(HELMINTOLOGI)
Identifikasi Taenia saginata dan Taenia solium
Kelas IB
Kelompok 1
Gilang Nugraha (08005)
Anisa Yuliana A (08020)
Lina Herliana (08036)
Inggita Dyatmika S (07024)
Dasar Teori :
1. Taenia saginata
Satu-satunya hospes definitif cacing ini adalah manusia. Hospes perantara
yang penting adalah hewan-hewan herbivora dari keluarga Bovidae. Cacing
dewasa hidup di dalam usus halus (jejunum bagian atas) manusia. Nama
penyakit yang disebabkan oleh cacing dewasa disebut taeniasis saginata.
Morfologi cacing dewasa
Panjang 4-12 m terdiri atas 1000-2000 proglotid
Skoleks berdiameter 1-2 mm, bentuk piriform, batil isap empat buah,
setengah bulat atau menonjol, tanpa roselum
Proglotid gravid berukuran ± 18 x 6 mm, panjang segmennya tiga kali
lebar segmennya, uterus bercabang banyak dan padat dengan ± 15-30
cabang, lubang genitalia di sisi lateral
Morfologi Telur
Berukuran ± 35 x 30 mikron
Berbentuk bulat dengan dinding yang tebal berbentuk liniar
Berisi onkosfer dan memiliki 6 buah kait-kait (embrio heksakan)
2. Taenia solium
Hospes definitif cacing ini adalah manusia. Hospes perantaranya adalah
manusia, babi, babi hutan, beruang, monyet, unta, anjing, domba, kucing dan
tikus. Cacing dewasa hidup dalam usus halus (jejunum bagian atas). Nama
penyakit yang disebabkan cacing dewasa disebut taeniasis solium, sedangkan
apabila disebabkan oleh larvanya disebut sistiserkosis.
Morfologi cacing dewasa
Berukuran ± 2-4 m, terdiri dari 1000 buah proglatid
Skoleks bulat runcing dengan diameter ± 1 mm
Memiliki 4 batil isap dan roselum dengan pengait
Proglotid gravid dengan panjang 1,5 kali ukuran lebar segmen
Uterus sedikit dan jarang dengan 7-12 pasang uterus
Morfologi telur
Telur tidak dapat dibedakan dengan telur taenia saginata
Berbentuk bulat dengan dinding yang tebal berbentuk liniar
Berisi onkosfer dan memiliki 6 buah kait-kait (embrio heksakan)
Apabila telur termakan hospes definitif dan kontak dengan cairan lambung
maka akan menetas dan mengeluarkan onkosfer, kemudian onkosfer
menembus dinding usus dengan bantuan kaitnya dan zat lisis yang dihasilkan
oleh larva ini masuk kedalam saluran darah atau limfa dan berakhir pada
jaringan otot. Didalam otot larva menjadi kista (sistiserkus selilosae) dengan
kait-kait tunggal diskoleks. Manusia mendapat infeksi cacing ini dengan
memakan daging babi yang mengandung kista sistiserkus selulosae. Larva
yang tertelan ini dilepaskan dalam usus halus setelah daging babi dicerna oleh
asam lambung dan enzim pencernaan. Selanjutnya, kista melekat pda mukosa
usus dengan menggunakan skoleksnya yang mengalmi evaginasi. Kemudian
dalam waktu 5-12 minggu larva ini menjadi cacing dewasa di bagian
proksimal jejunum dan melepaskan proglotid yang berisi telur.
Gejala klinis yang disebabkan taeniasis solium adalah nyeri ulu hati, diare,
obtipasi, eosinofilia, peritonisis dan larva sistiserkus selulosae dapat
menimbulkan gejala-gejala tergantung pada bagian organ yang dihinggapi.
Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan menemukan telur, proglotid dan
cacing dewasa atau melakukan uji serologi dan CT. Scan.
Hasil Pengamatan :
Gambar Keterangan
Telur genus Taenia.
1. Embriofor yang
bergaris radial
2. Embrio heksakan
1. 4 batil isap
2. Leher
Skoleks Taenia solium.
1. Roselum
2. 4 batil isap
3. Leher
1. Lubang genital
2. Uterus banyak dan
rapat
1. Lubang genital
2. Uterus sedikit dan
jarang
Larva Taenia solium.
1. Skoleks
1. Skoleks
Bahan Diskusi :
Kesimpulan :