Anda di halaman 1dari 5

Nama : Franciska Gledy Ambarita

NIM : 1534040

Pengamatan Morfologi Giardia lamblia dan Isospora Sp

Praktikum ke : VIII

Tanggal Praktikum : 10 Mei 2017

Tujuan : 1. Mengetahui bentuk stadium Giardia lamblia dan

Isospora Sp

2. Dapat mengidentifikasi Giardia lamblia dan

Isospora Sp

Alat dan Bahan : Mikroskop

Slide atau Preparat Giardia lamblia dan Isospora Sp

Eter Alkohol

Tissue

Oil Imersi

Pengamatan :

Giardia lamblia

Habitat : Usus (duodenum)

Bahan Pemeriksaan : Tinja

Bentuk Infektif : Kista

Cara Penularan : Terinfeksi melalui makanan dan minuman yang


mengandung kista.

Diagnosa Laboratorium :

1. Pemeriksaan pada Tinja cair trofozoit tinja padat kista.


2. Pemeriksaan Aspirasi duodenal ditemukannya trofozoit.
3. Pemeriksaan Entero test atau mukosa duodenum ditemukannya trofozoit.
4. Pemeriksaan Imunologis dengan metode Elisa, Imunofluorescen, Conter
Imuno Electrophoresis (CIE).

Morfologi :

Morfologi Gambar
Stadium Trofozoit
1. Seperti buah per.
2. Bilateral simetris 12 15 m.
3. Memiliki Diskud penghisap.
4. Gerak seperti daun jatuh.
5. Alat gerak 4 pasang flagellum yang
berpangkal di blefaroplas (anterior,
posterior, ventral, dan lateral).
6. Intu 2 buah oval, kariosoma besar
ditengah.
7. Mempunyai 2 axonema.
8. Merupakan benda parabasal.
Stadium Kista
1. Bnetuk elipsoida.
2. Ukuran 10 12 m.
3. Dinding tipis 1 lapis.
4. Axonema.
5. Benda parabasal ( Blefaroplas dan bekas
flagellum).

Isospora Sp
Habitat : Usus
Bahan Pemeriksaan : Tinja
Bentuk Infektif : Ookista dan spora
Cara Penularan : Terinfeksi melalui makanan dan minuman yang
mengandung Ookista dan spora.
Morfologi :

Isospora belli
1. Berbentuk oval.
2. Ookista Isospora belli berukuran 25-33 x
12 - 16 mikron.
3. Dinding lapis dua, rata dan tidak
berwarna, sitoplasma bergranula dan
mempunyai satu inti.
4. Ookista menjadi matang dalam waktu 1 -
5 hari. Sporokista menghasilkan 4
sporozoit yang bentuknya memanjang &
mempunyai satu inti.

Isospora hominis
1. Ookista bujur memanjang.
2. Ookista Isospora hominis berukuran 16
x 10 mikron.
3. Dalam tinja segar sitoplasma bergranula
letak didalam dinding rata, tidak
berwarna, berlapis dua biasanya tidak
membelah satu inti.
4. Tiap spora pembelahan mengahasilkan 4
sporozoit yang berinti.
5. Ookista Isospora hominis berukuran
kecil dari Isospora belli.
Pembahasan :
Giardia lamblia
Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran
pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek tahun
1681 pada fesesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia
intestinalis atau Giardia duodenalis. Selain menyerang saluran pencernaan
manusia, protozoa flagellata ini dapat pula meyerang kucing, anjing, sapi, berang-
berang, rusa dan domba.
Dalam silkus hidupnya, Giardia lamblia mengalami 2 stadium, yaitu
stadium trofozoit yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista
stadium infektif yang keluar ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya
kista dari air minum dan makanan yang terkontaminasi atau dapat juga melalui
kontak individu merupakan awal dari infeksi. Setelah melewati gaster, kista
menuju usus halus.
Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu multiplikasi terjadi melalui
pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8 jam. Trofozoit menempel pada
mukosa duodenum dengan menggunakan sucking disc yang dimilikinya. Enkistasi
terjadi saat trofozoit masuk ke usus besar. Stadium trofozoit dan kista dapat
ditemukan pada feses penderita giardiasis. Kedua hal tersebur dapat dijadikan alat
untuk mendiagnosis penyakit giardiasis. Di luar tubuh manusia, Giardia lamblia
lebih tahan dalam bentuk kista dan dalam lingkungan
lembab dapat bertahan sampai 3 bulan.

Isospora Sp
Isospora adalah genus protozoa filum Apicomplexa. Isosporiasis
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan lainnya. Coccidia kista
pembentuk yang ditularkan melalui jalur fecal oral. Menginfeksi sel epitel usus
kecil adalah penyebab dari koksidiosis pada anjing dan kucing. Isospora belli
adalah yang paling umum dari tiga coccidia usus yang mempengaruhi manusia.
Gejalanya meliputi Diare dan penurunan berat badan. Hal ini bertanggung jawab
untuk isosporiasis kondisi yang menyebabkan akut, diare non berdarah pada
individu immunocompromised.

Daftar Pustaka

Rosdiana Safar, 2010. Parasitologi Kedokteran. Bandung : CV. Yrama Widya

Palembang, 8 Mei 2017


Dosen Pembimbing Praktikan

Maria Nur Aeni, SKM, M.KES Franciska Gledy Ambarita

Anda mungkin juga menyukai