BUKU
Modul Praktek
MATERNITAS 1
P RO GR A M S T UD I S AR JANA ( S 1 ) KE PE R AW ATAN
OTORISASI:
KODE MATA AJAR
BOBOT : 3 SKS SEMESTER GENAP
KS16425
Ka.PRODI S1
KOORDINATOR DEKAN KEPERAWATAN
LIA NURLIANAWATI,
INGGRID DIRGAHAYU,SKP.,MKM RD. SITI JUNDIAH, SKP.,MKEP
SKEP.,NERS.,MKEP
VISI MISI PRODI KEPERAWATAN
Visi
“Program Studi mandiri, unggul dan berdaya saing dalam menghasilkan perawat
profesional yang berbudaya, inovatif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat pada
tahun 2024’
Misi
a. Mengembangkan kelembagaan dalam rangka mewujudkan perguruan tinggi yang mandiri
dengan sistem manajemen mutu terstandarisasi nasional pada tahun 2025 .
b. Membangun dan mengembangkan mutu pendidikan dalam melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi dibidang pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
c. Mengoptimalkan kapasitas sivitas akademika yang kreatif dan inovatif
d. Mewujudkan entrepreneurial prodi yang berperan dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
e. Membangun dan mengembangkan nilai budi pekerti, tingkah laku, kebiasaan positif
selururh civitas akademika
f. Mengoptimalkan kapasitas civitas akademika dalam menciptakan produk, proses dan
sistem baru
Daftar isi
BAB 1 Pendahuluan ..................................................................................
BAB 2 Pemeriksaan Fisik Pre Natal ...........................................................
BAB 3 Pertolongan Persalinan ..................................................................
BAB 4 Pemeriksaan Fisik post Partum ......................................................
BAB 5 Pemeriksaan Fisik BBL ...................................................................
BAB 6 Perawatan Payudara ......................................................................
BAB 7 Pijat Oksitosin .................................................................................
BAB 8 Pemasangan CTG ..........................................................................
Bab 9 Memandikan BBL ............................................................................
1
BAB
D E S I G N B Y M E
Pendahuluan
Ketrampilan akan dukuasai harus melewati 3 tahap: mencoba untuk memahami
ketrampilan itu, berani mencoba untuk pertama kali dan selalu mencoba untuk
selanjutnya.
R eproduksi 2 ini adalah mata pelajaran kelanjutan dari reproduksi 1 yang dalam buku
panduan praktek ini terdiri dari 4 modul yaitu pertolongan persalinan normal,
pemasangan IUD, pemeriksaan pap smear dan perawatan luka post SC. Mahasiswa
sebaiknya bisa megikuti arahan yang ada dan selalu mencoba membaca terlebih dahulu modul ini
sebelum masuk dalam laboratorium,
Pengembangan modul ini dibuat secara sejelas mungkin, namun demikian, silahkan setiap
langkah yang ada selain coba untuk dipahami namum harus di klarifikasi ke dosen yang mengajar
untuk menyamakan persepsi dari langkah langkah yang ada pada module ini.
Peralatan yang diperlukan
Peralatan yang diperlukan dalam setiap procedure sengaja disusun berdasarkan
urutan penggunaan alat, sehingga mahasiswa diharapkan saat mengingat alat
sekalian mengingat urutan procedure yang akan dilakukan.
Tujuan
Tujuan yang dimaksud disini adalah tujuan tindakan ini dilakukan, item tujuan
dimasukkan dalam module ini bukan tanpa maksud, tetapi ini digunakan oleh
perawat saat melakukan penjelasan kepada pasien sebelum tindakan. Jadi
mahasiswa harus benar benar memahami apa tujuan dari setiap tindakan agar
bisa memberikan penjelasan kepada klien untuk menurunkan kecemasan pada diri klien tersebut.
D E S I G N B Y M E
Procedure yang di tampilkan dalam modul ini sudah diupayakan sejelas
mungkin dan disertai dengan berbagai gambar ilustrasi, diharapkan lebih
memudahkan mahasiswa untuk memahaminya.
Untuk selanjutnya, semoga buku module ini bisa bermanfaat untuk melatih
mahasiswa memahami praktek dalam mata kuliah reproduksi 2 ini.
Penulis
2
BAB
D E S I G N B Y M E
Peralatan yang diperlukan
1. Stetoskop
2. Spignomanometer
3. Thermometer
4. Jam tangan
5. Refleks hamer
6. Pengukur tinggi badan
7. Timbangan
8. Metline
9. Tangue spatel
10. Penlight
11. Doptone/Monoaural
12. Benkok
13. Handscoon steril & non steril
14. Kapas/kassa
Tujuan
1. Mencegah atau mendeteksi dini adanya komplikasi kehamilan.
2. Memberikan perlindungan bagi klien yaitu ibu hamil
3. Memberikan kesehatan yang optimal bagi calon ibu dan bayinya
Prosedur
NO PROSEDUR KETERANGAN
1. Anamnesa
Nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama dan alamat.
Maksud pertanyaan tersebut untuk mengetahui status social ekonomi. Umur penting untuk
menentukan prognosis persalinan.
a. Keluhan utama (apa yang diderita)
Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan ataukah ada pengaduan-
pengaduan lainnya yang penting.
b. Tentang haid
I. Menarche
II. Haid teratur atau tidak dan siklus
III. Lamanya haid
IV. Banyaknya darah
V. Sifatnya darah: cair atau berbeku-beku, warnaynya, baunya.
VI. Haid nyeri atau tidak
VII. Haid yang terakhir
Persalinan
Pada saat persalinan yang lalu apakah spontan atau buatan, a’terme atau premature,
perdarahan, ditolong oleh siapa? (bidan,dokter).
Nifas
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasinya
Anak:
Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya
meninggal, berat badan waktu lahir.
e. Kehamilan sekarang
Adakah terasa pergerakan anak.
Kalau kehamilan muda adakah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.
Kalau kehamilan tua adakah bengkak di kaki atau muka, sakit kepala, perdarahan,
sakit pinggang dll.
f. Anamnesa keluarga
D E S I G N B Y M E
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular yang
dapat mempengaruhi persalinan (TBC).
g. Kesehatan badan
Pernahkah sakit keras atau dioperasi.
Bagaimana nafsu makan, buang air kecil dan buang air besar.
2. Pemeriksaan Umum
1. Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,
kesadaran.
2. Adakah anemia, cyanose, icterus atau dispnoe
3. Keadaan jantung dan paru-paru.
4. Adakah oedema: oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia
gravidarum atau oleh tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam
panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh hypovitaminose B1,
hypoproteinaemia dan penyakit jantung.
5. Reflex: terutama reflex lutut.
6. Tensi: tidak boleh mencapai 140 systole dan 90 diastolis. Juga perubahan kenaikan
30 mmHg untuk systole dan 15 mmHg untuk diastole dibandingkan dengan sebelum
hamil.
7. Berat badan: berat badan triwulan ke-III tidak boleh bertambah lebih dari 1kg
seminggu atau 3 kg dalam sebulan. Dikhawatirkan peningkatan berat badan
berlebih disebabkan oleh retensi cairan atau praoedema.
8. Pemeriksaan laboratorium
Air kencing: diperiksa glucose, zat putih telur dan sediment.
Darah: perlu ditentukan Hb sekali 3 bulan karena pada orang hamil sering timbul
anemia akibat defisiensi Fe.
Periksa reaksi serologi dan golongan darah.
Pemeriksaan gula darah
Faeces: faeces diperiksa atas telur-telur cacing.
NO PROSEDUR KETERANGAN
B. PEMERIKSAAN KEBIDANAN
Terbagi dalam:
Inspeksi (periksa dengan visual)
Palpasi (periksa dengan raba)
Auskultasi (periksa dengan pendengaran)
1. Inspeksi
I. Muka: adakah choasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah,
adakah oedema pada muka, bagaimana keadaan lidah, gigi.
D E S I G N B Y M E
II. Leher: adakah bendungan pembuluh darah di leher. Adakah pembesaran
kelenjar gondok atau limfa.
III. Dada: bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan gelanggang susu,
keadaan putting susu, adakah colostrums.
IV. Perut: perut membesar kearah mana, depan atau samping. Keadaan pusar,
pigmentasi di linea alba, apakah tampak gerakan anak atau kontraksi rahim,
adakah striae gravidarum atau bekas luka.
V. Vulva: keadaan perineum, carilah varices, tanda Chadwick, condyloma atau
fluor albus.
VI. Anggota bawah: cari varices, oedema, luka, cicatrix pada lipatan paha.
2. Palpasi
Maksudnya periksa raba ialah untuk menentukan:
Besar nya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan.
Menentukan letaknya anak dalam rahim
Selain itu juga harus diraba apakah ada tumor dalam rongga perut, cysta,
myoma, limpa yang membesar.
Leopold I
Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipatan paha.
Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat kearah muka
penderita
Rahim dibawa ke tengah
Tingginya fundus uteri ditentukan
Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus
Atau dengan menghitung panjang fundus menggunakan metlin dari tepi atas
sympisis sampai batas akhir bagian janin teraba, melalui pusat. Panjang lama
ukuran sentimeter dibagi 3,5 cm untuk mengetahui usia kehamilan dalam bulan.
Leopold II
Kedua tangan pindah ke samping
Tentukan di mana punggung anak. Punggung anak terdapat di fihak yang
memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil, yang
biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang memberikan rintangan yang
terbesar.
Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak
lintang.
D E S I G N B Y M E
Leopold III
Dipergunakan satu tangan saja
Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya.
Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
Leopold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Leopold IV
Pemeriksa berubah sikapnya dengan melihat kearah kaki penderita.
Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul,
dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari
kepala yang masih teraba dari luar didapatkan sebagai berikut:
o Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari kepala turun ke
adalam rongga.
D E S I G N B Y M E
o Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke
dalalm rongga panggul.
o Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari kepala masuk
ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah
melewati pintu atas panggul
Jadi Leopold ke-IV untuk menentukan apa yang menjai bagian bawah dan
berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
Sebelum bulan ke-VI biasanya bagian-bagian anak belum jelas, jadi kepala
belum dapat ditentukan begitu pula punggung anak.
Sebelum bulan ke-VI cukuplah untuk menentukan apakah ada benda (janin) yg
melenting keseluruhannya di dalam rahim (ballotment in toto).
D E S I G N B Y M E
Sebelum bulan ke-III uterus tak dapat diraba dari luar dan untuk mencari
perubahan dalam besarnya, bentuknya dan konsistensinya dilakukan toucher
atau pemeriksaan dalam.
Perubahan yang dapat ditemukan pada kehamilan muda ialah:
o Selaput lendir vulva dan bagian membiru (Chadwick).
o Portio lunak
o Corpus uteri membesar dan lunak
o Kalau 2 jari tangan dalam diletakan dalam fornix posterior dan tangan
satunya pada dinding perut depan di atas symphisis, maka isthus uteri
sedemikian lunaknya, seolah corpus uteri tidak berhubungan dengan
cervix (hegar).
3. Auskultasi
Dilakukan dengan stetoskop, stetoskop monoaural, atau dengan dopler.
Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang berasal:
Dari anak
o Bunyi jantung anak
o Bising tali pusat
o Gerakan anak
Dari ibu
o Bising rahim
D E S I G N B Y M E
o Bunyi aorta
o Bising usus
Bunyi jantung janin: Baru dapat didengar pada akhir bulan ke-V, dengan ultra sound
dapat didengar pada akhir bulan ke-III.
Frekuensinya lebih cepat dari bunyi jantung orang dewasa ialah antara 120-
140/menit.
Bunyi jantung janin lebih terdengar dari arah punggung janin.
Dengan memeriksa bunyi jantung janin, maka akan diketahui pula:
1. Tanda pasti kehamilan
2. Anak hidup
3. Presentasi anak
4. Kedudukan punggung
5. Sikap anak
6. Adanya anak kembar
7. Keadaan anak (stress, distress atau normal)
Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau tidak
teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia/kekurangan O2.
Cara menghitung bunyi jantung anak ialah dengan mendengarkan 3 X 5 detik.
Kemudian jumlah bunyi jantung selama 3 X 5 detik tersebut dikalikan dengan 4.
Misalnya:
5 detik I 5 detik II 5detikIII kesimpulan
11 12 11 teratur, 136/menit, baik
10 14 9 tak teratur, 132/mnt, asphyxia
8 7 8 teratur, 92/mnt, asphyxia
Perhatian:
Bising tali pusat
Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Dengan mengubah sikap ibu sering
bising ini hilang.
Gerakan anak yang bersifat pukulan dari dalam rahim.
Bising rahim:
Bisifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu.
Bunyi aorta:
Frekuensinya sama dengan denyur nadi ibu, maka pemeriksa harus selalu meraba
nadi ibu.
Bising usus:
Sifatnya tak teratur, disebabkan udara dan cairan yang ada dalam usu ibu.
C. PEMERIKSAAN PANGGUL
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena panggulnya belum pernah
diuji dalaml persalinan. Seorang multipara melahirkan dengan spontan dan mudah, dapat
dianggap mempunyai panggul yg cukup luas. Namun terkadang pada seorang multi para
dapat terjadi penyempitan panggul yang dapat diakibatkan oleh tumor tulang dari tulang
panggul atau tumor dari bagian lunak jalan lahir.
D E S I G N B Y M E
Pemeriksaaan dan pengukuran panggul sekali dalam kehamilan dengan Toucher karena
ukuran dalam lah yang menentukan luasnya jalan lahir. Biasanya dilakukan pada
kehamilan 8 bulan.
Cara mengukur CONJUGATA DIAGONALIS :
1. Cuci tangan
2. Atur posisi pasien
3. Gunakan sarung tangan/handscoon
4. Lakukan toucher, dengan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah), jari tengah digerakan
keatas sampai dapat meraba promontorium.
5. Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah sympisis dan tempat
ini ditandai dengan kukuj jari telunjuk tangan kiri.
Pada panggul dengan ukuran normal, promontorium tidak tercapai dan menandakan
bawah CV cukup besar. CV lebih besar dari 10cm maka P.A.P. cukup luas (CV normal = 11
cm), promontorium teraba pada panggul sempit.
CATATAN :
BBIH = BBI + (UK x 0.35) Perkiraan lahir (HPL) : Rumus Naegele
dimana, HPHT hari (+7), bulan (-3), tahun (+1)
BBIH = Berat Badan Ibu Hamil Jika bulan tdk bisa (-3) maka (+9)
UK = Umur Kehamilan (dalam Minggu)
0.35 =tambahan berat badan kg per minggunya
A. LOHNSON
Jika kepala belum masuk PAP maka rumusnya:
Berat Janin = (tinggi fudus uteri – 12 ) x 155 gram
Jika kepala sudah masuk PAP maka rumusnya:
Berat Janin = (tinggi fudus uteri – 11 ) x 155 gram
B. HODGE
Rumus : tinggi fundus ( cm ) – N x 155
1. HODGE I: N = 13 bila kepala belum melewati PAP
2. HODGE II: N = 12 bila kepala berada diatas spina isciadika
3. HODGE III: N = 11 bila kepala berada dibawah spina isciadika
3
BAB
D E S I G N B Y M E
Pertolongan Pada
Persalinan Normal
Melahirkan bayi mungkin merupakan sebuah pengalaman fisik
dan emosional yang paling kuat dalam kehidupan seorang
wanita.
Peralatan yang diperlukan
Persiapan perlindungan diri :
1. celemek plastik
2. sepatu boot
3. masker
4. kacamata
5. penutup kepala
6. mencuci tangan 7 langkah
Peralatan steril atau DTT parus set (Dalam wadah steril yang berpenutup)
1. 2 klem Kelly/ klem kocher
2. Gunting tali pusat
3. Benang tali pusat / klem plastik
4. Kateter nelaton
5. Gunting episiotomi
6. Klem 1⁄2 kocher
7. 2 pasang sarung tangan
8. Kasa atau kain kecil 5 bh
9. Gulungan kapas basah (1 kom kapas kapas DTT, 1 kom alat DTT)
10. Tabung suntik 2,5 atau 3 ml
11. Penghisap lendir De Lee
12. 4 kain bersih (bisa disiapkan oleh keluarga )
D E S I G N B Y M E
Heacting set
1. Tabung suntik 10 ml
2. 1 Pinset anatomi dan 1 pinset sirurgi
3. Pegangan jarum / nald pooder
4. 2-3 jarum jahit tajam/ nald (kulit dan otot)
5. Benang chromic ukuran 2.0 atau 3.0
6. 1 pasang sarung tangan DTT atau steril
Peralatan resusitasi
Tujuan
Memberkan pertolongan persalinan dengan aman baik untuk
ibu atau pun bayi yang dilahirkan
Procedure
KALA II
NO PROSEDUR KETERANGAN
Perineum menonjol.
10 Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) Untuk memastikan bahwa DJJ dalam
setelah kontraksi berakhir batas normal ( 100 – 180 kali / menit ).
Mendokumentasikan hasil-hasil
pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-
hasil penilaian serta asuhan lainnya pada
partograf.
D E S I G N B Y M E
12 Meminta bantuan keluarga untuk Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi
menyiapkan posisi ibu utuk meneran. setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman.
13 Melakukan pimpinan meneran saat Ibu Membimbing ibu untuk meneran saat
mempunyai dorongan yang kuat untuk ibu mempunyai keinganan untuk
meneran meneran
19 Saat kepala bayi membuka vulva dengan Jika ada mekonium dalam cairan
diameter 5-6 cm, lindungi perineum ketuban, segera hisap mulut dan
dengan satu tangan yang dilapisi kain hidung setelah kepala lahir
tadi, letakkan tangan yang lain di kelapa menggunakan penghisap lendir DeLee
bayi dan lakukan tekanan yang lembut disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
dan tidak menghambat pada kepala bola karet penghisap yang baru dan
bayi, membiarkan kepala keluar bersih.
perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk
meneran perlahan-lahan atau bernapas Dengan lembut menyeka muka, mulut
cepat saat kepala lahir. dan hidung bayi dengan kain atau
kasa yang bersih.
D E S I G N B Y M E
20 Memeriksa lilitan tali pusat dan Jika tali pusat melilit leher janin
mengambil tindakan yang sesuai jika hal dengan longgar, lepaskan lewat
itu terjadi, dan kemudian meneruskan bagian atas kepala bayi.
segera proses kelahiran bay
perineum tangan, membiarkan bahu dan menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
lengan posterior lahir ke tangan Menggunakan tangan anterior (bagian
tersebut. atas) untuk mengendalikan siku dan
tangan anterior bayi saat keduanya
lahir.
25 Menilai bayi dengan cepat, kemudian Bila tali pusat terlalu pendek,
meletakkan bayi di atas perut ibu meletakkan bayi di tempat yang
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih memungkinkan.
rendah dari tubuhnya
Penilaian cepat : bayi menangis kuat,
bayi bergerak aktif.
32 Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu Letakkan bayi tengkurap di dada ibu.
ke kulit bayi Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/perut ibu.
tali pusat.
37 Melakukan penegangan dan dorongan Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
dorsokranial hingga plasenta terlepas, menegangkan tali pusat:
minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
lantai dan kemudian ke arah atas,
mengikuti poros jalan lahir (tetap Lakukan kateterisasi (aseptik) jika
lakukan tekanan dorsokranial) kandung kemih penuh
43 Biarkan bayi tetap melakukan kontak Sebagian besar Bayi akan berhasil
kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 melakukan inisiasi menyusu dini
jam. dalam waktu 30-60 menit. Menyusu
pertama biasanya berlangsung sekitar
10-15 menit. Bayi cukup menyusu
dari satu payudara.
D E S I G N B Y M E
45 Setelah satu jam pemberian vitamin K1 Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu
berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di agar sewaktu-waktu bisa disusukan.
paha kanan anterolateral.
Letakaan kambli pada dada ibu bila
bayi belum berhasil menyusu di dalam
satu jam pertama dan biarkan
sampaui bayi berhasil menyusu.
50 Memeriksa kembali bayi untuk Bayi bernafas dengan baik (40-60 kali
memastikan bahwa bayi bernafas / menit) serta suhu tubuh normal
dengan baik. (36,5-37,5).
58 Melengkapi partograf*)
D E S I G N B Y M E
D E S I G N B Y M E
4
BAB
3 5
P ost partum disebut juga masa nifas, disebut juga masa puerperium. Perawatan post partum
dimulai sejak segera setelah bayi lahir. Dalam modul ini disajikan bagaimana caranya
melakukan pemeriksaan fisik post partum, dan dikemas sedemikian rupa sehingga mahasiswa
mudah untuk mengingatnya, untuk itu digunakan jembatan keledai pada modul ini, yaitu BUBBLE-HE.
Peralatan yang diperlukan
1. Stetoskop
2. Spignomanometer
3. Thermometer
4. Jam tangan
5. Refleks hamer
6. Pengukur tinggi badan
7. Timbangan
Tujuan
1. Mencegah atau mendeteksi dini adanya komplikasi paska melahirkan.
2. Membantu Keluarga dalam perawatan diri ibu dan bayi
Procedure
NO PROSEDUR KETERANGAN
cairan
PEMERIKSAAN BUBBLE-HE
Setelah meyakinkan privasi, anjurkan Tutup area dada dengan handuk atau kain
klien untuk melepaskan BH
Lakukan inspeksi dan palpasi pada kedua Inspeksi puting susu: menonjol, datar atau
payudara. tertarik kedalam
7 Uterus
Bantu klien dalam posisi supine Posisi ini bertujuan agar uterus tidak
(telentang) dipengaruhi oleh gravitasi
Lakukan pengamatan terhadap:
Involusi uteri
8 Bladder
Sedikit
Kecil
Menengah
Banyak
0 Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada sudah menutup
2 bilateral dalam 0,5 1 – 2 cm dari bilateral: 0,25 – serosa kulit dan jaringan
cm dari insisi insisi 1 cm atau sub kutan masih
Unilateral: 0,5 terpisah
– 2 cm
3 bilateral lebih 0,5 >2 cm dari insisi bilateral: lebih darah atau kulit, jaringan sub
cm dari insisi dari 1 cm atau purulent kutan dan jaringan
Unilateral: fascial masih
lebih dari 2 cm terpisah
kaji varises
Tanda syok
14 Pemeriksaan fisik system tubuh lain jika Tindakan ini tidak selalu ada dan optional.
ada indikasi adanya suatu gangguan
Exercise
P emeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. hasil pemeriksaan akan
di catat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. pemeriksaan fisik pada bayi dapat
dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk menilai status kesehatannya.
Waktu pemeriksaan dapat di lakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir (sesaat sesudah
bayi lahir pada saat kondisi atau suhu tubuh sudah stabil dan setelah di lakukan pembersihan
jalan nafas/resisutasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat ) dan akan pulang pulang
dari rumah sakit..
Peralatan yang diperlukan
1.Kapas alkohol dalam tempatnya.
2.Bak instrumen
3. Handscoon
5. Senter
6. Termometer
7. Stetoskop
8. Tongs patel
9. Selimut bayi
D E S I G N B Y M E
10. Bengkok
13. Bengkok
16. Timer
Tujuan
1. Untuk menentukan status kesehatan klien
2. Mengidentifikasi masalah
3. Mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan
4. Untuk untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan
segera.
5. Untuk menentukan data objektif dari riwayat keperawatan klien.
Pada Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan
penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam
pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu
tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan, antara lain :
1. Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak
mudah kehilangan panas atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang di periksa.
2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang
memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.
3. Lakukan prosedur yang menggangu bayi, seperti pemeriksaan refleks pada tahap akhir
bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya.
4.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
4. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang
pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat.
Procedure
NO PROSEDUR KETERANGAN
2 Lakukan Penimbangan berat badan Letakkan kain atau kertas pelindung dan
atur skala penimbangan ke titik nol
sebelum penimbangan.
PEMERIKSAAN FISIK
7 KEPALA
Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Perhatikan adanya bentuk yang asimetris
D E S I G N B Y M E
8 WAJAH
9 MATA
Lakukan inspeksi daerah mata. Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Periksa adanya Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna
putih. Pupil harus tampak bulat.
10 HIDUNG
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus
lebih dari 2,5 cm.
11 MULUT
Periksa lidah apakah membesar atau Bayi dengan edema otak atau tekanan
sering bergerak. intrakranial meninggi seringkali lidahnya
keluar masuk (tanda foote).
12 TELINGA
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan Pada bayi cukup bulan, tulang rawan
posisinya. sudah matang.
Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low
set ears) terdapat pada bayi
yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-
robin).
13 LEHER
diperiksa kesimetrisannya.
Raba seluruh klavikula untuk terutama pada bayi yang lahir dengan
memastikan keutuhannya presentasi bokong atau distosia bahu.
Periksa kemungkinan adanya fraktur.
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat Apabila tidak simetris kemungkinan bayi
bernapas. mengalami pneumotoraks, paresis
diafragma atau hernia diafragmatika.
Lakukan palpasi pada daerah dada, untuk menentukan ada tidaknya fraktur
klavikula
D E S I G N B Y M E
Lakukan Auskultasi paru dan jantung Secara normal frekuensi denyut jantung
dengan menggunakan stetoskop untuk antara 120-160 x / menit.
menlai frekuensi dan suara
napas/jantung.
15 ABDOMEN
Lakukan pemeriksaan pada tali pusat bertujuan untuk menilai ada tidaknya
kelainan pada tali pusat seperti, ada
tidaknya vena dan arteri, tali simpul pada
tali pusat dan lain-lain.
16 EKSTREMITAS ATAS
lengan ke bawah
17 EKSTREMITAS BAWAH
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan keduanya dan bandingkan
18 SPINAL
19 GENETALIA
panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm. Periksa posisi lubang uretra. Prepusium
tidak boleh ditarik karena akan
menyebabkan fimosis
Epispadia
Terkadang tampak adanya sekret yang hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon
berdarah dari vagina, ibu (withdrawal bedding)
Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji Mekonium secara umum keluar pada 24
posisinya jam pertama,
21 KULIT
Perhatinan adanya vernik kaseosa ( zat yang bersifat seperti lemak berfungsi
sebagai pelumas atau sebagai isolasi
panas yang akan menutupi bayi cukup
bulan).
22 REFLEKS
tahun.
Mengenggam (palmar grasp) Letakkan jari di telapak tangan bayi dari sisi
ulnar, jika refleks lemah atau tidak ada
berikan bayi botol atau dot, karena
mengjisap akan mengeluarkan refleks.
berjala
23 TANDA LAHIR
Salmon patch atau macular stain (Tidak Tanda lahir berwarna merah samar ini
Berbahaya) sering muncul di dahi, kelopak mata, leher,
atau belakang kepala.
Port Wine (Berbahaya Kalau Dekat Mata) Tanda lahir ini warnanya lebih kemerahan
hingga keunguan dan terjadi pada sekitar 3
dari 1.000 bayi.
Venous Malformations (Perlu Diobati) Tanda lahir ini muncul dekat kulit dan
sangat jarang dijumpai.
Pigmented Nevi atau Tahi Lalat umum (Tidak Jenis tanda lahir ini lebih sering disebut tahi
Berbahaya) lalat yang muncul saat lahir dan tetap ada
seumur hidup.
Dysplastic Nevi atau Tahi Lalat besar (Bisa Tanda lahir yang juga berupa tahi lalat ini
Berbahaya) lebih tinggi risikonya berkembang menjadi
kanker kulit. Apabila jumlahnya banyak
atau ukuranya besar, maka risikonya
menjadi kanker lebih tinggi. Oleh karena
itu, tanda lahir ini harus diwaspadai.
Mongolia Spots (Tidak Berbahaya) Adalah tanda lahir berpigmen yang muncul
pada bayi yang lahir dengan kulit gelap.
Paling sering muncul pada punggung
bawah atau bokong dan terlihat seperti
memar datar. Tanda lahir ini biasanya
memudar saat bayi mencapai usia sekolah.
Cafe au Lait Spots (Bisa Berbahaya) Istilah 'cafe-au-lait' artinya berarti kopi
susu, sesuai dengan warna tanda lahir yang
D E S I G N B Y M E
6
BAB
Perawatan Payudara
Peralatan yang diperlukan
1. Dua Handuk Besar
2. Peniti
3. Minyak kelapa atau baby oil
4. Baskom (air hangat dan dingin)
5. Kapas
6. Waslap untuk kompres
7. Handuk kering
8. Kain perlak untuk alas
9. Gelas atau botol susu
Tujuan
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Memperlancar dan memperbanyak produksi ASI.
3. Melenturkan dan menguat putting susu
4. Mengeluarkan putting yang tertarik ke dalam
Prosedur
NO PROSEDUR KETERANGAN
1. Mencuci tangan
2. Lepaskan pakaian bagian atasjika perlu kenakan handung besar sebagai
pengganti pakaian
3. Kompres puting susu dengan kapas atau kassa yang sudah diberi minyak atau
baby oil selama 3-5 menit
D E S I G N B Y M E
Cara II
Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan saling
dirapatkan, kemudian sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara kiri dari
pangkal kearah putting, demikian pula payudara kanan.
D E S I G N B Y M E
Cara III
Telapak tangan menopang payudara seperti pada cara II, kemudian jari-jari tangan
kanan dikepalkan, kemudian buku-buku jari tangan kanan mengurut payudara
dari pangkal kearah putting.
Tehnik lain dengan kedua jari yaitu jari tengah dan telunjuk, kemudian kedua jari
digerakkan secara zig zag dari pangkal hingga ujung payudara, secara bergantian
memutar searah jarum jam.
6. Ransang payudara dengan menggunakan air hangat dan air dingin dengan cara
menyiram atau mengkompres secara bergantian payudara kanan dan kiri, selama
3 atau 5 kali, diawali dengan kompres hangat.
7. Bersihkan putting susu dan sekitarnya dengan handuk yang kering dan bersih.
8. Pijat putting susu hingga keluar cairan untuk memastikan bahwa saluran susu
tidak tersumbat.
D E S I G N B Y M E
Jika puting susu normal, oleskan baby oil, lakukan gerakan memutar ke arah dalam
sebanyak 30 kali.
D E S I G N B Y M E
Jika putting susu datar tertarik kedalam maka perlu perawatan payudara sebagai berikut:
1. Letakkan kedua ibu jari disamping kiri dan kanan putting susu.
2. Regangkan daerah areola dengan menggerakan kedua ibu jari ke arah luar atau
samping sebanyak 20 kali.
BAB
7
Pijat Oksitosin
Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang
(vertebrae) sampai tulang costae kelimakeenam dan merupakan usaha
untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan.
Waktu yang tepat untuk pijat oksitoksin yaitu kapanpun sang Ibu mau. Jika
memungkinkan/ada waktu, sebelum menyusui atau memerah ASI, lebih
disarankan. Cukup 3-5 menit saja persesi.
Peralatan yang diperlukan
1. Handuk
2. Peniti
3. Minyak kelapa atau baby oil
4. Kursi
10. Bantal Besar
11. Meja jika perlu
12. Waslap untuk kompres jika perlu
Tujuan
1. Memberikan kenyamanan
2. Merangsang let down reflek pada proses laktasi
3. Memcegah sumbatan atau ASi statis atau pembengkakak
(engorgement)
4. Menjaga kelancaran pengeluaran ASI
5. Mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit
6. Mencegah infeksi
D E S I G N B Y M E
Prosedur
NO PROSEDUR KETERANGAN
1. Mencuci tangan
2. Menjaga privacy klien dengan memodifikasi tempat
3. Lepaskan pakaian bagian atasjika perlu kenakan handung besar sebagai
pengganti pakaian
4. Mengatur ibu duduk rileks bersandar ke depan, tangan dilipat di atas meja
dengan kepala diletakkan di atasnya dan biarkan payudara terlepas tanpa bra.
Letakkan handuk di atas pangkuan ibu atau dibawah payudara
5. Menggunakan baby oil secukupnya agar jari terlumasi
6. Tentukan area pemijatan yaitu di area tulang belakang leher, cari daerah dengan
tulang yang paling menonjol, processus spinosus/cervical vertebrae 7
7. Dari titik penonjolan tulang tadi, turun sedikit ke bawah kurang lebih 1-2 jari dan
dari titik tersebut, geser lagi ke kanan dan kiri masing-masing 1-2 jari.
8. Melakukan pemijatan di sepanjang sisi otot tulang belakang,
menggunakan kepalan tangan atau dengan kedua ibu jari menunjuk ke depan,
gerakan tersebut dapat merangsang keluarnya hormon oksitosin yang dihasilkan
oleh hypofisis posterior.
NO EVALUASI KETERANGAN
1. Menanyakan kepada ibu tentang seberapa ibu paham dan mengerti tehnik
refleksi oksitosin
2. Evaluasi perasaan ibu
3. Simpulkan hasil kegiatan
4. Lakukan kontrak kegiatan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan
6. Perawat cuci tangan
D E S I G N B Y M E
BAB
8
Pemasangan CTG
(CARDIOTOCOGRAPHY)
CTG atau juga disebut Fetal Monitor merupakan salah satu alat
elektronik yang digunakan untuk melakukan pemantauan
kesejahteraan dan kondisi kesehatan janin.
Persiapan Pemeriksaan CTG
1. Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan
2. Waktu pemeriksaan selama 20 menit
3. Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak
menyakitkan ibu maupun bayi
4. Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera
diberikan pertolongan yang sesuai
5. Hasilnya segera konsultasi langsung dengan dokter kandungan
Persiapan Alat
1. Stetoskop Laennec / Doppler
3. Belt
4. Transduser
a. Cardiometer (harusdiberi jelly)mendeteksi DJJ
b. Tokometer (tidakboleh diberi jelly)mendeteksi reflek gerak
5. Handscoon
6. Jelly
7. Tissu/Kain Lap
8. Form Hasil
Tujuan
1. Mendeteksi kegawatan pada janin
2. Mendeteksi stress pada janin
SYARAT
1. Usia kehamilan mulai 28 minggu
2. Ada persetujuan dari ibu (informed consent)
3. Punktum (puncak jantung janin) /maksimun denyut jantung janin (DJJ) diketahui
4. Prsedur pemasangan alat sesuai dengan petunjuk penggunaan
Prosedur
NO PERSIAPAN KETERANGAN
3. Perhatikan keamanan dan kenyamanan klien, bila haus atau lapar harus
minum atau makan terlebih dahulu; dan bila masih kecapaian, istirahat beberapa
waktu (sekitar 10 menit tirah baring)
4. Mencuci tangan dan memakai Handscoon
NO PROSEDUR KETERANGAN
Nama pasien :
berisi nama pasien dan nomor rekam medik (minimal dua identitas).
Nomor RM :
nomor rekam medis sesuai dengan institusi pelayanan kesehatan atau
praktik pribadi dimana pemeriksaan CTG tersebut dilakukan.
Tanggal :
waktu saat dilakukan pemeriksaan CTG, ditulis secara berurutan tanggal,
bulan, dan tahun.
Jam :
waktu dimulainya pemeriksaan CTG, ditulis dalam jam dan menit, misal
jam 07.30
D E S I G N B Y M E
Posisi pasien
posisi saat pemeriksaan CTG dilakukan, tidak boleh dalam posisi
terlentang, boleh setengah duduk, duduk, atau miring ke kiri.
Usia gestasi
usia kehamilan berdasarkan CRL. Bila tidak ada CRL, maka penentuan
usia gestasi dapat berdasarkan diameter interserebellar, DBP atau
lingkar kepala.
TD awal
tekanan darah awal sebelum pemeriksaan CTG dimulai.
TD menit ke 15
tekanan darah pada menit ke 15 setelah pemeriksaan CTG berlangsung.
Cara pantau
cara pantau yang umum di lakukan di Indonesia adalah cara eksternal.
Kecepatan kertas
1/2/3 cm per menit : kecepatan kertas yang dipilih saat pemeriksaan, di
Indonesia memakai standar 1 cm/menit.
Periksa dalam
tidak dilakukan/dilakukan, dengan hasil : dilakukan atas indikasi obstetri
dan sebelum pemeriksaan CTG dimulai. Tuliskan secara lengkap hasil
periksa dalam tersebut. Jangan menekan kepala janin terlalu kuat atau
lama karena dapat menimbulkan deselerasi DJJ akibat kompresi kepala
yang berlebihan saat periksa dalam.
Diagnosis ibu
ditulis GPAH sesuai dengan riwayat obstetri dan berapa usia gestasi serta
apakah ada penyulit pada ibu. Contoh : G1P0A0 hamil 34 minggu dengan
preeklampsia berat.
Diagnosis janin
diagnosis janin berdasarkan jumlah, letak, presentasi dan penyulit yang
ada. Contoh : janin tunggal, hidup, presentasi bokong dengan
pertumbuhan janin terhambat.
Obat-obatan
dicatat semua obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan ini atau
sudah dimulai sejak sebelum kehamilan ini. Misalnya roboransia atau anti
agregasi trombosit.
D E S I G N B Y M E
Akselerasi DJJ
kenaikan DJJ > 15 dpm dari frekuensi dasar DJJ akibat pengaruh
kontraksi uterus atau gerak janin atau rangsang bel vibroakustik.
Deselerasi DJJ
penurunan DJJ > 15 dpm dari frekuensi dasar DJJ akibat pengaruh
kontraksi uterus atau gerak janin atau rangsang bel vibroakustik.
Pola disfungsi susunan saraf pusat (SSP)
kelainan SSP yang tampak pada pemeriksaan CTG dengan gambaran
rekaman CTG berbentuk flat (tidak ada variabilitas), tumpul, tidak stabil,
overshoot, sinusoidal, dan atau check mark.
Kontraksi uterus
kontraksi uterus yang timbul spontan atau akibat gerak janin atau akibat
stimulasi uterotonika atau stimulasi puting susu, yang dapat timbul hanya
sekali atau berulang kali. Penilaian kontraksi uterus dilakukan setiap 10
menit. Komponen yang dinilai adalah tonus dasar, amplitudo (kekuatan),
bentuk (konfigurasi), lama, jumlah/10 menit (frekuensi), dan relaksasi.
His
kontraksi uterus berulang dan teratur yang terjadi pada pasien inpartu.
D E S I G N B Y M E
Frekuensi
jumlah kontraksi uterus atau his dalam waktu
setiap 10 menit pemeriksaan.
Kekuatan
kekuatan kontraksi uterus/his dalam mmHg
Lamanya
lama berlangsungnya kontraksi uterus/his dalam satuan waktu
menit.
Relaksasi
bentuk hilangnya kontraksi uterus secara berangsur-angsur
(normal) atau patologi (lihat buku acuan).
Konfigurasi
bentuk atau konfigurasi kontraksi uterus/his, normalnya
berbentuk seperti bel yang simetris (bell shaped).
Tonus dasar
tekanan intra uterin pada saat tidak ada kontraksi uterus
(normalnya 10 ±
2 mmHg) atau saat
tidak ada his.
Gerak janin
jumlah gerak janin yang dihitung selama pemeriksaan CTG,
baik secara elektronik oleh mesin CTG atau secara manual oleh pasien
dengan cara menekan bel bila terasa gerakan janin.
Diagnosis CTG
diagnosis berdasarkan kriteria CTG (Katagori 1, 2, atau 3 :
lihat pada tulisan berikut di bawah ini atau buku acuan) beserta
patologi yang menyertainya. Misal : Katagori 3 dengan
prolonged decelerations berulang suspek ec insufisiensi
uteroplasenta.
NO KATEGORI HASIL
9
BAB
Peralatan yang diperlukan
1. Stetoskop
2. Spignomanometer
3. Thermometer
4. Jam tangan
5. Refleks hamer
6. Pengukur tinggi badan
7. Timbangan
Tujuan
1. Memberikan rasa segar
2. Membersihkan kulit
3. Merangsang sirkulasi darah
PROSEDUR
1. Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
4. Pastikan bayi dalam posisi nyaman dalam pegangan atau terbaring dalam
D E S I G N B Y M E
incubator
6. Usap mata dari kantus dalam ke luar. Gunakan air bersih dan bagian yang
berbeda untuk tiap mata.
8. Pegang bayi dengan aman, gunakan foot ball hold, basahi rambut dengan air
secara lembut
10. Bersihkan telinga dengan gerakan memutar dan gunakan bagian yang
berbeda untuk tiap-tiap telinga.
11. Setelah melepas selimut mandi atau pakaian bayi, bersihkan leher, dada,
lengan dan punggung dengan cara yang sama.
12. Bersihkan tubuh dengan sabun dan air, bilas dengan hati-hati dan keringkan
bagian tubuh yang dibersihkan sebelum berpindah ke bagian lain