Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI I

PEMERIKSAAN RHIZOPODA DI RONGGA MULUT

Kadek Dwi Putri Prayuni Aryawati

18.131.0769

PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN

STIKES WIRA MEDIKA

2018/2019
Pemeriksaan Rhizopoda Di Rongga Mulut

A. TUJUAN PRATIKUM

1. Agar mahasiswa mengetahui ada atau tidaknya parasit entamoeba gingivalis di dalam
rongga mulut
2. Agar mahasiswa mengetahui bentuk dari sel epitel di dalam rongga mulut

B. PRINSIP PRATIKUM

 Menggunakan pembesaran 10x untuk mencari lapangan pandang


Pembesaran 10X :
 Diafragma ditutup penuh
 Kondensor diturunkan penuh
 Perlahan-lahan mainkan pemutar kasar
 Menggunakan pembesaran 40x untuk melihat dan memperjelas objek yang akan
diamati
Pembesaran 40X :
 Diafragma dibuka setengah
 Kondensor dinaikan setengah
 Perlahan-lahaan mainkan pemutar kasar/pemutar halus
 Pada saat menetesi aquadest jangan terlalu lama dibiarkan agar tidak kering.
 Tetesi aquadest pada bagian tengah-tengah preparat
C. DASAR TEORI

Kata” parasit” berasal dari bahasa Yunani yaitu para yang bermakna disamping dan
sitos yang berarti makanan. Berdasarkan makna tersebut, maka  parasit adalah organisme yang
kebutuhan makannya baik dalam seluruh daur hidupnya atau sebagian dari daur hidupnya
bergantung pada organisme lain. Organisne yang memberikan makanan pada parasit disebut
sebagai inang. Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang organise parasit disebut
parasitologi. (Bambang,2006).
Entamoeba gingivalis adalah protozoa non-patogen dan diketahui sebagai amoeba pertama
dalam manusia yang dideskripsikan. Entamoeba gingivalis merupakan parasit pada gusi dan gigi
manusia. Entamoeba gingivalis adalah amoeba pertama yang ditemukan  pada manusia. Jenis
parasit ini ada pada semua populasi, yang tinggalnya hanya di rongga mulut. E. gingivalis
merupakan jenis parasit yang tergolong dalam phylum Protozoa. Sinonim dari E. gingivalis
adalah  Entamoeba buccalis (Bass dan Johns,1915 dalam Faust dan Russell, 1961: 179)
Cara penularannya langsung dari satu orang ke orang lain dengan berciuman, atau dengan
berbagi peralatan makan. Entamoeba gingivalis Hanya trofozoit yang terbentuk dan ukurannya
biasanya berdiameter 20 mikrometer hingga 150 mikrometer. Entamoeba gingivalis memiliki
pseudopodia yang memungkinkan mereka untuk bergerak cepat dan memfagositus inti neutrofil
polinuklear oleh eksonukleofag pada penyakit periodontal.(Bonner,2013)
Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari yang paling dalam
ke permukaan yaitu lapisan germinativum/basalis, lapisan spinosum, lapisan granulosum dan
lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari selapis sel berbentuk kubus yang berbatasan dengan
lamina propia dan mengandung sel-sel induk yang secara kontinyu bermitosis dan anak selnya
dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial. Stratum spinosum terdiri dari beberapa lapis sel
berbentuk bulat atau oval dan mempunyai karakteristik sel yang mulai matang. Stratum
granulosum terdiri dari beberapa lapis sel yang lebih gepeng dan lebih matang dari stratum
spinosum dan mengandung banyak granula keratohyalin yang merupakan bakal sel keratin.
Stratum corneum terdiri dari selapis atau berlapis-lapis sel (tergantung regio) berbentuk pipih
yang tidak berstruktur dan tidak mempunyai inti sel.
Mukosa mulut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan, mukosa
penutup dan mukosa khusus. Mukosa pengunyahan terdapat di regio rongga mulut yang
menerima tekanan kunyah seperti gusi dan palatum durum. Jaringan epitelnya parakeratinised
(mempunyai lapisan keratin tipis yang beberapa selnya dan yang masih memiliki inti sel yang
tidak sempurna). Mukosa penutup terdapat  pada dasar mulut, permukaan inferior lidah,
permukaan dalam bibir dan pipi, palatum molle dan mukosa alveolaris kecuali gusi. Tipe
epitelnya nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin). Mukosa khusus terdapat pada dorsum
lidah, tipe epitelnya ortokeratinised (memiliki lapisan keratin yang tebal yang terdiri dari sel-sel
yang sudah tidak berinti), perbandingan antara sel basal-parabasal, sel intermediet, dan sel
superfisial disebut indeks maturasi.( Rudyatmi,2016)

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
a. Preparat
b. Cover glass
c. Cotton bud
d. Pipet tetes
e. mikroskop
2. Bahan :
a. Aquadest
b. Tisu
c. Karang gigi

E. CARA KERJA
1. Ambil preparat dan bersihkan dengan tisu
2. Kemudian sampel karang gigi diambil dengan mengguakan cotton bud
3. Aquadest diteteskan menggunakan pipet tetes pada objek glass sebanyak satu tetes
4. Cotten bud yang berisi sampel karang gigi diusap pada objek glass sampai sampel
sudah tercampur dengan aquadest
5. Lalu preparat ditutup dengan menggunakan cover glass
6. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x daan 40x
7. Hasil pengamatan didokumentasikan
F. HASIL PENGAMATAN

Sel epitel didalam rongga


mulut

Pada gambar diatas menunjukann tidak ditemukan entamoba


gingivalis pada kerokan gigi, yang ditemukan hanya sel epitel.
G. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop, sel epitel yang
ditemukan pada kerokan gigi berbentuk pipih dan tidak beraturan , terlihat inti dari sel
epitel tersebut. Dapat diketahui bahwa preparat kerokan gigi dapat diamati dengan
pembesaran 10x/40x. pada pembuatan preparat ini yang di ambil hanya lapisan teratas,
sehingga pada saat pengamatan sel terlihat berbentuk pipih saja sedangkan lapisan-
lapisan selnya tidak terlihat.
Apabila ditemukan parasit Entamoeba gingivalis dalam rongga mulut hanya
mempunyai bentuk trofozoit dan ukurannya biasanya berdiameter 20 mikrometer hingga
150 mikrometer. Cara penularannya langsung dari satu orang ke orang lain dengan
berciuman atau dengan berbagi peralatan makan.

H. KESIMPULAN
1. Dari pratikum yang telah dilakukan mahasiswa tidak menemukan Entamoeba
gingivalis dalam rongga mulut
2. Dari pratikum yang telah dilakukaan mahasiswa telah berhasil menemukan sel epitel
dalam rongga mulut dan mengetahui bagaimana bentuk dari sek epitel tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Heru Budianto, Pengantar Parasitologi, Jakarta: Fakultas Kedokteran UI, 2006

Bass dan Johns,1915 dalam Faust dan Russell, 1961: 179

Bonner, M. (2013). To Kiss or Not to Kiss. Amyris Editions. ISBN 978-28755-2016-6

Roberts L. and Janovy J. Foundations of Parasitology. The McGraw-Hill Companies. New


York. 2005: 114-115

Rudyatmi, Ely. 2016. Bahan Ajar Mikroteknik Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES

Anda mungkin juga menyukai