Anda di halaman 1dari 31

MODUL

6
KONSEP
KEBIDANAN
ASUHAN
KEBIDANAN
PADA
PERSALINAN
DAN BBL

OLEH:
OLEH:
Tim Pengajar POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
Kelompok 6 (A)
Konsep PROGRAM STUDY SARJANA TERAPAN
KEBIDANAN MEDAN
kebidanan
T.A 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

MODUL MATAKULIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN

1. Matakuliah : Asuhan Kebidanan pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir


2. Judul Modul : Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Kala II
3. Penyusun Modul : Anggi Putri Rahdahani [P07524421004]
Melinda Christina Manalu [P07524421024]
Nahda Zaura Muzainy [P07524421027]
Naisya Puspa Sari [P07524421028]
Nola Andaria Br Karo [P07524421030]
Putri Rahmasari [P07524421033]
Vanessya Angeliana Putri [P07524421044]
4. Institusi : Poltekkes Kemenkes RI Medan

Medan, 20 Juli 2023

Mengetahui

Dosen Pengampu Ketua Program Studi


Matakuliah Sarjana Terapan Kebidanan Medan

Suryani, SST.,M.Kes Yusniar Siregar, SST.,M.Kes


NIP : NIP :

Ketua Jurusan
Kebidanan Medan

Arihta Br.Sembiring.SST.,M.Kes
NIP : 197002131998032001

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 2


VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MEDAN

VISI:
Menghasilkan lulusan bidan professional dalam asuhan kebidanan komprehensif yang
unggul dalam hypnotherapy kebidanan.

MISI:
1. Menyelenggarakan pendidikan kebidanan dengan mengikuti perkembangan IPTEK
kebidanan.
2. Melaksanakan penelitian kebidanan untuk mengembangkan keilmuan kebidanan.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan prinsip pemberdayaan keluarga.
4. Mengembangkan pelayanan Kebidanan dengan unggulan hypnotherapy dalam asuhan
kebidanan.

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 3


KATA
P
E
N
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
G
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan modul 6 pada matakuliah asuhan
A
kebidanan yang berjudul ‘Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Kala II’. Adapun tujuan
N
dari penulisan dari modul ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas pada matakuliah
T
Asuhan Kebidanan pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir (BBL). Selain itu, modul ini juga
A
bertujuan untuk menambah wawasan tentang materi dari modul 6 ini dikehidupan sehari-
R
hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan
semua, terimakasih atas dukungan dan bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
modul ini dengan tepat waktu. semoga modul ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami.

Kami menyadari modul yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun, kami butuhkan demi kesempurnaan tugas ini.

Medan , 20 Juli 2023

Kelompok 6 (A)

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 4


DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan.......................................................................................................... 2
Visi dan Misi....................................................................................................................... 3
Kata Pengantar.................................................................................................................. 4
Daftar Isi............................................................................................................................. 5
Pendahuluan....................................................................................................................... 6
Petunjuk Belajar................................................................................................................ 7
MODUL 13
Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Kala II..................................................................... 8
Tujuan Pembelajaran Umum........................................................................................... 9
Tujuan Pembelajaran Khusus.......................................................................................... 9
Pokok-Pokok Materi........................................................................................................ 9
Tinjauan Keilmuan..........................................................................................................11
Ringkasan Materi.............................................................................................................24
Tes Formatif....................................................................................................................25
Kunci Jawaban.................................................................................................................31
Daftar Pustaka...................................................................................................................32

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 5


P
E
N
D
AModul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat memahami
H
materi tentang “Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Kala II”. Modul ini juga memberikan
U
pemahaman
L bagi mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk menyesuaikan
sikap U
ilmiah dalam etika keilmuan, hubungan antara ilmu, teknologi, dan kebudayaan.
A
NSebagai seorang tenaga kesehatan kita perlu memahami secara analitis sikap ilmiah
dalam etika keilmuan, hubungan antara ilmu, teknologi, dan kebudayaan. Karena jika salah
dalam menentukan sikap dalam suatu hal, maka akan berdampak buruk bahkan fatal bagi
diri sendiri maupun orang lain.
Setelah mempelajari modul ini penulis mengharapkan :
 Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan terkait
Asuhan Kebidanan pada Kehamilan (“Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Kala
II”) serta pemberian informasi kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang
bisa dipertanggung jawabkan dan didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian
sehingga mampu mengaplikasikannya dalam melaksanakan profesi sebagai bidan
yang profesional.

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 6


P
E
T
U
SebelumNmemulai mempelajari modul pembelajaran ini, dianjurkan agar membaca do’a
J
terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar mendapat keberkatan
U
ilmu.
K
B
1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajar secara global. Tujuan untuk
E
mengetahui
L pokok-pokok pikiran yang diuraikan dalam kegiatan belajar.
A
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokok pikiran dalam materi uraian ini,
J
baca
A sekali lagi secara lebih cermat. Membaca secara cermat bertujuan untuk
R
mengetahui pokok-pokok pikiran dari setiap sub pokok bahasan.
3. Untuk memudahkan anda mencari Kembali hal-hal pentig seperti prinsip dan
konsep essensial, beri tanda pada konsep dan prinsip penting. Kemudian anda cari
hubungan antara konsep tersebut sehingga anda memiliki konsep.
4. Bila anda merasa belum yakin dalam membaca uraian pada kegiatan belajar ini,
ulangi lagi membaca materi kegiatan belajar sekali lagi.
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal yang diberikan pada
kegiatan belajar ini, caranya adalah sebagai berikut ini:
a. Baca soal yang anda kerjakan
b. Analisis materi dalam soal ini dengan menuliskan apa-apa saja yang diketahui
dalam soal ini.
c. Cari permasalahan atau pertanyaan dari soal tersebut
d. Buat kerangka rencana soal tersebut dengan menuliskan konsep yang
diperlukan dan cari hubungan antar konsep tersebut.

Tuliskan jasil jawaban anda pada akhir penyelesaian soal.

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 7


MODUL 6

JUDUL

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA II

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 8


T
U
J
U
A
NTujuan Pembelajaran Umum
P
E
Untuk menjelaskan mengenai Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Kala II (asuhan
M
kebidanan pada persalinan dan bayi baru lahir).
B
E
L
A
Tujuan Pembelajaran Khusus
J
SetelahA menyelessaikan kegiatan belajar, anda akan mencapai kemampuan untuk :
R
1. AMemahami patient safety pada asuhan antenatal.
N
2. Memahami pelaksanaan pencegahan infeksi pada asuhan antenatal.
3. Memahami pentingnya patient safety pada suhan antenatal.

Pokok-Pokok Materi

1. Persalinan Normal Kala II


2. Tanda-Tanda Persalinan
3. Mekanisme Persalinan
4. Adaptasi Asuhan Persalinan Sayang Ibu Kala II

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 9


Modul 6

Kala II persalinan merupakan suatu tahap yang terjadi kelahiran tidak boleh
melampaui 2 jam pada kasus kehamilan primigravida dan 1 jam pada multipara. Jika
terjadi lebih dari 2 jam makan terjadi Partus lama dan berdampak buruk baik pada ibu
maupun pada janin. Pada ibu, partus lama menimbulkan efek berbahaya diantaranya
terdapat kenaikan pada insiden atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi intrapartum,
rupture uteri, kelelahan pada ibu dan syok, sedangkan pada janin dapat menyebabkan
asfiksia, kaput suksedaneum, molase kepala janin, cidera akibat tindakanekstrasi dan
pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran dapat mengakibatkan terinfeksinya cairan
ketuban dan selanjutnya dapat membawa infeksi paru-paru dan infeksi sistemik pada janin
(Veronica, 2020).
Kenyamanan adalah hal tertinggi yang diperhatikan oleh wanita, tetapi karena
tidak mudah menjamin kenyamanan pada kala ini maka posisi yang meminimalkan
ketidaknyamanan dan meningkatkan usaha ibu untuk mengejan dapat diterima. Posisi
dorsal untuk melahirkan tidak direkomendasikan kompresi pada vena kava ibu sehingga
kemungkinan akan menyebabkan hipoksia janin (Rahajeng Siti Nur Rahmawati, 2019).
Asuhan sayang ibu memiliki peran strategis untuk mengurangi stres. Persiapan
persalinan meliputi persiapan fisik, psikologis dan materi. Persiapan fisik merupakan
persiapan yang berhubungan dengan aspek persiapan tubuh untuk mempermudah
persalinan dan laktasi, persiapan psikologis adalah persiapan yang berhubungan dengan
ketahanan mental terhadap rasa takut dan kecemasan serta aspek kognitif tentang
persalinan sedangkan persiapan materi merupakan persiapan ibu dan keluarga untuk
mendukung kelancaran persalinan dari aspek finansial (Nurmala Dewi, 2020).

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 10


TINJA
U
A
A. KONSEP
N PERSALINAN NORMAL
1. Pengertian
K Persalinan Normal

EIPersalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah
L cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara spontan.
Pada
M akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka sampai akhirnya timbul
kontraksi
U kuat secara ritmis sehingga bayi dilahirkan.

APersalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada
N kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin.
Kala II

Kala II persalinan adalah tahap di mana janin dilahirkan. Pada kala II, his menjadi
lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Saat kepala janin sudah
masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasakan
tekanan pada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai
menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak
lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Dengan his dan
kekuatan mengedan maksimal, kepala janin dilahirkan dengan presentasi suboksiput
di bawah simfisis, dahi, muka dan dagu. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi
untuk mengeluarkan badan dan anggota badan bayi.
Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 11
Masih ada banyak perdebatan tentang lama kala II yang tepat dan batas waktu
yang dianggap normal. Batas dan lama tahap persalinan kala II berbeda-beda
tergantung paritasnya. Durasi kala II dapat lebih lama pada wanita yang mendapat
blok epidural dan menyebabkan hilangnya refleks mengedan. Pada Primigravida,
waktu yang dibutuhkan dalam tahap ini adalah 25-57 menit. Rata-rata durasi kala II
yaitu 50 menit.
Pada tahap ini, jika ibu merasa kesepian, sendiri, takut dan cemas, maka ibu
akan mengalami persalinan yang lebih lama dibandingkan dengan jika ibu merasa
percaya diri dan tenang.
2. Sebab-Sebab Persalinan
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang sebab terjadinya persalinan:
a. Teori Penurunan Progesteron
Villi koriales mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen
dan progesterone menurun. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira
1-2 minggu sebelum partus dimulai. Selanjutnya otot rahim menjadi sensitif
terhadap oksitosin. Penurunan kadar progesteron pada tingkat tertentu
menyebabkan otot rahim mulai kontraksi.
b. Teori Oksitosin
Menjelang persalinan, terjadi peningkatan reseptor oksitosin dalam otot
rahim, sehingga mudah terangsang saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan
kontraksi. Diduga bahwa oksitosin dapat meningkatkan pembentukan
prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung terus.
c. Teori Keregangan Otot Rahim
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan
iskemia otot-otot uterus. Hal ini merupakan faktor yang dapat mengganggu
sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Otot rahim
mempunyai kemampuan meregang sampai batas tertentu. Apabila batas tersebut
sudah terlewati, maka akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 12


d. Teori Prostaglandin
Prostaglandin sangat meningkat pada cairan amnion dan desidua dari minggu
ke-15 hingga aterm, dan kadarnya meningkat hingga ke waktu partus.
Diperkirakan terjadinya penurunan progesteron dapat memicu interleukin-1 untuk
dapat melakukan “hidrolisis gliserofosfolipid”, sehingga terjadi pelepasan dari
asam arakidonat menjadi prostaglandin, PGE2 dan PGF2 alfa. Terbukti pula
bahwa saat mulainya persalinan, terdapat penimbunan dalam jumlah besar asam
arakidonat dan prostaglandin dalam cairan amnion.
Di samping itu, terjadi pembentukan prostasiklin dalam miometrium, desidua,
dan korion leave. Prostaglandin dapat melunakkan serviks dan merangsang
kontraksi, bila diberikan dalam bentuk infus, per os, atau secara intravaginal.
e. Teori Janin
Terdapat hubungan hipofisis dan kelenjar suprarenal yang menghasilkan
sinyal kemudian diarahkan kepada maternal sebagai tanda bahwa janin telah siap
lahir. Namun mekanisme ini belum diketahui secara pasti.
f. Teori Berkurangnya Nutrisi
Teori berkurangnya nutrisi pada janin diungkapkan oleh Hippocrates untuk
pertama kalinya. Hasil konsepsi akan segera dikeluarkan bila nutrisi telah
berkurang.
g. Teori Plasenta Menjadi Tua
Plasenta yang semakin tua seiring dengan bertambahnya usia kehamilan akan
menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron sehingga timbul kontraksi
rahim.

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 13


3. Tujuan Persalinan Normal
Tujuan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan
derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi
dan lengkap, tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang dinginkan
(optimal). Melalui pendekatan ini maka setiap intervensi yang diaplikasikan dalam
Asuhan Persalinan Normal (APN) harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang
kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses
persalinan.

B. Tanda-Tanda Persalinan
Ada 3 tanda yang paling utama yaitu:
1. Kontraksi (His)
Ibu terasa kenceng-kenceng sering, teratur dengan nyeri dijalarkan dari pinggang
ke paha.Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon oksitosin yang secara
fisiologis membantu dalam proses pengeluaran janin.
Ada 2 macam kontraksi yang pertama kontraksi palsu (Braxton hicks) dan
kontraksi yang sebenarnya. Pada kontraksi palsu berlangsung sebentar, tidak terlalu
sering dan tidak teratur, semakin lama tidak ada peningkatan kekuatan kontraksi.
Sedangkan kontraksi yang sebenarnya bila ibu hamil merasakan kenceng-kenceng

makin sering, waktunya semakin lama, dan makin kuat terasa, diserta mulas atau
nyeri seperti kram perut. Perut bumil juga terasa kencang. Kontraksi bersifat fundal
recumbent/nyeri yang dirasakan terjadi pada bagian atas atau bagian tengah perut
atas atau puncak kehamilan (fundus), pinggang dan panggul serta perut bagian
bawah. Tidak semua ibu hamil mengalami kontraksi (His) palsu. Kontraksi ini
merupakan hal normal untuk mempersiapkan rahim untuk bersiap mengadapi
persalinan.

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 14


2. Pembukaan serviks, dimana primigravida >1,8cm dan multigravida 2,2 cm
Biasanya pada bumil dengan kehamilan pertama, terjadinya pembukaan ini disertai
nyeri perut. Sedangkan pada kehamilan anak kedua dan selanjutnya, pembukaan
biasanya tanpa diiringi nyeri. Rasa nyeri terjadi karena adanya tekanan panggul saat
kepala janin turun ke area tulang panggul sebagai akibat melunaknya rahim. Untuk
memastikan telah terjadi pembukaan, tenaga medis biasanya akan melakukan
pemeriksaan dalam (vaginal toucher).
3. Pecahnya ketuban dan keluarnya bloody show.
Dalam bahasa medis disebut bloody show karena lendir ini bercampur darah. Itu
terjadi karena pada saat menjelang persalinan terjadi pelunakan, pelebaran, dan
penipisan mulut rahim. Bloody show seperti lendir yang kental dan bercampur
darah. Menjelang persalinan terlihat lendir bercampur darah yang ada di leher rahim
tsb akan keluar sebagai akibat terpisahnya membran selaput yang menegelilingi
janin dan cairan ketuban mulai memisah dari dinding rahim.
Tanda selanjutnya pecahnya ketuban, di dalam selaput ketuban (korioamnion)
yang membungkus janin, terdapat cairan ketuban sebagai bantalan bagi janin agar
terlindungi, bisa bergerak bebas dan terhindar dari trauma luar. Terkadang ibu tidak
sadar saat sudah mengeluarkan cairan ketuban dan terkadang menganggap bahwa
yang keluar adalah air pipisnya.
Cairan ketuban umumnya berwarna bening, tidak berbau, dan akan terus keluar
sampai ibu akan melahirkan. Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir ini bisa terjadi
secara normal namun bias juga karena ibu hamil mengalami trauma, infeksi, atau
bagian ketuban yang tipis (locus minoris) berlubang dan pecah. Setelah ketuban
pecah ibu akan mengalami kontraksi atau nyeri yang lebih intensif.
Terjadinya pecah ketuban merupakan tanda terhubungnya dengan dunia luar dan
membuka potensi kuman/bakteri untuk masuk. Karena itulah harus segera dilakukan

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 15


penanganan dan dalam waktu kurang dari 24 jam bayi harus lahir apabila belum
lahir dalam waktu kurang dari 24 jam maka dilakukan penangana selanjutnya
misalnya caesar.

C. Mekanisme Persalinan
1. Engagement
Engagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan
sedangkan pada multigravida dapat terjadi pada awal persalinan. engagement adalah
peristiwa ketika diameter biparetal (Jarak antara dua paretal) melewati pintu atas
panggul dengan sutura sagitalis melintang atau oblik di dalam jalan lahir dan sedikit
fleksi. Masuknya kepala akan mengalami ksulitan bila saat masuk ke dalam panggu
dengan sutura sgaitalis dalam antero posterior. Jika kepala masuk kedalam pintu
atas panggul dengan sutura sagitalis melintang di jalan lahir, tulang parietal kanan
dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini disebut sinklitismus.
Kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam keadaan dimana
sutura sgaitalis lebih dekat ke promontorium atau ke simfisis maka hal ini disebut
asinklitismus.
2. Penurunan kepala
Dimulai sebelum persalinan/inpartu. Penurunan kepala terjadi bersamaan
dengan mekanisme lainnya. Kekuatan yang mendukung yaitu:
a. Tekanan cairan amnion
b. Tekanan langsung fundus ada bokong
c. Kontraksi otot-otot abdomen
d. Ekstensi dan pelurusan badan janin atau tulang belakang janin
3. Fleksi
a. Gerakan fleksi di sebabkan karena janin terus didorong maju tetapi kepala janin
terlambat oleh serviks, dinding panggul atau dasar panggul

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 16


b. Kepala janin, dengan adanya fleksi maka diameter oksipito frontalis 12 cm
berubah menjadi suboksipito bregmatika 9 cm
c. Posisi dagu bergeser kearah dada janin
d. Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba daripada ubun- ubun
besar.
4. Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
a. Rotasi dalam atau putar paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah janin dari
posisi sebelumnya kearah depan sampai dibawah simpisis. Bila presentasi
belakang kepala dimana bagian terendah janin adalah ubun-ubun kecil maka
ubun-ubun kecil memutar ke depan sampai berada di bawah simpisis.Gerakan ini
adalah upaya kepala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu
bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Rotasi dalam terjadi bersamaan
dengan majunya kepala. Rotasi ini terjadi setelah kepala melewati Hodge III
(setinggi spina) atau setelah didasar panggul. Pada pemeriksaan dalam ubun-
ubun kecil mengarah ke jam 12.
b. Sebab-sebab adanya putar paksi dalam yaitu:
1) Bagian terendah kepala adalah bagian belakang kepala pada letak fleksi.
2) Bagian belakang kepala mencari tahanan yang paling sedikit yang disebelah
depan yaitu hiatus genitalis.
5. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah
ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada
pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk melaluinya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak
nya ke bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke
atas.

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 17


Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah symphysis akan maju karena
kekuatan tersebut di atas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah
berturut- turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan
akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran
disebut hypomochlion.
6. Rotasi luar (putaran paksi luar)
Terjadinya gerakan rotasi luar atau putar paksi luar dipengaruhi oleh faktor-
faktor panggul, sama seperti pada rotasi dalam.
1) Merupakan gerakan memutar ubun-ubun kecil ke arah punggung janin, bagian
belakang kepala berhadapan dengan tuber iskhiadikum kanan atau kiri,
sedangkan muka janin menghadap salah satu paha ibu.
Bila ubun-ubun kecil pada mulanya disebelah kiri maka ubun-ubun kecil akan
berputar kearah kiri, bila pada mulanya ubun-ubun kecil disebelah kanan maka
ubun-ubun kecil berputar ke kanan.
2) Gerakan rotasi luar atau putar paksi luar ini menjadikan diameter biakromial
janain searah dengan diameter anteroposterior pintu bawah panggul, dimana satu
bahu di anterior di belakang simpisis dan bahu yang satunya di bagian posterior
dibelakang perineum.
3) Sutura sagitalis kembali melintang.

Engagemen
t,
Descent,

Internal External Rotation

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 18


Extension Beginning (Rotation complete) External Rotation (Shoulder

Extension Expulsio
Gambar : Mekanisme Persalinan Normal

7. Ekspulsi
Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai hypomochlion
untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah kedua bahu lahir disusul lahirlah
trochanter depan dan belakang sampai lahir janin seluruhnya. Gerakan kelahiran
bahu depan, bahu belakang dan seluruhnya.

D. ASUHAN SAYANG IBU


Kala II adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap serviks sampai
keluarnya bayi. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah:
a. Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya
oleh suami dan anggota keluarga yang lain.

b. Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain:


1) Membantu ibu untuk berganti posisi.
2) Melakukan rangsangan taktil.
3) Memberikan makanandan minuman.
4) Menjadi teman bicara/pendengar yang baik.
5) Memberikan dukungan dan semangat selama persalinan sampai
kelahiran bayinya.
c. Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan & kelahiran – dengan:
1) Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarga.
2) Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan.
3) Melakukan pendampingan selama proses persalinan dan kelahiran.
d. Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan–dengan cara

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 19


memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan kepada ibu.
e. Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan umtuk meneran
dengan cara memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his.
f. Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
g. Memberika rasa aman dan nyaman dengan cara:
1) Mengurangi perasaan tegang.
2) Membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi.
3) Memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan setiap tindakan penolong.
4) Menjawab pertanyaan ibu.
5) Menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya.
6) Memberitahu hasil pemeriksaan.

h. Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu.
i. Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan.

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 20


Gambar: Kehadiran pendamping persalinan pada
persalinan ditolong tenaga kesehatan

R
A
N
G
Kala K
II persalinan adalah tahap di mana janin dilahirkan. Pada kala II, his menjadi
U
lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Saat kepala janin sudah
M
masuk di ruang
A panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,
yang secaraN reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasakan tekanan pada
rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi
lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada waktu his. Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal, kepala
janin dilahirkan dengan presentasi suboksiput di bawah simfisis, dahi, muka dan dagu.

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 21


Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota badan
bayi.
Masih ada banyak perdebatan tentang lama kala II yang tepat dan batas waktu yang
dianggap normal. Batas dan lama tahap persalinan kala II berbeda-beda tergantung
paritasnya. Durasi kala II dapat lebih lama pada wanita yang mendapat blok epidural dan
menyebabkan hilangnya refleks mengedan. Pada Primigravida, waktu yang dibutuhkan
dalam tahap ini adalah 25-57 menit. Rata-rata durasi kala II yaitu 50 menit. Pada tahap
ini, jika ibu merasa kesepian, sendiri, takut dan cemas, maka ibu akan mengalami
persalinan yang lebih lama dibandingkan dengan jika ibu merasa percaya diri dan
tenang.
Asuhan sayang ibu memiliki peran strategis untuk mengurangi stres. Persiapan
persalinan meliputi persiapan fisik, psikologis dan materi. Persiapan fisik merupakan
persiapan yang berhubungan dengan aspek persiapan tubuh untuk mempermudah persalinan
dan laktasi, persiapan psikologis adalah persiapan yang berhubungan dengan ketahanan
mental terhadap rasa takut dan kecemasan serta aspek kognitif tentang persalinan sedangkan
persiapan materi merupakan persiapan ibu dan keluarga untuk mendukung kelancaran
persalinan dari aspek finansial.

TE
ST
FO
R
M
1. Seorang AT
perempuan, 28 tahun, G2P1A0, hamil 12 minggu datang ke TPMB dengan
IF
keluhan pusing. Hasil anamnesis: mudah lelah saat melakukan aktivitas. Hasil
pemeriksaan: TD 100/60 mmHg, N 88 x/menit, S 36,8°C, P 20x/menit, konjungtiva
anemis, HB 9,5 gr/dL. Apakah terapi yang tepat pada kasus tersebut?
a. TabletFe50mg,asamfolat50μg/hari
Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 22
b. Tablet Fe 60 mg, vit B12 2,6 mg, dan vit C 85 mg/hari
c. Tablet Fe 60 mg, asam folat 50 μg, vit B12 1 tablet/hari
d. TabletFe50mg,asamfolat50μg,vitB121tablet/hari
e. Tablet asam folat 50 μg, vit B6 1,8 mg, vit C 85 mg/hari
2. Seorang bayi perempuan, umur 3 minggu dibawa oleh ibunya ke TPMB dengan
keluhan kulit kemerahan. Hasil pemeriksaan: BB 3500 gram, PB 52 cm, S 36,50C, P
60 x/menit, terdapat kemerahan disertai gelembung- gelembung kecil berair pada
badan bayi. Bayi memakai pakaian tebal dan dibedong. Apa penatalaksanaan yang
tepat pada kasus tersebut ?
a. Memberikanbedaktaburpadaareakulitbayi
b. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan kuku tangan bayi
c. Mengoleskan salep antibiotik pada area kulit yang kemerahan
d. Menginformasikan ibu untuk menjaga suhu ruangan tidak panas dan lembab
e. Memberitahu ibu untuk memilih pakaian yang menyerap keringat dan tidak ketat.
3. Seorang perempuan, 25 tahun, G1P0A0, hamil 28 minggu datang ke TPMB dan sudah
mendapatkan imunisasi TT 2x dengan selang waktu 4 minggu. Hasil pemeriksaan: KU
baik, TD 120/80 mmhg, N 80 x/mnt, S 36,7 0C, P 20 x/mnt, TFU 2 jari atas pusat,
punggung kanan, preskep dan belum masuk panggul. Berapa lama waktu perlindungan
pemberian imunisasi pada kasus tersebut ?
a. 1 tahun
b. 3 tahun
c. 5 tahun
d. 10 tahun
e. 25 tahun
4. Seorang perempuan, 25 tahun, G2P1A0, hamil 30 minggu, datang ke TPMB dengan
keluhan sering pusing. Hasil anamnesis: mudah lelah. Hasil pemeriksaan: TD 100/70
mmHg, N 80 x/menit, S 370C, P 20 x/menit, konjungtiva pucat, TFU 30 cm,

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 23


punggung kanan, DJJ 140 x/menit teratur, Hb 10 gr/dL. Apakah diagnosis yang paling
mungkin pada kasus tersebut?
a. Anemia
b. Eklamsia
c. Preeklamsia
d. Kehamilannormal
e. kekurangan energi kronik
5. Seorang perempuan, 25 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan pada tali pusat
bayinya keluar nanah dan berbau busuk. Hasil anamnesis: Ibu melahirkan 5 hari yang
lalu di rumah dengan bantuan dukun, bayi berjenis kelamin laki- laki lahir sponta.
Hasil pemeriksaan: BB 3000 gram, PB 50 cm. Bidan jaga lalu melakukan perawatan
tali pusat pada bayi. Apakah konseling yang tepat diberikan pada kasus tersebut?
a. Imunisasi
b. Perawatan bayi
c. Memandikanbayi
d. Pencegahan infeksi
e. Tanda bahaya pada bayi baru lahir
6. Seorang perempuan, 24 tahun, G1P0A0, hamil 10 minggu, dengan keluhan mual
muntah di pagi hari sejak 1 minggu yang lalu. Hasil anamnesis: tidak nafsu makan.
Hasil pemeriksaan: TD 110/80 mmHg, N, 88 x/menit, S 36,50C, P 20 x/menit, TFU
belum teraba, HCG urin (+). Apakah anjuran yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Makan sering dengan porsi kecil
b. Menghindari makanan yang terasa pedas
c. Menganjurkan makanan tinggi karbohidrat
d. MengkonsumsibuahyangmengandungvitaminC
e. Meningkatkan frekuensi makan makanan berlemak
7. Seorang perempuan, 23 tahun G1P0A0 hamil aterm, TFU 28 cm, sedang melahirkan
di RS. Hasil pemeriksaan: kesadaraan umum compos mentis, keadaan emosional :

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 24


cemas, TD 120/80 mmhg, kontraksi baik, pembukaan 10 cm, Hodge III+, selaput
ketubah pecah, kandung kemih kosong, perempuan tersebut tidak kuat mengejan.
Apakah tindakan bidan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menganjurkanistirahat
b. Menghadirkan suami/ ibu
c. Mengajarkan personal hygine
d. Memberikancairandannutrisi
e. Mengajarkan posisi yang nyaman
8. Pernyataan yang Salah mengenai tujuan dari pasien safety :
a. Mengukur risiko
b. Identifikasi dan pengelolaan risiko terhadap pasien;
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Menghambat solusi
e. Semua benar
9. Standar keselamatan pasien dibawah ini yang benar
a. Hak pasien
b. Kewajiban perawat
c. Tuntutan pemerintah
d. Menambah beban kinerja staff
e. semua benar
10. Sasaran keselamatan pasien yaitu
a. Kealpaan identifikasi pasien
b. Kesalahan lokasi pembedahan
c. Pengurangan resiko infeksi
d. Meningkatnya resiko jatuh
e. semua salah
11. Ny B usia 25 tahun post Sectio Cesar mendapatkan mendapatkan tranfusi darah
manajemen safety yang dilakukan perawat yaitu

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 25


a. Pastikan identifikasi pasien sebut nama dan cocokkan dengan etiket
b. Beri pengaman pada tempat tidur klien
c. Menggunakan jarum ukuran paling kecil
d. Pastikan tepat lokasi tepat prosedur pembedahan
e. Semua benar
12. Nyonya Ani usia 20 tahun post Sectio Caesar mendapatkan transfuse darah.
Manajemen safety yang dilakukan perawat yaitu :
a. Pastikan identifikasi pasien, sebut nama dan cocokkan dengan eket
b. Beri pengaman pada tempat tidur klien
c. Menggunakan jarum ukuran paling kecil
d. Pastikan tepat lokasi tepat prosedur pembedahan
e. Siapkan oksigen apabila pasien nati sesak
13. Sdr Sutono usia 17 tahun setelah dilakukan skin test ternyata alergi penicillin,
manajemen safety yang dilakukan perawat adalah :
a. Tidak memberi obat antibiotik apapun
b. Memberi gelang merah untuk alergi
c. Mencuci tangan untuk mengurangi INOS
d. Melibatkan keluarga dalam pemberian pengobatan
e. Memberitahukan pada keluarga kalau pasien ada alergi obat
14. Pada pelaksanaan kepastian tepat prosedur, tepat lokasi dan tepat pasien pembedahan
perlu dilakukan prosedur verifikasi pemberian penandaan pra bedah, hal ini berguna
untuk menghindari terjadinya :
a. KNC
b. KTD
c. Kejadian sentinel
d. KPC
e. Semua salah

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 26


15. Pada saat memberikan informasi tentang status pasien, perawat harus menampilkan
data sesunguhnya dialami oleh pasien, merupakan prinsip komunikasi efektif .....
a. Tepat Wakyu
b. Akurat
c. Lengkap
d. Jelas
e. Dipahami oleh pihak-pihak terkait
16. Elemen sasaran keselamatan pasien yang mengharuskan RS harus membuat daftar
akronim, simbol, dan penandaan dosis yang tidak boleh digunakan di seluruh bagian
rumah sakit adalah :
a. Read Back
b. Daftar singkatan baku yang tidak boleh digunakan
c. Critical Result Value
d. Hand-off Communications
e. Semua benar

17. Keselamatan pasien adalah memberikan asuhan keperawatan yang aman dan bermutu.
Apakah yang harus diperhatikan oleh perawat sebelum melakukan tindakan
keperawatan ?
a. SOP
b. Advice Dokter
c. Cek Identitas Pasien
d. Keluhan Keluarga Pasien
e. Semua salah
18. Seorang pasien laki-laki umur 35 tahun dengan diagnosa medis (CHF) . Saat dikaji
diperoleh data tekanan darah 70/60 MMHg, N : 125 x/menit ireguler, RR = 30

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 27


X/menit, kesadaran menurun. Keluarga menjadi cemas. Apakah yang harus dilakukan
perawat untuk mengurangi rasa cemas keluarga pasien?
a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur tentang kondisi pasien
saat itu
b. Memberikan informasi secara benar, jujur tentang kondisi pasien setelah kondisi
pasien teratasi.
c. Menunggu dokter untuk memberikan informasi tentang kondisi pasien
d. Memberikan informasi keluarga tidak perlu cemas karena pasien sedang ditangani
oleh ahlinya
e. Semua benar
19. Salah satu peran perawat adalah menjaga kerahasiaan kondisi kesehatan pasien.
Apakah tujuan dari peran perawat tersebut?
a. Memenuhi hak pasien
b. Merupakan kewajiban perawat
c. Mencegah tuntutan keluarga pasien
d. Menambah beban kinerja staff
e. Semua salah
20. Agar keselamatan pasien terlindungi dengan baik, diharapkan Pimpinan mendorong
dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara terintegrasi dalam
organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien” Manakah
standar keselamatan pasien yang sesuai dengan pernyataan di atas?
a. Standar 1 keselamatan pasien
b. Standar 3 keselamatan pasien
c. Standar 5 keselamatan pasien
d. Standar 7 keselamatan pasien
e. Semua benar

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 28


KUNCI JAWABAN

1) C
2) E
3) B
4) A
5) E
6) A

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 29


7) B
8) D
9) A
10) C
11) A
12) A
13) B
14) C
15) B
16) B
17) A
18) A
19) A
20) B

DA
FT
AR
PU
ST
AK
Nurmala ADewi, R. N. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Persiapan Ibu Hamil Trimester II.
Rahajeng Siti Nur Rahmawati. (2019). Persiapan dan Posisi Ibu dalam
Persalinan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Formosa. 1. 155-160.
10.55927/jpmf.v1i2.560.

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 30


Veronica. (2020). Asuhan Kebidnan Persalinan dan bayi Baru Lahir.
Yogyakarta Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Medan Page 31

Anda mungkin juga menyukai