Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

(HELMINTOLOGI)
Identifikasi Taenia saginata dan Taenia solium

Kelas IB

Kelompok 1
Gilang Nugraha (08005)
Anisa Yuliana A (08020)
Lina Herliana (08036)
Inggita Dyatmika S (07024)

AKADEMI ANALIS KESEHATAN BAKTI ASIH


BANDUNG
2009
Identifikasi Taenia saginata dan Taenia solium

Hari / tanggal : Selasa, 12 Mei 2009

Tujuan : 1. Membedakan morfologi proglotid cestoda genus Taenia


2. Membedakan morfologi scolex cestoda genus Taenia
3. Identifikasi telur cestoda genus Taenia

Prinsip : 1. Pada pembesaran 10 x 40 pada mikroskop, kita dapat


melihat bagian-bagian telur cestoda genus Taenia
2. Dengan pembesaran 10 x 40 pada mikroskop, kita dapat
melihat scolex Taenia saginata dan Taenia solium
3. Proglotid genus Taenia dapat dilihat tanpa
menggunakan mikroskop, tetapi untuk melihat bagian-
bagian Proglotid Taenia sp. dengan jelas dapat
digunakan mikroskop dengan pembesaran 10 x 4 atau
10 x 10

Dasar Teori :

1. Taenia saginata
Satu-satunya hospes definitif cacing ini adalah manusia. Hospes perantara
yang penting adalah hewan-hewan herbivora dari keluarga Bovidae. Cacing
dewasa hidup di dalam usus halus (jejunum bagian atas) manusia. Nama
penyakit yang disebabkan oleh cacing dewasa disebut taeniasis saginata.
Morfologi cacing dewasa
 Panjang 4-12 m terdiri atas 1000-2000 proglotid
 Skoleks berdiameter 1-2 mm, bentuk piriform, batil isap empat buah,
setengah bulat atau menonjol, tanpa roselum
 Proglotid gravid berukuran ± 18 x 6 mm, panjang segmennya tiga kali
lebar segmennya, uterus bercabang banyak dan padat dengan ± 15-30
cabang, lubang genitalia di sisi lateral
Morfologi Telur
 Berukuran ± 35 x 30 mikron
 Berbentuk bulat dengan dinding yang tebal berbentuk liniar
 Berisi onkosfer dan memiliki 6 buah kait-kait (embrio heksakan)

Bila telur matang (infektif) termakan oleh hospes perantara, misalnya


sapi. Di dalam usus menetas dan mengeluarkan larva heksakan (onkosfer).
Larva ini menembus dinding usus kemudian masuk kesirkulasi darah maupun
limfe dan akhirnya sampai dijaringan otot. Dalam waktu 12-15 minggu, larva
ini berkembang menjadi larva yang membentuk kista atau kapsul yang disebut
sistiserkus bovis. Apabila larva pada otot (daging) ini termakan manusia,
selanjutnya mengadakan evaginasi (penonjolan keluar). Larva ini melekat
pada mukosa usus dengan menggunakan skoleks dan dalam waktu 3-10 bulan
larva ini tumbuh menjadi cacing dewasa.
Gejala klinis yang ditimbulkan cacing ini adalah perasaan tidak enak dan
gelisah, anoreksi, eosinofilia, obstuksi usus, diare, lapar dan berat badan turun.

Diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan telur atau proglotid,


baik proglotid dalam tinja maupun proglotid yang keluar secara sepontan
lewat anus. Telur cacing hanya bisa mengidentifikai genus Taenia, tidak
sampai spesies.

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pengobatan masal dan untuk


menghilangkan sumber infeksi, ternak dikandang, tidak menggunakan pupuk
tinja, vaksinasi ternak, mendinginkan daging kurang dari 10 OC selama 5 hari,
mengasamkan daging dengan larutan garam 25% selama 5 hari dan masak
daging sampai matang.

2. Taenia solium
Hospes definitif cacing ini adalah manusia. Hospes perantaranya adalah
manusia, babi, babi hutan, beruang, monyet, unta, anjing, domba, kucing dan
tikus. Cacing dewasa hidup dalam usus halus (jejunum bagian atas). Nama
penyakit yang disebabkan cacing dewasa disebut taeniasis solium, sedangkan
apabila disebabkan oleh larvanya disebut sistiserkosis.
Morfologi cacing dewasa
 Berukuran ± 2-4 m, terdiri dari 1000 buah proglatid
 Skoleks bulat runcing dengan diameter ± 1 mm
 Memiliki 4 batil isap dan roselum dengan pengait
 Proglotid gravid dengan panjang 1,5 kali ukuran lebar segmen
 Uterus sedikit dan jarang dengan 7-12 pasang uterus
Morfologi telur
 Telur tidak dapat dibedakan dengan telur taenia saginata
 Berbentuk bulat dengan dinding yang tebal berbentuk liniar
 Berisi onkosfer dan memiliki 6 buah kait-kait (embrio heksakan)

Apabila telur termakan hospes definitif dan kontak dengan cairan lambung
maka akan menetas dan mengeluarkan onkosfer, kemudian onkosfer
menembus dinding usus dengan bantuan kaitnya dan zat lisis yang dihasilkan
oleh larva ini masuk kedalam saluran darah atau limfa dan berakhir pada
jaringan otot. Didalam otot larva menjadi kista (sistiserkus selilosae) dengan
kait-kait tunggal diskoleks. Manusia mendapat infeksi cacing ini dengan
memakan daging babi yang mengandung kista sistiserkus selulosae. Larva
yang tertelan ini dilepaskan dalam usus halus setelah daging babi dicerna oleh
asam lambung dan enzim pencernaan. Selanjutnya, kista melekat pda mukosa
usus dengan menggunakan skoleksnya yang mengalmi evaginasi. Kemudian
dalam waktu 5-12 minggu larva ini menjadi cacing dewasa di bagian
proksimal jejunum dan melepaskan proglotid yang berisi telur.

Gejala klinis yang disebabkan taeniasis solium adalah nyeri ulu hati, diare,
obtipasi, eosinofilia, peritonisis dan larva sistiserkus selulosae dapat
menimbulkan gejala-gejala tergantung pada bagian organ yang dihinggapi.
Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan menemukan telur, proglotid dan
cacing dewasa atau melakukan uji serologi dan CT. Scan.

Pencegahan dapat dilakukan dengan memutuskan daur hidup cacing ini,


yaitu pengobatan pada penderita, pengawasan terhadap peredaran daging babi
yang dijual dipasar-pasar, memasak daging babi sampai matang, dan menjaga
kebersihan lingkungan.

Alat dan Bahan : Alat : 1. Mikroskop cahaya atau listrik.


2. Foto (Atlas)
Bahan :
1. Preparat awetan telur cacing genus Taenia.
2. Preparat awetan cacing dewasa Taenia
saginata dan Taenia solium.
3. Preparat awetan proglotid Taenia saginata
dan Taenia solium.

Cara Kerja : 1. Amati preparat telur cacing genus Taenia dibawah


mikroskop dengan pembesaran lemah terlebih
dahulu (10 x 10) lalu dengan pembesaran 10 x 40.
2. Amati morfologi cacing dewasa Taenia saginata
dan Taenia solium.
3. Gambar dan tulis hasil pengamatan pada kolom
yang telah disediakan.

Hasil Pengamatan :
Gambar Keterangan
Telur genus Taenia.

1. Embriofor yang
bergaris radial
2. Embrio heksakan

Skoleks Taenia saginata..

1. 4 batil isap
2. Leher
Skoleks Taenia solium.

1. Roselum
2. 4 batil isap
3. Leher

Proglotid Taenia saginata.

1. Lubang genital
2. Uterus banyak dan
rapat

Proglotid Taenia solium.

1. Lubang genital
2. Uterus sedikit dan
jarang
Larva Taenia solium.

1. Skoleks

Larva Tenia saginata..

1. Skoleks

Pembahasan : Gambar yang dibuat tidak semuanya dilihat dari


mikroskop karena sebagian preparat untuk praktikum
tersebut tidak semuanya tersedia, sehingga gambar
diambil dari Atlas Parasitologi.

Bahan Diskusi :

1. Jelaskan perbandingan skoleks dan proglotid dari cacing cestoda genus


Taenia!
Jawaban : Tenia saginata : terdapat 4 batil isap tanpa pengait pada
skoleks dan proglotid terdapat uterus yang banyak dan rapat.
Taenia solium : terdapt 4 batil isap dan memiliki roselum
dengan pengait pada skoleks, isi proglotid berupa uterus
yang sedikit dan jarang.

2. Sebutkan bentuk infektif bagi manusia dari :


Jawaban : Taenia saginata : cysticerus bovis
Taenia solium : cyticerus selulosae

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :


Jawaban : Proglotid imatur : Proglotid yang masih muda dan belum
memiliki alat kelamin lengkap.
Proglotid matur : Proglotid yang sudah memiliki alat
kelamin lengkap.
Proglotid gravid : Proglatid yang sudah memiliki/terdapat
telur berembrio yang siap dikeluarkan.

4. Sebutkan tempat hidup kedua cacing dewasa Taenia sp. tersebut!


Jawaban : Cacing dewasa hidup dalam usus halus tepatnya jejunum
bagian atas

5. Sebutkan bahan pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis


penyakit yang disebabkan kedua cacing Taenia sp. tersebut!
Jawaban : Bahan pemeriksaan berupa tinja atau dapat ditemukan
langsung proglotid yang bergerak aktif keluar dari anus.

Kesimpulan :

PERBEDAAN Taenia saginata Taenia solium


Hospes perantara hewan-hewan herbivora manusia, babi, babi hutan,
dari keluarga Bovidae beruang, monyet, unta,
anjing, domba, kucing dan
tikus.
Hospes definitif Manusia Manusia
Telur  Berukuran ± 35 x 30  Telur tidak dapat
mikron dibedakan dengan telur
 Berbentuk bulat dengan taenia saginata
dinding yang tebal  Berbentuk bulat dengan
berbentuk liniar dinding yang tebal
 Berisi onkosfer dan berbentuk liniar
memiliki 6 buah kait-  Berisi onkosfer dan
kait (embrio heksakan) memiliki 6 buah kait-
kait (embrio heksakan)
Cacing dewasa  Panjang 4-12 m terdiri  Berukuran ± 2-4 m,
atas 1000-2000 terdiri dari 1000 buah
proglotid proglatid
 Skoleks berdiameter 1-  Skoleks bulat runcing
2 mm, bentuk piriform, dengan diameter ± 1
batil isap empat buah, mm
setengah bulat atau  Memiliki 4 batil isap
menonjol, tanpa dan roselum dengan
roselum pengait

Proglotid Proglotid gravid berukuran Proglotid gravid dengan


± 18 x 6 mm, panjang panjang 1,5 kali ukuran
segmennya tiga kali lebar lebar segmen. Uterus
segmennya, uterus sedikit dan jarang dengan
bercabang banyak dan 7-12 pasang cabang uterus
padat dengan ± 15-30
pasang cabang, lubang
genitalia di sisi lateral
Aspek klinis perasaan tidak enak dan nyeri ulu hati, diare,
gelisah, anoreksi,obtipasi, eosinofilia,
eosinofilia, obstuksi usus, peritonisis dan larva
diare, lapar dan berat badan sistiserkus selulosae dapat
turun menimbulkan gejala-gejala
tergantung pada bagian
organ yang dihinggapi
Diagnosis Menemukan telur, Menemukan telur,
proglotid dan skoleks proglotid dan skoleks
dalam tinja dalam tinja
Daftar Pustaka

Gandahusada, Srisasi. (1998). Parasitologi Kedokteran. Jakarta : FKUI

L.A, Juni Prianto, dkk. (2008). Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta :


Gramedia.

Onggowaluyo, Jangkung Samidjo. (2002). Parsitologi Medik I


(Helmintologi). Jakarta : EGC.

Supriatin, Yati. (2008). Diktat dan Petunjuk Praktikum Parasitologi Medik


(Helmintologi, Protozologi, Entomologi). Bandung : AAK Bakti Asih.
Lampiran

Cyticercus cellulosae Cytticercus bovis


Telur genus Taenia

Proglotid Taenia saginata


Proglotid Taenia solium

Skoleks Taenia solium


Skoleks Taenia saginata

Anda mungkin juga menyukai