Anda di halaman 1dari 22

MODUL 5

“Skrining Prakonsepsi: Keguguran, Penggunaan


Kontrasepsi Sebelumnya, Dan Haid Tidak Teratur”

SKRINING
PRAKONSEPSI

Dosen Pengajar : Satyawati Sulubara, SST, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
T.A 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skrining Prakonsepsi: Keguguran, Penggunaan Kontrasepsi Sebelumnya, Dan Haid Tidak Teratur

1. Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Pada Pranikah Dan Prakonsepsi


2. Judul : Skrining Prakonsepsi; Keguguran, Penggunaan Kontrasepsi
Sebelumnya, Dan Haid Tidak Teratur
3. Dosen Pengampu : 1) Julietta Hutabarat, SST, M.Keb
2) Satyawati Sulubara, SST, M.Kes
4. Penyusun : 1) Nola Andaria Br Karo P07524421030
2) Putri Elsyanda P07524421031
3) Putri Indah Lestari P07524421032
4) Putri Rahmasari P07524421033
5) Rizka Ayu Fadya P07524421034
6) Sabrina Sari Devi P07524421035

Medan, Januari 2023


Mengetahui,

Ketua Jurusan Sarjana Terapan Kaprodi Jurusan Sarjana Terapan


Kebidanan Medan Kebidanan Medan

Aritha Br Sembiring, SST, M.Kes Yusniar Siregar, SST, M.Kes


NIP. 197002131998032001 NIP. 196707081990032001

ii
VISI MISI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MEDAN

VISI

Menghasilkan lulusan bidan professional dalam asuhan kebidanan komprehensif yang


unggul dalam hypnotherapy kebidanan.

MISI

Untuk mewujudkan visi keilmuan tersebut dirumuskan misi yang akan Dikerjakan
sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pendidikan Kebidanan dengan mengikuti perkembangan IPTEK


kebidanan.
2. Melaksanakan penelitian Kebidanan untuk mengembangkan keilmuan kebidanan.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan prinsip pemberdayaan keluarga.
4. Mengembangkan pelayanan Kebidanan dengan unggulan Hypnotherapy dalam asuhan
kebidanan.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya se-
hingga kami dapat menyelesaikan tugas modul yang berjudul “Skrining Prakonsepsi:
Keguguran, Penggunaan Kontrasepsi Sebelumnya, Dan Haid Tidak Teratur”. Adapun tujuan
dari penulisan dari modul ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Asuhan
Kebidanan Pada Pranikah Dan Prakonsepsi.

Modul ini disusun sebagai referensi dan bahan belajar untuk mahasiswa program
pendidikan Sarjana terapan kebidanan. Penyusun mengucapkan terimakasih atas berbagai
bantuan baik material maupun imateril dan berbagai pihak atas keberhasilan penyusun modul
ini mudah-mudahan modul ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadi media yang
dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan memberikan keterampilan Dasar Kebidanan
bagi mahasiwa program Sarjana Kebidanan.

Medan , Januari 2023

Kelompok 5A

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii

VISI MISI .......................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v

DAFTAR ISI...................................................................................................................... vi

PEDAHULUAN ................................................................................................................ 1

PETUNJUK BELAJAR ................................................................................................... 2

KEGIATAN BELAJAR 1
Skrining Prakonsepsi: Keguguran, Penggunaan Kontrasepsi Sebelumnya, Dan Haid
Tidak Teratur .................................................................................................................... 3
Tujuan Pembelajaran Umum ....................................................................................... 3

Tujuan Pembelajaran Khusus ...................................................................................... 3

Pokok-Pokok Materi .................................................................................................... 3

Uraian Materi ............................................................................................................... 4

Rangkuman .................................................................................................................. 12

Tugas Mandiri .............................................................................................................. 13

Kunci Jawaban ............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

v
PENDAHULUAN

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat memahami materi
tentang “Skrining Prakonsepsi: Keguguran, Penggunaan Kontrasepsi Sebelumnya, Dan Haid
Tidak Teratur”. Modul ini juga memberikan pemahaman bagi mahasiswa dalam memberikan
pelayanan kebidanan untuk menyesuaikan sikap ilmiah dalam etika keilmuan, hubungan antara
ilmu, teknologi, dan kebudayaan.
Sebagai seorang tenaga kesehatan kita perlu memahami secara analitis sikap ilmiah
dalam etika keilmuan, hubungan antara ilmu, teknologi, dan kebudayaan. Karena jika salah
dalam menentukan sikap dalam suatu hal, maka akan berdampak buruk bahkan fatal bagi diri
sendiri maupun orang lain.
Setelah mempelajari modul ini penulis mengharapkan :
• Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan terkait
Asuhan Kebidanan Pada Remaja Dan Perimenopouse (“Skrining Prakonsepsi:
Keguguran, Penggunaan Kontrasepsi Sebelumnya, Dan Haid Tidak Teratur”) serta
pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa
dipertanggung jawabkan dan didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian sehingga
mampu mengaplikasikannya dalam melaksanakan profesi sebagai bidan yang
profesional.
Modul ini terdiri dari 1 kegiatan belajar dan kegiatan belajar sedikit diberikan waktu 60 menit
untuk mempelajarinya.
• KEGIATAN BELAJAR 1 “Skrining Prakonsepsi: Keguguran, Penggunaan
Kontrasepsi Sebelumnya, Dan Haid Tidak Teratur”.

1
PETUNJUK BELAJAR

Sebelum memulai mempelajari modul pembelajaran ini, dianjurkan agar membaca do’a
terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar mendapat keberkatan
ilmu.

1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajar secara global. Tujuan untuk
mengetahui pokok-pokok pikiran yang diuraikan dalam kegiatan belajar.
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokok pikiran dalam materi uraian ini, baca
sekali lagi secara lebih cermat. Membaca secara cermat bertujuan untuk mengetahui
pokok-pokok pikiran dari setiap sub pokok bahasan.
3. Untuk memudahkan anda mencari Kembali hal-hal pentig seperti prinsip dan konsep
essensial, beri tanda pada konsep dan prinsip penting. Kemudian anda cari hubungan
antara konsep tersebut sehingga anda memiliki konsep.
4. Bila anda merasa belum yakin dalam membaca uraian pada kegiatan belajar ini, ulangi
lagi membaca materi kegiatan belajar sekali lagi.
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal yang diberikan pada kegiatan
belajar ini, caranya adalah sebagai berikut ini:
a. Baca soal yang anda kerjakan
b. Analisis materi dalam soal ini dengan menuliskan apa-apa saja yang diketahui
dalam soal ini.
c. Cari permasalahan atau pertanyaan dari soal tersebut
d. Buat kerangka rencana soal tersebut dengan menuliskan konsep yang diperlukan
dan cari hubungan antar konsep tersebut.
e. Tuliskan jasil jawaban anda pada akhir penyelesaian soal.

2
Skrining Prakonsepsi: Keguguran, Penggunaan
Kontrasepsi Sebelumnya, Dan Haid Tidak Teratur

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, anda diharapkan dapat memahami tentang


Skrining Prakonsepsi: Keguguran, Penggunaan Kontrasepsi Sebelumnya, dan Haid Tidak
Teratur.

Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah menyelessaikan kegiatan belajar 1, anda akan mencapai kemampuan untuk :

1. Memahami Skrining Prakonsepsi


2. Memahami aplikasi Skrining Prakonsepsi dalam setting praktik pelayanan kebidanan
3. Memahami tentang Skrining Prakonsepsi: Keguguran, Penggunaan Kontrasepsi
Sebelumnya, Dan Haid Tidak Teratur.

Pokok-Pokok Materi

1. Pengertian Skrining Prakonsepsi


2. Manfaat Skrining Prakonsepsi
3. Definisi Dan Klasifikasi Keguguran (Abortus)
4. Penggunaan Kontrasepsi Sbelumnya
5. Haid Tidak Teratur

3
URAIAN MATERI

A. Pengertian Skrining Prakonsepsi


Skrining pra konsepsi atau disebut juga perawatan prakonsepsi adalah serangkaian
intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi risiko biomedis, perilaku,
dan sosial yang berkaitan dengan kesehatan wanita serta hasil kehamilan nantinya.
Skrining prakonsepsi dilakukan sebagai langkah pertama untuk memastikan kesehatan
calon ibu serta calon anak sedini mungkin, bahkan sebelum proses pembuahan terjadi.
Yang termasuk dalam Perawatan masa prakonsepsi yaitu pada masa sebelum konsepsi dan
masa anatara konsepsi yang dapat dimulai dalam jangka waktu dua tahun sebelum
konsepsi. (Yulizawati et al., 2016 : 13)

B. Manfaat Skrining Prakonsepsi


Manfaat dari skrining prakonsepsi adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi,
mencegah kehamilan tidak diinginkan, mencegah komplikasi dalam kehamilan dan
persalinan, mencegah kelahiran mati, prematur dan bayi dengan berat lahir rendah,
mencegah terjadinya kelahiran cacat, mencegah infeksi pada neonatal, mencegah kejadian
underweight dan stunting sebagai akibat dari masalah nutrisi ibu, mengurangi resiko
diabetes dan penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dan mencegah penularan Human
Immunodeficience Virus dari ibu kejanin. Manfaat lain :
a. Bagi seorang wanita. skriining para nikah tidak hanya sekedar untuk merencanakan
kehamilan, tetapi untuk menjaga dan memilih kebiasaaan untuk hidup schat
b. Bagi seorang laki laki. skrining pra nikah berguna untuk memilih untuk menjaga tetap
sehat dan membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama, dan sebagai mitra
wanita berarti mendorong dan mendukung kesehatan pasangannya dan jika menjadi
seorang ayah, ia akan melindungi anak-anaknya. Jadi kesehatan prakonsepsi adalah
tentang menyediakan diri sendiri dan orang yang Anda cintai dengan masa depan yang
cerah dan sehat.
c. Bagi bayi. skrining pra nikah akan membuat orang tua melaksankan hidup sehat
sebelum dan selama kehamilan sehingga akan melahirkan bayi tanpa cacat atau

4
keadaaan yang tidak normal lainnya dan memeberi kesempatan pada bayi terhadap bayi
untuk memulai kehidupannya dnegan sehat.
d. Bagi keluarga. skrining pra nikah akan menciptakan keluarga yang sehat dan akan
menciptakan kualitas keluarga yang lebig baik dimasa yang akan datang. (Yulizawati et
al., 2016 : 14)

C. Definisi Dan Klasifikasi Keguguran (Abortus)


Beberapa definisi abortus, diantaranya :
a. Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram. (FKUI Kapita Selekta Kedokteran 1,260).
b. Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup
hidup sendiri diluar uterus, belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak
antara 400 – 1.000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. (Eastman)
c. Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dimana proses plasentasi
belum selesai. (Holmer) (Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 209)
d. Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar.
(Obstetri Patologi, Hal : 7)
e. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada
kehamilan atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup di luar kandungan. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, hal : 145)

Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :


1. Kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan
sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
a. Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X
b. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau atau alkohol.
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun
3. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis
4. Kelainan traktus genetalia seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester
kedua) retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.

5
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar
yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.
Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan
kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus desidua secara dalam, jadi hasil
konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan
sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada
plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion
atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati, janin masih
hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus. (Maros and Juniar,
2016 : 45-50)

Manisfestasi Klinis
1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu
badan normal atau meningkat.
3. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi
4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi :
a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium/tidak bau busuk dari vulva
b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup,
ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk
dario ostium.
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan
dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak
nyeri saat porsio dogoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi,
tidak menonjol dan tidak nyeri.

Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus

6
2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.

Klasifikasi
Abortus dapat dibagi atas 2 bagian :
1. Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
2. Abortus Provakotus (induced abortion)
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.
Abortus ini lalu dibagi lagi menjadi :
a. Abortus medisinalis (abortus theraupetica)
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis), biasanya
perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
tidak berdasarkan indikasi medis. (Kementerian Kesehatan RI, 2020)

Jenis-Jenis Abortus

7
1. Abortus iminens, perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa
ada tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat.
2. Abortus insipiens, bila perdarahan diikuuti dengan dilatasi serviks.
3. Abortus inkomplit, bila sudah sebagian jaringan janin dikeluarkan dari uterus. Bila
abortus inkomplit disertai infeksi genetalia disebut abortus infeksiosa
4. Abortus komplit, bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari uterus
5. Missed abortion, kematian janin sebelum 20 minggu.
6. Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan dimana penderita mengalami
keguguran berturu-turut 3 kali atau lebih
7. Abortus infeksiosus dan abortus septik :
Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genital.
Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau
toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum, hal ini sering ditemukan pada
abortus inkompletus, atau abortus buatan, terutama yang kriminalis tanpa
memperhatikan syarat-syarat asepsis dan antisepsis. Bahkan pada keadaan tertentu
dapat terjadi perforasi rahim. (Mochtar, 2018)

D. Penggunaan Kontrasepsi Sebelumnya


Pengalaman memiliki sifat yang sangat berharga bagi setiap individu. Pengalaman dapat
digunakan dan menjadi acuan serta pembelajaran Pengalaman pengguna KB dalam
memakai alat kontrasepsi merupakan hal yang tidak bisa diabaikan, karena sebagian besar
dari keseluruhan pengguna KB yang menggunakan alat kontrasepsi menginginkan hal yang
terbaik dan tanpa ada efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi. (Amran and
Damayanti, 2018 : 61)
Hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara pengalaman KB dengan
pemilihan metode kontrasepsi. Dibuktikan dengan hasil analisis data dengan menggunakan
chi square didapatkan p value 0,010 yang berarti kurang dari signifikansi (α = 0,005)
dengan tingkat kepercayaan 95%.
Mayoritas akseptor KB baru lebih banyak menggunakan Non Metode kontrasepsi
jangka panjang. Hal ini diasumsikan ibu masih dalam fase mencoba.Dengan demikian
apabila terjadi efek samping tidak berlangsung lama. (Amran and Damayanti, 2018 : 61)
Berbeda dengan pengguna MKJP, sebagian besar merupakan akseptor KB lama,
sehingga ibu telah memiliki pengalaman terkait kontrasepsi yang digunakan sebelumnya.
Pengalaman ini menambah pengetahuan ibu sehingga ibu memahami kontrasepsi yang
8
sesuai dengan kondisinya dan alasan inilah yang mendorong ibu untuk yakin menggunakan
kontrasepsi jangka panjang.
Hal ini sesuai dengan teori Hartanto (2015) yang menyatakan bahwa pengalaman KB
dalam menggunakan alat kontrasepsi yang lalu merupakan salah satu faktor dalam
pemilihan metode kontrasepsi. (Amran and Damayanti, 2018 : 62)
Nah, hubungan terhadap penggunaan kontrasepsi sebelumnya dengan skrining
prakonsepsi ialah untuk mengetahui dan mengklasifikasi mengenai kesuburan pasangan
suami istri. Agar tenaga medis yang merencanakan tindakan dan pemeriksaan tidak salah
dalam memberikan asuhan. (Triyana, 2013)

E. Haid Tidak Teratur


Haid tidak teratur disebabkan karena kebiasaan makan yang gemar mengkonsumsi
makanan di luar rumah atau kampus. Biasanya makanan yang dikonsumsi oleh responden
antara lain bakso, mie ayam, cilok, gorengan, pop ice dan minuman bersoda lainnya.
Jajanan yang terlalu sering dan menjadi kebiasaan akan berakibat negatif dan pada
jajanan tersebut belum tentu terjamin kandungan gizinya serta makanan yang tidak higenis
akan menimbulkan berbagai penyakit. Selain itu jajajan tersebut mengandung kandungan
lemak yang cukup tinggi, karena seringkali digoreng menggunakan minyak yang sudah
berungkali dipakai.
Konsumsi makanan berlemak ini dapat mempengaruhi siklus haid pada wanita. Siklus
menstruasi yang normal terjadi berkisar dari 21-35 hari. Siklus ini diatur oleh hormon
reproduksi yang dimiliki wanita, yaitu hormon estrogen dan progesteron. Saat siklus haid
tidak teratur, bisa jadi ada gangguan dengan jumlah hormon di tubuh. (Lestari et al., 2019
: 60)
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa orang yang cenderung kekurangan gizi
akan mengalami siklus haid yang tak teratur. Pasalnya, ketersediaan lemak dalam tubuh,
meski dibenci oleh banyak wanita, memegang peranan penting dalam produksi hormon.
Jadi ketika diet ketat hinga mengalami kekurangan gizi, produksi hormon estrogen dan
progesteron jadi terganggu. (Triyana, 2013)
Siklus menstruasi pun jadi berantakan. Kacaunya siklus menstruasi akibat pola makan
yang salah tidak hanya menjadi masalah bagi orang-orang yang kekurangan gizi. Wanita
yang terlalu gemuk atau obesitas juga dapat mengalami gangguan menstruasi. Pasalnya,
semakin banyak penumpukan lemak dalam tubuh, tubuh jadi makin kebingungan untuk

9
mengatur produksi hormon estrogen, akhirnya jumlah hormon tersebut menjadi tidak
normal.
Beberapa faktor juga dapar mempegaruhi seperti jarang mengkonsumsi buah dan
sayur, sehingga mereka kekurangan vitamin C. Kekuranganvitamin C dapat menghambat
proses absorpsi besi, padahal absorpsi besi yang efektif dan efisien memerlukan suasana
asam dan adanya reduktor, seperti vitamin C. Vitamin C dapat menghambat pembentukan
hemosiderin yang diimobilisasi untuk membebaskan besi jika diperlukan. Vitamin C juga
memiliki peran dalam pemindahan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin hati.
(Lestari et al., 2019 : 61)
Asupan gizi yang tidak ade kuat menyebabkan ketidakteraturan menstruasi pada
kebanyakan remaja putri. Pada status gizi lebih (overweight dan obesity) biasanya
mengalami anovulatory chronic atau menstruasi tidak teratur secara kronis. Karena
cenderung memiliki sel-sel lemak yang berlebih, sehingga memproduksi estrogen yang
berlebih. Sedangkan pada status gizi kurang (underweight) akan terjadi kekurangan berat
badan dan tidak mempunyai cukup sel lemak untuk memproduksi estrogen yang
dibutuhkan untuk ovulasi dan menstruasi sehingga mengakibatkan siklus menstruasi tidak
teratur. (Ogasawara, 2019)
Siklus menstruasi juga dipengaruhi oleh usia, status gizi, keadaan emosi dan massa
lemak tubuh. Stress juga dapat menjadi saah satu faktor penyebab siklus haid tidak teratur.
Sesuai dengan kenyataan yang ada ketika melakukan penelitian, banyak yang mengatakan
jarang melakukan olahraga disebabkan karena stress dengan padatnya jam kuliah dan
banyaknya tugas kuliah. Stress dan menstruasi memang saling berkaitan. Menstruasi yang
terlambat atau tidak teratur bisa saja disebabkan oleh stres, karena stres mengacaukan
hormon-hormon di seluruh tubuh, termasuk hormon sinyal menstruasi yaitu estrogen.
Hormon yang berperan dalam munculnya stres adalah hormon kortisol. Kortisol ini juga
bisa menghambat jalannya ovulasi dalam tubuh.
Dengan menurunnya hormon estrogen untuk ovulasi, menstruasi jadi tertunda. Ketika
stres meningkat, ada kemungkinan periode menstruasi berhenti sementara. Berhentinya
menstruasi sementara ini juga dikenal sebagai amenore sekunder. Menurut Govarest dan
Gregoire, stres yang paling umum dialami oleh mahasiswa ialah stres akademik, yaitu suatu
kondisi atau keadaan individu yang mengalami tekanan sebagai hasil persepsi dan
penilaian mahasiswa yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Hicks
dan Heastie juga menyatakan bahwa mahasiswa sangat rentan mengalami stres akademik
diakibatkan oleh tuntutan dari rutinitas belajar dalam dunia perkuliahan, tuntutan untuk
10
berpikir lebih tinggi dan kritis, kehidupan yang mandiri, serta berperan serta dalam
kehidupan sosial bermasyarakat. (Lestari et al., 2019 : 62)
Devirahma menyatakan bahwa perbedaan panjangnya pola menstruasi antar wanita
biasanya disebabkan karena tidak seimbangnya hormon estrogen, progesteron, LH dan
FSH karena suatu penyakit, status gizi maupun stress.
Oleh karena itu, dalam skrining prakonsepsi ini kasus dengan haid tidak teratur
merupakan masalah penting karena berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan kesuburan
wanita. Maka dari itu dengan adanya skrining prakonsepsi pasangan suami istri dapat
mengetahui masa subur dan kesehatan tubuhnya. (Ogasawara, 2019)

11
RANGKUMAN

Skrining pra konsepsi atau disebut juga perawatan prakonsepsi adalah serangkaian intervensi
yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan sosial yang
berkaitan dengan kesehatan wanita serta hasil kehamilan nantinya. Skrining prakonsepsi
dilakukan sebagai langkah pertama untuk memastikan kesehatan calon ibu serta calon anak
sedini mungkin, bahkan sebelum proses pembuahan terjadi.

Definisi dan klasifikasi keguguranSetiap perempuan hamil dapat mengalami kehamilan


terhenti, baik disengaja maupun tidak. Berakhirnya kehamilan sebelum janin mampu hidup,
yaitu ketika usia kehamilan belum mencapai 20 minggu atau berat janin «<500 gram, baik
secara spontan maupun dinduksi dikenal dengan istilah keguguran (abortus) Berdasarkan
proses terjadinya, keguguran dapat diklasifikasikan menjadi keguguran spontan dan keguguran
diinduksi dan ada macam macam nama keguguran : Keguguran iminens, Keguguran insipiens,
Keguguran inkomplis, Keguguran komplis dan Keguguran missed abortian penggunaan
kontrasepsi sebelumnya Pengalaman memiliki sifat yang sangat berharga bagi setiap individu.
Pengalaman dapat digunakan dan menjadi acuan serta pembelajaran Pengalaman pengguna KB
dalam memakai alat kontrasepsi merupakan hal yang tidak bisa diabaikan, karena sebagian
besar dari keseluruhan pengguna KB yang menggunakan alat kontrasepsi menginginkan hal
yang terbaik dan tanpa ada efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi.

12
TUGAS MANDIRI

1. Preconception care sangat penting untuk meningkatkan kesehatan ibu dan WUS.
dibawah ini tujuan dari preconception of care adalah
a. Mencegah masalah di masa depan untuk ibu dan bayi
b. Perawatan masalah kesehatan sebelum kehamilan
c. Langkah-langkah untuk mengurangi risiko cacat lahir
d. Menemukan dan mengelola masalah
e. Benar semua
2. Pasangan suami istri yang belum memiliki anak sebaiknya periksa ke dokter pada
saat...
a. Usia < 35 tahun, sampai 1 bulan dengan frekuensi senggama teratur tanpa alat
kontrasepsi
b. Usia < 35 tahun, sebelum 6 bulan dengan frekuensi senggama teratur tanpa alat
kontrasepsi
c. Usia < 35 tahun, sampai 1 tahun dengan frekuensi senggama teratur tanpa alat
kontrasepsi
d. Usia > 35 tahun, sebelum 6 bulan dengan frekuensi senggama teratur tanpa alat
kontrasepsi
e. Usia > 35 tahun, sampai 1 tahun dengan frekuensi senggama teratur tanpa alat
kontrasepsi
3. Ny. S baru menikah sekitar 6 bulan memiliki tetangga yang baru saja melahirkan
seorang anak yang cacat, mereka menjadi takut jika hal itu juga menimpanya dan
sang suami. Oleh sebab itu, Ny. S bersama suami datang ke praktik bidan mandiri
untuk berkonsultasi mengetahui hal apa saja yang harus disiapkan sebelum
kehamilan dan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti cacat lahir.Dari
persoalan diatas, merupakan asuhan kebidanan jika ditinjau dari?
a. Tujuan dari asuhan kebidanan prakonsepsi B. Komponen asuhan kebidanan
prakonsepsi.
b. Misi dari asuhan kebidanan prakonsespsi
c. Visi dari asuhan kebidanan prakonsepsi
13
d. BSSD
4. Hiperhipertiroid pada pada masa pra konsepsi akan akan meningkatkan risiko
abortus pada kehamilan. berikut merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
hipertiroid adalah,KECUALI ....
a. Genetik
b. Stress
c. Merokok
d. Kelebihan asupan yodium
e. Kekurangan asupan yodium
5. Perdarahan pada kehamilan muda di mana seluruh hasil konsepsi telah keluar dari
kavum uteri. Seluruh hasil kehamilan telah dilahirkan dengan lengkap. Pada
penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus
sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat di permudah apabila hasil konsepsi dapat
diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap.
Merupakan pengertian dari..
a. Keguguran Diinduksi
b. Keguguran iminens
c. Keguguran insipiens
d. Keguguran komplet
e. Keguguran inkomplit
6. Tujuan dari adanya asuhan prakonsepsi adalah..
a. Menemukan dan mengelola masalah
b. Langkah-langkah mengurangi risiko cacat lahir
c. Mencegah masalah di masa depan untuk ibu dan bayi
d. Perawatan masalah kesehatan sebelum menikah
e. Mengurangi resiko keguguran
7. Apakah ada KB tanpa efek samping?
a. Ada, dua jenis KB suntik, yaitu KB suntik satu bulan dan tiga bulan. KB suntik yang
pertama umumnya tidak menimbulkan efek samping.
b. Tidak ada
c. Ada, satu suntik kb 3bulan
d. Ada, satu suntik kb 1bulan
e. Ada, dua suntik kb1 & 3

14
8. Suntik KB apakah yang cocok untuk ibu menyusui?
a. Suntik kb 1bulan
b. Suntik kb 3bulan
c. IUD
d. Implan
e. Pil
9. Ny. T baru menikah sekitar 6 bulan memiliki tetangga yang baru saja melahirkan
seorang anak yang cacat, mereka menjadi takut jika hal itu juga menimpanya dan
sang suami. Oleh sebab itu, Ny. T bersama suami datang ke praktik bidan mandiri
untuk berkonsultasi mengetahui hal apa saja yang harus disiapkan sebelum
kehamilan dan agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan seperti cacat lahir. Dari
persoalan diatas, merupakan asuhan kebidanan jika ditinjau dari?
a. Tujuan dari asuhan kebidanan prakonsepsi
b. Komponen asuhan kebidanan prakonsepsi
c. Misi dari asuhan kebidanan prakonsespsi
d. Visi dari asuhan kebidanan prakonsepsi
e. BSSD
10. Hiperhipertiroid pada pada masa pra konsepsi akan akan meningkatkan risiko
abortus pada kehamilan. berikut merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
hipertiroid adalah, KECUALI ....
a. Genetik
b. Stress
c. Merokok
d. Kelebihan asupan yodium
e. Kekurangan asupan yodium

15
KUNCI JAWABAN

1. e
2. c
3. a
4. e
5. d
6. a
7. a
8. b
9. a
10. e

16
DAFTAR PUSTAKA

Amran, Y. and Damayanti, R. (2018) ‘Relationship between Changes of Family Flanning


Motivation and Perception of Contraceptives with Replacement Pattern Contraception
Method in West Nusa Tenggara’, Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1). doi:
10.22435/kespro.v9i1.884.59-67.
Dinkes. Profil Kesehatan Bantul 2015; 2016. Available from : http://.dinkes.
Bantulkab.go.id/filestorage/dokumen/2016/08/nar-asi%20profil%202016.pdf.
Kementerian Kesehatan RI (2020) Pedoman nasional asuhan pasca keguguran yang
komprehensif, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Available at:
https://gizikia.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/Pedoman Nasional APK
Komprehensif.pdf.
Lestari, M. et al. (2019) ‘Teratur Pada Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jayapura’,
14(2).
Maros, H. and Juniar, S. (2016) ‘Faktor yang berpengaruh terhadap hubungan seksual pada
masa kehamilan di Puskesmas Kenual Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten Melawi’,
(2009).
Ogasawara M, Shoji K, Kinue K, Tomomi A, Koji A. Are serum progesterone levels predictive
of recurrent miscarriage in future pregnancies, Fertility and Sterility. 2019
Triyana. Panduan Klinis Kehamilan dan Persalinan. Yogyakarta : D-Medika; 2013.
Yulizawati et al. (2016) ‘Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Peer Education Mengenai
Skrining Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Di
Wilayah Kabupaten Agam’, Journal of Midwifery, 1(2).

17

Anda mungkin juga menyukai