Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 10A

Nama Kelompok : Dita Anlistaeni [P07524421009]


Echi Tria Fajadila [P07524421010]
Putri Rahmasari [P07524421033]
Kelas : TK. 3A/Sarjana Terapan Kebidanan
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
Dosen Pengampu : Dodoh Khadijah, SST, M.Ph

KASUS FIKTIF SIMPHISIOLISIS

Ny. ‘VW’ berumur 29 tahun P2A0 post partum hari ke 10 datang ke RSUD Santhi
Mulya dengan keluhan merasakan nyeri hebat pada daerah supra-pubis, tidak mampu duduk
karena nyeri tersebut, kesulitan buang air kecil, dan merasakan sakit yang menjalar ke kaki.
Ny. ‘VW’ melahirkan anak keduanya 10 hari lalu secara spontan di PMB.

Asuhan Kebidanan Pada Ny. ‘VW’ 29 Tahun P2A0 Post Partum


Hari Ke 10 Dengan Simfisiolisis
1. Pengkajian
Tempat Pelayanan : RSUD Santhi Mulya
Tanggal/Jam Pengkajian : 13 Mei 2020/08.45 WITA
Bidan : Bidan ‘D’
No. RM 12350

2. Data Subjektif
a. Identitas
Ibu Ayah
Nama : Ny. ‘VW’ Tn. ‘YA’
Umur : 29 tahun 32 tahun
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Jawa, Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja (IRT) Pegawai Swasta
Alamat Rumah : Jl. Souvenir No. 4 Jl. Souvenir No.4
Nomor Telepon : 085 238 xxx xxx 087 864 xxx xxx
Alamat Tempat Kerja : - -
No. Telepon T. Kerja : - -

b. Keluhan
Ny. 'VW’ datang ke RSUD Santhi Mulya dengan keluhan merasakan nyeri hebat pada
daerah supra-pubis, tidak mampu duduk karena nyeri tersebut, kesulitan buang air
kecil, dan merasakan sakit yang menjalar ke kaki. Ny. ‘VW’ melahirkan anak
keduanya 10 hari lalu secara spontan di PMB.

c. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Sebelumnya

d. Riwayat Persalinan Sekarang


1. Tanggal dan Jam Persalinan : 3 Mei 2020/09.27
2. Tempat Penolong Persalinan : Bidan
3. Komplikasi Pada Kala I : Tidak ada
4. Komplikasi Pada Kala II : Tidak ada
5. Komplikasi Pada Kala III : Tidak ada
6. Komplikasi Pada Kala IV : Tidak ada

e. Riwayat Pernikahan
Status Pernikahan : Sah
Pernikahan Ke 1
Lama Menikah : 3 tahun

f. Riwayat Pemakaian Kontrasepsi


Kontrasepsi : Suntik KB 1 bulan
Lama Pemakaian : 1,5 tahun
Tempat Pelayanan : Puskesmas
Keluhan : Tidak ada
g. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah memiliki penyakit seperti diabetes, hipertensi,
penyakit jantung, dan penyakit menular.

2. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit seperti
diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan penyakit menular.

h. Kebutuhan Biologis
1. Bernapas
Kesulitan Bernapas : Tidak ada
2. Pola Makan
Frekuensi : 3x/hari dengan porsi sedang
Komposisi : Nasi, sayur, tahu, ayam, tempe
Makanan Pantangan : Jamur
3. Pola Minum
Frekuensi/Volume : 7-8 gelas/hari
Jenis : Air mineral
4. Pola Eliminasi
BAK : 5 kali/hari warna kuning cenderung oranye
BAB : 1 kali/hari warna coklat lembek
5. Istirahat dan Tidur : 5 jam/hari sering terbangun karena nyeri
6. Aktivitas : Pekerjaan Rumah
7. Mobilisasi : Duduk sebentar, berdiri sebentar
8. Kebersihan Diri
Mandi : 2x/hari
Menggosok Gigi : 2x/hari
Keramas : 3x/minggu
Membersihkan Kelamin : Saat mandi, setelah BAK dan BAB
Mencuci Tangan : Setelah BAB dan BAK, saat makan
Mengganti Pakaian Dalam : 3x/hari
Mengganti Pembalut : 5x/hari
i. Rasa Nyeri
Afterpain : Ada, skala nyeri 1
Nyeri luka jahitan perineum : Tidak ada Nyeri simfisis : Ada
Nyeri lain yang dirasakan : Ada, nyeri supra-pubis dan nyeri sampai ke kaki

j. Kondisi Psikologis
Perasaan klien saat ini : Cemas
Kemandirian : Memerlukan bantuan
Fase adaptasi psikologi :Taking Hold

k. Sosial
Hubungan dengan suami : Baik
Hubungan dengan anggota keluarga : Baik

l. Rencana
Menyusui secara eksklusif : Iya
Pengasuhan bayi : Sendiri
Pemakaian alat kontrasepsi : Suntik KB
Rencana mulai pemakaian : Setelah bayi berumur 30 hari

m. Pengetahuan
Bahaya masa nifas : Tahu
Cara memeriksa kontraksi : Tahu
Masase fundus uteri : Tahu
Cara menyusui yang benar : Tahu
ASI Eksklusif : Tahu
Cara merawat luka jahitan perineum : Tahu
Senam kegel dan senam nifas :
Tahu
3. Data Objektif (14 Mei 2020/14.05)

a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Lemas

Kesadaran : Compos mentis

TD : 100/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 20x/menit

Suhu : 36,9°C

BB : 57 kg

TB : 160 cm

b. Pemeriksaan Fisik
1. Wajah : Pucat

2. Mata

Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

3. Mulut

Bibir : Pucat

4. Leher

Kelenjar Limfe :

Normal Kelenjar Tiroid

: Normal Vena Jugularis

: Normal

5. Payudara

Bentuk : Simetris

Puting : Menonjol
Lecet pada Puting : Tidak

Ada Pengeluaran : ASI

Kebersihan : Baik

Bengkak : Tidak ada

6. Dada

Bentuk : Simetris

Retraksi : Tidak ada

7. Perut

a. Inspeksi

Bekas luka operasi : Tidak ada

Kandung kemih : Tidak

penuh

b. Palpasi

Tinggi fundus uteri : 2 jari di bawah pusat

Kontraksi uterus : Baik Nyeri tekan : Tidak

ada

8. Ekstremitas bawah

Tungkai : Simetris

Oedema : Tidak

ada Varises : Tidak

ada

c. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi Genetalia

Kebersihan : Baik

Pengeluaran Lokhea : Lokhea Serosa


Hematoma : Tidak ada
Jahitan Perineum : Baik, sudah kering

Luka Perineum : Redness

Tanda infeksi : Tidak

2. Palpasi Genetalia

Simfisis pubis terasa terpisah dan terdapat oedema.

3. Inspeksi Anus

Kondisi Anus : Normal

d. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 10 gr%

Rontgen : Terdapat renggangan pada simfisis pubis

4. Analisis
a. Diagnosis

Ny. ‘VW’ 29 tahun P2A0 postpartum hari ke-10 dengan Simfisiolisis

5. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga mengenai kondisi ibu, ibu dan keluarga
paham.
b. Melakukan kolaborasi dengan tenaga medis dan dokter untuk melakukan pemeriksaan
penunjang, dokter menegakkan diagnosis simfisiolisis.
c. Melakukan pemasangan pelvic belt, ibu bersedia.
d. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antinyeri, ibu diberikan
obat antinyeri bila merasakan sakit dan ibu bersedia mengonsumsinya.
e. Menyarankan ibu untuk bed rest, ibu bersedia.
f. Memberikan konseling suportif mengenai penyakit ibu, ibu paham dan tidak terlihat
cemas lagi.
Penjelasan :

Simphisiolisis adalah kondisi yang jarang terjadi berupa pemisahan atau pemutusan
kedua tulang pelvis pada area simfisis pubis. Beberapa literatur menyebutkan juga
simfisiolisis sebagai symphysis pubis diastasis dan separated symphysis pubis.

Pada kasus simfisiolisis yang dialami oleh Ny. ‘VW’, faktor yang mungkin memicu
terjadinya hal tersebut ada multiparitas serta besar janin yang dilahirkan oleh Ny. ‘VW’
karena dari hasil anamnesa, ini adalah anak ketiga Ny. ‘VW’ yang beratnya cukup besar yaitu
3400 gr.

Dalam menegakkan diagnosis simfisiolisis, terdapat beberapa gejala klinik yang


muncul yaitu nyeri supra-pubis hingga ketidakmampuan menanggung berat badan dan
ketidakmampuan untuk buang air kecil. Selain itu dilakukan pula pemeriksaan penunjang
seperti rontgen untuk mengetahui keadaan simfisis pubis penderita. Dari hasil anamnesis dan
pemeriksaan, didapatkan bahwa Ny. ‘VW’ mengeluh merasakan nyeri hebat di supra-pubis,
tidak mampu duduk karena nyeri tersebut, sulit buang air kecil dan merasakan sakit yang
menjalar ke kaki. Setelah dilakukan pemeriksaan berupa palpasi, didapatkan bahwa terasa
renggangan di daerah simfisis pubis dan ketika hasil pemeriksaan penunjang keluar,
didapatkan bahwa terdapat regangan pada simfisis pubis sehingga ditegakkanlah diagnosis
bahwa Ny. ‘VW’ mengalami simfisiolisis. Terapi konservatif yaitu pemasangan pelvic belt,
bed rest, dan pemberian obat anti nyeri ketika pasien merasakan nyeri dilakukan karena
keadaan simfisiolisis Ny. ‘VW’ belum terlalu berat dengan harapan bahwa selama 6-8 minggu
Ny. ‘VW’ dapat pulih kembali.

Anda mungkin juga menyukai