Anda di halaman 1dari 20

SPESIMEN SPERMA

Kelompok II
Sucitra (D1B120303)
Mita Chairama (D1B120302)
Jihan Nadillah (D1B120306)
Hamka Achmad (D1B120311)
Gusnaeni (D1B120300)
Febrianty SM (D1B120301)
Andi Gerhan P (D1B120305)
Pengertian

Sperma adalah zat setengah cair atau setengah kental yang terdiri dari
dua bagian yaitu plasma sperma (plasma semen) dan spermatozoa.
Plasma sperma dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar prostat, vesika seminalis,
epididimis, cowper dan littre. Sedangkan spermatozoa dihasilkan oleh
aktivitas tubuli seminiferus.

Sel ini mempunyai ukuran panjang keseluruhan 50- 60


mikrometer, dimana terdiri tiga bagian yaitu bagian
kepala,bagian tengah (leher) dan ekor. Dimensi kepala dengan
panjang4 - 5 mikrometer, lebar 2.5 - 3.5 mikrometer, dengan rasio
antarapanjang dan lebar yaitu 1.50 - 1.75.
• Sperma dewasa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala,
bagiantengah dan ekor (flagellata). Kepala sperma
mengandung nukleus. Bagian ujung kepala ini mengandung
akrosom yangmenghasilkan enzim yang berfungsi untuk
menembus lapisan–lapisan sel telur pada waktu fertilisasi.
Bagian tengah sperma mengandung mitokondria yang
menghasilkan ATP sebagai sumber energi untuk pergerakan
sperma. Ekor sperma berfungsisebagai alat gerak.
CARA PENGAMBILAN SPESIMEN

tidak melakukan aktivitas seksual selama 2


sampai 4 hari sebelum pengambilan spesimen

gunakan tempat penyimpan spesimen yang bersih dan


kering dengan yang rapat untuk mengumpulkan sampel

ambil spesimen sedekat mungkin dengan jadwal


aktivitas seksual anda yang biasa

Hindari penggunaan pelumas apapun ketika


pengumpulan spesimen

setelah spesimen diambil, tutup tempat penyimpanan


spesimen dan tuliskan waktu pengambilan spesimen pada
tempat tersebut
Selanjutnya..
untuk mempertahankan spesimen pada suhu tubuh
sementara anda membawanya, bawa dibawah lengan
atau dekat dengan dada

spesimen harus dianalisis dalam 1 jam


setelah pengambilan

Sebaiknya dilakukan secara masturbasi, tidak dianjurkan coitus


interuptus/pemakaian kondom. Ditampung dalam botol terbuat dari
gelas bermulut lebar dan bertutup gelas.
Spesimen yang ditampung harus seluruh ejakulat (jangan sampai
tumpah), jika ada yang tidak tertampung, harus disebutkan bagian
ejakulat yang mana yang tidak tertampung.
Bagian pertama ejakulat mengandung spermatozoa dan cairan prostat.
Bagian akhir mgd cairan vesika seminalis
Penanganan Sampel

• Segera setelah sperma ditampung, maka sperma harus secepatnya


diserahkan kepada petugas laboratorium. Hal tersebut perlu dilakukan
karena beberapa parameter sperma mempunyai sifat mudah berubah
oleh karena pengaruh luar. Sperma yang dibiarkan begitu saja akan
berubah pH, viskositas,motiltas dan berbagai sifat biokimianya.
• Teknisi laboratorium harus hati – hati terhadap sampel semen yang
mungkin mengandung virus – virus yang berbahaya (HIV, Hepatitis
dan Herpes).
Pengawetan Sampel

Tidak ada pemberian pengawet pada sampel spesimen sperma, tetapi hal
penting yang perlu disampaikan kepada pasien, yaitu sampel sperma
harus disimpan sesuai suhu tubuh. Jika suhu terlalu hangat atau terlalu
dingin, hasil pemeriksaan tidak akan akurat. Hal penting kedua adalah
sampel sperma harus segera dibawa ke laboratorium dalam jangka waktu
30-60 menit setelah sperma diambil. Tindakan ini dilakukan untuk
mendapatkan sampel sperma yang baik dan hasil tes yang akurat.
Penyakit/ kondisi yang berhubungan dengan
pemeriksaan sampel
• Tingkat kesuburan pria. 
Pemeriksaan sperma dilakukan terhadap pria atau pasangan yang diduga
memiliki masalah kesuburan. Tes ini umumnya dilakukan pada pasangan yang
telah menjalani program kehamilan selama 12 bulan, namun tidak
mendapatkan hasil.
• Keberhasilan vasektomi.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan tidak ada sperma yang
terkandung di dalam semen pada pasien yang baru menjalani vasektomi.
• Mendiagnosis sindrom Klinefelter.
yaitu kondisi genetika yang terjadi pada pria ketika memiliki ekstra
kromosom-X. Kondisi ini ditandai dengan infertilitas.
PROSES DIAGNOSTIK RUTIN

• Makroskopik • Mikroskopik
- volume - Jumlah sperma
- ph - Pergerakan sperma
- bau - Morfologi
- warna - Perhitungan sel
- likuifaksi bulat
- viskositas
PENGOBATAN
• Mengonsumsi makanan sehat. Perbanyak mengonsumsi buah dan

sayuran karena banyak mengandung antioksidan yang dapat

meningkatkan kesehatan sperma.

• Rutin berolahraga. Olahraga yang dilakukan secara rutin dapat

meningkatkan kadar antioksidan yang berfungsi untuk melindungi

sperma.

• Menjaga berat badan ideal. Peningkatan indeks massa tubuh sering

dikaitkan dengan penurunan jumlah dan pergerakan sperma.


• Mengelola stres. Stres dapat menurunkan fungsi seksual dan

mengganggu hormon yang dibutuhkan untuk memproduksi

sperma.

• Mencegah infeksi menular seksual

(IMS), seperti chlamydia dan gonore dapat memengaruhi

kesuburan seorang pria. Untuk mencegahnya, lakukan aktivitas

seksual yang aman.


FAKTOR PENCETUS
• Stress
Pria yang merasa stres berkemungkinan memiliki konsentrasi sperma yang lebih
sedikit dan sperma yang diproduksi pun memiliki kualitas yang buruk, kemungkinan
besar karena stres memicu pelepasan hormon steroid bernama glucocorticoids yang
kemudian mempengaruhi tingkat testosteron dan produksi sperma.

• Paparan zat kimia

• Paparan logam berat


Pria yang mengandung jumlah timbal dan kadmium yang tinggi dalam
darahnya memiliki kualitas reproduksi yang rendah. Kualitas ini mencakup jumlah
sperma yang rendah, kurangnya motilitas pada sperma, dan meningkatnya
abnormalitas pada struktur sistem reproduksi
• Radiasi
Patricia Ash dari Medical Research Council Radiobiology Unit mengatakan
bahwa testis yang
terkena radiasi dalam skala rendah tetapi secara kronik akan mengalami
kerusakan yang lebih besar dibandingkan dengan pencemaran akut (Harvey, 2001).
Radiasi pada intensitas tinggi terbukti berbahaya karena kemampuannya untuk
meningkatkan temperatur tubuh secara drastis dapat merusak jaringan.

• Radikal bebas
• infeksi
KELUHAN YANG BIASA TERJADI

• menjalani program kehamilan selama 12


bulan, namun tidak mendapatkan hasil.
• Volume sperma yang sedikit dan encer
NILAI NORMAL SAMPEL
1. Nilai Normal
– Jumlah sperma: 20 juta hingga lebih dari 200 juta per
mililiter.
– Bentuk sperma: >50% sperma memiliki bentuk normal.
– Pergerakan sperma: >50% sperma bergerak secara normal 1
jam setelah ejakulasi dan skala pergerakan sperma 3 atau 4.
– Tingkat keasaman (pH): 7,2-7,8.
– Volume: 1,5-5 mL.
– Warna sperma: putih hingga abu-abu.
– Waktu mencair: 15-30 menit.
2. Konsentrasi Sperma

• Konsentrasi sperma merupakan jumlah sperma


yang ada dalam 1 mililiter air mani.
Menurut World Health Organization (WHO),
jumlah sperma yang normal itu sekurang-
kurangnya 15 juta per mililiter atau tidak lebih
sedikit dari 39 juta sperma per sampel.  
• Jika jumlahnya kurang, maka hal ini
mengindikasikan kondisi jumlah sperma
rendah.
3. Motilitas Sperma

• Mortilitas sperma adalah kemampuan sperma


untuk bergerak secara efisien. Motilitas
rendah bisa mengurangi kemampuan sperma
untuk bergerak melewati sistem reproduksi
wanita untuk membuahi sel telur. Dalam
sampel pada umumnya, setidaknya 50 persen
sperma menunjukkan motilitas yang normal.
4. Morfologi Sperma

• Morfologi adalah ukuran dan bentuk sperma


secara individual. Sperma yang normal
memiliki ekor yang panjang dan kepala
berbentuk oval. Sperma yang memiliki ukuran
dan bentuk abnormal bisa mengalami
kesulitan mencapai, meresap, dan membuahi
sel telur. Air mani yang normal minimal
mengandung 4 persen sperma dengan bentuk
standar.

Anda mungkin juga menyukai