Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

DOKUMENTASI, PENANGANAN, PENGIRIMAN DAN


PENYIMPANAN SPESIMEN

DOSEN PEMBIMBING
Andi Maya Kesrianti, S.Si. ,M.Kes

DISUSUN OLEH :
JUDMAINNAH
B1D120108

PROGRAM STUDI
DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas

limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “Dokumentasi, Penanganan, Pengiriman Dan Penyimpanan

Spesimen”.

Perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih kepada : Ibu Dosen

mata kuliah Teknik Sampling II atas tugas yang diberikan sehingga menambah

wawasan kami, demikian pula kepada teman-teman yang turut memberi sumbang

saran dalam penyelesaian makalah sebagaimana yang kami sajikan.

saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kesalahan, untuk itu saya yang memohon saran dan kritik

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 12 Desember 2020

JUDMAINNAH
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

DAFTAR SINGKATAN..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2

1.3 TujuanPenulisan..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Pemeriksaan Feses..............................................................................3

2. Pemeriksaan Darah.............................................................................7

3. Pengambilan spesimen cairan vagina/ Secret...................................15

4. Pemeriksaan Sputum.........................................................................17

5. Pemeriksaan Urine............................................................................20

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................25

3.2 Saran..................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini, banyak penyakit yang bertambah dan merajalela dalam

kehidupan masyarakat. Akan tetapi, penyakit infeksi tetap menjadi primadona

penyakit yang paling sering menyerang manusia. Penyakit infeksi yang

ditimbul sering diakibatkan mikroorganisme yang bersifat patogen. Dalam

pemeriksaan penyakit infeksi, biasanya dilakukan pemeriksaan fisik dan

anamnesa guna menemukan etiologi penyakit. Cara lain dalam menegakkan

diagnosa guna menemukan mikroorganisme apa yang menjadi penyebab suatu

penyakit adalah dengan cara pemeriksaan specimen. Oleh karena itu, bagi

orang yang berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya bidan, harus

mengetahui dan memahami betul cara pengelolaan spesimen yang

berhubungan dalam praktik kebidanan.

Hal yang harus diperhatikan dalam hal pengelolaan spesimen adalah : Cara

Pengambilan/Penyimpanan/Pengiriman spesimen. Adapun tujuan dari

pemahaman cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat

memberikan hasil yang akurat dalam pemeriksaan secara

makroskopis/mikroskopis dan spesimen tidak rusak dalam rentang waktu

pengiriman ke laboratorium. Salah satu hal paling penting yang mendasari

cara pengelolaan spesimen yaitu harus diperhatikan tujuan pengambilan

spesimen.
Spesimen diambil apakah untuk pemeriksaan mikrobiologi/patologi

klinik/patologi anatomi/parasitologi. Hal ini harus diperhatikan sebab prosedur

pengelolaan spesimen pada setiap bidang pastilah berbeda. Dalam makalah ini

dipaparkan mulai dari cara pengambilan, penyimpanan. Dimana, pada

makalah ini ditekankan pada cara pengelolaan spesimen feses, darah, cairan

pervagina, dan secret.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja yang harus dipersiapkan dalam pengambilan spesimen feses,

darah, cairan pervagina, urine dan secret?

2. Bagaimana cara pengambilan spesimen dalam persiapan dan pemeriksaan

spesimen yang berhubungan dengan kebidanan?

1.3 Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

terstruktur mata kuliah teknik sampling dan flebotomi.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pengambilan

specimen feses darah, cairan pervagina, urine dan secret.

2. Untuk mengetahui cara pengambilan spesmen dalam persiapan dan

pemeriksaan spesimen yang berhubungan dengan kebidanan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Persiapan dan Pengambilan Spesimen Laboratorium

1. Pemeriksaan Feses

a. Pengertian

Pemeriksaan feses merupakan pemeriksaan dengan menyiapkan

feses untuk pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambilan yang

tertentu. Pemeriksaan feses terdiri dari dua, yaitu :

 Pemeriksaan feses lengkap : merupakan pemeriksaan feses yang

terdiri dari pemeriksaan warna, bau, konsistensinya, lender, darah,

dan lain-lain.

 Pemeriksaan feses kultur : merupakan pemeriksaan feses

melalui biakan dengan cara toucher (lita prosedur pengambilan

feses melalui tangan).

b. Tujuan

 Untuk melakukan diagnose

 Untuk menentukan adanya darah samar (tersembunyi) perdarahan

dapat terjadi akibat adanya ulkus, penyakit inflamasi atau tumor.

 Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif. Sebagai

contoh, jumlah lemak yang berlebihan pada feses (steatore) dapat

mengindikasi absorbsi lemak yang terjadi pada usus halus.

Penurunan jumlah empedu dapat mengiritasi obstruksi aliran

empedu dari hati dan kandung kemih ke dalam usus. Untuk


pemeriksaan jenis ini, perawat perlu mengumpulkan dan mengirim

seluruh feses pada satu kali defekasi bukan sempel yang sedikit.

 Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit, ketika mengumpulkan

spesimen untuk pemeriksaan parasit sample yang harus di bawa

kelaboratorium masih baru. Biasanya, ada tiga spesimen feses yang

di evaluasi untuk memastikan dan mengidentifikasi adanya

organisme sehingga dapet disusun pengobatan yang sesuai.

 Untuk mendeteksi adanya bakteri atau virus. Pemeriksaan ini

hanya membutuhkan sedikit feses karena spesimen tersebut akan di

kultur. Untuk pemeriksaan kultur (pembiakan) pengambilan tinja

dengan cara steril. Caranya sama dengan cara thoucer, tetapi alat-

alat yang digunakan dalam keadaan steril. Wadah atau penampung

harus steril dan teknik aseptik digunakan saat mengumpulkan

spesimen. Feses perlu dikirim segera ke laboratorium. Perawat

perlu membuat catatan pada slip permintaan laboratorium bila

klien mendapatkan antibiotik.

 Pemeriksaan tinja untuk pasien dewasa. Untuk pemeriksaan

lengkap meliputi warna, bau, konsistensi, lendir, darah, dan telur

cacing. Tinja yang diambil adalah tinja segar.

c. Persiapan alat

Hand scoon bersih

Vasseline

Botol bersih dengan penutup

Lidi dengan kapas lembab dalam tempatnya


Bengkok

Perlak pengalas

Tissue

Tempat bahan pemeriksaan

Sampiran

d. Prosedur tindakan

 Mendekatkan alat

 Memberitahu pasien

 Mencuci tangan

 Memasang perlak pengalas dan sampiran

 Melepas pakaian bawah pasien

 Mengatur posisi dorsal recumbent

 Memakan hand scoon

 Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke dalam anus dengan

arah keatas kemudian diputar kekiri dan kekanan sampai teraba

tinja

 Setelah dapat, dikeluarkan perlahan – lahan lalu dimasukkan ke

dalam tempatnya.

 Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan keringkan dengan

tissue

 Melepas hand scoon

 Merapikan pasien

 Mencuci tangan

e. Hal – hal yang perlu diperhatikan


 Penyimpanan

- Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang

- Bila 1 jam/lebih gunakan media transpot yaitu Stuart’s medium,

ataupun Pepton water

- Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24 jam

pada suhu 4°C

 Pengiriman

- Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang

- Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau kultur

pada media Tetra Thionate Broth

f. Cara pengambilan spesimen :

Spesimen berupa feses segar, jika tidak memungkinkan, lakukan

usap rektal.

 Cara pengambilan feses segar:

- Pasien diminta untuk berkemih terlebih dahulu.

- Feses segar tidak boleh bercampur dengan air kloset maupun urin.

- Feses ditampung pada pot steril bermulut lebar dan berpenutup.

- Feses dikeluarkan dan ditampung di atas kertas plastik.

- Dengan lidi, ambil banyak feses yang dibutuhkan

- Feses padat : 2-5 g


- Feses cair : 10-15 ml

 Cara pengambilan secara usap rektal:

- Diambil dengan kapas lidi sintesis steril, putar 360° pada

mukosa rektal dengan kedalaman 1-2 cm.

- Kemudian, masukkan ke dalam tabung steril, tutup rapat.

2. Pemeriksaan Darah

a. Pengertian :

Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan

bahan atau specimen darah. Tempat pengambilan darah untuk berbagai

macam pemeriksaan laboratorium, yaitu :

 Perifer (pembuluh darah tepi)

 Vena

 Arteri

 Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau daun telinga

bagian

 bawah

 Pada bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari kaki atau

tumit

b. Bentuk pemeriksaan

 Estrogen

 Pemeriksaan estrogen bertujuan untuk mendeteksi disfungsi

ovarium, menopause dan pasca menopause, stress psikogenik

 Nilai estrogen meningkat dapat diindikasikan adanya tumor

ovarium, adanya kehamilan, dan lain-lain.


 Caranya :

- Ambil darah kurang lebih 5-10 ml dari vena

- Masukkan pada tabung atau botol

- Berikan label nama dan tanggal

 Kadar Normal :

1. Wanita Subur : pertama menstruasi 20-40 pg/ml. Saat sel

telur matang berkisar antara 150-280 pg/ml.

2. Wanita Hamil : Trimester I antara 139-1.389 pg/ml dengan

rata-rata berkisar 726 pg/ml. Trimester II antara 906-9.385

pg/ml dengan rata-rata 5056 pg/ml.

3. Wanita Paska Menopause : kurang dari 10 pg/ml.

4. Pria : 10-50 pg/ml.

 Gas darah arteri

 Pemeriksaan gas darah arteri bertujuan untuk mendeteksi

gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan karena

gangguan respiratorik atau gangguan metabolic.

 Caranya :

- Ambil darah kurang 1.5 ml dari arteri, dengan spuit dan

jarum berisikan heparin.

- Berikan label nama dan tanggal.

 Kadar Normal :

1. pH : Rentang nilai normal : 7.35-7.45

Asidosis : <7.35

Alkalosis : >7.45
2. PaO2: Rentang nilai normal : 80-100 mmHg

Hipoksemia ringan : 70-80 mmHg

Hipoksemia sedang : 60-70 mmHg

Hipoksemia berat : <60 mmHg

3. SaO2 : Rentang nilai normal : 93%-98%

Bila nilai SaO2 >80% sudah dapat dipastikn bahwa

darah diambil dari arteri, kecuali pada gagal nafas.

4. PaCO2 : Rentang nilai normal : 35-45 mmHg

Asidosis respiratorik : >45 mmHg (pH turun)

Alkalosis respiratorik : <35 mmHg (pH naik)

5. HCO3 : Rentang nilai normal : 22-26 mEq/L

Asidosis metabolik : <22 mEq/L (pH turun)

Alkalosis metabolik >26 mEq/L (pH naik)

6. BE : Rentang nilai normal :-2 s/d +2 mEq/L

Nilai – (Negative) : asidosis

Nilai + (Positif) : alkalosis

 Gula darah puasa

 Pemeriksaan gula darah puasa bertujuan untuk mendeteksi

adanya diabetes, atau reaksi hipoglikemik.

 Puasakan pasien 12 jam sebelum pemeriksaan.


 Caranya :

- Ambil darah kurang lebih 15-10 ml dari vena

- Masukkan ke dalam tabung atau botol.

 Kadar Normal :

1. Sebelum makan : 70-130 mg/dl

2. Dua jam setelah makan : kurang dari 180 mg/dl

3. Setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya delapan jam

: kurang dari 100 mg/dl

4. Menjelang tidur : 100-140 mg/dl

 Gula darah postprandial

 Pemeriksaan gula darah postprandial bertujuan untuk

mendeteksi adanya diabetes, atau reaksi hipoglikemik, yang

dilakukan setelah makan.

 Caranya :

- Ambil darah kurang lebih 15-10 ml dari vena setelah 2 jam

makan pagi atau siang.

- Masukkan ke dalam tabung atau botol.

 Kadar Normal :

1. Baik : 180-144 mg/dl

2. Sedang : 145-179 mg/dl

3. ≥ 180 mg/dl

 Human chorionic gonadotropin (HCG)


 Pemeriksaan HCG bertujuan untuk mendeteksi adanya

kehamilan, karena HCG adalah hormone yang diproduksi oleh

plasenta.

 Caranya :

- Ambil darah kurang dari 5-10 ml dari vena

- Masukkan ke dalam tabung atau botol

- Hindari hemolysis

- Berikan label dan tanggal

 Kadar Normal : Dari tingkatan usia kehamilan berdasar haid

terakhir

- 3 minggu : 5-50 mIU/ml

- 4 minggu 5-426 mIU/ml

- 5 minggu 18-7.340 mIU/ml

- 6 minggu : 1080-56.500 mIU/ml

- 7-8 minggu : 7.650-229.000 mIU/ml

- 9-12 minggu : 25.700 -288.000 mIU/ml

- 13-16 minggu : 13.300-254.000 mIU/ml

- 17-24 minggu : 4.060-165.400 mIU/ml

- 25-40 minggu : 3.640-117.000 mIU/ml

- Tidak hamil :<5.0 mIU/ml

- Post-menopause <9.5 mIU/ml

 Hematocrit
 Pemeriksaan hematocrit bertujuan untuk mengukur konsentrasi

sel-sel darah yang dapat mendeteksi adanya anemia, kehilangan

darag, gagal ginjal kronik, defisiensi vitamin B dan C.

 Apabila terjadi peningkatan kadar hematocrit dapat

diindikasikan adanya dehidrasi, asidosis, trauma, pembedahan,

dan lain-lain.

 Caranya :

- Ambil darah kurang lebih 7 ml dari vena

- Masukkan ke dalam tabung atau botol

- Berikan label dan tanggal

 Kadar Normal :

o Anak : 33-38%

o Pria Dewasa 40-48%

o Wanita Dewasa 37-43%

 Hemoglobin

 Pemeriksaan hemoglobin merupakan pemeriksaan kadar

hemoglobin dengan cara membandingkan secara visual warna

darah dengan alat standar yang dapat bertujuan untuk

mendeteksi adanya anemia.

 Terjadi peningkatan dapat diindikasikan adanya dehidrasi,

penyakit paru oh-struksi menahun, gagal jantung kongestif dan

lain-lain.

 Caranya :

- Ambil darah kurang lebih 5 ml


- Masukkan ke dalam tabung atau botol

- Hindari hemolysis

- Berikan label dan tanggal

 Kadar Normal

 Wanita : 12-16 gr/dl

 Pria : 14-18 gr/dl

 Anak : 10-16 gr/dl

 Bayi baru lahir : 12-24 gr/dl

 Tombrosit

 Pemeriksaan trombosit bertujuan untuk mendeteksi adanya

trombositopenia yang berhubungan dengan perdarahan, dan

trombositosis yang menyebabkan peningkatan pebekuan.

 Caranya :

- Ambil darah kurang dari 5 ml dari vena

- Masukkan ke dalam tabung atau botol

- Berikan label dan tanggal

 Leukosit

 Tujuan:

Untuk menghitung jumlah leukosit dalam darah

 Caranya :

- Hisaplah darah dengan pipet thoma leukosit sampai

tanda garis 0.5 tepat.

- Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian

luar pipet
- Lalu hisaplah larutan turk sampai tanda 11 (hati-hati

jangna sampai terjadi gelembung udara)

- Lalu kedua ujung pipet ditutup dengan menggunakan

jari lalu kocok sampai darah dan larutan turk homogen

tercampur

- Letakan kamar hitung (improved neubaure) dan kaca

penutupnya

- Lalu ambil pipet thoma tatdi dan kocok kembali,lalu

buang kira-kira 4-4 tetes

- Tetesan selanjutnya dimasukkan kedalam kamar hitung

dan diamkank sebentar

- Kemudian leukosit dihitung dalam 4 bidang besar

dengan perbesaran lensa objektif 10x dan 40x untuk

memperjelas

 Nilai Normal : 4000-11.000/ul darah

 Jenis Leukosit

1. Basofil: berperan dalam pemeriksaan alergi dan

inflamasi

Nilai normal : 0-1%

2. Eosinofil : berperan dalam pemeriksaan alergi, reaksi

obat dan infeksi parasit.

Nilai normal : 2-4%

 Masa tromboplastin parsial (partial tromboplastin time)


 Masa tromboplastin parsial teraktivasi (APPT = action partial

tromboplastin time).

 Pemerikasaan PTT/APTT bertujuan untuk mendeteksi

defisiensi factor pembekuan kecuali faktor VII, VIII, meneteksi

variasi trombosit, memonitor terapi heparin.

 Caranya :

- Ambil darah kurang lebih 7-10 ml dari vena

- Lakukan pengambilan 1 jam sebelum pemberian dosis

heparin

- Masukkan ke dalam tabung atau botol

- Berikan label dan tanggal

 Nilai normal : 20-35 detik

 Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamik Piruvik Transaminase) atau

alanine amoniotransferase

 Pemeriksaan SGPT bertujuan untuk mendeteksi adanya

kerusakan hepatoseluler.

 Nilai normal :

1. Pria : 42 U/L

2. Wanita : 32 U/L

 Albumin

 Pemeriksaan albumin bertujuan untuk mendeteksi kemampuan

albumin yang disentisa oleh hepar.


 Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan adanya

gangguan hepar seperti sirosis, luka bakar, gangguan ginjal

atau kehilangan protein dalam jumlah yang banyak

 Nilai normal :

1. Dewasa : 3.8-5.1 gr/dl

2. Anak-anak : 4.0-5.8 gr/dl

3. Bayi : 4.4-5-4 gr/dl

4. Bayi Baru Lahir 2.9-5.4 g4/dl

 Bilirubin (total, direk, dan indirek)

 Pemeriksaan bilirubin bertujuan untuk mendeteksi adanya

kadar bilirubin yang dapat mendeteksi adanya ikterik obstruktif

oleh karena batu atau neoplasma, hepatitis, sirosis pada

bilirubin direk.

 Pada bilirubin indirek dapat mendeteksi adanya anemia,

malaria, dll.

 Nilai Normal :

1. Anak-anak dan dewasa : 0-0.4 mg/dl. Nilai bilirubin total :

0.3-1.0 mg/dl

2. Bayi Baru Lahir : <5 mg/dl

 Pemeriksaan lain yang menggunakan specimen darah antara lain

pemeriksaan kadar elektrolit darah, masa protombin, progesterone,

prolactin, serum kreatinin, kortisol, kolesterol, T3, T4, dll.

c. Persiapan alat

 Lanset darah atau jarum khusus


 Kapas alcohol

 Kapas kering

 Alat pengukur Hb/kaca objek/botol pemeriksaan, tergantung

macam pemeriksaan

 Bengkok

 Hand scoon

 Perlak dan pengalas

d. Prosedur kerja

 Mendekatkan alat

 Memberitahu klien dan menyampaikan tujuan serta langkah

 Memasang perlak dan pengalas

 Memakai hand scoon

 Mempersiapkan bagian yang akan ditusuk, tergantung jenis

pemeriksaan

 Kulit dihapushamakan dengan kapas alcohol

 Bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol

 Merapikan alat

 Melepaskan hand scoon

e. Cara pengambilan darah :

 Ada 3 sampel darah yang dapat diambil:

- Darah Vena

 Biasanya diambil dari lipatan siku tangan. Pada orang

dewasa biasanya diambil dari vena median cubiti. Pada

bayi, dapat digunakanvena jugularis superficialis atau sinus


sagittalis superior. Digunakan dalam pengambilan sampel

darah dengan volume yang cukup banyak, misalnya, 10 ml.

Gunakan syringe dengan jarum 20-21 G = dewasa dan 23G

(butterfly needle) = anak-anak.

 Cara pengambilan darah vena:

Ikatkan torniquet pada lipatan siku atas, kemudian

tangan dikepal.

Tentukan vena yang akan diambil darahnya.

Aseptikkan tempat pengambilan dengan alkohol 70%.

Darah vena dipijat/dilonggarkan dengan tekanan ibu

jari/telunjuk.

Tusukkan jarum < 1,25 inch dengan posisi 45° dengan

lengan tangan.

Setelah tertusuk, jarum diturunkan ke posisi 30°

Bila menggunakan syringe, sedot darah perlahan sampai

pada volume darah yang dibutuhkan.

Bila menggunakan jarum tanpa spuit, biarkan darah

langsung mengalir ke media.(media transport/SPS 0,05%

mikrobiologi, antikoagulan patologi klinik, sediaan

hapus darah parasitologi).

Pengeluaran darah 1 cc/menit.

Lepaskan torniquet, kemudian tumpat daerah

pengambilan darah dengan kapas beralkohol 70%.


Tarik jarum perlahan-lahan, kemudian lengan

ditekuk/dilipat supaya darah berhenti mengalir.

- Darah arteri

 Biasanya dari lipatan paha/pergelangan tangan. Arteri yang

biasanya diambil: arteri femoralis dan arteri radialis.

Digunakan sebagai sampel darah untuk pemeriksaan

AGDA dan elektrolit. Karena digunakan dalam

pemeriksaan AGDA, prosedurnya adalah sebagai berikut :

Tentukan daerah yang akan diambil darahnya

Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%,

biarkan sampai mengering, lalu ulangi dengan alkohol

70%.

Siapkan syringe dengan spuit yang telah dilumuri

antikoagulan heparin.

Tusukkan jarum tegak lurus, darah akan mengalir ke

syringe.

Kemudian, jarum dibengkokkan dan ditusuk dalam lilin.

- Darah Kapiler

 Biasanya dari ujung jari tangan/kaki/anak daun telinga.

 Digunakan dalam pengambilan sampel darah dengan volume

yang sedikit, biasanya untuk screening test.

 Cara pengambilan darah kapiler:


Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%,

biarkan sampai mengering, lalu ulangi dengan alkohol

70%.

Sterilkan lanset dalam alkohol 95%

Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari

tusukkan arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari

dan tidak boleh sejajar bila yang akan diambil

spesimennya. Pada anak daun telinga tusukkan pinggirnya

dan jangan sampai sisinya mengeluarkan darah.

Setelah penusukkan selesai, tempat tusukkan ditutup

dengan kapas beralkohol dan biarkan sampai darah tidak

keluar.

f. Volume darah yang diambil:

 10-20 ml dewasa

 1-5 ml anak-anak

 1-3 ml bayi

3. Pengambilan spesimen cairan vagina/ Secret

 Pengertian :

Pengeluaran cairan pervagina berupa keputihan. Sedangkan secret

merupakan pendeteksian kuman seperti tuberkulosis pulmonal, pneumonia

bakteri, brgonkhitis kronis, bronkhietaksis. Keputihan adalah cairan yang

keluar dari vagina. Keputihan dapat timbul dari berbagai keadaan, yaitu

secara normal atau fisiologis dan secara patologis. Keputihan fisiologis

adalah keputihan yang normal terjadi akibat perubahan hormonal, seperti


saat menstruasi, stres, kehamilan, dan pemakaian kontrasepsi. Sedangkan

keputihan patologis adalah keputihan yang timbul akibat kondisi medis

tertentu dengan penyebab tersering adalah akibat infeksi parasit, jamur,

atau bakteri.

a. Persiapan alat

 Kapas lidi steril

 Objek gelas Bengkok

 Sarung tangan Steril Spekulum

 Kain kassa, kapas sublimat

 Bengkok

 Perlak

b. Prosedur

 Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang tindakan

yang akan dilakukan, dan meminta persetujuan pasien.

 Mempersiapkan alat dan bahan, dan mendekatkan alat ke dekat

pasien

 Memasang sampiran

 Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian

bagian bawah (jaga privacy pasien)

 Memasang pengalas dibawah bokong pasien

 Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)

 Mencuci tangan

 Memakai sarung tangan


 Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan

yang tidak dominan

 Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang

dominan sesuai kebutuhan

 Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang disediakan

 Membuang kapas lidi pada bengkok

 Memasukkan objek gelas ke dalam piring petri atau ke dalam

tabung kimia dan ditutup

 Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk

dikirim ke laboratorium

 Membereskan alat

 Melepas sarung tangan

 Mencuci tangan

 Melakukan dokumentasi tindakan

4. Pemeriksaan Sputum

a. Pengertian

Sputum atau dahak adalah bahan yang keluar dari bronchi atau

trachea. Bukan ludah atau lendir yang keluar dari mulut, hidung atau

tenggorokan

b. Tujuan

Untuk mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme yang ada

dalam tubuh pasien sehingga diagnosa dapat ditegakkan.

c. Indikasi
Pasien yang mengalami infeksi/peradangan saluran pernafasan

(apabila diperlukan).

d. Persiapan alat

- Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup

- Botol bersih dengan penutup

- Hand scoon

- Formulir dan etiket

- Perlak pengalas

- Bengkok

- Tissue

e. Prosedur tindakan

- Menyiapkan alat

- Memberitahu pasien

- Mencuci tangan

- Mengatur posisi duduk

- Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan

bengkok. Memakai hand scoon

- Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang

sudah disiapkan (sputum pot)

- Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke dalam botol

- Membersihkan mulut pasien

- Merapikan pasien dan alat

- Melepas hand scoon

- Mencuci tangan
f. Cara pengambilan sputum secara umum :

Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana

kemungkinan untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar.

atau juga bisa diambilàsputum sewaktu. Pengambilan sputum juga

harus dilakukan sebelum pasien menyikat gigi.

Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi

air yang banyak pada malam sebelum pengambilan sputum.

Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yang

dibatukkan benar-benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva

ataupun campuran antara sputum dan saliva. Selanjutnya, jelaskan

g. Cara mengeluarkan sputum.

Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-

kumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu (bila ada).

Sputum diambil dari batukkan pertama (first cough). Cara

membatukkan sputum:

 Tarik nafas dalam dan kuat dengan pernafasan dada batukkan kuat

 Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar dan

berpenutup (Screw Cap Medium).

 Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan

adalah air liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan

sputum.

 Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus,

seperti, butir keju, darah dan unsur-unsur lain.

 Bila sputum susah keluaràlakukan perawatan mulut


 Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril guayakolat

(expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air the manis saat

malam sebelum pengambilan sputum.

 Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil

secara :

- Aspirasi transtracheal

- Bronchial lavage

- Lung biopsy

5. Pemeriksaan Urine

a. Pengertian

Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan laboratorium dengan

bahan urine yang digunakan untuk membantu diagnosis pasien,

diantaranya untuk mengetahui kadar asam urat, bilirubin, Human

choiornic gonadotropinI (HCG).

b. Tujuan

 Tujuan pemeriksaan dengan bahan urine tersebut berbeda-beda,

maka dalam pengambilan atau pengumpulan urine juga dibedakan

sesuai dengan tujuannya.

 Menafsirkan proses-proses metabolism.

 Mengetahui kadar gula darah pada tiap-tiap waktu makan (pada

pasien DM).

c. Bentuk pemeriksaan urine

 Asam urat
 Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi berbagai kelainan

pada penyakit ginjal, eklamsia, keracunan timah hitam,

leukemia, dengan diet tinggi purin, ulscraftif colitis, dan lai-

lain.

 Caranya :

- Tamping urine 24 jam dan masukkan ke dalam botol atau

tabung.

- Berikan label dan tanggal pengambilan.

 Bilirubin

 Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit

obstrukstif saluran empedu, penyakit hepar, kanker hepar, dan

lain-lain.

 Caranya :

- Gunakan lctotet

- Teteskan urine kurang dari 5 tetes

- Masukkan tablet dan tambahkan 2 tetes air

- Hasil posistif jika warna biru atau ungu

- Bila berwarna merah maka hasil negative

 Human Chorionic Gonadotropin (HCG)

 Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kehamilan,

mengingat HCG adalah hormone yang diproduksi oleh

plasenta.

 Caranya :

- Anjurkan puasa 8-12 jam cairan


- Ambil urine 60 ml kemudian lakukan pengumpulan selama

24 jam

- Berikan label dan tanggal pemeriksaan

 Pemeriksaan lain yang menggunakan specimen urine antara lain :

 Pemeriksaan urobilinogen untuk menentukan kadar kerusakan

hepar, penyakit hemolitik dan infeksi berat.

 Pemeriksaan urinalis digunakan untuk menentukan adanya

berat jenis, kadar glukosa, keton, dan lain-lain.

 Pemeriksaan kadar protein dalam urine untuk menentukan

kadar kerusakan glomerulus.

 Pemeriksaan pregnadion dalam urine untuk menentukan

adanya gangguan dalam menstruasi dan menilai adanya

ovulasi, serta pemeriksaan lain.

d. Jenis pemeriksaan urine

 Urine sewaktu : urine yang dikeluarkan sewaktu-waktu

bilamana diperlukan pemeriksaan.

 Urine pagi : urine yang pertama dikeluarkan sewaktu

pasien bangun tidur.

 Urine pasca/post – prandial : urine yang pertama kali dikeluarkan

setelah pasien makan (1.5-3 jam sesudah makan).

 Urine 24 jam : urine yang dikumpulkan dalam waktu 24

jam.

e. Cara pengambilan urine

 Pengambilan urine biasa


 Pengambilan urine biasa merupakan pengambilan urinedenga

mengeluarkan urine secara biasa, yaiu buang air kecil.

 Pengambilan urine biasa ini biasanya digunakan untuk

pemeriksaan kadar gula dalam urine, pemeriksaan kehamilan,

dan lain-lain.

 Pengambilan urine steril

 Pengambilan urine steril merepakan pengambilan urine dengan

menggunakan alat steril.

 Dilakukan dengan kateterisasi atau fungsi suprapubic yang

bertujuan mengetahui adanya infeksi pada uretra, ginjal, atau

saluran kemih lainnya.

 Pengambilan urine selama 24 jam

 Pengambilan urine selama 24 jam merupakan pengambilan

urine yang dikumpulkan dalam waktu 24 jam.

 Bertujuan untuk mengetahui jumlah urine selama 24 jam dan

mengukur berat jenis, asupan dan output, serta mengetahui

fungsi ginjal.

f. Pengambilan urine

 Persiapan alat

- Waslap dan sabun mandi

- Pispot 2 buah

- Botol urine yang sudah diberi label atau etiket

- Surat pemeriksaan laboratorium

- Sarung tangan bersih


- Bengkok

- Sampiran

 Prosedur tindakan

- Beritahukan dan jelaskan pada ibu tindakan yang akan

dilakukan

- Siapkan alat dan bahan, bawa ke dekat pasien

- Pasang sampiran/penutup tirai

- Atur posisi pasien senyaman mungkin

- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan

handuk bersih

- Pakai sarung tangan

 Cara pengambilan

- Pasang mengalas di bawah bokong pasien

- Pasang pispot di bawah bokong pasien

- Bantu pasien untuk membersihkan anus dulu sebelum

berkemih

- Biarkan pasien untuk keluar permulaan, dan tampung urine

yang keluar berikutnya dengan bengkok atau botol yang

disediakan sesuai kebutuhan

- Bantu pasien untuk membersihkan anus


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Spesimen adalah bagian dr kelompok atau bagian dr keseluruhan. Banyak

sekali tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut :

1. Mendeteksi penyakit

2. Menentukan risiko

3. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis

4. Konfirmasi pasti diagnosis

5. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala

klinis

6. Membantu pemantauan pengobatan

7. Menyediakan informasi prognostic/perjalanan penyakit

8. Memantau perkembangan penyakit

9. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan

potensial membahayakan

10. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak

didapati penyakit

11. Setiap pemeriksaan spesimen dalam pemeriksaan laboratorium harus

dilakukan persiapan, prosedur, dan analisa yang tepat dan akurat.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami buat sebaik–baiknya namun sebagai

manusia penulis tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun penulis sangat diharapkan untuk menyempurnakan

makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua, amin.

Anda mungkin juga menyukai