Normal
Ringan
Sedang
Faktor predisposisi risiko
Berat Gejala risiko CVS CVS
Mata tegang Lingkungan
Mata lelah Individu
Mata kering Jenis Kelamin
Sakit kepala Intensitas berkedip
Usia
Frekuensi penggunaan
Istrahat
34
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Paradigma Penelitian
CVS adalah sekumpulan masalah pada mata dan penglihatan terkait dengan
(Kurmasela, Paradigma CVS, 2015). CVS dapat juga diartikan sebagai kumpulan
gangguan fisik yang menyerang pengguna laptop (Kurmasela, Teori CVS, 2013).
CVS adalah suatu kondisi dimana seseorang merasakan satu atau lebih gejala pada
mata akibat dari penggunaan laptop yang lama (Reddy et al, 2013). CVS ditandai
dengan gejala visual yang dihasilkan dari interaksi dengan layar laptop atau
(Anggraini, 2013) semakin lama masa kerja seseorang semakin besar risiko
mengalami CVS. Keluhan tersebut dapat menyebabkan menurunnya jam kerja dan
konsep penelitian adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan
sebagai berikut.
Variable Independen Variable Dependen Variable Perancu
2. Rancangan Penelitian
melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor risiko
yang paling sering dilakukan. Pada desain Cross Sectional sering mencari
hubungan antara variabel bebas (faktor resiko) dengan variabel tergantung (efek)
36
akan diperoleh gambaran hubungan pembelajaran daring akibat pandemic covid-19
dengan tingkat stress dan risiko Computer Vision Syndrome (CVS) pada mahasiswa
3. Variabel Penelitian
Dalam peneltian ini terdapat dua 2 variabel yaitu, variabel bebas dan variable terikat.:
dalam penelitian ini adalah “tingkat stress dan risiko Computer Vision
Unjani.”
variabel bebas atau variable terikat (Ade Triyadi Syumarti, 2021), dalam
penelitian ini adalah adanya penyebab lain yang menyebabkan risiko CVS
37
4. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variable Definisi Konseptual Definisi Operasonal Alat Ukur Hasil Skala
Ukur
Variable Pembelajaran via online Suatu metode Absensi Respond Ordinal
Independen atau daring memiliki pembelajran yang dan RPS en telah
pembelajaran dampak yang berbeda- dilaaksanakan melalui menyeles
daring akibat beda, tergantung dari Zoom meeting, Whats aikan
pandemic segi mana yang dilihat. App group, Youtube, seluruh
covid-19 Dari segi psikologis, Google Meeting, atau mata ajar
salah satunya ialah media lainnya dengan non
stress. Selain itu, rentan satu semester praktiku
dampak pembelajaran kebelakang pada mata m satu
daring bagi kesehatan ajar non praktikum semester
yang sering terjadi yaitu kebelaka
duduk di depan laptop ng
terlalu lama
mengakibatkan sakit
pada punggung
kemudian ada juga yang
mengeluhkan mata
lelah dan mata kering.
Mahasiswa mengeluh
miopia (rabun jauh) dan
sakit kepala
berdasarkan
penggunaan laptop
secara terus-menerus.
(Dianti, 2020).
merupakan
pembelajaran yang
dilakukan tanpa
melakukan tatap muka,
tetapi melalui platform
yang telah tersedia.
Segala bentuk materi
pelajaran
didistribusikan secara
online, komunikasi juga
dilakukan secara online,
dan tes juga
dilaksanakan secara
online. Sistem
pembelajaran melalui
daring ini dibantu
dengan beberapa
aplikasi, seperti Google
Classroom, Google
Meet, Youtube dan
Zoom(Kemendikbud
RI, 2020)
38
Variable Stres akademik Pengukuran tingkat Kessler Dengan Ordinal
Dependen adalah keadaan siswa stress pada Psycholo Skor <20
Tingkat stres yang tidak dapat Mahasiswa Ilmu gical Tidak
menghadapi tuntutan Keperawatan FITKes Distress Stress
akademik dan Unjani yang memiliki Scale
mempersepsi tuntutan- tingkatan stress tinggi Skor 20-
tuntutan akademik yang akibat pembelajaran 24 Stress
diterima sebagai daring dengan Ringan
gangguan. Stres menggunakan metode
akademik biasanya Kessler Psychological Skor 25-
disebabkan oleh Distress Scale 29 Stress
academik stresor, yang Sedang
artinya stres akibat
kejenuhan belajar yang Skor >30
bersumber dari proses Stress
pembelajaran atau hal Berat
yang berhubungan
dengan kegiatan belajar
seperti tekanan untuk
naik kelas, lamanya
belajar, mencontek,
banyak tugas,
rendahnya prestasi yang
diperoleh, keputusan
menentukan jurusan
dan karir serta
kecemasan saat
mengahadapi ujian
(Barseli, 2017).
39
Variable Menurut (Latupono et Pengukuran penilaian Kuesione Dengan Ordinal
Dependen al., 2021). Media Resiko CVS pada r Skor <15
Risiko elektronik seperti tablet, Mahasiswa Ilmu Ordinal Tidak
Computer komputer, smart phone Keperawatan FITKes computer berisiko
Vision sangat bermanfaat bagi Unjani yang memiliki -vision CVS
Syndrome kehidupan manusia di Risiko CVS akibat symptom
(CVS) zaman modern ini. pembelajaran daring scale Skor 16-
Penggunaan media selama pandemi (CVSS17) 24 risiko
elektronik jika Covid-19 yang diukur (González CVS
penggunaannya tidak selama satu semester -Pérez et Sedang
normal dapat kebelakang al., 2014)
menimbulkan dampak Skor >25
negatif yaitu: Risiko
1)menganggu CVS
Kesehatan. Berat
2)menganggu (Gonzále
perkembangan siswa. z-Pérez
3)mempengaruhi et al.,
perilaku siswa. 2014)
Sekumpulan gejala
pada mata dan leher
yang disebabkan oleh
penggunaan komputer
/layar monitor yang
berlebihan. Gejala yang
dialami oleh penderita
CVS (P2PTM
Kemenkes RI, 2019):
1)Mata menjadi buram
2)Nyeri kepala
3)Iritasi mata
4)Penglihatan menjadi
ganda
5) Mata merah & kering
B.
40
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
ini adalah Mahasiswa Ilmu Keperawatan (S-1) FITKes Unjani Tingkat 1 yang
f. Kriteria Inklusi
menggunakan kacamata
pembelajaran daring
3) mempunyai gawai
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2018). Sampel pada penelitian ini dipilih secara random tidak
dilihat dari kelas mana dan hanya terfokus pada tingkat 1 dengan menggunakan
metode menggunakan metode total sampling, dan yang menjadi responden adalah
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
41
a. Langkah proses pengumpulan data diawali dengan proses perizinan pada
yaitu kepada Ka. Prodi Ilmu Keperawatan (S-1) FITKes Unjani dan
42
bertanya kepada responden melalui group dan apabila terdapat pertanyaan
41
f. Peneliti atau ketua kelas yang membantu menjawab pertanyaan yang
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan dalam penelitian untuk
bertujuan untuk mengukur tingkat stress dan risiko cvs selama pembelajaran
semester kebelakang
44
c. Variable dependen “Risiko Computer Vision Syndrome (CVS)”
Menurut (Riyanto, 2010) mengemukakan bahwa ada dua hal yang harus
dipenuhi pada sebuah kuesioner, yakni valid dan reliabel. Sebelum digunakan
untuk pengumpulan data penelitian, kuesioner perlu dilakukan uji validitas dan
Skor CVSS17 rata-rata 31,31, median 31,0, minimum 17,0, maksimum 50,0
dan standar deviasinya 7,65. Interval kepercayaan 95% untuk rata-rata populasi
adalah 30,78 hingga 31.84. Statistik ringkasan PCM disediakan dalam Lampiran
S1. Dua faktor utama yang dijelaskan oleh analisis faktor CVSS17 dinamai sesuai
Kami menggunakan tanggapan dari 600 subjek yang menjawab setiap item
untuk menganalisis perbedaan skor CVSS17, ESF dan ISF menurut jenis kelamin
dan pria presbiop) dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan uji perbandingan
berganda Dunn, karena uji K-S menunjukkan distribusi normal baik untuk skor
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang dianalisis untuk
CVSS17 (H: 37,01, p<0,001), ESF (H: 34,08, p<0,001) dan ISF (H: 33,51,
43
p<0,001). Menurut nilai median wanita presbiopia menunjukkan nilai signifikan
44
untuk skor CVSS17, ESF dan ISF. Tidak ditemukan perbedaan yang lebih
signifikan.
mendapatkan nilai 0.917 dalam skala ini ditemukan bahwa corrected Item-Total
menunjukan bahwa skala tersebut valid dan reliabel dengan jumlah aitem valid
telah baku.
E. Prosedur Penelitian
1. Tahapan Persiapan
covid-19 dengan tingkat stress dan risiko cvs pada mahasiswa Ilmu
45
b. Menentukan permasalahan yang terjadi
pandemic covid-19 dengan tingkat stress dan risiko cvs pada mahasiswa Ilmu
selama pandemic covid-19 dengan tingkat stres dan risiko cvs pada mahasiswa
Cimahi, kepada Dekan FITKes Unjani dengan nomor surat izin pendahuluan
Pada tahap ini peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menguatkan data
Cimahi.
46
g. Melakukan studi kepustakaan
Pada tahap ini peneliti melakukan studi kepustakaan yang berkaitan dengan
pendemi covid-19, tanda gejala, konsep tingkat stress, jenis stress, gejala stress,
faktor penyebab, pencegahan stres, dampak stress, konsep risiko cvs, etiologi,
faktor risiko cvs, gejala cvs, pencegahan cvs, bahaya cvs, konsep pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Akhir
b. Penyajian penelitian
47
F. Pengolahan dan Analisa Data
yang dilakukan setelah data terkumpul dimana data yang masih mentah (raw data)
akan diolah sedemikian rupa menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
a. Editing
b. Coding
angka untuk mempermudah saat analisis data dan saat entry data. dalam
1) Tingkat Stress
2) Risiko CVS
48
c. Processing/Entry Data
Merupakan kegiatan dimana peneliti memasukan data dari kuesioner yang telah
d. Clearing
entry apakah ada kesalahan atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian telah
2. Analisa Data
Setelah data dikumpulkan dan diolah, langkah selanjutnya adalah menganalisa data.
gambaran dan hasil penelitian yang telah dirumuskan dan memperoleh kesimpulan
secara umum dari penelitian yang merupakan kontribusi dalam pengembangan ilmu
yang bersangkutan. Data yang telah diolah dalam penelitian ini, selanjutnya dianalisis
data secara ilmiah dalam bentuk tabel yang dikenal dengan distribusi frekuensi
kemudian dihitung proporsi atau presentasinya dan disajikan dalam bentuk tabel
yang terkumpul dihitung untuk melihat presentase jumlah data yang ada. Data
presentase yang sudah ada digunakan untuk mengetahui jawaban lewat sebuah
49
Perhitungan presentase dengan menggunakan rumus :
P =ƒ/n × 100
Keterangan :
P = persentasi responden
b. Analisa Bivariat
variabel bebas yang diduga saling berhubungan (Notoatmodjo, 2018). Menurut (M.
2. Analisa data hasil uji statistik dengan uji hipotesis pearson Chi Square (x3)
dengan tingkat kemaknaan 95% atau nilai alpha 0,05 (5%) untuk variabel 2x3
(Riyanto, 2017) :
Keterangan :
x² = nilai Chi-kuadrat
∑ = jumlah pertanyaan
Uji kemaknaan dari hasil perhitungan statistik dua variabel yaitu variabel terikat
dan bebas terikat dengan menggunakan taraf signifikan alpha = 0,05 dan Confident
interval (CI) 95%. (riyanto, 2012) menjelaskan jika p value ≤ a (0,05), maka H0
50
ditolak, artinya ada hubungan antara variabel independent dan dependen. Dan bila
p value ˃ (0,05), maka H0 gagal ditolak atau H0 diterima, artinya tidak ada
hubungan.
c. Analisis kerataan hubungan antara dua variabel tersebut dengan melihat Ratio odds
(OR) dianalisis untuk menilai berapa sering terjadi pajanan pada kasus
Keterangan :
a. Bila OR = 1 berarti variabel yang diduga sebagai faktor resiko tidak ada pengaruh
dalam terjadinya efek, atau dengan kata lain bukan sebagai faktor terjadinya efek
(penyakit/masalah kesehatan)
51
b. Bila OR > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti
c. Bila OR < 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti
faktor yang kita teliti merupakan faktor protektif untuk terjadinya efek.
G. Etika Penelitian
Etika bagi masyarakat yaitu dapat membantu manusia dalam melihat atau menilai
secara kritis mortalitas yang dianut oleh masyarakat. Prinsip – prinsip etika dalam
penelitian menunjukan etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian dari proposal
(Notoadmojo, 2012)
diberikan responden.
and confidential).
52
Dalam penelitian ini peneliti tidak menampilkan informasi mengenai
51
identitas responden, nama responden hanya diisi dengan inisial, dan peneliti
perlakuan yang sama tanpa membedakan gender, agama, etnis dan sebagainya.
and benefit)
banyak dimensi yaitu bebas dari bahaya, yaitu peneliti berusaha untuk
fisik dan mental; bebas dari eksploitasi, yaitu keterlibatan peserta atau subjek
penelitian tidak merugikan mereka atau memaparkan mereka pada situasi yang
mereka tidak siapkan; dan manfaat dari peneliti dan penilai menelaah
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di FITKes Unjani Program Studi Ilmu Keperawatan (S-1)
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei pada Mahasiswa Ilmu Keperawatan
55
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, S., Goel, D., & Sharma, A. (2013). Evaluation of the factors which contribute to
the ocular complaints in computer users. Journal of Clinical and Diagnostic
Research, 7(2). https://doi.org/10.7860/JCDR/2013/5150.2760
Al-Manjoumi, A. M., Bokhari, Y. A., Alsubaie Abdullah S. and Lasker, A. Y., Alshanbari,
A. A., & Almari, R. O. (2021). Risk Factors of Computer Vision Syndrome among
College Students and Employees in Jeddah. ANNALS OF MEDICAL AND HEALTH
SCIENCES RESEARCH, 11(6).
Andrews, G., & Slade, T. (2001). Interpreting scores on the Kessler Psychological Distress
Scale (K10). Australian and New Zealand Journal of Public Health, 25(6).
https://doi.org/10.1111/j.1467-842X.2001.tb00310.x
Anggrainy, P., Lubis, R. R., & Ashar, T. (2020). The effect of trick intervention 20-20-20
on computer vision syndrome incidence in computer workers. Oftalmologicheskii
Zhurnal, 1. https://doi.org/10.31288/oftalmolzh202012227
Azkadina, A. (2012). Hubungan Antara Faktor Risiko Individual dan Computer Vision
Syndrome. Media Medika Muda.
Azkadina, A., Julianti, H., & Pramono, D. (2012). Hubungan Antara Faktor Risiko
Individual Dan Komputer Terhadap Kejadian Computer Vision Syndrome. Jurnal
Kedokteran Diponegoro, 1(1).
Bali, J., Neeraj, N., & Bali, R. (2014). Computer vision syndrome: A review. Journal of
Clinical Ophthalmology and Research, 2(1), 61. https://doi.org/10.4103/2320-
3897.122661
Castillo Estepa, A. P., & Iguti, A. M. (2013). Síndrome de la visión del computador:
diagnósticos asociados y sus causas Computer Vision Syndrome: Associated
Diagnoses and Causes. Cien. Tecnol. Salud. Vis. Ocul, 11(2).
Chakrabarti, M. (2007). What is Computer Vision Syndrome? Kerala Journal of
Opthalmology, 19(3).
Dianti, T. N. (2020). Dampak Pembelajaran Daring Bagi Kesehatan Mata Pada Masa
Pandemi Covid 19. Universitas Airlangga.
Donsu. (2017). Psikologi keperawatan : aspek-aspek psikologi, konsep dasar psikologi,
teori perilaku manusia/ Dr. Jenita Doli Tine Donsu, SKM., MSI. In 1.
Dylan Trotsek. (2017). Aspek stres Lukaningsih. Journal of Chemical Information and
Modeling, 110(9).
Erratum: Clinical practice guidelines for prevention, diagnosis and management of early
and delayed-onset ocular injuries due to mustard gas exposure (Journal of Ophthalmic
and Vision Research (2017) 12 (65-80)). (2017). In Journal of Ophthalmic and Vision
Research (Vol. 12, Issue 2). https://doi.org/10.4103/2008-322X.205383
58
Fauziyyah, R., Awinda, R. C., & Besrahttps://www.mendeley.com/?
utm_source=web_importer&utm_campaign=mendeley_logol. (2021). Dampak
Pembelajaran Jarak Jauh terhadap Tingkat Stres dan Kecemasan Mahasiswa selama
Pandemi COVID-19 | Fauziyah | Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika
Kesehatan. BIKFOKES.
González-Pérez, M., Susi, R., Antona, B., Barrio, A., & González, E. (2014). The
Computer-Vision Symptom Scale (CVSS17): Development and initial validation.
Investigative Ophthalmology and Visual Science, 55(7).
https://doi.org/10.1167/iovs.13-13818
Harini, V. R. P. (2021). Gambaran Tingkat Stres pada Anak Usia Remaja Selama
Menjalani Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19 di Kelurahan Patrang
Kecamatan Patrang. In Digital Repository Universitas Jember (Issue September
2019).
Kemendikbud RI. (2020). Keputusan Bersama Kemendikbud No 23425. Kementrian
Pendidikan Dan Kebudayaan, 021.
Kemenkes, R. (2018). Infodatin Situasi Gangguan Penglihatan. Kementrian Kesehatan RI
Pusat Data Dan Informasi.
Kemenkes RI. (2018). Data Informasi Kesehatan Indonesia 2018. Profil Kesehatan
Indonesia, 53(9).
Kumar, S. B. (2020). A Study to Evaluate the Knowledge Regarding Computer Vision
Syndrome among Medical Students. Biomedical and Pharmacology Journal, 13(1).
https://doi.org/10.13005/BPJ/1907
KY, L., & Redd, S. C. (2008). Understanding and Preventing Computer Vision Syndrome.
Malaysian Family Physician, 3(3).
Nopriadi, N., Pratiwi, Y., Leonita, E., & Tresnanengsih, E. (2019). Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Computer Vision Syndrome pada Karyawan Bank.
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(2).
https://doi.org/10.30597/mkmi.v15i2.5753
Notoatmodjo. (2018). Notoatmodjo, 2018. Angewandte Chemie International Edition,
6(11), 951–952.
Nurlaeliyah. (2021). Dampak Psikologis Mahasiswa Pada proses Pembelajaran Daring
Selama Pandemi. Jurnal Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, 1(2).
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitan Ilmu Keperawatan Edisi 4. In Salemba Medika.
Purnama, K. W., Wahyuni, I., & Ekawati. (2019). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Stres Kerja pada Pegawai Negeri Sipil Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 7.
Putri, A. H. (2019). Media Pembelajaran pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Artikel
Review Media Video Pembelajaran Pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), May.
56
Rahmi, N. (2013). Hubungan Tingkat Stres dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Tingkat II
Prodi D-III Kebidanan Banda Aceh Jurusan Kebidanan Poltekes Kemenkes NAD TA.
2011/2012. Jurnal Ilmiah STIKes U’Budiyah, 2(1).
Rathore, I. (2017). Computer Vision Syndrome-An Emerging Occupational Hazard.
Research Journal of Science and Technology, 9(2). https://doi.org/10.5958/2349-
2988.2017.00053.5
Riyanto. (2010a). Agus Riyanto, (2010). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha.
Medika Yogyakarta. Agus Riyanto.
Riyanto. (2010b). Agus Riyanto, (2010). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha.
Medika Yogyakarta. Agus Riyanto.
Sampasa-Kanyinga, H., Zamorski, M. A., & Colman, I. (2018). The psychometric
properties of the 10-item kessler psychological distress scale (K10) in canadian
military personnel. PLoS ONE, 13(4). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0196562
Sánchez-Valerio, M. D. R., Mohamed-Noriega, K., Zamora-Ginez, I., Duarte, B. G. B., &
Vallejo-Ruiz, V. (2020). Dry eye disease association with computer exposure time
among subjects with computer vision syndrome. Clinical Ophthalmology, 14.
https://doi.org/10.2147/OPTH.S252889
Sastroasmoro S, I. S. (2014). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 5, 2014. In
Dasar-dasar Metodologi Penelitian.
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4,
2011. In Dasar-dasar Metodologi Penelitian (Vol. 4).
Sembiring, D. M. (2020). Menghadapi Stress Di Masa Pandemi Covid-19. Osf.Io, 1(1).
Sugiono P.D. (2017). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan
kuwantitatif,kuwalitatif,R&D). In Alfabbeta Pres.
Wang, L., Wei, X., & Deng, Y. (2021). Computer Vision Syndrome During SARS-CoV-2
Outbreak in University Students: A Comparison Between Online Courses and
Classroom Lectures. Frontiers in Public Health, 9.
https://doi.org/10.3389/fpubh.2021.696036
WHO. (2020). WHO Coronavirus Disease. In WHO.int.
World Health Organization. (2014). Media centre Visual impairment and blindness.
Http://Www.Who.Int/Mediacentre/Factsheets/Fs282/En/#, October.
58
LAMPIRAN KUESIONER
57
5. Apakah Anda banyak mengedipkan mata ketika bekerja menghadap ke layar
computer/HP?
A. Tidak, sama sekali tidak pernah.
B. Ya, setiap >5 jam
C. Ya, setiap 4 jam
D. Ya, setiap 3 jam
E. Ya, setiap 1 jam
6. Apakah Anda merasakan sensasi panas atau terbakar pada mata Anda ?
A. Tidak, sama sekali tidak pernah.
B. Ya, setiap >5 jam
C. Ya, setiap 4 jam
D. Ya, setiap 3 jam
E. Ya, setiap 1 jam
7. Apakah Anda merasakan rasa sakit dibagian pinggang selama bekerja menghadap ke
layar computer/HP?
A. Tidak, sama sekali tidak pernah.
B. Ya, setiap >5 jam
C. Ya, setiap 4 jam
D. Ya, setiap 3 jam
E. Ya, setiap 1 jam
8. Apakah Anda merasa mata Anda tidak fokus saat membaca atau menulis pada layar
computer/HP?
A. Tidak, sama sekali tidak pernah.
B. Ya, setiap >5 jam
C. Ya, setiap 4 jam
D. Ya, setiap 3 jam
E. Ya, setiap 1 jam
9. Apakah anda merasakan rasa pegal-pegal pada badan setelah beberapa jam menghadap
ke layar computer/HP?
A. Tidak, sama sekali tidak pernah.
B. Ya, setiap >5 jam
C. Ya, setiap 4 jam
D. Ya, setiap 3 jam
E. Ya, setiap 1 jam
10. Apakah mata Anda pernah merasa pedih?
A. Tidak, sama sekali tidak pernah.
B. Ya, setiap >5 jam
C. Ya, setiap 4 jam
D. Ya, setiap 3 jam
E. Ya, setiap 1 jam
60
Soal Kuesioner Tingkat stress (Kessler Psychological Distress Scale K10) (Andrews & Slade,
2001)
a) Skor <19 Tidak Stress
b) Skor 20-24 Stress Ringan
c) Skor 25-29 Stress Sedang
d) Skor >30 Stress Berat
Opsi
A = Bernilai 1
B = Bernilai 2
C = Bernilai 3
D = Bernilai 4
E = Bernilai 5
1. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering Anda merasa lelah tanpa alasan yang jelas?
A. Tidak ada
B. Sedikit
C. Kadang-kadang
D. Hampir setiap hari
E. Setiap hari
2. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering Anda merasa gugup?
A. Tidak ada
B. Sedikit
C. Kadang-kadang
D. Hampir setiap hari
E. Setiap hari
3. Selama 30 hari terakhir, tentang seberapa sering anda merasa sangat gugup sehingga
tidak ada yang bisa menenangkan diri anda?
B. Tidak ada
C. Sedikit
D. Kadang-kadang
E. Hampir setiap hari
F. Setiap hari
4. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering anda merasa putus asa?
A. Tidak ada
B. Sedikit
C. Kadang-kadang
D. Hampir setiap hari
E. Setiap hari
61
5. Selama 30 hari terakhir, kira-kira seberapa sering anda merasa gelisah?
A. Tidak ada
B. Sedikit
C. Kadang-kadang
D. Hampir setiap hari
E. Setiap hari
6. Selama 30 hari terakhir, kira-kira seberapa sering anda merasa tertekan?
A. Tidak ada
B. Sedikit
C. Kadang-kadang
D. Hampir setiap hari
E. Setiap hari
7. Selama 30 hari terakhir, kira-kira seberapa sering anda merasa bahwa segala sesuatu
usaha selalu sia-sia?
A. Tidak ada
B. Sedikit
C. Kadang-kadang
D. Hampir setiap hari
E. Setiap hari
8. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering Anda merasa sangat sedih sehingga tidak ada
yang bisa menghibur Anda?
A. Tidak ada
B. Sedikit
C. Kadang-kadang
D. Hampir setiap hari
E. Setiap hari
9. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering anda merasa ingin menyendiri?
A. Tidak ada
B. Sedikit
C. Kadang-kadang
D. Hampir setiap hari
E. Setiap hari
10. Selama 30 hari terakhir, seberapa sering Anda merasa tidak berharga?
A. Tidak ada
B. Sedikit
C. Kadang-kadang
D. Hampir setiap hari
E. Setiap hari
62