Anda di halaman 1dari 16

PERSIAPAN PASIEN DALAM PEMERIKSAAN

PENUNJANG PENGAMBILAN
FESES
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar II

disusun oleh:
Erina Fikar Febriana 302018041
Hersan Gumilang 302018056
Meli Wiranda Putri U 302018053
Meliana Fikri Qurani 302018034
Mia Kusmiati 302017045
Nabilla Putri Damayanti 302018013
Nisa Fauziyyah Nur S 302018027
Novia Diah Permata Sari 302018021
Redista Rahmayanti 302018011
Risma 302018028
Yulia Fadilah Santi 302018016

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal . Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Bandung, 14 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Pengertian ..................................................................................................... 3
B. Jenis-Jenis Pemeriksaan Feses .................................................................. 3
C. Indikasi Pemeriksaan .................................................................................. 4
D. Persiapan perawat sebelum pemeriksaan: ................................................ 4
E. Persiapan Perawat dalam pengambilan feses .......................................... 6
F. Analisis pengambilan feses ........................................................................ 8
BAB III. SIMPULAN ......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Feses (tinja) normal terdiri dari sisa – sisa makanan yang tidak tercerna
air. Bermacam produk hasil pencernaan makanan dan kuman – kuman
nonpatogen. Orang dewasa normal mengeluarkan 100 – 300 gram tinja per
hari. Dari jumlah tersebut 60 – 70 % merupakan air dan sisanya terdiri dari
substansi solid (10-20%) yang terdiri dari makanan yang tidak tercerna
(selulosa). Sisa makanan yang tidak terabsorbsi sel – sel saluran pencernaan
(sel epitel) yang rusak bakteri dan unsur – unsur lain (-30%) tinja yang
dikeluarkan merupakan hasil pencernaan dari -10 liter cairan masuk dalam
saluran cerna. Tinja normal menggambarkan bentuk dan ukuran lian kolon.
Perhatian terhadap pemeriksaan tinja di laboratorium dan klinik pada
umumnya masih kurang. Berlainan dengan peeriksaan cairan tubuh lainnya,
sempel tinja biasanya tidak dapat dikeluarkan pada waktu hendak diperiksa
dan penderita biasanya enggan untuk mengumpulkan dan mengirimkannya
untuk pemeriksaan. Hal yang sama dirasakan pula bila dokter, perawat atau
pegawai laboratorium lain diminta untuk melakukan pemeriksaan tinja.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari identifikasi masalah
dan pembatasan masalah. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini
dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa pemeriksaan feses itu?
2. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan feses?
3. Apa saja indikasi dari pemeriksaan feses?
4. Bagaimana persiapan perawat sebelum pemeriksaan feses?
5. Bagaimana persiapan perawat dalam pengambilan feses?
6. Bagaimana analisis pengambilan feses?

1
2

C. Tujuan Masalah
Tujuan merupakan sesuatu yang memberikan penjelasan tentang maksud
penulisan makalah. Adapun tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1. untuk mengetahui pemeriksaan feses;
2. untuk mengetahui jenis pemeriksaan feses;
3. untuk mengetahui indikasi dari pemeriksaan feses;
4. untuk mengetahui persiapan perawat sebelum pemeriksaan feses;
5. untuk mengetahui persiapan perawat dalam pengambilan feses;
6. untuk mengetahui analisis pengambilan feses.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pemeriksaan feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feses
sebagai bahan pemeriksaan. Tinja adalah bahan buangan yang di keluarkan
dari tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan
di sepanjang sistem saluran pencernaan (traktus digestifus). Pengertian tinja
ini juga mencangkup seluruh bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh
manusia termasuk karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan sebagai sistem
dari proses pernapasan, keringat, lendir dari ekresi, kelenjar, dan sebagainya.
Feses (tinja) juga merupakan hasil pemisahan terdiri dari : sisa-sisa makanan,
air, bakteri, zat warna empedu.
B. Jenis-Jenis Pemeriksaan Feses
Jika akan memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang
memberi kemungkinan sebesar-besarnya untuk menemui kelainan
umpamanya bagian yang tercampur darah atau lendir dan sebagainya. Oleh
karena itu, unsur-unsur patologik biasanya tidak terdapat merata, maka hasil
pemeriksaan mikroskopis tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan
tepat, cukup diberi tanda – (negative), +, ++ atau +++ saja.
1. Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan feses yang terdiri
atas:
a. Pemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata telanjang:
konsistensi, warna, darah, lendir). Adanya darah dan lendir
menandakan infeksi yang harus segera diobati, yaitu infeksi karena
amuba atau bakteri shigella;
b. Pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop:
leukosit, eritrosit, epitel, amilum, telur cacing dan amuba). Adanya
amuba menandakan adanya infeksi saluran cerna terhadap amuba
tersebut, dan adanya telur cacing menandakan harus diobatinya pasien
dari infeksi parasit tersebut;

3
4

c. Pemeriksaan kimia: untuk mengetahui adanya Darah Samar, Urobilin,


Urobilinogen, Bilirubin dalam feses / tinja.
2. Pemeriksaan feses kultur merupakan pemeriksaan feses melalui biakan
a. Tujuan: mendapatkan spesimen tinja/feses yang memenuhi persyaratan
untuk pemeriksaan feses rutin
b. Waktu: pengambilan dilakukan setiap saat, terutama pada gejala awal
dan sebaiknya sebelum pemberian anti biotik.
c. Alat-alat: lidi kapas steril dan pot tinja
d. Cara kerja:
1) Penderita diharuskan buang air kecil terlebih dahulu karena tinja
tidak boleh boleh tercemar urine
2) intruksikan pada penderita untuk buang air besar langsung kedalam
pot tinja (kira kira 5gram)
3) tutup pot dengan rapat
4) Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis
spesimen
e. Waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan feses:
Umumnya dilakukan di rumah/laboratorium (Bila di rumah, feses
sebaiknya dibawa ke laboratorium, kurang dari 1 jam)
C. Indikasi Pemeriksaan
1. Adanya diare dan konstipasi
2. Adanya ikterus
3. Adanya gangguan pencernaan
4. Adanya lendir dalam tinja
5. Kecurigaan penyakit gastrointestinal
6. Adanya darah dalam tinja
D. Persiapan perawat sebelum pemeriksaan:
1. Kumpulkan peralatan yang di perlukan
2. Pasang tanda di kamar mandi klien bila diperlukan spesimen feses sesuai
waktu
3. Pelaksanaan
5

4. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut
harus dilakukan dan apakah klien dapat bekerjasama.
5. Berikan informasi dan interupsi kepada klien yang dapet berjalan
6. Tujuan pengambilan spesimen feses dan bagaimana klien dapat mebantu
mengumpulkannya
7. Defekasi pada pispot yang bersih
8. Jangan sampai spesimen terkontaminasi dengan urin atau darah
menstruasi. Jika memungkinkan klien berkrmih dulu sebelum
mengumpulkan spesimen
9. Jangan membuang tisu ke dalam pispot defekasi karena kandungan kertas
dapat mempengaruhian alisis laboratorium
10. Beritahu perawat secepat mungkin setelah defekasi terutama setelah
mendapatkan spesimen dan segera dikirim ke laboratorium
11. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lainnya yang
sesuai. Ketika mengambil sampel feses yaitu saat membawa pispot klien,
saat memindahkan sampel feses ke wadah spesimen, saat membuang sisa
pada pispot, perawat melakukan teknik aseptik dengan cermat.
12. Berikan privasi klien
13. Bantu klien yang memerlukan bantuan
14. Bantu klien memakai pispot yang diletakkan di atas kursi di samping
tempat tidur atau di bawah dudukan toilet di kamar mandi
15. Setelah klien defekasi tutup pispot bertujuan untuk mengurangi rasa bau
dan malu pada klien
16. Pasang sarung tangan untuk menghindari kontaminasi pada tangan dan
bersihkan klien sesuai dengan kebutuhan. Inspeksi sekitar anus untuk
memeriksa adanya iritasi bila klien sering defekasi dan fesesnya cair.
17. Pindahkan sejumlah feses yang diperlukan ke dalam wadah feses
18. Gunakan satu atau dua spatel untuk memindahkan sejumlah atau semua
feses ke dalam wadah spesimen, hati-hati agar tidak mengontaminasi
bagian luar wadah. Jumlah desse yang dikirim bergantung pada tujuan
pengumpulan spesimen feses. Biasanya pemeriksaan cukup membutuhkan
6

2 ,5 cm feses yang berbentuk atau 15-30 ml fese cair. Untuk beberapa


spesime waktu,seluruh feses yang keluar mungkin perlu di kirimkan,
mukius atau darah yang terlihat harus disertakan pada sampel.
19. Untuk kultur, masukkan swab steril kedalam spesimen. Letakkan swab
kedalam tabung periksa steril dengan menggunakan teknik steril.
20. Bungkus spatel yang telah digunakan dengan tissue sebelum
membuangnya kedalam wadah pembuangan. Tindakan ini membantu
mencegah penyebaran mikroorganisme melui kontak dengan benda lain
21. Tutup wadah segera setelah spesimen berada di dalam wadah
22. Pastikan klien dalam keadaan nyaman
23. Kosongkan dan bersihkan pispot dan letakkan kembali ke tempatnya
24. Lepaskan sarung tangan
25. Gunakan penyegar udara untuk mrenghilangkan bau kecuali dikontra
indikasikan untuk klien (misalmnya semprotan yang meningkatkan
dispenia
26. Beri label dan kirimkan spesimen ke laboratorium
27. Pastikan informasi yang benar terdapat pada slip permintaan laboratorium
dan pada label yang melekat di wadah specimen
28. Atur spesimen agar di bawa ke laboratorium untuk kultur atau
pemeriksaan parasit perlu segera dikirim. Bila tidak memungkinkan ikuti
petunjuk pada wadah spesimen. Pada beberapa institusi pendinginan di
indikasikan karena perubahan bakteriologis terjadi pada spesimen feses
dalam suhu ruangan. Jangan pernah meletakkan spesimen dalam tempat
pendingin yang berisi makanan dan obat-obatan untuk mencegah
kontaminasi
E. Persiapan Perawat dalam pengambilan feses
1. Pengambilan feses pada dewasa
a. Jelaskan prosedur pada ibu dan meminta persetujuan tindakan
b. Menyiapkan alat yang diperlukan
c. Meminta ibu untuk defekasi di pispot, hindari kontak dengan urine
d. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
7

e. Dengan alat mengambilan feses, ambil dan ambil feses ke dalam


specimen kemudian tutup dan bungkus
f. Observasi warna, konsistensi, lendir, darah, telur cacing, dan adanya
parasit pada sampel
g. Buang alat dengan benar
h. Cuci tangan
i. Beri label pada wadah specimen dan kirimkan ke labolatorium
j. Melakukan pendokumentasian dan tindakan yang sesuai
2. Pengambilan feses pada dewasa dalam keadaan tidak mampu defekasi
sendiri
a. Mendekatkan alat
b. Jelaskan prosedur pada ibu dan meminta persetujjuan tindakan
c. Cuci tangan
d. Memasang perlak, pengalas, dan sampiran
e. Pelepas pakaian bawah pasien
f. Mengatur posisi dorsal recumbent
g. Memakai handscoon
h. Telunjuk diberi vaseline lalu dimasukan kedalam anus dengan arah ke
atas kemudian diputar ke kiri dan ke kanansampai teraba tinja
i. Setelah dapat, dikeluarkan perlahan-lahan lalu dimasukan kedalam
tempatnya.
j. Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan dikeringkan dengan tissue.
k. Melepaskan handscoon
l. Merapikan pasien
m. Mencuci tangan
3. Pengambilan feses pada bayi
a. Jelaskan prosedur pada ibu bayi dan meminta persetujuan tindakan
yang akan dilakukan pada bayinya
b. Menyiapkan alat yang diperlukan
c. Memantau feses yang dikeluarkan oleh bayi dipopoknya, hindari
kontak dengan urine
8

d. Cuci tangan dan pakai sarung tangan


e. Dengan alat pengambil feses, ambil dan ambil feses ke dalam wadah
specimen kemudian tutup dan bungkus
f. Observasi warna, konsistensi, lendir, darah, telur cacing, dan adanya
parasit pada sampel
g. Buang alat dengan benar
h. Beri label pada wadah specimen dan kirimkan ke labolatorium
i. Lakukan pendokumentasian dan tindakan yang sesuai
F. Analisis pengambilan feses
Analisa specimen feses dapat memberikan informasi meliputi proses
tentang kondisi kesehatan. Beberapa tujuan pemeriksaan feses meliputi:
1. Untuk menentukam adanya darah samar (tersembunyi) perdarahan dapat
terjadi akibat adanya ulkus, penyakit inflamasi atau tumor. Pemeriksaan
samar sering disebut sebagai tes uji guaiase, dapat dilakukan dengan cepat
oleh perawat di klinik atau klien di rumah. Kertas guaiase yang di gunakan
untuk pemeriksaan sensitive terhadap adanya darah dalam feses. Makanan
tertentu,obat dan vitamin c dapat menjadikan pemeriksaan tidak akurat.
Hasil positif palsu dapat terjadi bila klien baru memakan daging
merah,sayuran atau buah-buahan mentah atau obat-obatan tertentu yang
mengiritasi mukosa lambung dan mengakibatkan perdarahan, seperti
aspirin atau abat anti inflamasi nonsteroid (Nonsteroidal antI-inflamatory
drugs/NSAID) yang lain, steroid, sediaan besi dan anti koagulan. Hasil
negatif palsu terjadi bila klien mengonsumsi lebih dari 50 mg vitamin
c/hari dari semua sumber baik dari diet dan suplemen 3 hari sebelum
pengukuran –sekalipun njika ada perdarahan.
2. Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif. Sebagai contoh,
jumlah lemak yang berlebihan pada feses (steatore) dapat mengindikasi
absorbsi lemak yang terjadi pada usus halus. Penurunan jumlah empedu
dapat mengiritasi obstruksi aliran empedu dari hati dan kandung kemih ke
dalam usus. Untuk pemeriksaan jenis ini, perawat perlu mengumpulkan
9

dan mengirim seluruh feses pada satu kali defekasi bukan sempel yang
sedikit.
3. Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit. ketika mengumpulkan
spesimen untuk pemeriksaan parasit sample yang harus di bawa ke
laboratorium masih baru. Biasanya, ada tiga spesimen feses yang di
evaluasi untuk memastikan dan mengidentifikasi adanya organisme
sehingga dapet disusun pengobatan yang sesuai.
4. Untuk mendeteksi adanya bakteri atau virus. Pemeriksaan ini hanya
membutuhkan sedikit feses karena spesimen tersebut akan di kultur.
Wadah atau penampung harus steril dan teknik aseptik digunakan saat
mengumpulkan spesimen. Feses perlu dikirim segera ke laboratorium.
Perawat perlu membuat catatan pada slip permintaan laboratorium bila
klien mendapatkan antibiotik
5. Hal – hal yang perlu diperhatikan
a. Penyimpanan
1) Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang
2) Bila 1 jam/lebih gunakan media transpot yaitu Stuart’s medium,
ataupun Pepton water
3) Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24 jam pada
suhu 4°C
b. Pengiriman
1) Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang
2) Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau kultur
pada media Tetra Thionate Broth
3) Mengumpulkan spesimen feses
c. Alat:
1) Pispot yang bersih
2) Sarung tangan
3) Wadah spesimen dari plastik berlebel dengan penutup, hapusan
steril pada tabung untuk kultur feses
4) Dua spatel
10

5) Tissue
6) Slip permintaan dari laoratorium yang terisi lenkap
7) Penyegar udara

G. Peran Perawat Dalam Pemeriksaan Pengambilan Feses


Seorang perawat perlu memahami bagaimana prosedur
pengambilan feses. Selain itu peran perawat lebih fokus terhadap
persiapan yang dilakukan oleh pasien. Sebelum dilakukannya pengambilan
feses, perawat terlebih dahulu harus memberi informasi dan
mempersiapkan pasien. Berikut ini adalah persiapan pasien yang harus
dilakukan sebelum pengambilan feses.
Perawat memberi instruksi kepada pasien atau penderita sebelum
dilakukannya pengambilan feses, seperti memperhatikan jenis-jenis
makanan yang tidak boleh dikonsumsi selama 2-3 hari sebelum dilakukan
tes, dan perawat memberi instruksi agar pasien tidak memakai obat
terdahulu agar dilakukannya pengambilan feses tidak tercampur oleh zat
lain. Oleh karena itu, tanyakan kepada dokter mengenai obat-obat yang
pemakaiannya harus dihentikan.
Langkah-langkah yang dilakukan perawat sebelum dilakukan nya
pengambilan feses:
 Menjelaskan apa yang harus di persiapkan dalam pengambilan
feses pada pasien,
 Menjelaskan prosedur pada pasien saat akan dilakukan
pengambilan feses,
 Menjelaskan peran perawat dalam diagnosis laboratorium
mikroskopik
Selain persiapan pasien, perawat juga perlu memperhatikan
beberapa hal berikut ini:
 Baru saja menjalani x-ray menggunakan bahan kontras barium,
seperti enema barius atau seri pencernaan bagian atas (menelan
barium). Barium dapat mengganggu hasil tes
11

 Baru saja bepergian dalam beberapa pekan terakhir atau bulan,


terutama jika telah bepergian ke luar negeri. Hal ini membantu
dokter untuk melihat parasit, jamur, virus, atau bakteri yang
mungkin menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan.
BAB III
SIMPULAN

Pemeriksaan feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feses


sebagai bahan pemeriksaan. Tinja adalah bahan buangan yang di keluarkan dari
tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan.
Adapun Pemeriksaan feses lengkap merupakan pemeriksaan feses yang lengkap
terdiri atas pemeriksaan makroskopis (pemeriksaan yang dapat dilihat dengan
mata telanjang) mikroskopis (yang dapat hanya dengan menggunakan
mikroskop), dan Pemeriksaan kimia untuk mengetahui adanya Darah Samar,
Urobilin, Urobilinogen, Bilirubin dalam feses / tinja. Dalam upaya pengambilan
feses tentunya perawat juga memiliki persiapan dan teknik tertentu untuk setiap
kalangan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sholehah, D. (2011). Pemeriksaan feses. [online]


Tersedia: https://dianasholehah.wordpress.com/category/uncategorized/.
[14 Oktober 2019].

Mega, M. (). Pemeriksaan feses. [online]


Tersedia: https://www.academia.edu/32815231/Pemeriksaan_Feses#site.
[14 Oktober 2019].

Augustavania, A. (2019). Pengambilan Sampel Feses. [online]


Tersedia: https://id.scribd.com/document/256424363/PENGAMBILAN-
SAMPEL-FESES

Anda mungkin juga menyukai