Ny. ‘VW’ berumur 29 tahun P2A0 post partum hari ke 10 datang ke RSUD Santhi
Mulya dengan keluhan merasakan nyeri hebat pada daerah supra-pubis, tidak mampu duduk
karena nyeri tersebut, kesulitan buang air kecil, dan merasakan sakit yang menjalar ke kaki.
Ny. ‘VW’ melahirkan anak keduanya 10 hari lalu secara spontan di PMB.
2. Data Subjektif
a. Identitas
Ibu Ayah
Nama : Ny. ‘VW’ Tn. ‘YA’
Umur : 29 tahun 32 tahun
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Jawa, Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja (IRT) Pegawai Swasta
Alamat Rumah : Jl. Souvenir No. 4 Jl. Souvenir No.4
Nomor Telepon : 085 238 xxx xxx 087 864 xxx xxx
Alamat Tempat Kerja : - -
No. Telepon T. Kerja : - -
b. Keluhan
Ny. 'VW’ datang ke RSUD Santhi Mulya dengan keluhan merasakan nyeri hebat pada
daerah supra-pubis, tidak mampu duduk karena nyeri tersebut, kesulitan buang air
kecil, dan merasakan sakit yang menjalar ke kaki. Ny. ‘VW’ melahirkan anak
keduanya 10 hari lalu secara spontan di PMB.
e. Riwayat Pernikahan
Status Pernikahan : Sah
Pernikahan Ke 1
Lama Menikah : 3 tahun
h. Kebutuhan Biologis
1. Bernapas
Kesulitan Bernapas : Tidak ada
2. Pola Makan
Frekuensi : 3x/hari dengan porsi sedang
Komposisi : Nasi, sayur, tahu, ayam, tempe
Makanan Pantangan : Jamur
3. Pola Minum
Frekuensi/Volume : 7-8 gelas/hari
Jenis : Air mineral
4. Pola Eliminasi
BAK : 5 kali/hari warna kuning cenderung oranye
BAB : 1 kali/hari warna coklat lembek
5. Istirahat dan Tidur : 5 jam/hari sering terbangun karena nyeri
6. Aktivitas : Pekerjaan Rumah
7. Mobilisasi : Duduk sebentar, berdiri sebentar
8. Kebersihan Diri
Mandi : 2x/hari
Menggosok Gigi : 2x/hari
Keramas : 3x/minggu
Membersihkan Kelamin : Saat mandi, setelah BAK dan BAB
Mencuci Tangan : Setelah BAB dan BAK, saat makan
Mengganti Pakaian Dalam : 3x/hari
Mengganti Pembalut : 5x/hari
i. Rasa Nyeri
Afterpain : Ada, skala nyeri 1
Nyeri luka jahitan perineum : Tidak ada Nyeri simfisis : Ada
Nyeri lain yang dirasakan : Ada, nyeri supra-pubis dan nyeri sampai ke kaki
j. Kondisi Psikologis
Perasaan klien saat ini : Cemas
Kemandirian : Memerlukan bantuan
Fase adaptasi psikologi :Taking Hold
k. Sosial
Hubungan dengan suami : Baik
Hubungan dengan anggota keluarga : Baik
l. Rencana
Menyusui secara eksklusif : Iya
Pengasuhan bayi : Sendiri
Pemakaian alat kontrasepsi : Suntik KB
Rencana mulai pemakaian : Setelah bayi berumur 30 hari
m. Pengetahuan
Bahaya masa nifas : Tahu
Cara memeriksa kontraksi : Tahu
Masase fundus uteri : Tahu
Cara menyusui yang benar : Tahu
ASI Eksklusif : Tahu
Cara merawat luka jahitan perineum : Tahu
Senam kegel dan senam nifas :
Tahu
3. Data Objektif (14 Mei 2020/14.05)
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Lemas
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,9°C
BB : 57 kg
TB : 160 cm
b. Pemeriksaan Fisik
1. Wajah : Pucat
2. Mata
Sklera : Putih
3. Mulut
Bibir : Pucat
4. Leher
Kelenjar Limfe :
: Normal
5. Payudara
Bentuk : Simetris
Puting : Menonjol
Lecet pada Puting : Tidak
Kebersihan : Baik
6. Dada
Bentuk : Simetris
7. Perut
a. Inspeksi
penuh
b. Palpasi
ada
8. Ekstremitas bawah
Tungkai : Simetris
Oedema : Tidak
ada
c. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi Genetalia
Kebersihan : Baik
2. Palpasi Genetalia
3. Inspeksi Anus
d. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 10 gr%
4. Analisis
a. Diagnosis
5. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga mengenai kondisi ibu, ibu dan keluarga
paham.
b. Melakukan kolaborasi dengan tenaga medis dan dokter untuk melakukan pemeriksaan
penunjang, dokter menegakkan diagnosis simfisiolisis.
c. Melakukan pemasangan pelvic belt, ibu bersedia.
d. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antinyeri, ibu diberikan
obat antinyeri bila merasakan sakit dan ibu bersedia mengonsumsinya.
e. Menyarankan ibu untuk bed rest, ibu bersedia.
f. Memberikan konseling suportif mengenai penyakit ibu, ibu paham dan tidak terlihat
cemas lagi.
Penjelasan :
Simphisiolisis adalah kondisi yang jarang terjadi berupa pemisahan atau pemutusan
kedua tulang pelvis pada area simfisis pubis. Beberapa literatur menyebutkan juga
simfisiolisis sebagai symphysis pubis diastasis dan separated symphysis pubis.
Pada kasus simfisiolisis yang dialami oleh Ny. ‘VW’, faktor yang mungkin memicu
terjadinya hal tersebut ada multiparitas serta besar janin yang dilahirkan oleh Ny. ‘VW’
karena dari hasil anamnesa, ini adalah anak ketiga Ny. ‘VW’ yang beratnya cukup besar yaitu
3400 gr.