Penulis :
Suyanti Suwardi, SST, M.Kes
Hj.Mey Elisa Syafitri, SKM, M.Kes
Rina Maya Sari, SST, M.Kes
Editor :
Faradita Wahyuni, SST, M.Kes
Penata Letak :
Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes.
Perancang Sampul :
Ir. Max Alkadri Siregar
Penerbit
YAYASAN HELVETIA
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, kesehatan dan
kesempatan kepada penulis. Serta tidak lupa pula shalawat dan salam marilah kita ucapkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Modul ini disusun untuk dijadikan sebagai acuan praktek mahasiswa dalam memberikan
asuhan sehingga mahasiswa mampu melakukan secara komprehensif, baik dan sitematik.
Besar harapan penulis modul ini dapat menambah skill/keterampilan mahasiswa dalam
melaksanakan asuhan kebidanan Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas .
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terkait secara langsung maupun
tidak dalam pembuatan modul praktikum ini, karena atasa dukungan, kekuatan serta do’a
penulis dapat menyelesaikan modul praktikum ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Semoga Allah SWT selalu memberikan karunia-Nya kepada kita semua, dan semoga kita
semua menjadi pembaca yang aktif...
Aamiin....
Tim Penulis
i
Daftar Isi
ii
I. KEGIATAN BELAJAR I : PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU NIFAS
A. OUTCOME
Diharapkan mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan pemeriksaan fisik yang
dilakukan pada ibu nifas secara komprehensif, tepat serta berkualitas.
B. MATERI
1. Pengertian Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau masalah kesehatan
yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data objektif dilakukan pemeriksaan
terhadap pasien. Pemeriksaan fisik ibu post partum sangat penting dilakukan untuk dapat
mendeteksi keadaan ibu apakah normal ataukah terdapat abnormalitas yang disebabkan oleh
proses persalinan.
a. Keaaan umum dan kesadaran
b. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami peningkatan sementara tekanan
darah sistolik dan diastolik, yang kembali secara spontan kanan darah sebelum hamil
selama beberapa hari bidan bertanggung jawab mengkaji resiko preeklamsi pascaparum,
komplikasi yang relatif jarang, tetapi serius, jika peningkatan tekanan darah signifikan.
- Suhu
Suhu maternal kembali dari suhu yang sedikit meningkat selama periode intrapartum dan
stabil dalam 24 jam pertama pascapartum. Perhatikan adanya kenaikan suhu samapi 38
derajat pada hari kedua samapi hari kesepuluh yang menunjukkan adanya morbiditas
puerperalis.
- Nadi
Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhir, kembali normal selama beberapa
jam pertama pascapartum. Hemoragi, demam selama persalinan, dan nyeri akut atau
persisten dapat mempengaruhi proses ini. Apabila denyut nadi diatas 100 selama
1
puerperium, hal tersebut abnormal dan mungkin menunjukkan adanya infeksi atau
hemoragi pascapartum lambat.
- Pernapasan
Fungsi pernafasan kembali pada rentang normal wanita selama jam pertama
pascapartum. Nafas pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan evaluasi adanya
kondisi – kondisi seperti kelebihan cairan, seperti eksaserbasi asma, dan emboli paru.
- Kepala,wajah dan leher
Periksa ekspresi wajah, adaya oedema, sclera dan konjuctiva mata, mukosa mulut,
adanya pembesaran limfe, pembesaran kelenjar thiroid dan bendungan vena jugolaris.
- Dada dan payudara
Auskultasi jantung dan paru-paru sesuai ondikasi keluhan ibu, atau perubahan nyata pada
penampilan atau tanda-tanda vital. Pengakajian payudara pada periode awal pascapartum
meliputi penampilan dan integritasi puting, posisi bayi pada payudara, adanya kolostrum,
apakah payudara terisi susu, dan adanya sumbatan ductus, kongesti, dan tanda – tanda
mastitis potensial.
- Abdomen dan uterus
Evaluasi abdomen terhadap involusi uterus, diatesis recti dan kandung kemih. Untuk
involusi uterus periksa kontraksi uterus, posisi dan tinggi fundus uteri.
- Genitalia
Pengkajian perinium terhadap memar, oedema, hematoma, penyembuhan setiap jahitan,
inflamasi. Pemeriksaan type, kuntitas dan bau lokhea. Pemeriksaan anus terhadap adanya
hemoroid.
- Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas terhadap adanya oedema, nyeri tekan atau panas pada betis
adanya tanda homan, refleks.
c. Pemeriksaan penunjang
Berupa pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjnag lainnya.
2
C. DAFTAR TILIK
DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS
AKADEMI KEBIDANAN MUNAWARAH BIREUEN-ACEH
Penilaian setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1 Kurang : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu
mendemonstrasikan sesuai prosedur.
2 Cukup : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil
atau kurang cekatan dalam mendemonstrasikan dan waktu
yang diperlukan relatif lebih lama menyelesaikan suatu
tugas.
3 Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya
diri, kadang-kadang tampak cemas dan memerlukan waktu
yang dapat dipertanggung jawabkan
4 Sangat : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai
baik/Mahir dengan tekhnik prosedur dalam lingkup kebidanan dan
waktu efisien.
No KOMPONEN 1 2 3 4
A PERSIAPAN ALAT
1 Alat untuk pemeriksaan Tanda – Tanda vital
3
No KOMPONEN 1 2 3 4
Senter Penlight
Perlak beralas
Perlengkapan ibu seperti kain, pembalut , dan pakain dalam
2 Lampu sorot
3 1 Tempat Sampah Medis ( Kuning ) , 1 Tempat Sampah Non
medis
/ Kering ( Hitam )
B PERSIAPAN PASIEN
Pasien di sambut dengan ramah dan langsung tanyakan
keluhan
C PERSIAPAN RUANGAN
Siapkan ruangan ( Pasang Schrem )
D KEADAAN UMUM IBU
Observasi keadaan umum dan keadaan emosional ibu
E LANGKAH – LANGKAH
1 Cuci tangan
2 Melakukan Pemeriksaan
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
3 Pasien di minta untuk mengganti pakaian dan meminta pasien
untuk melepas pakaian dalamnya. Pasien di minta untuk naik
ke tempat tidur untuk di lakukan pemeriksaan
4 Pemeriksaan Kepala
Untuk mengidentifikasi keadaan rambut seperti bersih atau
tidak, berketombe atau tidak, rontok atau tidak
5 Pemeriksaan Telinga
Untuk mengidentifikasi keadaan telinga seperti bersih atau
tidak, ada secret atau tidak , ada kelainan atau tidak
6 Pemeriksaan Muka
Untuk mengidentifikasi adanya tanda anemis, preeklamsia-
eklamsia pada post partum karena bisa terjadi pada 1 – 2 hari
post partum
Cara Kerja
4
No KOMPONEN 1 2 3 4
pada gigi
9 Pemeriksaan Leher
Cara Kerja
a ) Inspeksi Leher : Apakah terlihat ada benjolan atau
tidakdan kesimetrisan leher dan
pergerakannya
b ) Palpasi : Pemeriksaan palpasi pada kelenjar
tiroid
10 Pemeriksaan Dada
Untuk mengidentifikasi adanya
Ada atau tidak bunyi weezing, rochi, rales pada paru – paru
Ada atau tidak bunyi Mur – mur dan palpitasi pada jantung
11 Pemeriksaan Payudara
Untuk menmgidentifikasi akan pemeriksaan tindak lanjut dari
pemeriksan prenatal dan segera setelah melahirkan apakah
ada komplikasi pada post partum misalnya adanya bendungan
payudara, mastitis pada payudara , dan abses pada payudara
Cara Kerja
a ) Inspeksi Payudara
Warna kemerahan atau tidak. ada atau idak vaskularisasi,
ada atau tidak oedema, ada atau tidak putting susu lecet,
apakah putting susu menonjol atau
tidak,adakah pengeluaran cairan seperti kolostrum, ASI, Pus
atau darah
b ) Palpasi Payudara
Ibu tidur telentang dengan lengan tangan kiri dan lengan
tangan kanan ke atas secara sistematis lakukan perabaan
payudara sebelah kiri sampai axila , lalu ulangi pemeriksaan
yang sama pada payudara kanan perhatikan apakah ada
benjolan, pembesaran kelenjar getah bening , abses pada
payudara kemudian kaji nyeri tekan,
12 Pemeriksaan Abdomen
Cara Kerja
a ) Inspeksi
Lihat apakah ada luka operasi , jika ada maka kaji apakah ada
tanda -tanda perdarahan , atau apakah ada tanda-tanda infeksi
b ) Palpasi
Pada TFU periksa apakah sesuai dengan involusio uteri dan
apakah kontraksi uterus baik atau tidak
13 Pemeriksaan Ekstremitas
Cara Kerja
a ) Inspeksi : Warna kemerahan atau tidak
b ) Palpasi : Pada pemeriksaan kaki apakah
ada varises , oedema,
reflek patella , nyeri tekan dan
5
No KOMPONEN 1 2 3 4
panas pada betis ,
jika ada maka menandakan tanda
homan positif
6
D. JOB SHEET
No LANGKAH KERJA GAMBAR
1 Mempersiapkan alat-alat yang
digunakan, yaitu alat vital sign dan
vulva higyene
2 Persiapan pasien
Menjelaskan tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien, serta
membuat informed concent
3 Persiapan Ruangan
Gunakan tirai/tutup ruangan untuk
menjaga privasi ibu
7
5 Meminta pasien untuk mengatur
posisi di tempat tidur, serta
melepas pakaian dalamnya.
8 Pemeriksaan Muka
Untuk mengidentifikasi adanya
tanda anemis, preeklamsia-
eklamsia pada post partum
karena bisa terjadi pada 1 – 2 hari
post partum
8
9 Melakukan pemeriksaan hidung.
Untuk mengidentifikasi adanya
tanda anemis, preeklamsia-
eklamsia pada post partum
karena bisa terjadi pada 1 – 2 hari
post partum.
10 Pemeriksaan Mulut
Untuk mengidentifikasi keadaan
mulut seperti kebersihan,
kelembaban bibir, ada atau tidak
apte , ada atau tidak karies gigi
11 Pemeriksaan Leher
a) Inspeksi Leher : Apakah
terlihat ada benjolan atau tidak
dan kesimetrisan leher dan
pergerakannya
b) Palpasi : Pemeriksaan palpasi
pada kelenjar tiroid
12 Pemeriksaan Dada
a) Untuk mengidentifikasi adanya
bunyi weezing, rochi, rales
pada paru – paru dan bunyi
Mur – mur dan palpitasi pada
Jantung
9
13 Pemeriksaan Payudara
Untuk menmgidentifikasi akan
pemeriksaan tindak lanjut dari
pemeriksan prenatal dan segera
setelah melahirkan apakah ada
komplikasi pada post partum
misalnya adanya bendungan
14 Pemeriksaan Abdomen
a ) Inspeksi
Lihat apakah ada luka operasi ,
jika ada maka kaji apakah ada
tanda -tanda perdarahan , atau
apakah ada tanda-tanda infeksi
b ) Palpasi
Pada TFU periksa apakah sesuai
dengan involusio uteri dan apakah
kontraksi uterus baik atau tidak
15 Pemeriksaan Ekstremitas
a) Inspeksi : Warna kemerahan
atau tidak
b) Palpasi : Pada pemeriksaan
kaki apakah ada varises ,
oedema,
reflek patella , nyeri tekan dan
panas pada betis
10
16 Pemeriksaan genitalia eksterna
Periksa anogenital apakah ada
varises, hematoma, oedema,
tanda- tanda infeksi, periksa luka
jahitan apakah ada pus, apakah
ada jahitan yang terbuka, periksa
lokhea, warna, dan
konsistensinya.
17 Pemeriksaan Kandung Kemih
Pada kandung kemih di periksa
apakah kandung kemih ibu penuh
atau tidak , jika penuh minta ibu.
18 Pemeriksaan Anus
Pada Anus di periksa apakah ada
hemoroid atau tidak.
11
21 Mencuci tangan menggunakan
sabun dan dibawah air mengalir.
22 Melakukan dokumentasi
12
2. KEGIATAN BELAJAR II : PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA NIFAS
DAN MENYUSUI
A. OUTCOME
Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan dan melaksanakan perawatan payudara masa
nifas dengan komprehensif, baik dan tepat dengan tujuan untuk mencegah terjadinya masalah
payudara pada ibu menyusui.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat perawatan payudara
2. Mahasiswa mampu melaksanakan perawatan payudara sesuai dengan prosedur
C. MATERI
1. Pengertian
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada
masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI.
2. Tujuan
a. Memelihara kebersihan payudara
b. Melenturkan dan menguatkan putting susu
c. Memperlancar produksi ASI
3. Waktu Pelaksanaan
Dilakukan dua kali sehari pada waktu mandi pagi dan sore hari
13
d. Satu di isi air hangat
e. Satunya berisi air dingin
f. Kapas / Kassa
g. Bengkok
h. Waslap dua buah
14
D. DAFTAR TILIK
Kriteria Hasil
Tersedianya :
1. Handuk Mandi besar
2. Perlak dan alasnya
3. Kapas / kasa
4. Minyak Kelapa/Baby Oil
5. Dua Kom untuk air hangat dan
DTT
6. Washlap 4 buah
7. Com dan gelas
8. Nier Beken
9. Handuk good morning
2. Persiapan
Pasien Kriteria Prosedur 1
1. Perawat, memperkenalkan diri 2
2. Menjelaskan Tujuan & Prosedur
yang akan dilaksanakan 1
3. Menyiapkan posisi Klien yang
enak
1
Kriteria Prosedur
1. Mempersiapkan lingkungan 2
(Pintu, Horden, Jendela, 1
3. Pelaksanaan Sampiran ditutup)
2. Mencuci tangan
3. Mempersiapkan alat-alat dengan 1
bersih rapi dan lengkap dibawa
ke dekat klien
4. Klien dianjurkan duduk dikursi,
pakaian atas klien dibuka
dipasang handuk mandi, 4
kemudian memasang perlak dan
alasnya pada pangkuan klien
5. Kompres areola dan puting susu
dengan kasa yang telah diberi
15
baby oil/minyak dengan tujuan
untuk membersihkan kotoran
yang ada didaerah areola selama
beberapa menit, kemudian 1
memutarnya dari dalam keluar
dan dari luar kedalam sambil 4
menariknya kearah luar . (untuk
memperbaiki putting susu bila
putting susu masuk ke dalam),
6. Mengurut buah dada :
a. Kedua telapak tangan 4
diberi minyak
b. Meletakkan kedua tangan
diantara buah dada klien,
mengurut mulai dari
bagian tangan atau menuju
kesamping kanan dan kiri 4
dilanjutkan kearah bawah, 4
dalam dan dilakukan
berulang kali lebih kurang
50 kali.
c. Menyokong buah dada kiri
dengan tangan kiri dan 4
tangan kanan terbuka
dengan sisi kelingking
mengurut buah dada dari 4
atas kearah putting susu,
kurang lebih 25 kali. 4
d. Melakukan hal yang sama
untuk buah dada yang
kanan.
e. Melakukan pengurutan
kedua buah dada seperti
poin 7 c dan d tetapi 1
menggunakan buku-buku 1
jari tangan diurut kurang 2
lebih 25 kali.
f. Pegang pangkal mamae
dengan kedua tangan lalu 4
urut dari pangkal payudara
kearah puting susu
4. Sikap sebanyak 1 kali
g. Pijat puting susu hingga
keluar cairan Asi dan
tampung dengan gelas atau
tempat yang bersih
7. Merangsang buah dada
dengan mengompres dengan
washlap yang direndam
dengan air hangat dan air
DTT. Dikompres selama
kurang lebih 5 menit,
dilakukan 4 kali selang seling
pada kedua buah dada kiri dan
kanan.
16
8. Memakaikan pakaian Klien
kembali.
9. Alat-alat dibereskan kembali
10. Mencuci tangan dan keringkat
JUMLAH 54
E. JOB SHEET
17
2 Menjaga privasi klien dengan
memasang sampiran diruang
pemeriksaan.
5 Mencuci tangan
18
6 Mengkompres kedua putting susu dan
areola mammae dengan menggunakan
kapas yang diberi baby oil, diamkan ±
3 menit untuk mengeluarkan kotoran
yang ada diputing dan areola mammae.
19
10 Sangga payudara dengan satu tangan,
sedangkan tangan lain mengurut
payudara dengan sisi kelingking dari
arah pangkal payudara kearah putting
susu. Lakukan gerakan ini sekitar 20-
30 kali. Setelah itu letakkan satu
tangan disebelah atas dan satu lagi
dibawah payudara. Arahkan kedua
tangan secara bersamaan kearah
putting susu dengan cara memutar tangan .
ulangi gerakan ini sampai semua
bagian payudara terkena urutan.
20
13 Meminta ibu untuk mengguanakan
BH yangmenopang payudara,
perawatan dilakukan 2 kalisebelum
mandi.
14 Membereskan alat
15 Mencuci tangan
A. OUTCOME
Diharapkan mahasiswa dan menerapkan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu
nifas pada khususnya dapat mengajarkan ibu cara menyusui yang benar secara komprehensif
dan tepat.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami cara menyusui yang benar
2. Mahasiswa mampu melakukan cara menyusui sesuai dengan prosedur
3. Mahasiswa mampu mengajarkan cara menyusui yang benar kepada ibu nifas
21
C. MATERI
1. Pengertian
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi
dengan benar. Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu
senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 -3
jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap
4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian
besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari.
2. Posisi Menyusui
a. Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini membolehkan
perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu.
Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta
lengan bayi perlu berada di bagian sisinya.
b. Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang
besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak
kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan
bantal untuk menyokong belakang badan ibu.
c. Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini
mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong
kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas.
22
D. DAFTAR TILIK
DAFTAR TILIK TEKHNIK MENYUSUI
AKADEMI KEBIDANAN HELVETIA MEDAN
Penilaian setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1 Kurang : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu
mendemonstrasikan sesuai prosedur.
2 Cukup : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau
kurang cekatan dalam mendemonstrasikan dan waktu yang
diperlukan relatif lebih lama menyelesaikan suatu tugas.
3 Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya diri,
kadang-kadang tampak cemas dan memerlukan waktu yang
dapat dipertanggung jawabkan
4 Sangat : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan
baik/Mahir tekhnik prosedur dalam lingkup kebidanan dan waktu efisien.
23
13 Sebelum menyusui, keluarkan ASI sedikit. Oleskan pada
puting susu dan areola disekitarnya sebagai desinfektan dan
untuk menjaga kelembaban puting susu
14 Beritahukan ibu untuk membentuk tangan seperti sudut 900
diatas bantal. Letakkan bayi diatas bantal pada pangkuan ibu
menghadap payudara ibu.
15 Beritahu ibu untuk memegang belakang bahu bayi dengan
satu tangan. Kepala bayi terletak di lengkung siku ibu. Tahan
bokong bayi dengan telapak tangan. Usahakan perut bayi
menempel pada badan ibu (skin to skin). Usahakan antara
telinga bayi sejaajar/garis lurus dengan lengan tangan.
16 Lengan bayi yang lebih dekat dengan ibu diusahakan
melingkar tubuh ibu agar tidak menghalangi mulut bayi ketika
menghisap puting.
17 Topang payudara dengan tangan yang lain, 4 jari topang
bagian bawah, ibu jari diatas kalang payudara seperti
membentuk huruf C. Lalu memberi bayi rangsangan
membuka mulut (rooting reflex) dengan cara menyentuh pipi
atau sisi mulut bayi dengan puting. Setelah bayi membuka
mulut, segera dekatkan puting ke mulut bayi.
18 Dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan
puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
19 Pastikan bayi tidak hanya menghisap putingnya saja, tetapi
seluruh areola masuk ke dalam mulutnya. Sehingga puting
susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan
menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang
terletak di bawah areola.
20 Setelah bayi mulai menghisap payudara, tak perlu dipegang
atau di sangga lagi.
21 Anjurkan ibu bahwa selama menyusui tataplah bayi dengan
penuh kasih sayang dan saat menyusui dengan pikiran yang
tenang.
22 Hentikan hisapan bayi dengan memasukkan jari kelingking
ibu melalui sudut mulut
Jangan menariknya dengan kuat karena akan menimbulkan
luka
23 Menyusukan pada payudara masing-masing 10-15 menit atau
on demand (sesuai keinginan bayi)
24 Setelah selesai menyusui keluarkan sedikit ASI, oleskan pada
sekitar puting susu dan areola sekitarnya dan biarkan kering
dengan sendirinya.
25 Sendawakan bayi dengan cara :
Letakkan bayi tegak lurus pada bahu dan perlahan punggung
bayi diusap sampai bersendawa.
26 Rapikan ibu dan minta ibu mencuci tangan
27 Bereskan alat
C PASCA TINDAKAN
TINDAK LANJUT
24
28 Informasikan kepada ibu tentang tahapan selanjutnya, jadwal
kunjungan ulang. Jika ibu datang sendirin dorong ibu untuk
datang bersama dengan orang yang ibu inginkan untuk
menemani ibu pada kunjungan berikutnya.
29 Evaluasi pemahaman ibu tentang hasil pemeriksaan
30 Ingatkan ibu agar segera mengunjungi bidan/dokter jika
menemukan/merasakan tanda-tanda bahaya atau mempunyai
pertanyaan yang ingin diajukan
31 Ucapkan salam dan terimakasih
32 Dokumentasikan asuhan
E. JOB SHEET
25
4 Kenakan pakaian dan bra yang
memudahkan dalam menyusui.
26
9 Pegang bayi pada belakang bahunya
dengan 1 lengan dan kepala bayi pada
lengkung siku ibu.
Posisi tangan bayi seperti memeluk ibu,
kepala bayi tidak boleh menengadah
27
13 Pastikan bahwa posisi perlekatan sudah
benar
Amati posisi ibu dan bayi dengan
seksama.
15 Sendawakan bayi
- Bayi digendong tegak dengan
bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan
- Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu
lalu punggungnya ditepuk perlahan-
lahan.
28
4. KEGIATAN BELAJAR IV : VULVA HYGIENE DAN PERAWATAN LUKA
PERINEUM
A. OUTCOME
Setelah mengikuti proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan dapat melakukan vulva
hygiene dan perawatan luka perineum dengan baik dan benar untuk mencegah terjadinya
infeksi nifas.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami cara perawatan luka perineum
2. Mahasiswa mampu melakukan perawatan perineum dengan benar
C. MATERI
1. Pengertian Perawatan Luka Perineum
sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah
daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2001). Jadi
perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha
yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai
a. Episiotomi
Episiotomi adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina. Jenis
Paling sering dilakukan. Episiotomi ini efektif, mudah diperbaiki, dan biasanya nyeri
yang timbul lebih ringan. Kadang-kadang dapat terjadi perluasan melalui sfingter rectum
(laserasi derajat ketiga ) atau bahkan ke kanal ani (laserasi derajat keempat ).
29
- Episiotomi mediolateral
Dilakukan pada persalinan dengan tindakan jika ada kemungkinan terjadi perluasan
kearah posterior. Meskipun dengan demikian robekan derajat empat dapat dihindari,
tetapi robekan derajat tiga dapat terjadi. Selain itu, Jika dibandingkan dengan episiotomi
medial, kehilangan darah akan lebih banyak dan perbaikan lebih sulit serta lebih nyeri.
b. Laserasi
- Laserasi Perineum
Robekan pada perineum terjadi pada hampir semua persalinan dan tidak jarang juga
pada persalinan berikutnya, namun hal ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan jalan
menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.
1. Tingkat 1
Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit
perineum.
2. Tingkat 2
Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinel transversalis, tetapi tidak
3. Tingkat 3
4. Tingkat 4
Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rectum
- Laserasi Vagina
30
2. Tujuan Perawatan Luka Perinium
uterus
- Untuk mencegah infeksi seperti diuraikan diatas bahwa saat persalinan vulva
merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman. Bila daerah vulva dan perineum
tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan perineum saluran vagina dan uterus.
31
D. DAFTAR TILIK
DAFTAR TILIK PERAWATAN LUKA PERINEUM
AKADEMI KEBIDANAN MUNAWARAH BIREUEN-ACEH
Penilaian setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1 Kurang : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu
mendemonstrasikan sesuai prosedur.
2 Cukup : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau
kurang cekatan dalam mendemonstrasikan dan waktu yang
diperlukan relatif lebih lama menyelesaikan suatu tugas.
3 Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya diri,
kadang-kadang tampak cemas dan memerlukan waktu yang
dapat dipertanggung jawabkan
4 Sangat : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan
baik/Mahir tekhnik prosedur dalam lingkup kebidanan dan waktu efisien.
32
dengan cara sedikit ditekan lalu putar dari bagian atas kebawah
13 Pasang pembalut dan celana dalam pasien dengan hati-hati
14 Dekontaminasi tempat tidue dan alat-alat dengan menggunakan
larutan clorin 0,5%
15 Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ditempat sampah
16 Merapikan pasien
17 Melepas sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5% dengan
keadaan terbalik
18 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
19 Dokumentasi tindakan
E. JOB SHEET
No LANGKAH KERJA GAMBAR
1 Melakukan informed concent pada pasien atas
tindakan yang akan dilakukan dengan sopan
dan menggunakan bahasa yang dipahami
pasien.
33
4 Mempersiapkan alat yang akan digunakan.
34
8 Bersihkan luka perineum dengan
menggunakan kassa betadin dengan cara
menekan dan mengusap dengan gerakan
melingkar.
35
12 Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi
kedalam tempat sampah.
13 Merapikan pasien.
36
5. KEGIATAN BELAJAR V : SENAM NIFAS
A. OUTCOME
Diharapkan kepada mahasiswa mampu memahami dan menerapkan senam nifas secara
komprehensif, tepat dan benar.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami manfaat senam nifas
2. Mahasiswa mampu melaksanakan senam nifas dengan benar
C. MATERI
1. Pengertian
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari
sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk
mempercepat pemulihan keadaan ibu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan senam nifas adalah :
1. Diskusikan pentingnya pengembalian otot perut dan panggul karena dapat
mengurangi sakit punggung.
2. Anjurkan ibu untuk melakukan ambulasi sedini mungkin secara bertahap, misal
latihan duduk, jika tidak pusing baru boleh berjalan.
3. Melakukan latihan beberapa menit sangat membantu.
2. Tujuan
Tujuan dilakukannya senam nifas pada ibu setelah melahirkan adalah :
1. Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu.
2. Mempercepat proses involusi dan pemulihan fungsi alat alat kandungan.
3. Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot panggul, perut, dan
perineum terutama otot yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan.
4. Memperlancar pengeluaran lochea.
5. Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan.
6. Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan.
7. Meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas, misalnya emboli, trombosia,
dan lain-lain.
37
Manfaat senam nifas adalah membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki
sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot tonus, pelvis dan
peregangan otot abdomen, memperbaiki juga memperkuat otot panggul, dan membantu ibu
untuk lebih relaks dan segar pasca melahirkan.
Senam nifas ini dilakukan pada saat sang ibu benar-benar pulih dan tidak ada
komplikasi obstetrik atau penyakit masa nifas, misalnya pada ibu dengan hipertensi, pasca
kejang, demam selama / setelah melahirkan. Namun tidak menutup kemungkinan ibu
melakukan sendiri gerakan senam nifas di rumah setelah kondisi ibu pulih.
D. DAFTAR TILIK
DAFTAR TILIK SENAM NIFAS
AKADEMI KEBIDANAN MUNAWARAH BIREUEN-ACEH
Penilaian setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1 Kurang : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu
mendemonstrasikan sesuai prosedur.
2 Cukup : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau
kurang cekatan dalam mendemonstrasikan dan waktu yang
diperlukan relatif lebih lama menyelesaikan suatu tugas.
3 Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya diri,
kadang-kadang tampak cemas dan memerlukan waktu yang
dapat dipertanggung jawabkan
4 Sangat : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan
baik/Mahir tekhnik prosedur dalam lingkup kebidanan dan waktu efisien.
38
4 latihan pernapasan diafragma
Ambil posisi berbaring terlentang lutut ditekuk kemudian
ambil nafas sambil mengencangkan otot-otot perut dan
hembuskan lewat mulut secara perlahan
LATIHAN TAHAP KEDUA (3 HARI POST PARTUM)
5 Latihan mengangkat pinggul
Ambil posisi berbaring terlentang lutut ditekuk dan hirup
napas
sementara, anda menekan pinggul ke lantai, selanjutnya
hembuskan napas dan lemaskan. Sebagai permulaan ulangi 3
sampai 4 kali, latihan dapat ditambah hingga 12 lalu 24 .
6 Latihan mengangkat kepala
Tarik nafas dalam-dalam, angkat kepala sedikit sambil
menghembuskan napas, kemudian turunkan kepala perlahan
sambik menarik napas.
7 Latihan meluncurkan kaki
Secara berlahan julurkan kedua tungkai kaki hingga rata
dengan lantai, kemudian geserkan telapak kaki kanan dengan
tetap menjejak lantai ke belakang ke arah bokong,
pertahankan pinggul tetap menkan lantai geserkan tungkai
kaki kembali lurus, ulangi untuk kaki kiri. Mulailah dengan 3-
4 kali geseran setiap kaki, lalu secara bertahap sampai 12x
atau lebih dengan nyaman.
LATIHAN TAHAP KETIGA
8 Latihan mengencangkan otot perut
Ambil posisi dasar, letakkan tangan diperut kemudian
kencangkan otot perut dan kendurkan lagi.
9 Latihan merapatkan otot perut
Tahan otot perut dengan tangan, angkat kepala dan pundak
dari bantal seolah anda hendak duduk.
10 Latihan mengencangkan alas panggul
Tekan pinggang kebawah kemudian tarik otot perut kedalam
dan kencangkan seolah-olah menahan kencing.
11 Latihan merampingkan pinggang
Letakkan kedua tangan dipinggang dan tekan keras-keras
seolah sedang mengencangkan ikat pinggang kemudian
kendurkan.
12 Berlutut
- Sikap merangkak, bertumpu pada lutut dan telapak
tangan. Gerakkan pinggang ke atas, ke bawah, sambil
kencangkan otot perut
- Gerakkan pinggul dan kepala ke kiri dan ke kanan
bergantian
13 - Berbaring terlentang
Kencangkan otot perut, gerakkan lengan disamping
badan seolah hendak menjangkau mata kaki secara
bergantian, luruskan kembali
39
- Berbaring miring
Kencangkan otot perut, gerakkan lengan lurus ke atas
kepala dan kaki lurus ke bawah sehingga badan
membentuk garis lurus
14 Duduk
Letakkan tangan di atas kepala, otot perut dikencangkan ke
dalam dan gerakkan tubuh ke depan untuk memegang jari-jari
kaki
15 Berdiri
Berdiri tegak kemudian perut di kencangkan ke dalam
16 Berbaring telungkup
Berbaring dengan bantal di bawah kepala dan sebuah lagi di
bawah perut kemudian kencangkan otot perut
LATIHAN TAHAP LANJUTAN
17 Pemanasan
- Berdiri tegak 8 kali
- Gerakkan kepala ke kiri dan ke kanan 8 kali
- Gerakkan kepala ke bawah 8 kali
- Mengangkat kepala 8 kali
- Buka kedua kaki, tangan direntang, tekuklah lutut sambil
mengangkat tumit, kembali ke posisi semula 8 kali
- Berdiri tegak, perut dikencangkan, tangan direntangkan,
ayunkan badan ke kanan – ke kiri 8 kali
- Kaki terbuka, gerakan tangan mendorong ke kanan – ke
kiri 8 kali
18 Peregangan
- Kaki dibuka arahkan pandangan ke bawah, tekuk kaki
kiri sampai tangan menyentuh lantai (kiri – kanan) 8 kali
- Mengencangkan otot panggul jongkok telapak tangan
menyentuh lantai, tahan beberapa detik lalu angkat
panggul perlahan-lahan sampai mengangkat kedua
tangan sampai mengangkat kedua tangan ke atas sampai
posisi berdiri
- Mengencangkan otot paha
- Posisi merangkak, dorong salah satu kaki ke belakang
tanpa menyentuh lantai (kiri – kanan)
- Posisi tetap merangkak dorong salah satu kaki ke
samping (kiri-kanan)
19 Inti
- Memutar lengan
Posisi duduk bersila, memutar lengan, rentangkan tangan,
lalu putar pergelangan tangan, lengan dan bahu, sebanyak
8 kali
- Memutar pinggang
Duduk dalam keadaan posisi kaki terbuka kemudian
ayunkan badan kesamping kanan dan kiri, sebanyak 8
kali
- Lanjutkan gerakan dengan posisi kaki yang sama sambil
40
merentangkan tangan lalu serongkan badan ke kanan dan
ke kiri, sebanyak 8 kali
- Mengencangkan paha dan betis
Tidur miring ke kanan angkat kaki atas, kemudian
turunkan perlahan (kiri-kanan), sebanyak 8 kali
- Ayunkan kaki depan bersama dengan tangan ke arah
yang berlawanan (kiri-kanan), sebanyak 8 kali
- Tidur terlentang angkat salah satu kaki dan naikkan
(naik-turun) (kiri-kanan), sebanyak 8 kali
- Mengecilkan perut
Angkat salah satu kaki bersama dengan angkat kepala
dan bahu sementara tangan meraih kaki yang diangkat,
sebanyak 8 kali
- Posisi terlentang, kaki ditekuk, tangan di dada, angkat
kepala hingga bahu 8 kali
- Angkat kedua kaki, tahan dan turunkan 8 kali secara
bergantian
19 Pendinginan
- Tidur terlentang, rentangkan kedua tangan ke atas, sambil
mengatur nafas, tekuk salah satu kaki, kemudian tarik
dengan kedua tangan (kiri-kanan) , sebanyak 8 kali
- Tidur terlentang, tekuk kaki sambil memiringkan badan,
letakkan kaki ke sisi lain secara bergantian, sebanyak 8
kali.
20 Membereskan semua perlengkapan yang telah digunakan ke
tempat semula.
21 Mencatat dibuku status/ catatan ibu mengenai tindakan yang
telah dilakukan dan menginformasikan kepada ibu mengenai
hal-hal yang perlu diingat oleh ibu apabila ia ingin melakukan
sendiri dirumah.
E. JOB SHEET
No LANGKAH KERJA GAMBAR
41
2 Lakukan pemanasan terlebih dahulu, dengan
gerakan sederhana sambil tidur terlentang
miring ke kiri kemudian ke kanan.
42
7 Latihan meluncurkan kaki
Secara berlahan julurkan kedua tungkai kaki
hingga rata dengan lantai, kemudian geserkan
telapak kaki kanan dengan tetap menjejak
lantai ke belakang ke arah bokong, pertahankan
pinggul tetap menekan lantai geserkan tungkai
kaki kembali lurus, ulangi untuk kaki kiri.
Mulailah dengan 3-4 kali geseran setiap kaki,
lalu secara bertahap sampai 12x atau lebih
dengan nyaman.
43
11 Latihan merampingkan pinggang
Letakkan kedua tangan dipinggang dan tekan
keras-keras seolah sedang mengencangkan ikat
pinggang kemudian kendurkan.
12 Berlutut
- Sikap merangkak, bertumpu pada lutut dan
telapak tangan. Gerakkan pinggang ke
atas, ke bawah, sambil kencangkan otot
perut
- Gerakkan pinggul dan kepala ke kiri dan
ke kanan bergantian
13 - Berbaring terlentang
Kencangkan otot perut, gerakkan lengan
disamping badan seolah hendak
menjangkau mata kaki secara bergantian,
luruskan kembali
- Berbaring miring
Kencangkan otot perut, gerakkan lengan
lurus ke atas kepala dan kaki lurus ke
bawah sehingga badan membentuk garis
lurus
14 Duduk
Letakkan tangan di atas kepala, otot perut
dikencangkan ke dalam dan gerakkan tubuh ke
depan untuk memegang jari-jari kaki
44
15 Berdiri
Berdiri tegak kemudian perut di kencangkan ke
dalam
16 Berbaring telungkup
Berbaring dengan bantal di bawah kepala dan
sebuah lagi di bawah perut kemudian
kencangkan otot perut
17 Pemanasan
- Berdiri tegak 8 kali
- Gerakkan kepala ke kiri dan ke kanan 8
kali
- Gerakkan kepala ke bawah 8 kali
- Mengangkat kepala 8 kali
- Buka kedua kaki, tangan direntang,
tekuklah lutut sambil mengangkat tumit,
kembali ke posisi semula 8 kali
- Berdiri tegak, perut dikencangkan, tangan
direntangkan, ayunkan badan ke kanan –
ke kiri 8 kali
- Kaki terbuka, gerakan tangan mendorong
ke kanan – ke kiri 8 kali
18 Peregangan
- Kaki dibuka arahkan pandangan ke bawah,
tekuk kaki kiri sampai tangan menyentuh
lantai (kiri – kanan) 8 kali
- Mengencangkan otot panggul jongkok
telapak tangan menyentuh lantai, tahan
beberapa detik lalu angkat panggul
perlahan-lahan sampai mengangkat kedua
tangan sampai mengangkat kedua tangan
ke atas sampai posisi berdiri
- Mengencangkan otot paha
- Posisi merangkak, dorong salah satu kaki
ke belakang tanpa menyentuh lantai (kiri –
kanan)
- Posisi tetap merangkak dorong salah satu
kaki ke samping (kiri-kanan)
45
19 Inti
- Memutar lengan
Posisi duduk bersila, memutar lengan,
rentangkan tangan, lalu putar pergelangan
tangan, lengan dan bahu, sebanyak 8 kali
- Memutar pinggang
Duduk dalam keadaan posisi kaki terbuka
kemudian ayunkan badan kesamping
kanan dan kiri, sebanyak 8 kali
- Lanjutkan gerakan dengan posisi kaki
yang sama sambil merentangkan tangan
lalu serongkan badan ke kanan dan ke kiri,
sebanyak 8 kali
- Mengencangkan paha dan betis
Tidur miring ke kanan angkat kaki atas,
kemudian turunkan perlahan (kiri-kanan),
sebanyak 8 kali
- Ayunkan kaki depan bersama dengan
tangan ke arah yang berlawanan (kiri-
kanan), sebanyak 8 kali
- Tidur terlentang angkat salah satu kaki dan
naikkan (naik-turun) (kiri-kanan),
sebanyak 8 kali
- Mengecilkan perut
Angkat salah satu kaki bersama dengan
angkat kepala dan bahu sementara tangan
meraih kaki yang diangkat, sebanyak 8
kali
- Posisi terlentang, kaki ditekuk, tangan di
dada, angkat kepala hingga bahu 8 kali
- Angkat kedua kaki, tahan dan turunkan 8
kali secara bergantian
19 Pendinginan
- Tidur terlentang, rentangkan kedua tangan
ke atas, sambil mengatur nafas, tekuk
salah satu kaki, kemudian tarik dengan
kedua tangan (kiri-kanan) , sebanyak 8
kali
- Tidur terlentang, tekuk kaki sambil
memiringkan badan, letakkan kaki ke sisi
lain secara bergantian, sebanyak 8 kali.
46
20 Membereskan semua perlengkapan yang telah
digunakan ke tempat semula.
47
6. KEGIATAN BELAJAR VI : METODE KANGURU
A. OUTCOME
Diharapkan kepada mahasiswa mampu memahami dan melaksanankan metode kanguru
pada ibu nifas dan bayi secara komprehensif, baik dan benar.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami metode kanguru
2. Mahasiswa dapat melaksanakan metode kanguru
C. MATERI
1. Pengertian
Perawatan metode kanguru (Kangaroo Mother Care) atau disebut juga asuhan kontak
kulit dengan (skin to skin contact) merupakan metode khusus asuhan bagi bayi berat lahir
rendah atau bayi prematur.
Berdasarkan tipe pelaksanaannya, PMK dibedakan menjadi 2 (dua) tipe yaitu:
a. PMK sewaktu-waktu (intermitten)
- Tipe ini dilakukan apabila bayi masih mendapat cairan atau obat-obatan intravena,
bantuan khusus seperti oksigen atau minum melalui oral gastric tube (OGT).
- Asuhan harus dilakukan selama lebih dari 1 (satu) jam untuk memberikan hasil yang
optimal dan mengurangi stress pada bayi.
b. PMK secara terus menerus (continue)
- Tipe ini dilakukan pada bayi yang sudah memenuhi kriteria dan tidak memerlukan
bantuan khusus untuk bernafas.
- Tipe ini dilakukan untuk meningkatkan berat badan bayi, meningkatkan kemampuan
bayi menyusu dan kemampuan ibu untuk merawat bayinya sampai kriteria
pemulangan bayi terpenuhi.
2. Tujuan
Suatu metode untuk meningkatkan berat badan bayi prematur atau berat badan lahir
rendah (BBLR)
- Menstabilkan denyut jantung, pola pernafasan dan saturasi oksigen
- Memberikan kehangatan pada bayi
- Meningkatkan durasi tidur
48
- Mengurangi tangisan bayi dan kebutuhan kalori
- Mempercepat peningkatan berat badan dan perkembangan otak
- Meningkatkan hubungan emosional ibu dan bayi
- Meningkatkan keberhasilan dan memperlama durasi menyusui
D. DAFTAR TILIK
DAFTAR TILIK METODE KANGURU
AKADEMI KEBIDANAN MUNAWARAH BIREUEN-ACEH
Penilaian setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1 Kurang : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu
mendemonstrasikan sesuai prosedur.
2 Cukup : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau
kurang cekatan dalam mendemonstrasikan dan waktu yang
diperlukan relatif lebih lama menyelesaikan suatu tugas.
3 Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya diri,
kadang-kadang tampak cemas dan memerlukan waktu yang
dapat dipertanggung jawabkan
4 Sangat : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan
baik/Mahir tekhnik prosedur dalam lingkup kebidanan dan waktu efisien.
PENILAIAN
No LANGKAH KERJA
1 2 3 4
1. Menyiapkan alat – alat yang digunakan didekat bayi
”Susun alat secara ergonomis”
2. Menjelaskan kepada ibu megenai prosedur yang akan
dilakukan.
”Bila ibu mengetahui dengan jelas mengenai prosedur /
tindakan yang akan dilakukan maka ia biasanya lebih mudah
diajak untuk bekerjasama”
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
mengalir, lalu mengeringkannya.
”Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan,
lepaskan perhiasan dari lengan dan tangan”
4. Membersihkan daerah perut ibu dengan air dan sabun agar
terbebas dari kuman.
5. Memasangkan pakaian bayi popok, topi, dan kaus kaki bayi.
Bila bayi BAB atau BAK segera ganti popok.
6. Memakaikan kain gendongan dan kancingkan kain untuk
mengendong bayi.
49
“Pastikan kancing kuat, masukkan kancing sesuai lubangnya”
7. Memakaikan baju metode kangguru tanpa BH dan baju
dalam.
8. Meletakkan bayi dalam posisi vertikal, dapat ditengah
payudara atau sedikit kesamping kanan / kiri sesuai dengan
kenyamanan bayi dan ibu.
“Jaga posisi tetap vertikal dan usahakan bayi kontak langsung
dengan kulit ibu. Jaga nafas bayi jangan sampai tertutup”
9. Mengkancingkan baju kangguru.
“Hindari penggunaan baju yang sempit dan usahakan badan
bayi tertutup oleh baju”
10. Memeriksa ulang kancing dan ikatan tali pinggang.
“Pastikan keamanan bayi agar tidak tergelincir”
11. Ibu memakai baju kangguru secara terus menerus agar bayi
selalu dalam keadaan hangat.
“Pantau keadaan bayi : suhu, warna kulit, pernafasan, gerak,
kuatnya menetek dan beri ASI sesering mungkin”
12. Setelah selesai, cuci tangan kembali.
“Mencuci tangan dengan mengunakan sabun dapat
menghilangkan kuman 80%; untuk mencegah infeksi silang”
E. JOB SHEET
50
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan
air mengalir, lalu mengeringkannya.
Untuk pencegahan infeksi sebelum melaksanakan
tindakan, lepaskan perhiasan dari lengan dan
tangan.
51
9. Mengkancingkan baju kangguru. Hindari
penggunaan baju yang sempit dan usahakan
badan bayi tertutup oleh baju.
52