Anda di halaman 1dari 84

PENGEMBANGAN SOP BREAST CARE MENGGUNAKAN MINYAK

ZAITUN PADA IBU POST PARTUM NORMAL DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN MENYUSUI
TIDAK EFEKTIF

DYAH AYU MUTMAINAH


NIRM : 17018

AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA

JAKARTA

2020
PENGEMBANGAN SOP BREAST CARE MENGGUNAKAN MINYAK
ZAITUN PADA IBU POST PARTUM NORMAL DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN MENYUSUI
TIDAK EFEKTIF

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan

Diajukan Oleh :

DYAH AYU MUTMAINAH


NIRM : 17018

PROGRAM DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA
JAKARTA
2020

i
KARYA TULIS ILMIAH
Judul
PENGEMBANGAN SOP BREAST CARE MENGGUNAKAN MINYAK
ZAITUN PADA IBU POST PARTUM NORMAL DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN MENYUSUI
TIDAK EFEKTIF

Dipersiapkan dan disusun oleh :


DYAH AYU MUTMAINAH
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 22 Agustus 2020

Susunan Dewan Penguji


Pembimbing Utama Ketua Dewan Penguji

Ns. Veronica YR, M.Kep.,Sp.Kep.Mat Elfira AR, Ns., M.Kep., Sp.Kep.An


NIDN: 0324119801 NIDN: 0323048305

Pembimbing Pendamping

Susiana Jansen, Ns., M.Kep., Sp.Kep.An


NIDN: 0301019202

Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Ahlimadya Keperawatan pada Program Diploma Tiga
Keperawatan Akademi Keperawatan PELNI Jakarta
Tanggal 22 Agustus 2020

Ns. Sri Atun, M.Kep., Sp.Kep.J


NIDN: 0315076910
Ketua Program Studi Diploma Tiga Keperawatan

ii
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME

Saya yang bertanggung jawab di bawah ini dengan sebenarnya


menyatakan bahwa Karya tulis ilmiah ini, saya susun tanpa tindak plagiarisme
sesuai dengan peraturan yang berlaku di Akademi Keperawatan PELNI Jakarta.

Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, saya


akan bertanggungjawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh
Akademi Keperawatan PELNI Jakarta kepada saya.

Jakarta, 22 Agustus 2020

Pembuat Pernyataan

Dyah Ayu Mutmainah

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “Pengembangan SOP Breast Care Menggunakan Minyak

Zaitun Pada Ibu Post Partum Normal Dengan Masalah Keperawatan

Menyusui Tidak Efektif” Rangkaian penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah

ini merupakan salah satu syarat yang harus di penuhi untuk mencapai gelar

Ahli Madya Keperawatan di Akademi Keperawatan PELNI Jakarta.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan Karya

Tulid Ilmiah ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada

Bapak/Ibu/Saudara yang penulis hormati yaitu :

1. Ahmad Samdani.,SKM.MPH Ketua Yayasan Samudra Apta

2. Buntar Handayani,SKp.,MKep.,MM. Direktur Akademi Keperawatan

PELNI Jakarta

3. Ns. Veronica Yeni Rahmawati, M.Kep., Sp.Kep.Mat, selaku Pembimbing

Utama yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

4. Susiana Jansen, Ns., M. Kep., Sp.Kep.An, selaku Koordinator Mata Ajar

Karya Tulis Ilmiah dan Pembimbing Pendamping yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

iv
5. Elfira AR, Ns., M.Kep., Sp.Kep.An, selaku Penguji yang telah

memberikan arahan dan saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

6. Untuk keluarga yang sudah memberikan support dan juga partisipan yang

sudah bersedia menjadi subyek penelitian pihak-pihak yang telah

membantu dalam memperoleh data yang saya perlukan

7. Untuk Mahasiswa/i Akademi Keperawatan Pelni Jakarta Angkatan XXII

yang saya sayangi khususnya Tim “ Keperawatan Maternitas “

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangan, masukan dan saran diharapkan dari semua pihak. Semoga Karya

Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kemajuan Ilmu Keperawatan.

Jakarta, 22 Agustus 2020

Dyah Ayu Mutmainah

v
ABSTRAK

Menyusui tidak efektif yang terjadi pada Ibu Post Partum salah satunya
karena faktor payudara yakni payudara belum berkembang sempurna dan bentuk
puting payudara yang tidak biasa sehingga membuat produksi ASI sedikit maupun
ASI tidak bisa keluar dengan lancar setelah melahirkan. Menyusui tidak efektif
mengakibatkan pada bayi yang akan mengalami ketidakcukupan ASI. Salah satu
intervensi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya menyusui tidak
efektif yaitu dengan melakukan Breast Care menggunakan Minyak Zaitun.
Tujuan penulisan ini untuk mengembangkan standar operasional prosedur (SOP)
Breast Care menggunakan Minyak Zaitun pada Ibu Post Partum Normal dengan
masalah Keperawatan Menyusui Tidak Efektif. Metode penulisan ini
menggunakan Literature Review, dengan jumlah enam Literature Review yang
terkait dengan standar operasional (SOP) Breast Care menggunakan minyak
zaitun. Hasil yang didapatkan setelah melakukan Literature Review yaitu Breast
Care menggunakan Minyak Zaitun dapat menanggulangi masalah pada menyusui
tidak efektif dengan menggunakan 13 langkah-langkah prosedur Breast Care
menggunakan Minyak Zaitun.

Kata kunci : Breast Care; Ibu Post Partum; Minyak Zaitun; Menyusui Tidak
Efektif

vi
ABSTRACT

Ineffective breastfeeding that occurs in post partum mothers is partly due


to Ineffective breastfeeding that occurs in postpartum mothers is partly due to
breast factors, namely the breasts are not yet fully developed and the shape of the
nipples is unusual, so that little milk production or milk cannot come out smoothly
after childbirth. Ineffective breastfeeding results in the baby experiencing
insufficient milk. One of the interventions that can be done to prevent ineffective
breastfeeding is by doing Breast Care using Olive Oil. The purpose of this study
was to develop a standard operating procedure (SOP) for Breast Care using
Olive Oil on Normal Post Partum Mothers with Ineffective Nursing Problems.
The method uses a Literature Review, with a total of six Literature Reviews
related to the operational standard (SOP) of Breast Care using olive oil. The
results obtained after conducting a Literature Review, namely Breast Care using
Olive Oil can overcome the problem of ineffective breastfeeding by using the 13
steps Breast Care procedure using Olive Oil.

Key words: Breast Care; Ineffective Breastfeeding; Olive Oil; Post Partum
Mothers

vii
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME ........................................................ ii


KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5
1. Tujuan Umum........................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
1. Bagi Masyarakat ....................................................................................... 5
2. Bagi Perkembangan Ilmu Teknologi Keperawatan .................................. 6
3. Bagi Pelayanan Kesehatan ....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 7
A. Tinjuan Pustaka ............................................................................................ 7
1. Konsep Keperawatan Maternitas .............................................................. 7
2. Konsep Post Partum ................................................................................. 7
3. Konsep Payudara .................................................................................... 15
4. Konsep Minyak Zaitun ........................................................................... 24
5. Konsep ASI ............................................................................................ 25
6. Peran Perawat Maternitas ....................................................................... 28
B. Kerangka Teori........................................................................................... 30
BAB III METODELOGI .................................................................................... 31
A. Metodelogi ................................................................................................. 31
B. Plan, Do, Study and Act (PDSA) ............................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 36
A. Hasil ........................................................................................................... 36
B. Pembahasan ................................................................................................ 44

viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 47
A. Kesimpulan ................................................................................................ 47
B. Saran ........................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49
LAMPIRAN ......................................................................................................... 54

ix
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 4.1 Hasil Penelusuran Literature Review 31

Tabel 4.2 Pengembangan (SOP) 56

Tabel 6.1 Gant Chart Rencana Kegiatan Penelitian 68

x
DAFTAR BAGAN

Hal

Bagan 2.1 Kerangka Konseptual 42

xi
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.1 Anatomi Payudara 27

Gambar 1.2 Gerakan Hoffman 31

Gambar 1.3 Mengkompres Puting 32

Gambar 1.4 Tangan Melingkari Payudara 33

Gambar 1.5 Tangan Mengurut Payudara 33

Gambar 1.6 Tangan Mengurut Payudara Dengan Sisi Ulnar 34

Gambar 1.7 Mengkompres Payudara 34

Gambar 1.8 Menggunakan Bra 35

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Uji Plagiat 69

Lampiran 2. Gant Chart Rencana Kegiatan Penulisan 70

Lampiran 3. Informed Consent 71

Lampiran 4. Lembar Wawancara 72

Lampiran 5. Lembar Observasi Pengeluaran ASI 76


Sebelum dilakukan Tindakan
Breast Care

Lampiran 6. Lembar Observasi Pengeluaran ASI 78


Setelah dilakukan Tindakan
Breast Care

xiii
DAFTAR SINGKATAN

Air Susu Ibu = ASI

Buang Air Besar = BAB

Buang Air Kecil = BAK

Departemen Kesehatan = DepKes

Immunoglobin A = IgA

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia = SDKI

World Health Organizer = WHO

World Health Assembly = WHA

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASI merupakan makanan dan minuman terbaik yang paling ideal

untuk bayi dalam masa 6 bulan pertama kehidupan. ASI merupakan

minuman yang dianjurkan untuk semua neonatus, termasuk bayi

premature (Maryunani, 2015).

ASI merupakan makanan yang paling baik bagi bayi karena

mengandung protein, lemak, mineral dan vitamin dalam keseimbangan

yang sempurna (Lockhart, 2014).

Peranan ASI dalam meningkatkan status gizi bayi sangat penting,

terutama untuk menjaga dan meningkatkan tumbuh kembang bayi. ASI

juga merupakan sumber nutrisi penting pada proses penyembuhan ketika

anak sakit. Memberikan ASI selama enam bulan dapat menyelamatkan 1,3

juta jiwa anak diseluruh dunia, termasuk 22% nyawa yang melayang

setelah kelahiran (Ida, 2015).

Produksi ASI dipengaruhi beberapa faktor: makanan, ketenangan

jiwa dan pikiran, penggunaan alat kontrasepsi, perawatan payudara, pola

istirahat, faktor isapan anak, konsumsi rokok dan alkohol, dukungan

keluarga dan informasi tentang ASI. Selain itu juga produksi ASI di

pengaruhi oleh hormon prolaktin dan oksitosin (Rukiyah, 2011).

1
2

Produksi ASI juga dipengaruhi oleh hormon oksitosin, hormon

prolakatin, refleks prolaktin dan let down refleks. Pada saat bayi

menghisap puting maka akan terjadi refleks prolaktin yang akan

merangsang hormon prolaktin untuk 4 memproduksi ASI dan let down

refleks yang akan merangsang pengaliran ASI (Bobak, 2011).

Kegagalan dalam pemberian ASI bisa disebabkan oleh berbagai

faktor lainnya. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurang pengetahuan

tentang ASI, faktor Isapan Bayi dimana bayi yang sehat dapat

mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung

bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Sebaiknya menyusui bayi secara

non jadwal (on demand) karena bayi akan menentukan sendiri

kebutuhannya. Kegiatan menyusui yang dijadwalkan akan berakibat

kurang baik karena hisapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan

hisapan produksi ASI selanjutnya (Tia, 2018).

Indikator kecukupan ASI dapat diketahui ketika bayi dapat tertidur

tenang selama 3-4 jam, menyusu sebanyak 8-12 kali sehari dan bayi akan

buang air kecil lebih dari 8 kali dalam sehari. Dan setelah hari ketiga, bayi

buang air besar 3-4 kali setiap 24 jam, fesesnya berwarna kekuningan,

bayi mengalami peningkatan berat badan lebih dari 15-30 gram/hari.

Sedangkan dari faktor ibu yaitu payudara ibu dapat merasakan hisapan

kuat mulut bayi, ibu merasa nyaman dan tidak kesakitan ketika bayi

menyusu (Iis, 2016).


3

Menurut WHO secara global, cakupan pemberian ASI eksklusif

pada bayi usia 0-6 bulan di dunia hanya 36% pada tahun 2007-2013.

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2014 target program ASI

eksklusif pada tahun 2014 sebesar 80%, maka secara nasional cakupan

pemberian ASI eksklusif sebesar 52,3% belum mencapai target. Dari 34

provinsi di Indonesia, hanya terdapat satu provinsi yang berhasil mencapai

target yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 84,7%. Provinsi

Sumatera Barat menempati posisi kelima dengan cakupan ASI eksklusif

73,6 % (Kementrian Kesehatan RI, 2015).

Survei di Indonesia melaporkan bahwa 38% ibu berhenti

memberikan ASI karena kurangnya produksi ASI. Kesulitan produksi susu

disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor psikologi ibu dan gizi.

(Kementrian Kesehatan RI, 2015).

Breast care merupakan perawatan payudara pada suatu tindakan

untuk menjaga kebersihan payudara, memperbanyak atau memperlancar

pengeluaran ASI sehingga terjadi kesukaran dalam menyusukan bayinya

(Rosita, 2017).

Breast Care bertujuan untuk melancarkan sirkulasi dan mencegah

tersumbatnya aliran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI serta

menghindari terjadinya pembengkakan dan kesulitan menyusui, selain itu

juga menjaga kebersihan payudara agar tidak mudah terkena infeksi

(Mas'adah, 2015).
4

Peran perawat penting dalam proses tindakan keperawatan, adapun

sebagai pendidik. Perawat berperan sebagai pendidik baik secara langsung

dengan memberi penyuluhan kesehatan kepada Ibu Post Partum maupun

secara tidak langsung dengan memahami pengobatan dan perawatan Ibu

Post Partum. Sebagai konselor memberikan konseling keperawatan ketika

Ibu Post Partum dan keluarganya membutuhkan. Sebagai koordinator atau

kolaborator, yaitu dengan bekerja sama antara anggota tim kesehatan lain.

Sebagai pembuat keputusan etik, berdasarkan nilai norma yang dapat

menguntungkan pasien. Sebagai penelitian untuk menemukan masalah-

masalah dengan tujuan meningkatkan kualitas praktik atau asuhan

keperawatan (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Berdasarkan uraian diatas dan banyaknya jurnal terkait adanya

pengaruh Breast Care menggunakan Minyak Zaitun dengan masalah

Keperawatan Menyusui Tidak Efektif dan dilihat dari angka kejadian yang

dialami Ibu Post Partum berdampak lebih besar. Maka penulis tertarik

untuk Mengembangkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Breast Care

Menggunakan Minyak Zaitun dengan masalah Keperawatan Menyusui

Tidak Efektif. .
5

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada standar operasional prosedur (SOP) ini

adalah “pentingnya prosedur yang tepat dalam melakukan Asuhan

Keperawatan berupa pengaruh Breast Care menggunakan Minyak Zaitun

terhadap menyusui tidak efektif pada Ibu Post Partum Normal”.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui SOP pengaruh Breast Care menggunakan

Minyak Zaitun terhadap menyusui tidak efektif pada Ibu Post Partum

Normal.

2. Tujuan Khusus

a. Mengembangkan standar operasional prosedur (SOP) pengaruh

Breast Care menggunakan Minyak Zaitun terhadap menyusui

tidak efektif pada Ibu Post Partum Normal.

b. Memberikan gambaran penerapan standar operasional prosedur

(SOP) pengaruh Breast Care menggunakan Minyak Zaitun

terhadap menyusui tidak efektif pada Ibu Post Partum Normal.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Dalam penulisan ini dapat menginformasikan dan

membudayakan mengenai standar operasional prosedur (SOP)

pengaruh Breast Care menggunakan Minyak Zaitun terhadap


6

menyusui tidak efektif pada Ibu Post Partum Normal. Sehingga dapat

diaplikasikan kepada masyarakat khususnya pada ibu nifas yang

mengalami bendungan ASI.

2. Bagi Perkembangan Ilmu Teknologi Keperawatan

a. Sebagai acuan atau paduan dalam memberikan gambaran

penerapan intervensi Breast Care menggunakan Minyak Zaitun

dengan masalah menyusui tidak efektif saat pengambilan data

penelitian.

b. Sebagai salah satu sumber informasi bagi pelaksanaan penelitian

bidang keperawatan tentang standar operasional prosedur (SOP)

intervensi Breast Care menggunakan Minyak Zaitun dengan

masalah menyusui tidak efektif pada masa yang akan datang dalam

rangka peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Keperawatan.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan

Standar operasional prosedur (SOP) intervensi Breast Care

menggunakan Minyak Zaitun dapat digunakan dalam menangani

masalah khususnya pada ibu nifas yang mengalami bendungan

ASI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjuan Pustaka

1. Konsep Keperawatan Maternitas

Keperawatan Maternitas merupakan salah satu ilmu yang

menguraikan tentang pemberian layanan kesehatan yang berkualitas dan

professional yang mengidentifikasi, berfokus dan beradaptasi dengan

kebutuhan fisik dan psikososial ibu hamil, bersalin, nifas, dan gangguan

reproduksi, bayi baru lahir, dan keluarganya (Deswani, 2017).

Keperawatan Maternitas merupakan pemberian layanan kesehatan

yang berkualitas dan professional yang mengidentifikasi, berfokus dan

beradaptasi dengan kebutuhan fisik dan psikososial ibu bersalin, keluarga

dan bayi baru lahir yang menjadikan keluarga sebagai unit dasar dalam

masyarakat yang memiliki fungsi penting dalam melahirkan, mengasuh

anak dan saling mendukung anggota keluarganya (Kementrian Kesehatan

RI, 2016).

2. Konsep Post Partum

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut

masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang

diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6

minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai

organ - organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum

hamil (Fitri, 2017).

7
8

a. Post Partum Normal

Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

di dalam rahim pada kehamilan cukup bulan yaitu antara 37-42

minggu dimana bayi lahir spontan, tanpa adanya komplikasi baik pada

ibu maupun bayinya (Jannah, 2015).

1) Perubahan Fisiologi pada Ibu Post Partum:

a) Perubahan uterus

Setelah plasenta lahir, uterus akan mulai mengeras

karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Uterus berangsur-

angsur mengecil sampai keadaan sebelum hamil

(Wahyuningsih, 2019).

Pada keadaan yang abnormal tinggi fundus mengalami

perlambatan akibat adanya luka insisi pada posisi Sectio

Caesarea timbul rasa nyeri akibat luka insisi (Hardiana, 2016).

b) Lokia

Beberapa jenis lokia yang terdapat pada wanita pada post

partum menurut Imam, (2017) sebagai berikut:

(1) Lokia rubra (merah) seminggu pertama masa nifas darah

yang keluar biasanya berupa darah segar berwarna

merah bersamaan dengan jaringan sisa-sisa plasenta,

dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan

mekonium (kotoran bayi saat dalam kandungan). Lokia ini

akan keluar selama 1-3 hari post partum


9

(2) Lokia sanguilenta 3-7 hari berikutnya darah yang keluar

berwarna merah dan berlendir.

(3) Lokia serosa, dua minggu berikutnya cairan yang keluar

berwarna kekuningan. Kandungannya sekarang berupa

jaringan serosa atau sisa-sisa pengaruh hormon dan lainnya.

(4) Lokia alba adalah lokia terakhir cairan yang keluar sudah

berwarna putih biasa dan bening. Ini normal dan tandanya

sudah memasuki tahap pemulihan.

c) Serviks

Bentuk serviks akan menganga seperti corong berwarna

merah kehitaman, setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk

ke rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan

setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari (Dewi, 2017).

d) Rasa sakit (after pains)

Timbul karena kontraksi uterus yg mendorong

gumpalan darah dan jaringan yg terkumpul didalam uterus.

Kram atau mulas akan lebih terasa pada saat menyusui bayi

stimulasi atau rangsangan putting menimbulkan reflek pada

uterus (Amalia, 2017).

e) Laktasi

Selama kehamilan jaringan payudara tumbuh dan

menyiapkan fungsinya mempersiapkan makanan bagi bayi.

Pada hari ke 3 setelah melahirkan efek prolaktin pada payudara


10

mulai dirasakan, sel acini yang menghasilkan ASI mulai

berfungsi. Ketika bayi akan menghisap putting, oksitosin

merangsang ensit let down (mengalirkan) sehingga

menyebabkan ejeksi ASI (Wahyungsih, 2019).

f) Perubahan sistem pencernaan

Lapar dan haus adalah hal yang terjadi setelah

melahirkan. Motilitas dan tonus gastrointestinal kembali ke

keadaan sebelum hamil selama 2 minggu setelah melahirkan.

Konstipasi terjadi pada periode post partum awal karena

penurunan tonus otot usus, dan penurunan mobilitas dari usus

besar, kurangnya makanan padat selama persalinan dan wanita

menahan defekasi (Maryunani, 2015).

g) Perubahan sistem urinaria

Perubahan pada system perkemihan termasuk terjadinya

diuresis setelah persalinan terjadi pada hari ke 2-3 postpartum.

Segera setelah persalinan kandung kemih akan mengalami

overdistensi pengosongan yang tidak sempurna dan residu

urine yang berlebihan akibat adanya pembengkakan kongesti

dan hipotonik pada kandung kemih. Bladder dan uretra dapat

terjadi kerusakan selama proses persalinan, yang menyebabkan

kurangnya sensasi untuk mengeluarkan urine pada dua hari

pertama. Pada ibu post SC biasanya di perlukan kateterisasi


11

pada ibu karena kondisi organ reproduksi ibu belum berfungsi

secara optimal pasca operasi (Djami, 2018).

h) Perubahan sistem endokrin

Hormon yang berperan menurut Wahyuningsih, (2019) antara

lain:

(1) Oksitosin, berperan dalam kontraksi uterus mencegah

perdarahan, membantu uterus kembali normal. Isapan bayi

dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin.

(2) Prolaktin, dikeluarkan oleh kelenjar dimana pituirin

merangsang pengeluaran prolaktin untuk produksi ASI, jika

ibu post partum tidak menyusui dalam 14-21 hari timbul

menstruasi.

(3) Estrogen dan Progestron, setelah melahirkan estrogen

menurun, progesterone meningkat.

i) Perubahan tanda-tanda vital

Beberapa perubahan tanda-tanda vital yang terjadi pada ibu

post partum menurut Wahyuningsih, (2018) antara lain:

(1) Suhu Tubuh. Setelah proses persalinan, suhu tubuh dapat

meningkat sekitar 0,2-0,5˚C dari keadaan normal, namun

tidak lebih dari 38˚ Celcius. Hal ini disebabkan akibat kerja

dari keras waktu melahirkan, kehilangan cairan sehingga

meningkatnya metabolisme tubuh. Namun suhu tubuh akan


12

kembali normal setelah ibu istirahat dan mendapat asupan

nutrisi serta minum yang cukup.

(2) Nadi. Pada saat proses persalinan denyut nadi akan

mengalami peningkatan. Namun pada masa nifas denyut

nadi akan kembali normal 60-80 kali per menit.

(3) Tekanan darah. Tekanan darah setelelah persalinan sedikit

rendah dibandingkan pada saat hamil karena terjadinya

perdarahan pada saat proses persalinan (Mansyur, 2014).

Tekanan darah akan kembali normal dalam waktu 24 jam

setelah persalinan.

(4) Pernafasan. Frekuensi pernafasan tidak mengalami

perubahan berkisar pada frekuensi pernapasan orang

dewasa 12-16 kali permenit.

j) Perubahan sistem kardiovaskuler

Terjadi kehilangan darah sebanyak 200-500 ml selama

proses persalinan normal, sedangkan pada persalinan seksio

sesarea bisa mencapai 700-1000 cc. Kehilangan darah ini

menyebabkan perubahan pada kerja jantung. Peningkatan

kerja jantung hingga 80% juga disebabkan oleh autotransfusi

dari uteroplacenter. Resistensi pembuluh darah perifer

meningkat karena hilangnya proses uteroplacenter dan

kembali normal setelah 3 minggu (Sutanto, 2018).

k) Perubahan sistem hematologi


13

Terjadinya hemodilusi pada masa hamil, peningkatan

volume cairan pada saat persalinan mempengaruhi kadar

hemoglobin (Hb), hematokrit (HT), dan kadar erisrosit pada

awal postpartum. Penurunan volume darah dan peningkatan

sel darah pada masa hamil berhubungan dengan peningkatan

Hb dan HT pada hari 3 sampai 7 post partum. Pada minggu

ke 4 sampai 5 post partum akan kembali normal. Leukosit

meningkat hingga 15.000 selama beberapa hari post partum

tanpa menjadi abnormal meski persalinan lama (Varney,

2015).

l) Perubahan sistem muskuloskeletal

Sistem muskuloskelatal kembali secara bertahap pada

keadaan sebelum hamil dalam periode waktu selama 3 bulan

setelah persalinan. Kembalinya tonus otot dasar panggung dan

abdomen pulih secara bersamaan. Pemulihan ini dapat

dipercepat dengan latihan atau senam nifas. Otot rektus

abdominis mungkin tetap terpisah (>2,5 cm) di garis tengah

atau umbilikus, kondisi yang dikenal sebagai Diastasis Recti

Abdominis (DRA), sebagai akibat linea alba dan peregangan

mekanis pada dinding abdomen yang berlebihan, juga karena

pengaruh hormon ibu (Mahalaksmi, 2016).


14

2) Perubahan Psikologis

Perubahan psikologi masa nifas menurut Walyani &

Purwoastuti, (2015) terbagi dalam 3 tahap:

1) Periode Taking In

Periode ini terjadi setelah 1-2 hari persalinan. Dalam

masa ini terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah,

ibu, dan bayi. Hal ini dapat dikatakan sebagai psikis

honeymoon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantic,

masing-masing saling memperhatikan bayinya dan

menciptakan hubungan yang baru.

2) Periode Taking Hold

Berlangsung pada hari ke-3 sampai ke-4 post partum.

Ibu berusaha bertanggung jawab terhadap bayinya dengan

berusaha untuk menguasai keterampilan perawatan bayi. Pada

periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi

tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air besar.

3) Periode Letting Go

Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu

mengambil tanggung jawab terhadap bayi. Depresi postpartum

umumnya terjadi selama periode ini. Pada ibu postpartum

depresi dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan mudah

tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur


15

terganggu. Manifestasi ini disebut dengan Post Partum Blues

dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum.

3. Konsep Payudara

a. Anatomi payudara

Payudara terletak di dalam fasia superfisialis di daerah pectoral

antara sternum dan aksila yang melebar dari kira-kira iga kedua atau

ketiga sampai ke iga keenam atau ketujuh. Payudara berdiameter 10-12

cm dan berat ± 200 g saat tidak hamil/menyusui (Reni, 2017).

b. Struktur makroskopis

Secara makroskopis payudara menurut Reni, (2017) terdapat tiga

bagian yaitu:

1) Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.

2) Areola, merupakan bagian yang kehitaman di tengah, ukurannya

diameter 2,5 cm. Puting susu dan areola disusun oleh urat otot

yang lembut dan merupakan sebuah jaringan tebal berupa urat

saraf yang berada di ujunbgnya. Pada daerah areola

terdapatbeberapa minyak yang dihasilkan oloeh kelenjar

Montgomery yang terbentuk gelombbang-gelombang naik dan

sensitive terhadap siklus menstruasi seorang wanita. Fungsi

kelenjar Montgomery adalah untuk melindungi dan meminyaki

putting susu selama menyusui.


16

3) Papilla atau putting, yaitu bagian yang menonjol pada areola,

panjang mencapain ± 6 mm, terletak pada iga keempat.

Gambar 1.1 Anatomi Payudara


Sumber: Dewi & Sunarsih, 2011

c. Struktur mikroskopis

Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus dari jaringan kelenjar.

Banyaknya jaringan lemak pada payudara bergantgung pada faktor,

termasuk usia, presentase lemak tubuh, dan keturunan (Reni, 2017).

1) Alveoli

Alveoli merupakan sel yang menyekresi air susu. Setiap alveolus

dilapisi oleh sel-sel yang menyekresi air susu yang disebut acini.

2) Tubulus laktifer

Merupakan saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.

3) Duktus laktifer

Merupakan saluran sentral yang merupakan muara beberrapa

laktifer.
17

4) Ampulla

merupakan tempat menyimpan air susu. ampulla terletak di bawah

areola.

b. Fisiologi Payudara

Payudara mengalami 3 macam perubahan menurut Anik, (2016) yang

dipengaruhi hormone yaitu:

1. Mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas

sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengrauh

estrogen dan progesterone yang dipengaruhi ovarium dan juga hormone

hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

2. Perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan

menstruasi, payudara jadi lebih beas dan pada beberapa hari sebelum

menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal, kadang-kadang

timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari

menjelang menstruasi, payudara terjadi tegang dan nyeri, begitu

menstruasi mulai semuanya berkurang.

3. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul,

duktus alveolus berploliferasi dan hipofise anterior memicu laktasi. Air

susu di produki oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian

dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.


18

c. Perawatan payudara

1) Konsep perawatan payudara

Perawatan payudara postpartum yaitu segala usaha yang

dilakukan agar kondisi payudara baik, demi mencapai keberhasilan

menyusui sebagai kelanjutan perawatan payudara pada masa kehamilan

(Anik, 2012).

2) Tujuan perawatan payudara

Tujuan perawatan payudara menurut Anik, (2012) sebagai berikut:

a) Memperbaiki sirkulasi darah

b) Mengencangkan otot-otot penyangga payudara

c) Memperlancar pengeluaran maksimum dari ASI

d) Melenturkan dan menguatkan putting susu

e) Mengeluarkan putting susu yang masuk ke dalam atau datar

f) Mempersiapkan kondisi ASI

g) Memelihara kebersihan payudara. Sebaiknya dilakukan sedini

mungkin (1-2 hari setelah bayi lahir).

3) Waktu perawatan payudara

Perawatan payudara dilakukan setelah melahirkan. Perawatan

payudara dilakukan pada hari ke 1-2 hari setelah bayi lahir, dilakukan

dua kali sehari. Prinsip perawatan payudara sebagai berikut (Reni,

2017).

a) Menjaga payudara agar bersih dan kering terutama puting susu

b) Menggunakan bra/BH yang menopang


19

c) Jika puting susu lecet, oleskan kolostrum/ASI yang keluar pada

sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui

d) Menyusui tetap dilakukan pada bagian puting yang tidak lecet

e) Jika lecet puting termasuk kondisi berat, pada bagian yang sakit

diistirahatkan, ASI dikeluarkan, dan diminumkan dengan sendok.

4) Persiapan alat perawatan payudara

Alat yang diperlukan perawatan payudara menurut Reni, (2017) sebagai

berikut:

a) 1 (satu) pasang sarung tangan bersih

b) Handuk untuk mengeringkan payudara yang bersih

c) Kapas digunakan untuk mengompres puting susu

d) Minyak kelapa/baby oil sebagai pelican

e) Waskom yang berisi air hanyat untuk kompres hangat

f) Waskom yang berisi air dingin untuk kompres dingin

g) Waslap digunakan untuk merangsang erektilitas putting susu

5) Langkah-langkah perawatan payudara

Langkah-langkah perawatan payudara menurut Reni, (2017) sebagai

berikut:

a) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

b) Cuci tangan di bawah air mengalir dengan sabun

c) Gunakan sarung tangan bersih

d) Bila putting susu masuk ke dalam, lakukan gerakan Hoffman atau

gunakan pompa puting


20

(1) Gerakan Hoffman menurut Reni, (2017) sebagai berikut:

(a) Tarik telunjuk pada kanan dan kiri, atas dan bawah. Gerakan

ini akan meregangkan kulit payudara. Lakukan 5-10 kali.

(b) Gerakan diulang dengan letak telunjuk dipindah berputar di

sekeliling puting sambil menarik puting susu yang masuk.

Lakukan gerakan ini 5-10 kali.

Gambar 1.2 Gerakan Hoffman


Sumber : Dwi Pratiwi, 2016

(2) Langkah- langkah penggunaan pompa putting menurut Reni,

(2017) sebagai berikut:

(a) Bila pompa puting tidak tersedia, dapat dibuat dari modifikasi

spuit 10 ml. Bagian ujung dekat jarum dipotong lalu

pendorong dimasukkan ke arah potongan tersebut.

(b) Cara penggunaannya yaitu menempelkan ujung pompa (spuit

injeksi) pada payudara, puting berada di dalam pompa.


21

(c) Kemudian tarik perlahan hingga terasa ada tahanan dan

dipertahankan selama ½-1 menit.

(d) Bila terasa sakit, tarikan di kendorkan. Prosedur ini diulangi

terus hingga beberapa kali dalam sehari.

(3) Langkah – langkah perawatan payudara menurut Reni, (2017)

sebagai berikut:

(a) Kompres kedua puting dengan minyak kelapa/baby oil

selama ± 3-5 menit.

Gambar 1.3 Kompres Puting


Sumber: Dwi Pratiwi, 2016

(b) Oleskan minyak kelapa/baby oil pada kedua telapak tangan.

Letakkan kedua telapak tangan antara kedua payudara,

kemudian telapak tangan ditarik keatas melingkari payudara

sambil menyangga payudara lalu tangan dilepaskan dengan

gerakan cepat. Lakukan gerakan ini ± 20 kali.


22

Gambar 1.4 Tangan melingkari payudara


Sumber: Dwi Pratiwi, 2016

(c) Sangga payudara kanan dengan tangan kanan, lalu

memijat payudara mulai pangkal payudara sampai puting

dengan genggaman tangan atau ruas-ruas jari. Lakukan

gerakan ini ± 20 kali.

Gambar 1.5 Tangan mengurut payudara


Sumber: Dwi Pratiwi, 2016

(d) Sangga payudara kanan dengan tangan kanan, lalu sisi

ulnar tangan kiri memijat payudara sampai puting susu.

Lakukan gerakan ini ± 20 kali.


23

Gambar 1.6 Tangan mengurut payudara dengan sisi ulnar


Sumber: Dwi Pratiwi, 2016

(e) Mengompres payudara menggunakan air hangat atau

dingin dengan bergantian, lalu dikeringkan dengan

handuk.

Gambar 1.7 Mengkompres payudara


Sumber: Dwi Pratiwi, 2016

(f) Menggunakan BH yang menyangga dan ukuran yang

sesuai dengan pertumbuhan payudara.


24

Gambar 1.8 Menggunakan Bra


Sumber: Dwi Pratiwi, 2016

4. Konsep Minyak Zaitun

Minyak Zaitun merupakan minyak dari buah zaitun (Olea

europeae). Minyak zaitun (Olive Oil) dengan kandungan asam lemak

(meningkatkan penyerapan zat yang dibawa), hidrokarbon dan bikarotin

(komponen utama zat pelicin dan penghalus), tokoferol (untuk

menjaga elastisitas kulit), fatty alkohol, waxes, pigmen atau klorofil dan

karotenoid, sterol (menjaga kelenturan kolagen), memiliki manfaat yang

sangat baik (Dianatul, 2017).

Penerapan masase payudara dengan metode Breastare dengan

menggunakan minyak zaitun sangat efektif sekali dalam penanggulangan

masalah-masalah payudara seperti putting inverted, ASI tidak keluar dan

menghindarkan ibu nifas dari bendungan AS. Breastcare ini di

stimulasikan untuk mengatasi masalah payudara seperti putting inverted

dan ASI tidak keluar yang akan menjadikan ibu bendungan ASI. Dari
25

pernyataan tersebut dapat menjelaskan alasan peneliti mengambil

penelitian tersebut pada ibu nifas (Dianatul, 2017).

5. Konsep ASI

A. Definisi ASI

ASI adalah makanan dan minuman terbaik dan paling ideal

untuk bayi dalam masa 6 bulan pertama kehidupan (Maryunani, 2015).

Apabila tidak ada kelainan, hari pertama bayi lahir akan

menghasilkan 50-100 ml sehari dalam jumlah yang akan terus

bertambah sehingga mencapai 400-450 ml pada waktu usia mencapai

minggu kedua. Jika keadaan produksi ASI telah normal, susu yang

dapat didapatkan 5 menit pertama pengisapan bayi biasanya selama

15-25 menit (Hubertin, 2004).

Menurut Soetjiningsih, (2010) untuk mengetahui cukup atau

tidaknya produksi ASI, beberapa kriteria sebagai berikut mampu

dijadikan sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI yang cukup:

1) ASI akan banyak merembes keluar melalui puting

2) Sebelum disusukan payudara terasa tegang

3) Berat badan naik

4) Jika ASI cukup, setelah menyusui bayi akan tertidur atau tnang

selama 3-4 jam

5) Bayi akan BAK lebih dari 8 x sehari


26

Tanda ASI kurang biasanya berat badan bayi berkurang dari

rata-rata 500 gram per bulan, berat badan lahir dalam waktu 2 minggu

belum kembali, dan buang air kecil rata-rata kurang dari 6 x dalam 24

jam, cairan urine pekat, bau dan berwarna kuning (Kristiyansari,

2009).

B. Proses Pembentukan ASI

Proses pembentukan laktogen dimulai sejak kehamilan, yang

meliputi proses menurut Astutik, (2017) sebagai berikut:

1) Laktogenesis I

Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki

fase laktogenesis I. Payudara memproduksi kolostrum, yaitu

berupa cairan kental yang kekuningan.

2) Laktogenesis II

Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya

tingkat hormon progesteron, estrogen, dan human placental

lactogen (HPL) secara tiba-tiba. Apabila payudara dirangsang,

level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode

45 menit. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam

alveoli untuk memproduksi ASI. Proses laktogenesis II dimulai

sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya ibu

merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari).


27

3) Laktogenesis III

Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI

selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan.

Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai.

Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, maka payudara

akan memproduksi ASI dengan banyak pula.

C. Manfaat ASI menurut Maryunani, (2015) sebagai berikut:

1) Manfaat ASI bagi bayi:

a) Sebagai nutrisi

b) Meningkatkan kecerdasan

c) Meningkatkan jalinan kasih sayang

d) Meningkatkan daya tahan tubuh

2) Manfaat menyusui ASI dengan segera:

a) Pengisapan bayi akan merangsang pelepasan oksitoksin

kemudian mempercepat involusi uterus, membantu

mengendalikan perdarahan.

b) Menambah kedekatan ibu dan neonates.

c) Mengoptimalkan produksi ASI.

3) Manfaat ASI bagi Ibu:

a) Membantu ibu memulihkan diri dari persalinannya.

b) Mengurangi jumlah darah yang keluar setelah

melahirkan (hisapan pada puting susu


28

merangsangdikeluarkannya oksitoksin alami yang akan

membantu kontraksi Rahim).

c) Kandungan dan perut bagian bawah juga lebih cepat

menyusut kembali ke bentuk normalnya.

d) Mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis.

6. Peran Perawat Maternitas

Ada enam tingkat tindakan keperawatan yang dapat dilakukan

oleh perawat maternitas, yaitu Care giver, Educator, Counselor,

Researcher, Advocator, Case manager. Berikut ini adalah berbagai

upaya yang dapat dilakukan perawat maternitas adalah membantu

mengatasi bendungan ASI pada ibu post partum normal dengan

tindakan Breast Care menggunakan minyak zaitun dengan peran

dan tanggung jawab perawat maternitas (Bobak, 2005):

a. Care giver

Peran perawat care giver pada ibu hamil post partum normal

untuk mengatasi bendungan ASI dapat dilakukan perawat

maternitas yaitu dengan mengajarkan cara Breast Care.

b. Educator

Peran perawat sebagai educator diharapkan dapat membantu

memberikan pengetahuan kepada ibu post partum normal

mengenai bagaimana cara mengatasi bendungan ASI.


29

c. Counselor

Peran perawat maternitas sebagai konselor lebih kepada proses

mendengarkan secara objektif, mengklarifikasi, menyediakan

umpan balik dan informasi, dan memandu dalam proses

pemecahan masalah.

d. Researcher

Perawat maternitas melakukan pemantauan ibu post partum

normal dalam mengatasi bendungan ASI.

e. Advocate

Peran perawat sebagai advocate harus menjadi pembela bagi

ibu post partum normal untuk mendapatkan hak dan perlakuan

yang sama dengan orang lain.

f. Case manager

Peran perawat maternitas sebagai case massager dapat


diaplikasikan menjadi ketua tim dalam upaya mengatasi
bendungan ASI.
30

B. Kerangka Teori

Post Partum Normal

Produksi ASI tidak Faktor - faktor penyebab


lancar produksi ASI tidak lancar :
1. Perilaku menyusui
2. Psikologis ibu
Hal yang mempengaruhi 3. Fisiologis ibu
produksi ASI : 4. Infeksi payudara
1. Berat lahir bayi 5. Payudara bengkak
2. Umur kehamilan 6. Putting susu tidak
saat melahirkan menonjol
3. Psikologis ibu 7. Kurang asupan
4. Kebiasaan merokok makanan bergizi
5. Makanan

6. Rangsangan Tindakan perawatan payudara


(perawatan (Breast Care) dalam upaya
payudara atau memperlancar ASI
pijat oksitosin) menggunakan minyak zaitun

Literature Review
Pengaruh Breast Care
menggunakan minyak zaitun untuk
meningkatkan produksi ASI pada
ibu post partum.

SOP Intervensi Breast Care


menggunakan minyak zaitun
untuk meningkatkan produksi
ASI pada ibu post partum.

Bagan 2.1. Kerangka Teori

Sumber : Purnomo, 2013


BAB III

METODELOGI

A. Metodelogi

Metodelogi yang digunakan dalam pengembangan standar

operasional prosedur (SOP) Breast Care menggunakan Minyak Zaitun

pada Ibu Post Partum dengan masalah keperawatan menyusui tidak efektif

ini adalah Literature Review. Literature Review pada penulisan ini

digunakan untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang tepat dalam

menangani masalah menyusui tidak efektif pada Ibu Post Partum dengan

melakukan Breast Care menggunakan Minyak Zaitun.

Literature Review adalah suatu kerangka, konsep atau orientasi

untuk melakukan analisis dan klasifikasi fakta yang dikumpulkan dalam

penelitian yanag dilakukan. Sumber-sumber rujukan (buku,jurnal,

majalah) yang diacu hendaknya relevan dan terbaru (state of art) serta

sesuai dengan yang terdapat dalam pustaka acuan. Tujuan melakukan

Literature Review adalah untuk mendapatkan landasan teori yang bisa

mendukung pemecahan masalah yang sedang diteliti. Teori yang

didapatkan merupakan langkah awal agar peneliti dapat lebih memahami

permasalahan yang sedang diteliti dengan benar sesuai dengan kerangka

berpikir ilmiah (Zuliyanti & Nurliana, 2019).

31
32

Adapun langkah-langkah literature review menurut Zuliyanti & Nurliana,

(2019) antara lain:

1. Formulasi permasalahan. Pilihlah topik yang sesuai dengan isu dan

interest. Permasalahan harus ditulis dengan lengkap (complete) dan

tepat.

2. Cari literatur. Temukan literatur yang relevan dengan penelitian.

Langkah ini membantu kita untuk mendapatkan gambaran (overview)

dari suatu topic penelitian. Sumber-sumber penelitian tersebut akan

sangat membantu bila didukung dengan pengetahuan tentang topic

yang akan dikaji. Karena sumber-sumber tersebut akan memberikan

berbagai macam gambaran tentang ringkasan dari beberapa penelitian

terdahulu.

3. Evaluasi data. Lihat apa saja kontribusinya terhadap topic yang

dibahas. Cari dan temukan sumber data yang tepat sesuai dengan yang

dibutuhkan untuk mendukung penelitian. Data ini bisa berupa data

kulitatif, data kuantitatif maupun data yang berasal dari kombinasi

keduanya.

4. Analisis dan interpretasikan. Diskusikan dan temukan serta ringkas

literature.

B. Plan, Do, Study and Act (PDSA)

1. Plan
a. Pengkajian terkait penyebab menyusui tidak efektif

1) Identitas klien
33

2) Keluhan utama

3) Riwayat keperawatan

Riwayat keperawatan yang dikaji menurut Bobak, (2005):

riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, riwayat melahirkan, data

bayi,

4) Pengkajian fisiologis: tanda-tanda vital, involusi uteri, lokia,

eliminasi urine, perineum, eliminasi feses, ekstremitas bawah,

dan pengkajian payudara dilakukan dengan inspeksi

5) Pengkajian psikologis

b. Menentukan rencana Asuhan Keperawatan pada masalah

keperawatan menyusui tidak efektif berupa melakukan Breast Care

menggunakan Minyak Zaitun.

Masalah keperawatan: menyusui tidak efektif

Tujuan dan kriteria hasil: setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 6x pertemuan menyusui tidak efektif teratasi dengan

kriteria hasil: payudara penuh sebelum menyusui sebagian besar

adekuat atau sepenuhnya adekuat (Bulechek, 2016).

Rencana keperawatan: melakukan Masase payudara berupa

pemberian Breast Care menggunakan minyak zaitun

c. Menentukan kriteria pasien Ibu Post Partum yang dapat diberikan

asuhan keperawatan yaitu Breast Care berupa pemberian Minyak

Zaitun. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi penelitian ini adalah :

1) Kriteria Inklusi:
34

a) Ibu bayi bersedia menjadi responden peneliti

b) Umur bayi 0-1 minggu

c) Bayi tidak ada komplikasi

d) Masa gestasinya 37-40 minggu

2) Kriteria Eksklusi:

a) Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan

pelaksanaan, seperti subyek yang tidak mempunyai tempat

tinggal tetap sehingga sulit ditindak lanjuti

b) Bayi mempunyai komplikasi

c) Usia bayi lebih dari 7 hari

d) Masa gestasi kurang lebih dari 37 minggu atau lebih dari 40

minggu

2. Do

Penulis mengembangkan standar operasional prosedur (SOP)

berupa melakukan Breast Care menggunakan Minyak Zaitun pada Ibu

Post Partum dengan masalah keperawatan menyusui tidak efektif.

3. Study

a. Penulis melakukan study literature terkait Breast Care

menggunakan Minyak Zaitun pada Ibu Post Partum dengan

masalah keperawatan menyusui tidak efektif.

b. Penulis menganalisis hasil pencarian literature review terkait

Breast Care menggunakan Minyak Zaitun pada Ibu Post

Partum dengan masalah keperawatan menyusui tidak efektif.


35

c. Penulis mencari jurnal atau teori pendukung sebagai bentuk

rasionalisasi asuhan keperawatan dalam setiap proses atau

langkah pada standar operasional prosedur (SOP) yang penulis

kembangkan.

4. Act

Standar operasional prosedur (SOP) ini akan dijadikan sebagai

panduan dalam melakukan Breast Care dengan Minyak Zaitum pada

Ibu Post Partum dengan masalah keperawatan menyusui tidak efektif,

agar hasil yang didapatkan menjadi jauh lebih efektif dan efesien.
36

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Hasil Penelusuran Literature Review

Adapun hasil penelusuran Literatur Review yang terdiri dari 6 jurnal antara

lain:

Tabel 4.1 hasil penelusuran Literature Review intervensi Breast Care


menggunakan minyak zaitun pada ibu post partum
No Peneliti dan Metode Intervensi Breast Care ( Hasil
Judul Penelitian Penelitian perawatan payudara)

1. Ulfa Farrah Lisa, Dilakukan pada 1. Menjelaskan lembar observasi Adanya


Noerma 30 orang dan memberikan lembar pretest pengaruh
Ismayucha (2018) responden ibu 2. Melakukan kombinasi pijat berupa
penerapan post partum oksitosin dengan perawatan pemberian
efektivitas normal dari payudara pada ibu post partum kombinasi
kombinasi pijat total sampling. normal 1-2 hari, dengan cara teknik pijat
oksitosin dan Instrument melakukan pemijatan oksitosin oksitosin dan
Breast Care yang digunakan terlebih dahulu di daerah tulang breast care ini
terhadap lembar belakang ibu. terbukti bahwa
kelancaran asi observasi, 3. Setelah diberikan pemijatan ada peningkatan
pada ibu Post lembar oksitosin, peneliti melanjutkan jumlah
Partum normal pengumpulan dengan breast care, dimana pengeluaran
data, lembar puting susu ibu terlebih dahulu ASI.
pretest-posttest, di kompres dengan minyak
dan zaitun sampai 2-3 menit dan
wawancara. dibersihkan dengan lembut,
kemudian dilanjutkan dengan
pemijatan pada payudara sesuai
teknik perawatan payudara
menggunakan minyak zaitun.
4. Setelah dilakukan kombinasi
teknik pijat oksitosin dan breast
care, mengobservasi dengan
memberikan lembar posttest

35
37

No Peneliti dan Metode Intervensi Breast Care ( Hasil


Judul Penelitian Penelitian perawatan payudara)

2. Endah Rosmita Dilakukan pada 1. Menyambut pasien, member Penerapan


(2017) Penerapan 5 responden ibu salam, dan memperkenalkan masase
Masase Payudara post partum diri payudara
Dengan Metode dari total 2. Menjelaskan maksud dan dengan metode
Pijat Oketani sampling. tujuan, menanyakan kesiapan pijat Oketani
Menggunakan Instrument pasien, menjaga privacy pasien 100 % efektif
Minyak Zaitun yang digunakan 3. Lepas pakaian atas ibu, dapat mencegah
Untuk wawancara, posisikan Ibu tidur dengan bendungan ASI
Pencegahan observasi posisi telentang, kedua tangan pada semua
Bendungan ASI langsung, diangkat ke atas, tutup payudara partisipan (5
Di Bpm Tugirah, inform consent, ibu dengan menggunakan orang).
Amd. Keb. minyak zaitun kain/handuk bersih untuk
Di Wonosari, kain/handuk menjaga privasi ibu.
Kebumen bersih, dan 4. Lumuri Payudara dengan
didokumentasik menggunakan minyak Zaitun
an. emudian bagi payudara menjadi
3 kuadran, yaitu kuadran A, B,
C, letakkan jari kelingking, jari
manis, dan jari tengah tangan
kanan dan kiri di dasar
payudara (dikuadran A dan C)
5. Ibu jari diposisikan di garis
kuadran A dan C, pisahkan
mamary gland dari dinding
dada, angkat mammary glands
pada kuadran A, dorong kearah
kuadran B, lakukan seperti
seolah-olah menggeser kearah
kuadran
6. Letakkan kembali ibu jari dan
mammary glands pada kuadran
A, letakkan tangan pada posisi
awal, dorong kearah kuadran B,
lakukan seperti seolah-olah
menggeser
kearah kuadran A
7. Letakkan kembali ibu jari dan
mammary glands pada kuadran
C, letakkan Tangan pada posisi
awal, pijat lembut daerah areola
mamae ke arah puting (maju)
dengan menggunakan ibu
jaridan jari telunjuk, lakukan
38

No Peneliti dan Metode Intervensi Breast Care ( Hasil


Judul Penelitian Penelitian perawatan payudara)

pijatan ini hingga ASI keluar,


dan jika areola mamae kosong
setelah ASI keluar, lakukan
pijatan ini kembali di payudara
lainnya.
8. Rapikan ibu kembali
3. Iis Tantinah
Dilakukan pada 1. Dilakukan pada hari ke 1-3 Adanya
(2016) penerapan
Ny.W ibu post setelah melahirkan, setiap pagi pengaruh pada
perawatan partum umur dan sore perawatan
payudara dengan27 tahun. 2. Mengucapkan salam dan payudara
minyak zaitun
Instrument memperkenalkan diri dengan minyak
untuk kelancaran
yang digunakan 3. Menjelaskan tujuan tindakan zaitun, ASI
pengeluaran Asilembar Ny.W yang
pada Ny.W observasi bayi,
4. Menjelaskan langkah prosedur tadinya belum
dan menanyakan kesiapan
lembar lancar menjadi
Umur 27 Tahun wawancara ibu, 5. Mencuci tangan, menjaga lancar ditandai
Di Bpm Widi inform consent privasi, menyiapkan alat, dengan
Utami melepas pakaian atas ibu dan meningkatnya
Puring Kebumen memasang handuk frekuensi Bayi
6. Membersihkan puting Ny.W dalam
menggunakan kapas yang sudah menyusu,
diberi minyak dengan gerakan frekuensi BAK
memutar dari dalam keluar. (buang air
7. Melicinkan kedua tangan kecil), BAB
dengan minyak. (buang air
8. Menempatkan kedua telapak besar) dan
tangan diantara kedua payudara. Frekuensi Bayi
Melakukan pengurutan, dimulai tidur dari hari
ke arah atas, ke samping, ke pertama sampai
bawah, lalu ke depan. Setelah dengan hari
pengurutan ke depan lalu kedua ketiga.
tangan dilepaskan dari
payudara. Dalam pengurutan
posisi tangan kanan ke arah sisi
kanan dan tangan kiri ke arah
sisi kiri. Dilakukan 20-30 kali.
9. Tangan kiri menopang payudara
kiri dan tangan kanan
melakukan pengurutan dengan
menggunakan sisi jari
kelingking dari pangkal ke
puting pada seluruh bagian
payudara. Dilakukan sebanyak
39

No Peneliti dan Metode Intervensi Breast Care ( Hasil


Judul Penelitian Penelitian perawatan payudara)

20-30 kali pada tiap payudara.


10. Selanjutnya dengan
menggunakan sendi-sendi jari
posisi tangan mengepal ibu jari
berada dalam genggaman,
tangan kiri menopang payudara
kiri dan tangan kanan menekan
dari pangkal ke puting. Lakukan
sebanyak 20-30 kali pada tiap
payudara.
11.Siram/kompres payudara
dengan air hangat terlebih
dahulu kemudian air dingin.
Kompres bergantian selama 5
menit.
12. Mengeringkan payudara
dengan handuk dan memakai
yang menopang payudara.
4. Hikmatur Dilakukan pada 1. Anjurkan ibu untuk mengambil Adanya
Rofingah (2016) Ny.F ibu post posisi senyaman mungkin, bisa pengaruh pada
penerapan partum umur dilakukan dengan duduk, atau Kombinasi pijat
efektifitas 19 tahun. berbaring miring. woolwich dan
penggunaan Instrument 2. Anjurkan ibu untuk bernafas endorphin
minyak zaitun yang digunakan dalam, sambil memejamkan menggunakan
dalam kombinasi lembar mata dengan lembut untuk minyak zaitun
pijat Woolwich observasi bayi, beberapa saat. Setelah itu bidan menunjukan
dan Endorphin lembar mulai mengelus permukaan luar bahwa frekuensi
pada kelancaran wawancara ibu, lengan ibu, mulai dari tangan menyusui pada
Asi inform consent sampai lengan bawah. Belaian Ny. F dari hari
Ibu Nifas Ny. F ini sangat lembut dan dilakukan ke hari
Umur 19 Tahun dengan menggunakan jari- meningkat serta
Di Bpm Djumi jemari atau hanya ujung-ujung ibu menjadi
Widarti Sampang jari. lebih rileks.
Sempor Kebumen 3. Setelah kira-kira lima menit,
berpindah ke lengan yang lain.
Walaupun sentuhan ringan ini
dilakukan di kedua lengan ibu,
ibu akan merasakan bahwa
dampaknya sangat
menenangkan di sekujur
tubuh.Tehnik ini juga bisa
diterapkan dibagian tubuh
lain,termasuk telapak
40

No Peneliti dan Metode Intervensi Breast Care ( Hasil


Judul Penelitian Penelitian perawatan payudara)

tangan,leher,dan bahu ,serta


paha
4. Teknik sentuhan ringan ini
sangat efektif jika dilakukan di
bagian punggung. Caranya, ibu
dianjurkan untuk berbaring
miring, atau duduk. Dimulai
dari leher, memijat ringan
membentuk huruf V kearah luar
menuju sisi tulang rusuk.
Pijatan –pijatan ini terus turun
kebawah, kebelakang. Ibu di
anjurkan untuk relaks dan
merasakan sensasinya.
5. Sri Wulan, Dilakukan pada 1. Menjelaskan lembar observasi Adanya
Rahmad 18 responden 2. Melakukan perawatan payudara pengaruh
Gurusinga (2012) ibu post partum dilakukan 3 kali selama satu perawatan
Pengaruh dari total minggu yaitu dengan cara payudara
Perawatan sampling. memijat payudara ibu, terhadap
Payudara (Breast Instrument membersihkan putting susu, peningkatan
Care) Terhadap yang digunakan serta mengompres payudara ibu jumlah ASI
Volume Asi lembar dengan air hangat dan air dingin sebanyak 75%.
Pada Ibu Post observasi secara bergantian selama 2
Partum (Nifas) lembar menit.
Di Rsud Deli pengumpulan 3. Setelah dilakukan perawatan
Serdang Sumut data, dan payudara, diberikan tabung
tabung pengukur volume ASI untuk
pengukur mengukur pengeluaran volume
volume ASI. ASI.
6. Nur Sholichah Dilakukan pada 1. Menjelaskan lembar observasi Adanya
(2011) Hubungan 31 ibu post 2. Melakukan perawatan payudara hubungan
Perawatan partum dari setiap pagi selama 30 menit antara
Payudara Pada total sampling. 3. Setelah dilakukan perawatan rangsangan
Ibu Postpartum Instrument payudara, mengobservasi pada perawatan
Dengan yang digunakan dengan menggunakan lembar payudara
Kelancaran lembar kuesioner terhadap
Pengeluaran Asi observasi, kelancaran
Di Desa Karang survei, pengeluaran
Duren Kecamatan wawancara, ASI.
Tengaran lembar
Kabupaten kuesioner.
Semarang
41

2. Pengembangan standard operasional prosedur (SOP) Breast Care

menggunakan minyak zaitun untuk memperlancar produksi ASI.

Setelah dilakukan Literatur Rivew maka didapatkan pengembangan protocol

Breast Care menggunakan minyak zaitun.

Tabel 4.2 pengembangan standard operasional prosedur (SOP) Breast

Care menggunakan minyak zaitun pada ibu Post Partum normal dengan

masalah keperawatan menyusui tidak efektif.

No. SOP Rasionalisasi

1. Melakukan salam terapeutik Salam terapeutik yang digunakan


merupakan salam komunikasi
interpersonal yang bertujuan untuk
membangun hubungan kerja sama
yang ditandai dengan tukar-
menukar perilaku, perasaan,
pikiran, dan pengalaman ketika
membina hubungan yang
terapeutik dan adanya saling
pengertian antar perawat dank lien
untuk membina hubungan saling
percaya (Kementrian Kesehatan
RI, 2016; Wijayanti & Nurlaila,
2017; Hartiti, Alfiyanti & Samiasih
2016).
2. Menjelaskan tujuan tindakan Menyampaikan informasi
mengenai rencana tindakan yang
akan dilakukan berupa keuntungan
dan kerugian yang akan didapatkan
tanpa paksaan (Kementrian
Kesehatan RI, 2016; Priyo
Sasmito, dkk. 2018; Nurdinah
Hanifah, 2014).

3. Memberikan Informed Consent Memberikan informed consent


untuk mendapatkan bukti
persetujuan yang dapat
pertanggungjawaban secara legal,
etika dan mengenai rencana
sebelum tindakan dilakukan
42

No. SOP Rasionalisasi

(JA9HO, 2016; Kamer, 2018;


Cahyati Dwi,. dkk. 2015).

4. Melakukan wawancara Untuk menggali informasi lebih


dalam tentang penelitian dan
peneliti dapat menilai sikap dan
kebenaran jawaban yang diberikan
oleh responden (Sinaga, 2017;
Imami Nur Rachmawati, 2007;
Abd. Kadir Wakka, 2014).

5. Menyiapkan lingkungan dan Menyiapkan lingkungan yang


mempersiapkan alat nyaman untuk memposisikan tubuh
klien senyaman mungkin, klien
diposisikan dengan posisi duduk
tegak dengan rileks sambil
menyender ke belakang (Hadriani,
Hadati Rahma, 2019; Toha
Machsun, dkk. 2018; Mulyanti &
Kusmana, 2017).
6. Mencuci tangan Salah satu tindakan untuk
memutuskan mata rantai kuman,
untuk menjaga kebersihan,
mencegah terjadinya infeksi
nosocomial dan mengurangi
transmisi mikroorganisme (World
Health Organization, 2014;
Kementrian Kesehatan, 2014;
Priyoto, 2015).
7. Kompres payudara dengan air hangat Menstimulasi aliran susu dan
terlebih dahulu kemudian air dingin. refleks letdown serta meredakan
Kompres bergantian selama 5 menit nyeri bengkak (Fauziah Hayati,
2014; Sri Wulan & Rahmad
Gurusinaga, 2012; Fithrah
Nurhanifah, 2013).
8. Membersihkan putting menggunakan Menjaga kebersihan payudara
kapas yang sudah diberi minyak zaitu terutama kebersihan puting susu,
n dengan gerakan memutar dari dalam melenturkan dan menguatkan
keluar puting susu sehingga memudahkan
bayi untuk menyusu (Iis Tantinah,
2016; Hikmatur Rofingah, 2018;
Endah Rosmita, 2017).
9. Menempatkan kedua telapak tangan Merangsang otot–otot myoepithel
diantara kedua payudara. Melakukan berkontraksi, merelaksasikan
43

No. SOP Rasionalisasi

pengurutan, dimulai ke arah atas, ke pikiran dan menghasilkan hormon


samping, ke bawah, lalu ke depan. oksitosin yang memicu otot-otot
Setelah pengurutan ke depan lalu halus di sekitar sel-sel pembuat
kedua tangan dilepaskan dari ASI untuk mengeluarkan ASI
payudara. Dalam pengurutan posisi sehingga ASI menjadi lancar (Ulfa
tangan kanan ke arah sisi kanan dan Farrah Lisa & Noerma Ismayucha,
tangan kiri ke arah sisi kiri. Dilakukan 2018; Nur Sholichah, 2011;
20-30 kali Kusumastuti, dkk. 2018).
10. Tangan kiri menopang payudara kiri untuk melancarkan sirkulasi darah
dan tangan kanan melakukan dan mencegah tersumbatnya
pengurutan dengan menggunakan sisi saluran susu, sehingga pengeluaran
jari kelingking dari pangkal ke puting ASI lancar (Iis Tantinah, 2016;
pada seluruh bagian payudara. Hadriani & Rahma Hadati, 2019;
Dilakukan sebanyak 20-30 kali pada Catur Wulandari, 2017 - 2018).
tiap payudara.
11. Selanjutnya dengan menggunakan Untuk menstimulasi refleks
sendi-sendi jari posisi tangan pengeluaran ASI dan
mengepal ibu jari berada dalam meningkatkan kandungan kalori
genggaman, tangan kiri menopang dalam pasokan ASI (Hadriani,
payudara kiri dan tangan kanan Rahma Hadati, 2019; Iis Tantinah,
menekan dari pangkal ke puting. 2016; Yusrah Taqiyah , dkk.
Lakukan sebanyak 20-30 kali pada 2019).
tiap payudara.
12. Mengeringkan payudara dengan Untuk menjaga kebersihan
handuk payudara, terutama kebersihan
puting susu agar terhindar dari
infeksi (Ulfa Farrah Lisa &
Noerma Ismayucha, 2018; Putwi
Assangadah, 2017; Mira Hartati,
2017).
13. Mencuci tangan Salah satu tindakan untuk
memutuskan mata rantai kuman,
untuk menjaga kebersihan,
mencegah terjadinya infeksi
nosocomial dan mengurangi
transmisi mikroorganisme (World
Health Organization, 2014;
Kementrian Kesehatan, 2014;
Priyoto, 2015).
44

B. Pembahasan

Menurut penelitian Kusumastuti (2018) dengan judul penelitian

“Efektifitas Pijat Oketani Terhadap Pencegahan Bendungan ASI Pada Ibu

Postpartum” menunjukkan bahwa intervensi pijat oketani dapat menstimulus

kekuatan otot pectoralis untuk meningkatkan produksi ASI dan membuat

payudara menjadi lebih lembut dan elastis sehingga meumudahkan bayi untuk

mengisap ASI, juga dapat memberikan rasa lega dan nyaman secara

keseluruhan pada ibu, meningkatkan kualitas ASI, mencegah putting lecet dan

bendungan ASI serta dapat memperbaiki/mengurangi masalah laktasi yang

disebabkan oleh putting yang rata (flat nipple) dan putting yang masuk

kedalam (inverted). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pijat oketani

memiliki tingkat keefektifan dalam mencegah bendungan ASI sehingga

partisipan mengalami peningkatan produksi ASI, perubahan pada putting

payudara, dan tidak adanya tanda gejala bendungan ASI setelah diberikan pijat

oketani.

Menurut penelitian Hikmatur Rofingah (2016) dengan judul

penelitian “Efektifitas Penggunaan Minyak Zaitun Dalam Kombinasi Pijat

Woolwich Dan Endorphin Pada Kelancaran Asi Ibu Nifas Ny. F Umur 19

Tahun Di Bpm Djumi Widarti Sampang Sempor Kebumen” menunjukkan

bahwa intervensi pijat Woolwich dan Endorphine dapat meningkatkan

pelepasan hormon endorphine (memberikan rasa nyaman dan tenang) dan

hormon oksitosin, sehingga pijat endorphine diberikan pada ibu postpartum

dapat memberikan rasa tenang dan nyaman selama masa laktasi sehingga
45

meningkatkan respon hipofisis posterior untuk memproduksi hormon oksitosin

yang dapat meningkatkan let down reflex. Hasil penelitian ini menunjukkan ada

pengaruh antara kadar hormon prolaktin pada ibu postpartum primipara setelah

diberikan kombinasi metode pijat woolwich dan endorphine, setelah dilakukan

intervensi tersebut volume ASI ibu postpartum yang diberikan intervensi lebih

besar nilainya dibandingkan pada ibu postpartum yang tidak dilakukan

intervensi.

Menurut penelitian Hadriani, Rahma Hadati (2019) dengan judul

penelitian “Efektivitas Pijat Oksitosin Dan Breast Care Pada Ibu Bersalin

Terhadap Pengeluaran ASI Di Puskesmas Kamonji” menunjukan bahwa

intervensi Pijat Oksitosin Dan Breast Care memiliki Refleks Pengeluaran ASI

terjadi karena sel otot halus disekitar kelenjar payudara mengerut sehingga

memeras ASI untuk keluar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Pengeluaran ASI antara ibu yang diberikan pijat oksitosin dan breast care,

dimana ibu yang diberikan breast care berpeluang 2,55 kali lebih cepat

mengeluarkan ASI daripada ibu yang diberikan pijat oksitosin.

Menurut penelitian Heny Kudadiri (2018) dengan judul penelitian

“Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Peningkatan Produksi Asi Pada Ibu Post

Partum Di Klinik Kurnia Kecamatan Fakultas Farmasi Dan Kesehatan Institut

Kesehatan Helvetia Medan Denai” menunjukan bahwa intervensi pijat

oksitosin terhadap peningkatan produksi ASI ibu merasa rileks dan kelelahan

setelah melahirkan akan berkurang, membantu merangsang pengeluaran

hormon oksitosin atau refleks let down, serta untuk memberikan kenyamanan
46

pada ibu,mengurangi bengkak pada payudara (engorgement), mengurangi

sumbatan ASI, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh pada pijat oksitoksin, setelah

dilakukan intervensi pijat oksitoksin pada ibu post partum menghasilkan

produksi ASI yang meningkat.

Menurut penelitian Catur Wulandari (2018) dengan judul penelitian

“Hubungan Perawatan Payudara Pada Ibu Postpartum Dengan Kelancaran

Pengeluaran Asi Di Desa Galak Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo”

menunjukan bahwa intervensi pada perawatan payudara melancarkan reflek

pengeluaran ASI, dan juga merupakan cara efektif meningkatkan volume ASI,

serta mencegah bendungan pada payudara. Hasil penelitian menunjukan bahwa

adanya pengaruh perawatan payudara terhadap pengeluaran volume ASI.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Breast Care mampu

meningkatkan volume produksi ASI pada ibu post partum. Hal ini dilihat dari

intervensi yang dilakukan, seperti mengatur posisi, pijatan yang diberikan, serta

mengkompres puting dan payudara yang dilakukan pada pagi hari secara rutin.

Selain itu, Breast Care mampu memberikan manfaat mencegah kanker pada

payudara dan payudara bengkak saat menyusui.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pengembangan standar operasional prosedur (SOP)

intervensi Breast Care menggunakan minyak zaitun dengan masalah

keperawatan menyusui tidak efektif setelah dilakukan prosedur Breast Care

antara lain :

1. Mengembangkan standar operasional prosedur (SOP) pengaruh Breast

Care menggunakan minyak zaitun dapat dikembangkan melalui Literature

Review yang dilakukan enam artikel penelitian.

2. Berdasarkan Literature Review yang dilakukan enam artikel penelitian

maka intervensi pada masalah keperawatan menyusui tidak efektif sebagai

pengobatan non farmakologis atau secara alami dapat meningkatkan

volume ASI pada ibu post partum. Intervensi yang aman dan cukup efektif

serta banyak manfaatnya, seperti menjaga bentuk payudara agar tidak

turun, melancarkan peredaran darah, mencegah kanker pada payudara

serta payudara bengkak saat menyusui, merangsang produksi ASI pada ibu

post partum.

47
48

B. Saran

1. Bagi masyarakat

Pengembangan standar operasional prosedur (SOP) pengaruh

Breast Care menggunakan minyak zaitun pada ibu post partum dengan

masalah keperawatan menyusui tidak efektif dapat diaplikasikan kepada

masyarakat.

2. Bagi perkembangan

a. Sebagai acuan atau panduan dalam memberikan intervensi Breast Care

menggunakan minyak zaitun pada ibu post partum untuk

meningkatkan volume produksi ASI saat pengambilan data dan

penelitian.

b. Sebagai salah satu sumber informasi pelaksaan bagi penelitian bidang

keperawatan tentang tindakan Breast Care dengan menggunakan

minyak zaitun untuk meningkatkan volume produksi ASI dimasa yang

akan datang dalam rangka meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi Keperawatan.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan

Pengembangan standar operasional prosedur (SOP) Breast Care

menggunakan minyak zaitun dapat digunakan dalam menangani masalah

keperawatan menyusui tidak efektif pada ibu post partum.


DAFTAR PUSTAKA
Alhadar, F., & Umaternate, I. (2017). Pengaruh perawatan payudara pada Ibu
hamil terhadap peningkatan produksi ASI di wilayah kerja Puskesmas Kota
Kecamatan Kota Ternate Tengah Tahun 2016. Jurnal Riset Kesehatan, 6(1),
7-12.
Amalia, A., Sulistiyowati, S., & Rumiati, Y. (2018). Pemanfaatan Minuman Susu
Kedelai Terhadap Penurunan Disminorea Pada Remaja Putri. Jurnal Riset
Kebidanan Indonesia, 2(2), 52-61.
Anuhgera, D. E., Panjaitan, E. F., Pardede, D. W., Ritonga, N. J., & Damayanti,
D. (2019). Pengeluaran Kolostrum Dengan Pemberian Perawatan Payudara
Dan Endorphin Massage Pada Ibu Post Seksio Sesarea. Jurnal Penelitian
Kebidanan & Kespro, 2(1), 34-40.
Assangadah, P. (2017). Asuhan Keperawatan Dengan Penerapan Teknik
Perawatan Payudara Breast Care Untuk Meningkatkan Produksi Asi Pada
Ibu Menyusui Di Ruang Bougenvile Rsud Dr. Soedirman Kebumen (Doctoral
Dissertation, Stikes Muhammadiyah Gombong).
Aprilianti, A. Asuhan Keperawatan Keluarga Ibu Post Partum pada Ny. F Dan
Ny. S Dengan Masalah Keperawatan Kesiapan Meningkatkan Pemberian
ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas Rogotrunan Kabupaten Lumajang Tahun
2018 (Doctoral dissertation, Fakultas Keperawatan Universitas Jember).
Diana, D. (2018). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Peningkatan Produksi Asi
Pada Ibu Post Partum Di Klinik Niar Tahun 2018 (Doctoral dissertation,
Institut Kesehatan Helvetia).
Fakhiroh, D. (2017). Penggunaan Minyak Zaitun Untuk Mengurangi Striae
Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester Ii Di Bpm Endah Minarni S. St
Kebumen Tahun 2017 (Doctoral dissertation, STIKES Muhammadiyah
Gombong).
Fatmawati, L., Syaiful, Y., & Wulansari, N. A. (2019). Pengaruh Perawatan
Payudara Terhadap Pengeluaran Asi Ibu Post Partum. Journals of Ners
Community, 10(2), 169-184.
Hadriani, H., & Hadati, R. (2019). Efektivitas Pijat Oksitosin Dan Breast Care
Pada Ibu Bersalin Terhadap Pengeluaran ASI Di Puskesmas
Kamonji. Window of Health: Jurnal Kesehatan, 218-230.
Hanifah, N. (2014). Memahami penelitian tindakan kelas: teori dan aplikasinya.
UPI Press.
Hardiana, H. (2016). Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Post Seksio Sesarea
(SC) Hari ke II pada Ny.” M” di RSKDIA Pertiwi Makassar Tahun 2016
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

49
50

Hardiani, R. S. Status Paritas Dan Pekerjaan Ibu Terhadap Pengeluaran Asi Pada
Ibu Menyusui 0-6 Bulan (Parity And Employment Status Towards Breast
Milk Expenditure On Breastfeeding Mother 0-6 Months).
Hartati, M. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dalam Pemberian
Kompres Hangat Payudara Pada Ibu Post Partum Di Puskesmas Pantai
Cermin Kabupaten Langkat Tahun 2017.
Indrasari, N. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Pelaksanaan
Perawatan Payudara. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 12(1), 1-7.
Intan, P. Y., Ratnawati, A., & Olfah, Y. (2019). Penerapan Pijat Oksitosin Ibu
Menyusui Pada Masa Post Partum Di Puskesmas Mlati II (Doctoral
dissertation).
Julianti, E. (2017). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Bayi Umur 0-6
Bulan Secara Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Girisubo Gunungkidul
Yogyakarta.
Kudadiri, H. (2018). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Peningkatan Produksi
Asi Pada Ibu Post Partum Di Klinik Kurnia Kecamatan Medan Denai Tahun
2018 (Doctoral dissertation, Institut Kesehatan Helvetia).
Kusumastuti, K., Qomar, U. L., & Pratiwi, P. (2018). Efektifitas Pijat Oketani
Terhadap Pencegahan Bendungan ASI pada Ibu Postpartum. Proceeding of
The Urecol, 271-277.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, (2016). “Keperawatan Maternitas”.
Diakses ppada tanggal 10 September 2020 pukul 08.18 WIB.
Lisa, U. F., & Ismayucha, N. (2018). Efektivitas Kombinasi Pijat Oksitosin dan
Breast Care terhadap Kelancaran ASI pada Ibu Post Partum Normal. Journal
Of Healthcare Technology And Medicine, 4(2), 147-155.
Lufianti, A. (2010). Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Perawatan Payudara
(Breast Care) Dengan Video Compact Disc (Vcd) Dibanding Dengan
Phantom terhadap Pengetahuan dan Motivasi Belajar (pada Mahasiswa D–
III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An–Nur
Purwodadi) (Doctoral dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).
Maryunani, A. (2015). Asuhan ibu nifas dan asuhan ibu menyusui. Bogor: In
Media.
Nisak, M., & Susanti, E. T. (2019). Breast Care Untuk Mengatasi Menyusui
Inefektif Post Partum. Jurnal Keperawatan Karya Bhakti, 5(1), 1-6.
Nurhanifah, F. (2013). Perbedaan efektivitas massage punggung dan kompres
hangat terhadap peningkatan kelancaran produksi ASI di desa Majang tengah
51

wilayah kerja Puskesmas Pamotan Dampit Malang. Jurnal


Keperawatan, 4(2), 100-108.
Nugraheni, A., & Sumiyarsi, I. (2016). Pengaruh Pendampingan Ibu Postpartum
Terhadap Ketrampilan Perawatan Payudara (Breastcare). Jurnal
Placentum, 4(2).
Nuraini, L. A. (2019). Faktor-Faktor Yang Melatar Belakangi Ibu Dalam
Pemberian Susu Formula Sebelum Usia 6 Bulan (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Malang).
Pulungan, F., & Hartati, M. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Dalam
Pemberian Kompres Hangat Payudara Pada Ibu Post Partum Di Puskesmas
Pantai Cermin Kabupaten Langkat. Jurnal Health Reproductive, 9, 17.
Puspasari, M. K., Taviyanda, D., & Richard, S. D. (2020). Literatur Review:
Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Deteksi
Dini Kanker Payudara Pada Remaja Putri. Jurnal Penelitian Keperawatan,
6(2), 122-131.
Purwoastuti, E., & Walyani, E. S. (2017). Asuhan kebidanan masa nifas dan
menyusui.
Prawita, A. A., & Salima, M. (2018). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas
tentang Perawatan Payudara dengan Pelaksanaan Perawatan Payudara di
Klinik Pratama Niar Medan. Jurnal Bidan Komunitas, 1(3), 133-141.
Rahayu, A. P. (2016). Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas. Deepublish.
Rofingah, H. (2016). Efektifitas Penggunaan Minyak Zaitun Dalam Kombinasi
Pijat Woolwich Dan Endorphin Pada Kelancaran Asi Ibu Nifas Ny. F Umur
19 Tahun Di BPM Djumi Widarti Sampang Sempor Kebumen (Doctoral
dissertation, Stikes Muhammadiyah Gombong).
Rosmita, E. (2017). Penerapan Masase Payudara Dengan Metode Pijat Oketani
Menggunakan Minyak Zaitun Untuk Pencegahan Bendungan Asi Di BPM
Tugirah, Amd. Keb. Di Wonosari, Kebumen (Doctoral dissertation, Stikes
Muhammadiyah Gombong).
RN, A. (2014). Hubungan Frekuensi dan Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian
Bendungan ASI pada Ibu Nifas. KTI D3 Kebidanan.
Sagita, Y. D., & Septiyani, L. (2019). Kualitas Pelayanan Antenatal Care (ANC)
dan Tingkat Kepuasan Ibu Hamil. Wellness And Healthy Magazine, 1(1), 23-
28.
Sari, V. P. U., & Syahda, S. (2020). Pengaruh Pijat Oketani Terhadap Produksi
Asi Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkinang Kota. Jurnal
Doppler, 4(2), 117-123.
52

Sari, L., & Ernawati, S. (2015). Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang
Perawatan Payudara di Klinik Pratama Bina Sehat Kasihan, Bantul,
Yogyakarta. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia, 3(1), 26-32.
Sulaeman, R., Lina, P., & Purnamawati, D. (2019). Pengaruh Pijat Oksitosin
Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Postpartum Primipara. Jurnal Kesehatan
Prima, 13(1), 10-17.
Sutanto, A. V. (2019). Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui: Teori dalam
Praktik Kebidanan Profesional.
Susanti, Y., & Fauziyah, N. (2018). Asuhan Keperawatan pada Ny. S P2a0 Post
Partum Normal dengan Sisa Plasenta Hari Ke-1 Di Ruang Endang Geulis
RSUD Gunung Jati Cirebon. Jurnal Akper Buntet: Jurnal Akademik
Keperawatan Buntet Pesantren Cirebon, 2(1), 55-70
Sholichah, N. (2011). Hubungan perawatan payudara pada ibu postpartum dengan
kelancaran pengeluaran ASI di desa karang duren kecamatan tengaran
kabupaten semarang. Jurnal Komunikasi Kesehatan (Edisi 3), 2(02).
Sholeha, S. N., Sucipto, E., & Izah, N. (2019). Pengaruh Perawatan Payudara
Terhadap Produksi ASI Ibu Nifas. Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, 6(2),
98-106.
Tantinah, I. (2016). Perawatan Payudara Dengan Minyak Zaitun Untuk
Kelancaran Pengeluaran Asi Pada Ny. W Umur 27 Tahun Di Bpm Widi
Utami Puring Kebumen (Doctoral dissertation, Stikes Muhammadiyah
Gombong).
Taqiyah, Y., Sunarti, S., & Rais, N. F. (2019). Pengaruh Perawatan Payudara
Terhadap Bendungan Asi Pada Ibu Post Partum Di Rsia Khadijah I
Makassar. Journal of Islamic Nursing, 4(1), 12-16.
Taqiyah, Y., Sunarti, S., & Rais, N. F. (2019). Pengaruh perawatan payudara
terhadap bendungan asi pada ibu post partum di Rsia Khadijah I Makassar.
Journal of Islamic Nursing, 4(1), 12-16.
Tia Deswita Sari, T. D. S. (2018). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan
Produksi Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja
Puskesmas Plus Mandiangin Kota Bukittinggi Tahun 2018 (Doctoral
dissertation, STIKes Perintis Padang).
Tyas, D. W. (2019). Pengaruh Pijat Punggung dan Memerah ASI Terhadap
Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Sectio Caesarea. Jurnal
Ilmiah Obsgin: Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN: 1979-
3340 e-ISSN: 2685-7987, 11(1).
53

Ulfah, H. R. (2018). Hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan


payudara dengan kejadian bendungan asi pada ibu nifas. Jurnal
Kebidanan, 10(01), 11-16.
Wahyuningsih, H. P. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Wahyuningsih, I. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum Primipara
Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Pemberian Asi Di Ruang
Siti Walidah RSU Muhammadiyah Ponorogo (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Ponorogo).
Wahyuningsih, S. (2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post Partum
Dilengkapi Dengan Panduan Persiapan Praktikum Mahasiswa Keperawatan.
Deepublish.
Warsini, W., Aminingsih, S., & Fahrunnisa, R. A. (2015). Hubungan antara Jenis
Persalinan dengan Keberhasilan ASI Eksklusif di Kecamatan Baki
Kabupaten Sukoharjo. Kosala: Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2).
Wibowo, A., & Rahayuningsih, F. B. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Pengetahuan Tentang Perawatan Payudara Masa Nifas Pada Ibu
Hamil Trimester III Di Puskesmas Pajang Surakarta (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Wijayanti, T., & Setiyaningsih, A. (2016). Efektifitas Breast Care Post Partum
Terhadap Produksi Asi. Jurnal Kebidanan, 8(02).
Wulandari, C. (2018). Hubungan Perawatan Payudara Pada Ibu Postpartum
Dengan Kelancaran Pengeluaran ASI Di Desa Galak Kecamatan Slahung
Kabupaten Ponorogo. Jurnal Delima Harapan, 5(1), 48-54.
Wulan, S., & Gurusinga, R. (2017). Pengaruh Perawatan Payudara (Breast Care)
terhadap Volume ASI pada Ibu Post Partum (Nifas) di RSUD Deli Serdang
Sumut Tahun 2012. Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, 1, 21-24.
Yulia, I. P. (2018). Penerapan Pijat Oksitosin Ibu Menyusui Pada Masa Post
Partum Di Puskesmas Mlati Ii (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta).
Yuliana, M. (2017). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Nifas Dengan Sikap
Dalam Melakukan Perawatan Payudara Di Rumah Sakit Kartika Husada
Kabupaten Kubu Raya Tahun 2017. Jurnal Kebidanan Akbid Panca Bhakti
Pontianak, 7(2).
LAMPIRAN
Lampiran 1

Hasil Uji Plagiarisme


Lampiran 2

Tabel 6.1 Gant Chart Rencana Kegiatan Penulisan

JAN APRIL AGUSTUS OKT


NO KEGIATAN 2020 FEB MARET 2020 MEI JUNI JULI 2020 SEP 2020
24 2020 2020 4 9 2020 2020 2020 22 2020
Pengajuan
1
Judul
Penyusunan
2
Proposal
Pengumpulan
3
Proposal

4 Ujian Proposal
Revisi
5
Proposal
Penyusunan
Hasil
6
Literature
Review
Ujian Hasil
7 Literature
Review
Revisi Hasil
8 Literature
Review
Lampiran 3

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Menjadi Pasrtisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya


telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai
penelitian yang akan dilakukan oleh Dyah Ayu Mutmainah dengan judul
“Analisis Intervensi Breast Care Menggunakan Minyak Zaitun Dalam
Upaya Membantu Memperlancarkan Produksi ASI Pada Ibu Post Partum
Normal di Ruang Kenari Rumah Sakit Pelni Jakarta”.
Nama :
Alamat :
No. Telephone/HP :
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian
ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya
menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan
sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Jakarta, April 2020

Saksi Yang memberikan persetujuan

(.....................) (...............................................)

Penulis

(Dyah Ayu Mutmainah)


Lampiran 4

LEMBAR WAWANCARA

Judul Penelitan: Pengaruh Pemberian Breast Care Menggunakan Minyak


Zaitun Dalam Upaya Membantu Memperlancar Produksi
ASI Pada Ibu Post Partum Normal.

Identitas Responden

Kode Responden :

Nama :

Umur :

Alamat :

Pendidikan Terakhir :

Tidak Sekolah SD SMP

SMA Perguruan Tinggi

Pekerjaan :

Ibu Rumah Tangga PNS

Wiraswasta dan lain-lain

Bagaimana pengeluaran ASI anda pada anak pertama? (jika memiliki anak lebih
dari 1)

Lancar Tidak Lancar


Bagaimana pengeluaran ASI anda saat ini?

Lancar Tidak Lancar

Apakah anda mengkonsumsi obat tradisional untuk memperlancar ASI?

Ya, yaitu

Tidak

Makanan yang dikonsumsi sehari-hari

NO Hari ke- Jadwal Jenis


1. Hari ke 1 Pagi

Siang

Malam

2. Hari ke 2 Pagi

Siang

Malam

3. Hari ke 3 Pagi
Siang

Malam

4. Hari ke 4 Pagi

Siang

Malam

5. Hari ke 5 Pagi

Siang

Malam

6. Hari ke 6 Pagi

Siang
Malam

7. Hari ke 7 Pagi

Siang

Malam
Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI PENGELUARAN ASI SEBELUM DI LAKUKAN


TINDAKAN BREAST CARE

Kode Responden :

No Uraian
Pengeluaran ASI sebelum dilakukannya Breast Care

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7


ASI keluar
tanpa
1.
memencet
payudara
Payudara
terasa
penuh atau
2.
tegang
sebelum
menyusui
ASI segera
setelah
3.
bayi mulai
menyusu
Payudara
terasa
kosong/lem
4.
bek setiap
selesai
menyusui
5. ASI masih
menetes
setelah
menyusui
Setelah
menyusui
bayi akan
6.
tertidur/ten
ang selama
3-4 jam
Bayi buang
air kecil
sekitar 8
kali sehari
dan warna
7.
air kencing
kuning
pucat
seperti
jerami
Feses bayi
8. berwarna
kekuningan
Berat
badan bayi
naik antara
9. 140-200
gram
dalam 1
minggu
Jumlah
Lampiran 6

LEMBAR OBSERVASI PENGELUARAN ASI SETELAH DI LAKUKAN


TINDAKAN BREAST CARE SELAMA 7 HARI

Kode Responden :

No Uraian
Pengeluaran ASI setelah dilakukannya Breast Care

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7


ASI keluar
tanpa
1.
memencet
payudara
Payudara
terasa
penuh atau
2.
tegang
sebelum
menyusui
ASI segera
setelah
3.
bayi mulai
menyusu
Payudara
terasa
kosong/lem
4.
bek setiap
selesai
menyusui
5. ASI masih
menetes
setelah
menyusui
Setelah
menyusui
bayi akan
6.
tertidur/ten
ang selama
3-4 jam
Bayi buang
air kecil
sekitar 8
kali sehari
dan warna
7.
air kencing
kuning
pucat
seperti
jerami
Feses bayi
8. berwarna
kekuningan
Berat
badan bayi
naik antara
9. 140-200
gram
dalam 1
minggu
Jumlah
Keterangan nilai jawaban

0 = Tidak

1 = Ya

Total nilai score:

<3 = Pengeluaran ASI kurang

4 - ≤6 = Pengeluaran ASI cukup

≥7 = Pengeluaran ASI banyak

Anda mungkin juga menyukai