Anda di halaman 1dari 28

MODUL 5

“Peran Bidan Dalam Mempromosikan Kesehatan Mental


Yang Baik Dan Positif”

Dosen Pengajar : Dr. Samsider Sitorus, SST, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
T.A 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Peran Bidan Dalam Mempromosikan Kesehatan Mental Yang Baik Dan Positif

1. Mata Kuliah : Psikologi Dalam Praktik Kebidanan


2. Judul : Peran Bidan Dalam Mempromosikan Kesehatan Mental Yang Baik
Dan Positif.
3. Dosen Pengampu : 1) Dr. Samsider Sitorus, SST, M.Kes
2) Melva Simatupang, SST, M.Kes
4. Penyusun : 1) Nahda Zaura Muzaini P07524421027
2) Putri Rahmasari P07524421033
3) Rizka Ayu Fadya P07524421034

Medan, Januari 2023

Mengetahui,

Direktur
Poiteknik Kesehatan Kemenkes RI Medan

RR. Sri Arini Winarti Rinawati, SKM, M.Kep


NIP : 197209021992032001

ii
Ketua Jurusan Sarjana Terapan Kaprodi Jurusan Sarjana Terapan
Kebidanan Medan Kebidanan Medan

Aritha Br Sembiring, SST, M.Kes Yusniar Siregar, SST, M.Kes


NIP. 197002131998032001 NIP. 196707081990032001

Dosen Koordinator Matakuliah Dosen Pengembang Matakuliah


Psikologi Dalam Praktek Kebidanan Psikologi Dalam Praktek Kebidanan

Dr. Samsider Sitorus, SST, M.Kes Melva Simatupang, SST, M.Kes


NIP. 197206091992032001 NIP. 196104231986032003

iii
LEMBAR PENGESAHAN

MODUL PEMBELAJARAN

Peruntukan : Mahasiwa Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Medan

Telah disahkan dan dapat di pergunakan bagi kalangan sendiri

Institusi : Potekkes Kemenkes Medan

Nomor Pustaka :-

Medan, Januari 2023


Mengetahui,

Ketua Jurusan Sarjana Terapan Kaprodi Jurusan Sarjana Terapan


Kebidanan Medan Kebidanan Medan

Betty Mangkuji,SST, M.Keb Yusniar Siregar, SST, M.Kes


NIP. 196609101994032001 NIP. 196707081990032001

iv
VISI MISI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MEDAN

VISI

Menghasilkan lulusan bidan professional dalam asuhan kebidanan komprehensif yang


unggul dalam hypnotherapy kebidanan.

MISI

Untuk mewujudkan visi keilmuan tersebut dirumuskan misi yang akan Dikerjakan
sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pendidikan Kebidanan dengan mengikuti perkembangan IPTEK


kebidanan.
2. Melaksanakan penelitian Kebidanan untuk mengembangkan keilmuan kebidanan.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan prinsip pemberdayaan keluarga.
4. Mengembangkan pelayanan Kebidanan dengan unggulan Hypnotherapy dalam asuhan
kebidanan.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya se-
hingga kami dapat menyelesaikan tugas modul yang berjudul “Peran Bidan Dalam
Mempromosikan Kesehatan Mental Yang Baik Dan Positif”’. Adapun tujuan dari penulisan
dari modul ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi Dalam Praktek
Kebidanan.

Modul ini disusun sebagai referensi dan bahan belajar untuk mahasiswa program
pendidikan Sarjana terapan kebidanan. Penyusun mengucapkan terimakasih atas berbagai
bantuan baik material maupun imateril dan berbagai pihak atas keberhasilan penyusun modul
ini mudah-mudahan modul ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadi media yang
dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan memberikan keterampilan Dasar Kebidanan
bagi mahasiwa program Sarjana Kebidanan.

Medan , Januari 2023

Kelompok 5A

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii

VISI MISI .......................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v

DAFTAR ISI...................................................................................................................... vi

PEDAHULUAN ................................................................................................................ 1

PETUNJUK BELAJAR ................................................................................................... 2

KEGIATAN BELAJAR 1
Peran Bidan Dalam Mempromosikan Kesehatan Mental Yang Baik Dan Positif ..... 3
Tujuan Pembelajaran Umum ....................................................................................... 3

Tujuan Pembelajaran Khusus ...................................................................................... 3

Pokok-Pokok Materi .................................................................................................... 3

Uraian Materi ............................................................................................................... 4

Rangkuman .................................................................................................................. 14

Tugas Mandiri .............................................................................................................. 15

Kunci Jawaban ............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 21

vii
PENDAHULUAN

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat memahami materi
tentang “Peran bidan dalam mempromosikan kesehatan mental yang baik atau positif dalam
masa reproduksi & kebijakan asuhan pada perempuan dengan gangguan mental, baik lokal,
nasional, dan internasional”. Modul ini juga memberikan pemahaman bagi mahasiswa dalam
memberikan pelayanan kebidanan untuk menyesuaikan sikap ilmiah dalam etika keilmuan,
hubungan antara ilmu, teknologi, dan kebudayaan.
Sebagai seorang tenaga kesehatan kita perlu memahami secara analitis sikap ilmiah
dalam etika keilmuan, hubungan antara ilmu, teknologi, dan kebudayaan. Karena jika salah
dalam menentukan sikap dalam suatu hal, maka akan berdampak buruk bahkan fatal bagi diri
sendiri maupun orang lain.
Setelah mempelajari modul ini penulis mengharapkan :
• Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan terkait
Psikologi Dalam Praktek Kebidanan (“Peran Bidan Dalam Mempromosikan Kesehatan
Mental Yang Baik Dan Positif”) serta pemberian informasi kebidanan berdasarkan
bukti dari penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan dan didasarkan pada bukti
ilmiah hasil penelitian sehingga mampu mengaplikasikannya dalam melaksanakan
profesi sebagai bidan yang profesional.
Modul ini terdiri dari 1 kegiatan belajar dan kegiatan belajar sedikit diberikan waktu 60 menit
untuk mempelajarinya.
• KEGIATAN BELAJAR 1 “Peran Bidan Dalam Mempromosikan Kesehatan Mental
Yang Baik Dan Positif”.
.

1
PETUNJUK BELAJAR

Sebelum memulai mempelajari modul pembelajaran ini, dianjurkan agar membaca do’a
terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar mendapat keberkatan
ilmu.

1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajar secara global. Tujuan untuk
mengetahui pokok-pokok pikiran yang diuraikan dalam kegiatan belajar.
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokok pikiran dalam materi uraian ini, baca
sekali lagi secara lebih cermat. Membaca secara cermat bertujuan untuk mengetahui
pokok-pokok pikiran dari setiap sub pokok bahasan.
3. Untuk memudahkan anda mencari Kembali hal-hal pentig seperti prinsip dan konsep
essensial, beri tanda pada konsep dan prinsip penting. Kemudian anda cari hubungan
antara konsep tersebut sehingga anda memiliki konsep.
4. Bila anda merasa belum yakin dalam membaca uraian pada kegiatan belajar ini, ulangi
lagi membaca materi kegiatan belajar sekali lagi.
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal yang diberikan pada kegiatan
belajar ini, caranya adalah sebagai berikut ini:
a. Baca soal yang anda kerjakan
b. Analisis materi dalam soal ini dengan menuliskan apa-apa saja yang diketahui
dalam soal ini.
c. Cari permasalahan atau pertanyaan dari soal tersebut
d. Buat kerangka rencana soal tersebut dengan menuliskan konsep yang diperlukan
dan cari hubungan antar konsep tersebut.
e. Tuliskan jasil jawaban anda pada akhir penyelesaian soal.

2
Peran Bidan Dalam Mempromosikan Kesehatan
Mental Yang Baik Dan Positif

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, anda diharapkan dapat memahami tentang


Peran bidan dalam mempromosikan kesehatan mental yang baik dan positif dengan benar.

Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah menyelessaikan kegiatan belajar 1, anda akan mencapai kemampuan untuk :

1. Memahami peran bidan dalam mempromosikan kesehatan mental yang baik dan positif
dalam masa reproduksi
2. Memahami upaya untuk mengatasi kesehatan mental klien
3. Memahami tentang kebijakan pada perempuan dengan gangguan mental, baik lokal,
nasional maupun internasional.

Pokok-Pokok Materi

1. Pengertian Promosi Kesehatan


2. Peran Bidan Dalam Promosi Kesehatan
3. Kesehatan Perempuan
4. Kesehatan Mental
5. Kesehatan Reproduksi
6. Kebijakan Lokal/Nasional Asuhan Pada Perempuan Dengan Gangguan Mental
7. Kebijakan Internasional Asuhan Pada Perempuan Dengan Gangguan Mental

3
URAIAN MATERI

A. Pengertian Promosi Kesehatan


Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus
mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah
atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). (Nesi
Novita, 2012)
Promosi Kesehatan (Health Promotion) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar promosi
kesehatan dapat berjalan secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi
kesehatan bahwa individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran yang pasif
menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu pengelolaan program promosi kesehatan
mulai dari pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan penilaian.
Dan agar promosi kesehatan berjalan secara efektif dan efesien maka pesan harus
sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan / masalah sasaran. Sasaran utama promosi
kesehatan adalah masyarakat khususnya perilaku masyarakat. Karena terbatasnya sumber
daya, akan tidak efektif apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan langsung
dialamatkan kepada masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan sasaran
promosi kesehatan. (Franciska, 2012)

B. Peran Bidan Dalam Promosi Kesehatan


Dalam promosi kesehatan bidan memiliki beberapa peran diantaranya :
1. Peran bidan sebagai advokator
Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/badan organisasi yang di duga
mempunyai pengaruh terhadap keerhasilan suatu program atau kelancaran suatu
kegiatan. Nah, seseorang yang melakukan advokasi disebut sebagai advokator.

4
Bentuk kegiatan advokator :
- Seminar.
- Bidan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya.
- Bidan menyampaikan masalah kesehatan menggunakan media dalam bentuk lisan,
artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat untuk membentuk opini public.
2. Peran Sebagai Edukator
Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan
kebidanan di setiap tatanan pelayanan kesehatan agar mereka mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka. Fungsi bidan sebagai edukator :
- Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan
kebidanan.
- Membina kader dan kelompok masyarakat.
- Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan bidan baru.
3. Peran Sebagai Fasilitator
Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, mengkondisikan iklim
kelompok ang harmonis, serta menfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam
kelompok.
4. Peran Sebagai Motivator
Upaya yang di lakukan bidan sebagai pendamping adalah menyadarkan dan mendorong
kelompok untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat mengembangkan potensinya
untuk memecahkan masalah itu.

C. Kesehatan Perempuan
Kesehatan perempuan merupakan kondisi seorang perempuan dalam keadaan sehat,
sehat jasmani dan rohani. Tanpa cacat mental, tanpa cacat fisik (reproduksi).
Kesehatan pada perempuan dibagi menjadi dua bagian besar, yakni kesehatan mental
dan kesehatan reproduksi. Kesehatan mental berkaitan dengan psikologis atau kejiwaan
seorang perempuan. Kesehatan reproduksi berkaitan dengan sehatnya sistem reproduksi
(fisik) pada perempuan. (Samudra, 2021)
Kesehatan reproduksi perempuan adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial
yang sepenuhnya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek sistem reproduksi
beserta fungsi dan prosesnya (Depkes RI, 201). Cakupan kesehatan reproduksi sebenarnya
sangat luas, meliputi kehidupan manusia sejak lahir sampai mati, termasuk menopause.

5
Sumber : Kesehatan Reproduksi

Kesehatan mental menjadi landasan awal bagi kesehatan fisik (sistem reproduksi)
seorang perempuan. Pada setiap tahap perkembangan manusia ada kriteria kesehatan
mental; Kesehatan mental anak berbeda dengan kesehatan mental remaja dan dewasa.
Dimana kesehatan mental normal pada semua tahap perkembangan. Kesehatan jiwa terdiri
dari menghindari keluhan dan gangguan jiwa berupa neurosis dan psikosis (penyesuaian diri
dengan lingkungan sosial). Orang yang sehat mentalnya tidak begitu mudah terganggu oleh
stresor (penyebab stres). Orang dengan pengobatan mental yang sehat dapat menahan diri
dari ketegangan yang timbul dari diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.
Noto Soedirdjo menyatakan bahwa orang dengan kesehatan jiwa memiliki kemampuan
untuk menahan tekanan dari lingkungannya. Kesehatan mental manusia dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Keduanya saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan
penyakit jiwa, yang dapat menyebabkan gangguan jiwa dan penyakit jiwa.
Kesehatan mental adalah keinginan alami setiap orang secara keseluruhan, tetapi
mencapai kesehatan mental seperti itu tidak mudah. Membutuhkan pembelajaran perilaku,
Pencegahan yang dimulai sejak dini untuk mencapai hasil yang diinginkan manusia. Mereka
membutuhkan pembukaan jiwa manusia atau penelitian langsung atau tidak langsung pada

6
orang yang menderita gangguan mental. Untuk menjangkau orang dalam segala hal, jiwa
yang sehat pada dasarnya diperlukan. Sehingga dapat diciptakan secara normal sesuai
dengan tujuan manusia. (Samudra, 2021)
Kesehatan jiwa adalah keserasian atau keserasian seluruh aspek kejiwaan dan
dikembangkan secara optimal oleh seseorang sehingga individu tersebut dapat menjalani
kehidupan sesuai dengan persyaratan atau nilai-nilai yang berlaku secara individu,
kelompok dan masyarakat pada umumnya. bahwa mereka baik secara mental dan sosial
mereka sehat secara sosial. Ciri perkembangan psikologis remaja :
- Adanya emosi yang meledak-ledak yang sulit dikendalikan,
- Mereka cepat menjadi depresi (sedih, putus asa) kemudian melawan dan memberontak.
Emosi yang tidak terkendali ini disebabkan oleh konflik peran yang disukai remaja. Oleh
karena itu, perkembangan psikologis ini ditekankan pada keadaan emosional remaja.
Keadaan emosi pada masa remaja masih labil karena berkaitan erat dengan keadaan
hormonal.
Kriteria Sehat Jiwa
Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang merasa sehat dan bahagia, mampu
menghadapitantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya (yaitu dapat
berempati dantidak secara apriori bersikap negatif terhadap diri sendiri dan orang lain (N,
2014). Seseorang yang sehat jiwa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Senang terhadap dirinya sendiri.
- Mampu mengatasi situasi.
- Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup.
- Puas dengan kehidupannya sehari-hari.
- Mempunyai harga diri yang wajar.
- Menilai secara realisstis, tidak melebihkan dan tidak pula merendahkan.
2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain.
- Mampu mencintai orang lain.
- Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda.
- Merasa bagian dari suatu kelompok.
3. Mampu memenuhi tuntutan hidup.
- Menetapkan tujuan hidup yang realistis.
- Mampu mengambil keputusan.
- Mampu menerima tanggung jawab.

7
- Mampu merancang masa depane. Dapat menerima ide dan pengalaman baru.
Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan waktu dan usaha untuk mengembangkan dan
membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayi hingga dewasa dalam
berbagai tahapan perkembangan. Pengaruh lingkungan terutama keluarga sangat penting
dalam membina jiwa yang sehat. Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah
penilaian diri yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan
bagaimana cara berpikir, bersikap.
Aspek- Aspek Kesehatan
1. Emosi
Emosi adalah reaksi kompleks yang mengandung tingkatan aktivitas yang tinggi, dan
diikuti perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. Sehat
secara emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya
seperti marah, senang, sedih,takut, benci, bosan.
2. Intelektual
Berhubungan dengan kecerdasan dalam berfikir. Dimana kita mampu untuk berfikir
dalam mengolah informasi dengan baik dan memecahkan masalah yang dihadapi.
3. Sosial
Sehat sosial adalah sehat dalam bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan
sekitar tanpa membedakan bedakan ras, agama, suku, status sosial sehingga dapat hidup
bersama dengan damai.
4. Fisik
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok
manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian
rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan
seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
5. Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan memiliki
arti penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat
pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu
dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan
jiwa yang dinamis dan tidak monoton. (N, 2014)

8
Peran bidan dalam promosi kesehatan Reproduksi
Untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi dilakukan
tindakan advokasi. Upaya-upaya advokasi dapat difokuskan untuk membuat perubahan di
tingkat lokal, daerah, atau nasional dengan menargetkan penerimaan informasi dan
pelayanan kesehatan reproduksi yaitu bagi para remaja, karena masa tersebut disebut
sebagai masa reproduksi, dimana masa tersebut disebut masa pubertas yang dimana
pada masa ini telah tercapai kematangan seksual yaitu sistem reproduksi telah mampu
membuat sel-sel kelamin (gamet). Pada masa ini banyak terjadi perubahan baik dalam hal
fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan tersebut dapat mengganggu batin remaja.
Kondisi ini menyebabkan remaja dalam kondisi rawan dalam menjalani proses pertumbuhan
dan perkembangannya. Kondisi ini juga diperberat dengan adanya globalisasi yang ditandai
dengan makin derasnya arus informasi (Depkes RI, 2007).
Premenstrual Syndrome (PMS) menjadi istilah yang sudah tidak asing bagi perempuan.
PMS merupakan gejala fisik dan emosional yang terjadi pada satu hingga dua minggu
sebelum dimulainya setiap periode menstruasi. Gejala PMS memengaruhi setiap perempuan
secara berbeda di mana terdapat lebih dari 200 gejala berbeda yang dikaitkan dengan PMS.
Gejala emosional dan non-spesifik yang umum termasuk stres, kecemasan, kesulitan
tidur, sakit kepala, perasaan lelah, perubahan suasana hati, serta perubahan minat pada
aktivitas seksual. Sedangkan gejala fisik di antaranya termasuk kembung, nyeri punggung
bawah, kram perut, sembelit ataupun diare, pembengkakan atau nyeri pada payudara,
timbulnya jerawat siklik, dan nyeri sendi atau otot.
Diperkirakan 75% perempuan yang sedang menstruasi mengalami PMS. Namun
perempuan dengan gangguan kesehatan mental seperti depresi atau gangguan kecemasan
memiliki kemungkinan mengalami gejala PMS yang lebih buruk.
Sedangkan Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) adalah kondisi yang hampir
memilki kesamaan dengan PMS namun dengan gejala yang lebih parah, termasuk depresi
berat, mudah tersinggung, dan tegang. PMDD sendiri diperkirakan terjadi pada 3-8%
perempuan yang sedang mengalami menstruasi dan lebih sering terjadi pada perempuan
dengan gangguan kecemasan atau depresi. Ide atau upaya bunuh diri menjadi gejala PMDD
yang paling mengkhawatirkan. Menurut International Association for Premenstrual
Disorders, diperkirakan 15% wanita dengan PMDD akan mencoba bunuh diri seumur hidup
mereka. Sehingga sejak tahun 2013 Premenstrual Dysphoric Disorder telah menjadi salah
satu diganosis kesehatan mental dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders.
9
Berdasarkan hasil penelitian Cleveland Clinic, diketahui terdapat hubungan PMDD dan
kadar serotonin yang rendah. Serotonin sendiri merupakan zat kimia di otak yang membantu
mengirimkan sinyal saraf. Perubahan kadar serotonin berhubungan dengan terjadinya
PMDD karena serotonin juga berperan dalam mengontrol suasana hati, tidur, dan nyeri.
Di sisi lain stres menghambat menstruasi. Bagai dua permasalahan yang memiliki
hubungan timbal balik, selain kondisi PMS dan PMDD yang berdampak pada kesehatan
mental perempuan, kondisi kesehatan mental juga memengaruhi kesehatan reproduksi
perempuan, salah satunya terkait siklus menstruasi. Sebagian perempuan mengalami
permasalahan keterlambatan dan kesulitan menstruasi saat kondisi kesehatan mental sedang
tidak stabil yang mungkin terjadi akibat banyaknya stressor yang sedang dihadapi.
Kondisi tersebut terjadi berhubungan dengan terjadinya peningkatan hormon kortisol.
Hormon kortisol sendiri terutama bertanggung jawab atas perubahan siklus menstruasi saat
perempuan mengalami stres. Saat mengalami stres kadar hormon kortisol akan meningkat,
selanjutnya sebagai respon hipotalamus, organ di otak yang berperan penting dalam
mengatur sistem reproduksi, berhenti mengirim sinyal ke ovarium untuk melakukan
tugasnya. Tanpa adanya sinyal tersebut proses ovulasi tertunda atau bahkan berhenti sama
sekali yang menyebabkan menstruasi terlambat atau bahkan tidak menstruasi sama sekali.
Studi menunjukkan perempuan dengan gangguan kecemasan cenderung memiliki
siklus menstruasi yang lebih pendek (lebih pendek dari 24 hari). Kondisi di mana siklus
menstruasi yang tidak teratur juga terkait dengan beberapa kondisi gangguan kesehatan
mental seperti eating disorder, depresi, serta bipolar disorder.
Kesehatan mental selama kehamilan. Mengutip artikel berjudul Reproductive Health
and Mental Health oleh womenhealth.gov, depresi merupakan kondisi kesehatan mental
yang paling umum terjadi selama kehamilan. Kabar buruknya perempuan yang mengalami
depresi saat hamil memiliki risiko lebih besar mengalami depresi setelah melahirkan, yang
disebut postpartum depression.
Selanjutnya perempuan dengan eating disorder juga memiliki risiko mengalami
kekambuhan selama kehamilan yang dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur
(lahir sebelum 37 minggu kehamilan), serta melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah.
Kesehatan mental dan perimenopause. Transisi awal menuju menopause saat
perempuan masih mengalami menstruasi disebut perimenopause. Selama perimenopause,
beberapa perempuan mulai merasakan gejala seperti panas luar biasa dan berkeringat, sulit
tidur, dan perubahan suasana hati. Sedangkan saat mendekati periode menopause,
10
perempuan mungkin mengalami gejala lain, seperti nyeri saat berhubungan seks, masalah
buang air kecil, dan menstruasi yang tidak teratur. Perubahan-perubahan ini tentu
menjadi stressor bagi perempuan.
Perempuan dengan depresi lebih mungkin mengalami perimenopause lebih awal
daripada perempuan lain. Menurut studi hal ini dikarenakan perempuan dengan depresi
memiliki kadar estrogen yang lebih rendah. Di mana estrogen merupakan hormon
penting yang mengatur siklus menstruasi yaitu mengendalikan pertumbuhan lapisan rahim
selama awal siklus menstruasi.
❖ Program-program kesehatan reproduksi
Program-program kesehatan reproduksi cenderung akan mencapai keberhasilan
maksimal jika program-program tersebut :
- Secara akurat mengidentifikasi dan memahami kelompok yang akan dilayani.
- Melibatkan masyarakat yang menjadi sasaran dalam perencananan program.
- Bekerjasama dengan para pemuka masyarakat.
- Melepaskan hambatan hambatan kebijakan dan mengubah pra anggapan para pemberi
layanan.
- Membantu melatih keterampilan interpersonal untuk menghindari resiko.
- Menghubungkan informasi dan saran dengan pelayanan.
- Memberikan informasi mengenai HIV & PMS di kalangan remaja, kehamilan dini ,
pendidikan seks bebasis sekolah dan memberikan pelayanan klinik bagi remaja.

Oleh karena itu, diperlukan peran bidan dalam melakukan promosi kesehatan. Promosi
kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol atas
kesehatan mereka dan determinannya dan dengan demikian meningkatkan kesehatan
mereka. Definisi ini tertuang dalam Bangkok Charter for Health Promotion in a Global
World yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2005.
Dengan ini bidan berupaya membangun keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan
tidak dapat dipisahkan. Bidan berada di garis depan dalam membangun keluarga kaya dalam
hal kesehatan dan bentuk pemberdayaan lainnya.
Bidan menempati posisi yang strategis karena di tingkat desa seringkali merupakan
kelompok profesi yang jarang tumpang tindih. Hampir tidak siap untuk berperang,
masyarakat Indonesia dan keluarga di desa-desa menghadapi ledakan besar pemuda. Bidan
dapat berperan sangat penting dalam membantu keluarga Indonesia menumbuhkan dan

11
mengembangkan anak dan remajanya sehingga dapat membangun diri dan nusa
bangsannya.

D. Kebijakan Asuhan Pada Perempuan Dengan Gangguan Mental


1. Kebijakan Kesehatan Jiwa di Indonesia (Lokal/Nasional)
Kesehatan jiwa di Indonesia selama ini relatif terabaikan, padahal penurunan
produktivitas akibat gangguan kesehatan jiwa terbukti berdampak nyata pada
perekonomian. Di Indonesia, jumlah penderita masalah kesehatan jiwa cukup tinggi dan
cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hampir seluruh bagian dari wilayah Indonesia
dan selama beberapa dekade, populasi telah mengalami masa sulit karena konflik,
kemiskinan ataupun bencana alam. Sejumlah besar masyarakat Indonesia mengalami
penderitaan mental yang bervariasi mulai dari tekanan psikologis ringan hingga
gangguan jiwa. Meskipun gangguan jiwa tidak menyebabkan kematian secara
langsung namun akan menyebabkan penderitanya menjadi tidak produktif dan
menimbulkan beban bagi keluarga penderita dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
(Notosoedirjo, 2005).
Renstra Kemenkes 2010-2014 menjelaskan bahwa visi pembangunan kesehatan
Indonesia antara lain menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat,
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas, meningkatkan
surveyor, monitoring dan informasi kesehatan serta meningkatkan pemberdayaan
masyarakat (Depkes, 2010).
Beberapa provinsi di Indonesia telah dibangun rumah sakit jiwa, namun kecenderungan
penderita dengan gangguan jiwa ternyata terus meningkat. Ini menunjukkan bahwa
tuntasnya penanganan kesehatan jiwa tidak hanya ditandai dengan banyaknya rumah
sakit tetapi masih ada faktor lainnya seperti ekonomi, kependudukan, dan pendidikan
yang ikut mempengaruhi.
Indonesia khususnya sejak diterapkannya ilmu kedokteran jiwa modern dan sejak
diberlakukannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, akhirnya
melahirkanTP-KJM (TimPembina, Tim Pengarah, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat) (Depkes, 2010).
Pelayanan kesehatan jiwa di pelayanan primer dapat meningkatkan akses masyarakat
terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan jiwa sehingga dapat segera tertangani.
Beberapa Puskesmas di Indonesia telah berhasil menyelenggarakan pelayanan kesehatan
jiwa dan menjadikannya sebagai program prioritas. Oleh karena itu beberapa narasumber
12
dalam seminar ini bukan para ahli dari universitas atau ahli kesehatan jiwa (Keswa) tapi
mereka adalah para praktisi kesehatan dan masyarakat yang telah berhasil
menyelenggarakan pelayanan Keswa di Puskesmas, salah satunya seorang bidan.
2. Kebijakan Kesehatan Jiwa Internasional
Prevalensi gangguan mental di negara AmerikaSerikat (6%-9%), Brazil (22.7%), Chili
(26.7%),dan Pakistan (28.8%) (WHO,2003). Upaya untuk meningkatkan kesehatan jiwa,
mencegah dan mengatasi gangguan jiwa merupakan 3 poin yang dijadikan fokus utama
dalam rangka mengurangi naiknya beban, ketidakmampuan maupun kematian yang
muncul sebagai akibat dari adanya gangguan mental.
Tiga fokus utama tersebut, dapat diaplikasikan oleh para klinisi kepada pasien secara
individual, dan juga oleh perencana program kesehatan publik untuk target dalam skala
lebih luas. Mengintegrasikan peningkatan, pencegahan, maupun manajemen terkait
masalah kesehatan jiwa akan sangat membantu dalam menghindari kematian,
mengurangi stigma yang melekat pada seseorang dengan gangguan jiwa dan
memperbaiki kondisi perekonomian masyarakat. (WHO, 2002)
Pengabaian kesehatan jiwa ini umumnya disebabkan oleh adanya kebingungan dan
asumsi yang salah dalam memahami konsep kesehatan mental maupun gangguannya
sebagai bagian dari kesehatan general. Hampir di setiap belahan dunia penanganan
gangguan jiwa dipisahkan dari penanganan yang berkaitan dengan kondisi fisik. Bahkan,
upaya untuk menjaga kesehatan jiwa seakan-akan terpisah jauh dari permasalahan dunia
yang sebenarnya, dan parahnya sering kali ditemukan kasus gangguan jiwal yang tidak
ditangani secara semestinya (Walker, Moodie &Herrman, 2004).
Proses pemberian informasi kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan media
promosi. Penerapan promosi kesehatan mental bertujuan sebagai langkah penting dalam
menyampaiakan sebuah dasar pengetahuan yang sering muncul sehingga dapat
digunakan ke dalam bentuk praktek yang efektif dalam sebuah aturan (Barry MM, 2007).
Penelitian promosi kesehatan jiwa yang dilakukan oleh Barry dan Jenkins (2007)
menggambarkan bahwa fakta-fakta penelitian dan pengalaman praktek promosi
kesehatan jiwa menjadi sebuah faktor kunci yang dapat membuat promosi tersebut
berkerja secara sukses. Penelitian tersebut menggambarkan berupa penemuan-
penemuan, penyorotan terhadap efektifitas promosi kesehatan jiwa yang sedang
berlangsung, dan proses identifikasi kondisi yang memungkinkan muncul dalam
penerapan program tersebut.

13
RANGKUMAN

Promosi Kesehatan (Health Promotion) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan
dapat berjalan secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi kesehatan bahwa
individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran yang pasif menunggu tetapi juga
sebagai pelaku maka perlu pengelolaan program promosi kesehatan mulai dari pengkajian,
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan penilaian.
Kesehatan pada perempuan dibagi menjadi dua bagian besar, yakni kesehatan mental dan
kesehatan reproduksi. Kesehatan mental berkaitan dengan psikologis atau kejiwaan seorang
perempuan. Kesehatan reproduksi berkaitan dengan sehatnya sistem reproduksi (fisik) pada
perempuan.
Kesehatan mental menjadi landasan awal bagi kesehatan fisik (sistem reproduksi) seorang
perempuan. Pada setiap tahap perkembangan manusia ada kriteria kesehatan mental;
Kesehatan mental anak berbeda dengan kesehatan mental remaja dan dewasa. Dimana
kesehatan mental normal pada semua tahap perkembangan. Kesehatan jiwa terdiri dari
menghindari keluhan dan gangguan jiwa berupa neurosis dan psikosis (penyesuaian diri dengan
lingkungan sosial). Orang yang sehat mentalnya tidak begitu mudah terganggu oleh stresor
(penyebab stres). Orang dengan pengobatan mental yang sehat dapat menahan diri dari
ketegangan yang timbul dari diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.
Promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol
atas kesehatan mereka dan determinannya dan dengan demikian meningkatkan kesehatan
mereka. Dengan ini bidan berupaya membangun keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak
dapat dipisahkan. Bidan berada di garis depan dalam membangun keluarga kaya dalam hal kesehatan
dan bentuk pemberdayaan lainnya.
Bidan menempati posisi yang strategis karena di tingkat desa seringkali merupakan
kelompok profesi yang jarang tumpang tindih. Hampir tidak siap untuk berperang, masyarakat
Indonesia dan keluarga di desa-desa menghadapi ledakan besar pemuda. Bidan dapat berperan
sangat penting dalam membantu keluarga Indonesia menumbuhkan dan mengembangkan anak
dan remajanya sehingga dapat membangun diri dan nusa bangsannya.

14
TUGAS MANDIRI

1. Proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol atas kesehatan mereka dan
determinannya. Dengan ini bidan berupaya membangun keluarga sejahtera dan
pemberdayaan bidan tidak dapat dipisahkan. Bidan berada di garis depan dalam
membangun keluarga kaya dalam hal kesehatan dan bentuk pemberdayaan lainnya
merupakan pengertian dari….
a. Kesehatan Perempuan
b. Kesehatan Jiwa
c. Promosi Kesehatan
d. Pelayanan Kesehatan
e. Kebijakan Kesehatan
2. Suatu pendekatan kepada seseorang/badan organisasi yang di duga mempunyai pengaruh
terhadap keberhasilan suatu program atau kelancaran suatu kegiatan merupakan peran
bidan sebagai….
a. Edukator
b. Advokator
c. Fasilitator
d. Motivator
e. Pelaksana
3. Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan
kebidanan merupakan fungsi bidan sebagai….
a. Edukator
b. Advokator
c. Fasilitator
d. Motivator
e. Pelaksana
4. Berhubungan dengan kecerdasan dalam berfikir. Dimana kita mampu untuk berfikir dalam
mengolah informasi dengan baik dan memecahkan masalah yang dihadapi termasuk ke
dalam aspek kesehatan….
a. Emosi

15
b. Intelektual
c. Sosial
d. Fisik
e. Spiritual
5. Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang merasa sehat dan bahagia, mampu
menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya. Seseorang
yang sehat jiwa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut….
a. Senang terhadap dirinya sendiri
b. Tidak menetapkan tujuan hidup yang realistis
c. Mempunyai harga diri yang tidak wajar
d. Tidak dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
e. Selalu tidak puas dengan kehidupannya sehari-hari
6. Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal
serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Pengertian promosi
kesehatan menurut….
a. Depkes
b. Masyarakat
c. WHO
d. Kemenkes RI
e. Health Promotion
7. Upaya yang di lakukan bidan sebagai pendamping adalah menyadarkan dan mendorong
kelompok untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat mengembangkan potensinya
untuk memecahkan masalah merupakan peran bidan sebagai….
a. Edukator
b. Advokator
c. Fasilitator
d. Motivator
e. Pelaksana
8. Komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal
maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman
16
rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis
dan tidak monoton, merupakan pengertian dari….
a. Emosi
b. Intelektual
c. Sosial
d. Fisik
e. Spiritual
9. Untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi dilakukan
tindakan advokasi. Upaya-upaya advokasi dapat difokuskan untuk membuat perubahan di
tingkat lokal, daerah, atau nasional dengan menargetkan penerimaan informasi dan
pelayanan kesehatan reproduksi yaitu bagi para remaja, karena masa tersebut disebut
sebagai….
a. Masa Menstruasi
b. Masa Reproduksi
c. Masa Menopause
d. Masa Remaja
e. Masa Subur
10. Reaksi kompleks yang mengandung tingkatan aktivitas yang tinggi, dan diikuti perubahan
dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. Sehat secara emosional
adalah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya seperti marah, senang,
sedih,takut, benci, bosan. Termasuk kedalam aspek kesehatan…
a. Emosi
b. Intelektual
c. Sosial
d. Fisik
e. Spiritual
11. Pengertian promosi kesehatan menurut WHO adalah ....
a. Seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan mewujudkan aspirasi,
mampumemenuhi kebutuhan, mampu mengubah atau beradaptasi dengan lingkungan
b. Memberian pelayanan dan pendidikan kesehatan yang berfokus pada faktor resiko
terjadinya penyakit (host, agent, environment)
c. Proses pemberdayaan rakyat (individu dan masyarakat) yang memungkinkan mereka
mampumengendalikan determinan-determinan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan
17
d. Merupakan investasi utama yang memnberikan dampak pada determinan kesehatan
dan manfaat pada masyarakat
e. Membangun kondisi fundamental dan sumberdaya kesehatan.
12. Apakah yang dimaksud dengan perilaku yang menguntungkan kesehatan dalam pengertian
promosi kesehatan?
a. Perilaku pencegahan dan pemeliharaan kesehatan.
b. Perilaku memilih dan memperbaiki lingkungan.
c. Perilaku penggunaan pelayanan kesehatan.
d. Perilaku yang berkenaan dengan aspek genetika dan kependudukan.
e. Perilaku tidak memilih
13. Dengan promosi kesehatan orang dapat memiliki pengertian yang lebih baik tentang
eksistensi dan perubahan sistem serta cara memanfaatkannya secara efisien & efektif,
termasuk tujuan :
a. Instruksional
b. Operasional
c. Umum
d. Khusus
e. Akhir
14. Misi utama promosi kesehatan ...
a. Enable
b. Mediate
c. Advokat
d. Perilaku Kesehatan
e. Pemberdayaan
15. Yang termasuk tujuan intervensi perilaku dalam promosi kesehatan adalah...
a. Mengurangi perilaku negatif bagi kesehatan.
b. Mencegah meningkatnya perilaku negatif bagi kesehatan
c. Meningkatkan perilaku positif bagi kesehatan
d. Mencegah menurunnya perilaku positif bagi kesehatan
e. Meningkatkan ketidak pedulian
16. Secara umum, tujuan Promosi kesehatan adalah ...
a. Merubah pola hidup seseorang
b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c. Memotivasi masyarakat untuk datang ke pelayanan kesehatan
18
d. Mengubah prilaku individu/masyarakat dibidang kesehatan
e. Menurunkan angka kematian & angka kesakitan
17. Tujuan Promosi Kesehatan secara khusus adalah ...
a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimasyarakat
b. Menolong individu agar mampu secara mandiri/berkelompok mengadakan kegiatan
untuk mencapai tujuan hidup sehat
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana yankes yang ada
d. Mroses memindahkan materi kesehatan kepada seseorang oleh orang lain.
e. Mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat
18. Mendorong kebiasaan berolah raga, merupakan contoh tujuan intervensi perilaku promosi
kesehatan untuk….
a. Mencegah menurunnya perilaku positif bagi kesehatan
b. Meningkatkan perilaku positif bagi kesehatan
c. Mencegah meningkatnya perilaku negatif bagi kesehatan
d. Mengurangi perilaku negatif bagi kesehatan
e. Mencegah perilaku yang menimbulkan penyakit bagi kesehatan
19. Definisi promosi kesehatan menurut Departemen Kesehatan, mengandung hal-hal
berupa….
a. Upaya Peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan faktor kesehatan
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
b. Upaya untuk menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat.
c. Kesesesuaian dengan sosial budaya setempat, didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
d. Berfokus pada faktor resiko terjadinya penyakit (host, agent, environment).
e. Mengendalikan faktor kesehatan melalui pembelajaran
20. Membuat masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan secara mandiri,
dengan menggali seluruh potensi yang ada untuk perbaikan kesehatan, merupakan strategi
... dari promosi kesehatan.
a. Pemberdayaan
b. Mediasi
c. Advokasi
d. Primer
e. Sekunder
19
KUNCI JAWABAN

1. c
2. b
3. a
4. b
5. a
6. c
7. d
8. e
9. b
10. a
11. c
12. e
13. b
14. a
15. e
16. d
17. a
18. b
19. a
20. a

20
DAFTAR PUSTAKA

Barry M M. Generic Principles of Effectice Mental Health Prootion. 2007. International ournalof Mental
Health Promotion Vol: 9. Clifford Beers Foundation.
N, A. (2014) Buku Ajar Psikiatri, Asian Journal of Psychiatry. doi: 10.1016/j.ajp.2013.12.018.
Dines Bhugra, dkk. 2013. ‘What Is Mental health?'. International Journal of Social Psychiatry 59(1) 3–
4
Notosoedirjo, Moeljono & Latipun (2005). Kesehatan Mental. Surabaya:UniversitasMuhammadiah
Malang Press.
https://books.google.co.id/books?id=ZzRxEAAAQBAJ&pg=PA68&hl=id&source=gbs_selecte
d_pages&cad=2#v=twopage&q&f=false
Samudra, B. (2021) ‘Pentingnya Kesehatan Mental dan Reproduksi pada Perempuan’. Jakarta.
UU Republik Indonesia No 18 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa
WHO. 2005. Promoting Mental Health : concepts, emerging evidence, practice:summaryreport.Geneva,
World Health Organization.

21

Anda mungkin juga menyukai