Disusun Oleh :
B. Landasan Teori
Uji sensisitivitas (uji daya hambat) anti bakterial dan anti jamur secara in vitro
dilakukan dengan agar disc diffusion method (metode penghambatan cakram dish pada media
agar plat). Sebelum digunakan semua peralatan dicuci dan disterilkan di dalam inkubator.
Isolat biakan bakteri megabacterium yang sudah diuji patogenitasnya, dikultur pada media
agar plat MHA (Muller Hilton Agar) dan diratakan dengan menggunakan kapas steril. Kertas
cakram antibiotik diletakkan di atas plat MHA yang telah ditanami bakteri, kemudian
diinkubasikan pada suhu 370C selama 24-48 jam di dalam suasana anaerob. Setelah
diinkubasikan pembentukan diameter zona hambatan diamati dan diukur dengan penggaris,
kemudian dapat ditentukan sensitivitasnya menurut standart Avid X (1998) / Unesco Cida
(Carter, 1979 ; Jang and Biberstein, 1978). Obat-obatan antibiotika/ anti bakterial
(Enrofloksasin, Klindamisin,Tetrasiklin) dan anti jamur (Griseofulvin, Ketokonazol, dan
Nystatin) yang tidak terdapat pada cakram dish antibiotik, terlebih dulu dilarutkan dan
disentrifuse, kemudian masing-masing larutan anti bakteri dan anti jamur dimasukkan dengan
pipet ke dalam satu lubang sumuran pada plat MHA dan diinkubasikan pada suhu 370C
selama 24-48 jam di dalam suasana anaerob. Sebagai kontrol negatif digunakan larutan
Phosphat Buffer Saline (PBS). Setiap perlakuan memiliki tiga ulangan. Setelah diinkubasikan
selama 24-48 jam, pembentukan diameter zona hambatan diamati dan diukur dengan
penggaris, kemudian dapat ditentukan sensitivitasnya. Data hasil pemeriksaan uji sensitivitas
yang diperoleh dianalisis secara desriptif. (Gilang & Praptiwi, 2017).
Candidasis adalah infeksi akut atau kronis yang dihasilkan oleh jamur Candida.
Kelainan ini pada umumnya terbatas pada kulit dan selaput lendir, tetapi bisa menghasilkan
penyakit sistemik yang serius. Candida sp merupakan mikrobiota normal pada tubuh manusia
dan dapat ditemukan pada mucosal oral cavity, saluran gastrointestinal dan vagina. Jenis
Candida yang telah teridentifikasi ada sekitar 150 jenis akan tetapi diantara infeksi yang
terjadi sekitar 70 % disebabkan oleh Candida albicans. Candida sp. dalam dua decade
terakhir, dilaporkan mengalami perubahan dari jamur yang jarang menyebabkan infeksi
menjadi jamur oportunis yang paling sering menyebabkan infeksi. Candida dapat dibawa
oleh aliran darah kebanyak organ termasuk selaput otak. World Health Organization (WHO)
melaporkan pada tahun 2007 frekuensi kejadian Candidiasis oral terdapat sekitar 98,3%.5
Delapan puluh juta penduduk Amerika Serikat menderita penyakit tersebut. Prevalensi
Candidiasis oral di Indonesia mencapai 84% di tahun 2009.5 Penelitian di India mendapatkan
flukonazol efektif pada Candida albicans 87,8%, dan sekitar 68,9% pada non
Albicans.6 Roey et al dalam penelitiannya yang melihat efektifitas terapi mikonazol memberi
hasil 155 dari 167 (92,8%) efektif dengan mikonazol. (Candra & Edi).
C. Metode
1. Alat dan Bahan
Alat :
Cawan petri steril
Ohse lurus
Lampu spiritus
Pinset
Bahan :
Nacl steril
Disk blank
Sampel jamur Candida
Kapas lidi steril
Salep miconazole
D. Cara Kerja
E. Hasil
G. Kesimpulan
Pada pemeriksaan uji sensitivitas anti jamur miconazole pada jamur Candida
sp dan Aspergillus sp didapat hasil yang resisten/dapat menghambat pertumbuhan
jamur.
H. Daftar Pustaka