Anda di halaman 1dari 4

1. Apa perbedaan dan persamaan ilmu humaniora dan ilmu kebidanan?

Menurut bahasa latin, humaniora disebut artes liberales yaitu


studi tentang kemanusiaan. Sedangkan menurut pendidikan Yunani
Kuno, humaniora disebut dengan trivium yaitu logika, retorika dan
gramatika. Pada hakikatnya humaniora adalah ilmu-ilmu yang
bersentuhan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mencakup
etika, logika, estetika, pendidikan pancasila, pendidikan
kewarganegaraan, agama dan fenomenologi. Secara umum humaniora
dapat diartikan  sebuah disiplin akademik yang mempelajari kondisi
manusia, menggunakan metode yang terutama analitik, kritikal, atau
spekulatif, sebagaimana dicirikan dari sebagian besar pendekatan
empiris alami dan ilmu sosial.
Sedangkan, ilmu kebidanan adalah satu bidang ilmu yang
mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan,
menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan
kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita,
fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan atau
dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya.
Ilmu kebidanan dan humaniora merupakan 2 ilmu berbeda namun
memiliki hubungan yang saling melengkapi. Pelayanan kebidanan tanpa
dilandasi konsep humaniora bisa dikategorikan tindak kriminal karena
baik secara langsung maupun tidak langsung. Tampak ada bidang
tumpang tindih atau persamaan antara humaniora dan kebidanan.
Humanisme atau humanitarianisme dapat berarti juga etika, yakni
faham, ajaran, bahwa satu - satunya kewajiban moral manusia adalah
bekerja untuk kebaikan, perbaikan dan kesejahteraan manusia.
2. Jelaskan dengan tepat mengapa ilmu humaniora di perlukan dalam ilmu
kebidanan.
Alasan penerapan ilmu Humaniora dalam ilmu kebidanan yaitu
bidan adalah seseorang pada barisan pertama untuk menangani
masalah kesehatan pada masyarakat.Hal ini membutuhkan aturan
humaniora dalam menjalankan profesi di kehidupannya. Seorang bidan
akan menangani kehamilan, menolong persalinan, nifas, dan menyusui
yang keseluruhan mencangkup setengah dari masa kehidupan manusia.
3. Apakah aborsi di benarkan dalam ilmu Humaniora, jelaskan berdasarkan
fakta yang mendukung jawaban.
Dilihat dari pengertiannya, Humaniora tidak dapat lepas dari Hak
Asasi manusia. Ketentuan tentang HAM tertuang dalam UU No. 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
a. Pasal 1: (1) Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
b. Pasal 3: (3) Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi
manusia dan kebebasan dasar manusia, tanpa diskriminasi.
c. Pasal 4: Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan
pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan di
hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.
Apabila dilihat dari aspek hak asasi manusia bahwa setiap orang
berhak untuk hidup maupun mempertahankan hidupnya sehingga
pengakhiran kandungan (aborsi) dapat dikualifikasikan sebagai tindakan
yang melanggar hak asasi manusia.
Terkait dengan humaniora berdasarkan ilmu agama, ketentuan
melakukan aborsi tertuang dalam Fatwa MUI No.4 Tahun 2005 tentang
Aborsi:
Pertama : Ketentuan Umum
1) Darurat adalah suatu keadaan dimana seseorang apabila tidak
melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau
hampir mati.
2) Hajat adalah suatu keadaan dimana seseorang apabila tidak
melakukan sesuatu maka ia akan mengalami kesulitan besar.
Kedua : Ketentuan Hukum
1) Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis
pada dinding rahim ibu.
2) Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat
maupun hajat.
3) Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang
membolehkan aborsi:
a. Perempuan hamil menderitan sakit fisik berat seperti kanker
stadium lanjut, TBC, dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya
yang harus ditetapkan oleh tim dokter.
b. Dalam keadaan dimana kehamilan mengancam nyawa si ibu.
4) Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat
membolehkan aborsi:
a. Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang
kelak kalau lahir sulit disembuhkan.
b. Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang
berwenang yang didalamnya terdapat antara lain keluarga,
korban, dokter, ulama.
c. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus
dilakukan sebelum janin berusia 40 hari.
5) Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi
akibat zina.
(MUI, 2005)
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa kasus aborsi,
baik dilihat dari aspek hukum maupun humaniora, saling berkaitan.
Keduanya menjelaskan bahwa aborsi adalah sesuatu yang dilarang, dan
bagi para pelakunya akan mendapatkan hukuman, baik oleh pemerintah
maupun Tuhan. Namun aborsi diperbolehkan bila terdapat penyulit pada
kehamilan atau kehamilan tersebut dapat mengancam kesejahteraan
atau keselamatan ibu maupun janin yang dikandung.

4. Apakah ilmu Humaniora masih relevan dengan situasi sekarang?


Keputusan dilakukannya aborsi atau tidak tergantung pada tingkat
depresi dari pasien. Jika depresi berat dan membahayakan nyawa pasien
maka tindakan aborsi diperbolehkan. Hal ini dikarenakan aborsi
diperbolehkan hanya jika dengan alasan medis, seperti: demi
keselamatan sang ibu.
Tenaga kesehatan harus bijak dalam memutuskan tindakan aborsi
pada pasiennya, walaupun secara medis diperbolehkan. Karena walau
bagaimanapun tindakan aborsi adalah tindakan pembunuhan janin yang
tidak bersalah. Sehingga selain memikirkan kebaikan ibu, tenaga
kesehatan juga harus memikirkan jalan terbaik bagi janin.

Anda mungkin juga menyukai