Anda di halaman 1dari 17

KONSEP HEALTH POLICY DAN ASPEK

LEGAL ABORSI DALAM


KEPERAWATAN

KELOMPOK 1:

1. ASEP SUPRIANTO
2. M. YUNUS
3. NURHADI WIDODO
4. N U R S I YA H
Pengertian kebijakan kesehatan

Kebijakan merupakan suatu rangkaian alternative


yang siap dipilih berdasarkan prinsip-prinsip tertentu.
Kebijakan merupakan suatu hasil analisis yang
mendalam terhadap berbagai alternative yang
bermuara kepada keputusan tentang alternative
terbaik.
Pengertian hukum kesehatan

Hukum Kesehatan (Health Law) Menurut Van Der


Mijn pengertian hukum kesehatan diartikan sebagai
hukum yang berhubungan secara langsung dengan
pemeliharaan kesehatan yang meliputi penerapan
perangkat hukum perdata, pidana dan tata usaha
negara atau definisi hukum kesehatan adalah sebagai
keseluruhan aktifitas dan peraturan hukum dalam
bidang kesehatan dan juga studi ilmiahnya.
Pengertian Aborsi

Aborsi dalam bahasa Arab disebut “ijhadh”, yang


memiliki beberapa sinonim yakni; isqath
(menjatuhkan), ilqa’ (membuang), tharah
(melempar) dan imlash (menyingkirkan). Aborsi
secara terminology adalah keluarnya hasil konsepsi
(janin, mudgah) sebelum bisa hidup sendiri (viable).
Pengertian aborsi menurut Kamus Bahasa Indonesia
(2008) adalah terpencarnya embrio yang tak
mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan keempat
dari kehamilan).
Jenis-jenis aborsi

1. Abortus spontanea / spontan / alamiah.


Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung
tanpa tindakan/pengeluaran janin secara spontan sebelum
janin dianggap mampu bertahan hidup
2. Aborsi buatan atau sengaja
Aborsi buatan adalah suatu upaya untuk menghentikan
proses kehamilan dengan sengaja dengan bantuan orang lain
atau obat-obatan sebelum kandungan berumur 28 minggu,
dimana janin yang dikeluarkan tidak bisa hidup di dunia luar.
Etika keperawatan

Merupakan suatu alat untuk mengukur perilaku


moral dalam keperawatan. Dalam penyususnan alat
ukur ini, keputusan diambil berdasarkan kode etik
sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi
perilaku moral perawat.
Pinsip-Prinsip Etik keperawatan

Otonomi (autonomy)
Berbuat baik (beneficience)
Keadilan (justice)
Tidak merugikan (non-maleficience)
Kejujuran (veracity)
Menepati Janji (fidelity)
Kerahasiaan (confidentiality)
Akuntabilitas (accountability)
Pandangan aborsi dalam keperawatan

Bagaimana perawat seharusnya menghadapi perdebatan


tentang aborsi? Perawat boleh memiliki pendapat
individual tentang aborsi, namun karena mereka adalah
profesional kesehatan dan pendapat mereka seringkali
diikuti oleh klien, mereka diwajibkan untuk memahami
mengapa mereka memiliki pandangan tertentu.
Untuk membantu perawat dalam tugas ini, isu etika
seputar aborsi dapat ditelah dan diklarifikasi kembali,
untuk melakukan ini, kita bisa memeriksa beberapa
pendekatan filosofis dan historis terhadap aborsi dan
bagaimana posisi perawat dalam menghadapinya.
Lanjutan.....

Perawat memiliki kewajiban etis dan moral


melindungi dan mempromosikan kehidupan. Dilema
keperawatan pada aborsi terletak pada hak tanggung
jawab perawat terhadap aborsi versus hak pasien yang
memilih untuk melakukan aborsi.
Hukum-hukum dalam aborsi

Di Undang-undang No 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal


75 dan pasal 76 telah mengatur bagaimana hukum praktik
aborsi. Pada dasarnya setiap orang dilarang untuk melakukan
aborsi, kecuali dalam kedaruratan medis.
• Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dalam keadaan
darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil
atau janinya dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Didalam
undang-undang kesehatan juga diatur tentang Aborsi : Pasal 75
Pasal 133 ayat 1 :
Ayat 1 : setiap bayi dan anak berhak terlindungi dan terhindar
dari segala bentuk diskriminasi dan tindakan kekerasan yang
dapat mengganggu kesehatannya
Menurut hukum kode etik PPNI
Pasal 348 :    
Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan.
Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita
tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.
Aborsi menurut Hak Asasi Manusia
Undang-undang HAM pasal 53 ayat 1 (1): Setiap anak sejak dalam kandungan
berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf
kehidupannya.
Undang-undang Kesehatan, pasal 15 ayat 1 dan 2:
1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil
atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat
dilakukan :
 Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut.
 Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan
pertimbangan tim ahli.
 Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya.
 Pada sarana kesehatan tertentu.
Hukum Indonesia

Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia,


aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan,
yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus
Criminalis” Yang menerima hukuman adalah:
Ibu yang melakukan aborsi
Tenaga kesehatan yang membantu melakukan aborsi
Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi
American Nurses Association (2001) menjelaskan bahwa
peran dan tanggung jawab perawat serta hak-hak pasien
didukung dalam Undang-undang, dan dalam kerangka
etika yang diberikan oleh kode etik keperawatan yang
berlaku. Perawat dapat menyetujui adanya tindakan aborsi
jika diindikasikan secara medis. Namun, perawat harus
menghormati pilihan ibu selama aborsi itu sah menurut
hukum. Perawat harus memberikan informasi alternatif
dan menghormati hak pasien atas kebebasan dari
pengenaan dan hak untuk mendapatkan perawatan terbaik
di lingkungan yang memberikan kerahasiaan, keperawatan
yang sesuai dengan budaya dan keperawatan khusus.
Menurut pandangan Agama Islam

Di dalam teks-teks al Qur’an dan Hadist tidak


didapati secara khusus hukum aborsi, tetapi yang
ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang
tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt: ” Dan
barang siapa yang membunuh seorang mukmin
dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka
Jahanam, dan dia kekal di dalamnya, dan Allah
murka kepadanya dan melaknatnya serta
menyediakan baginya adzab yang besar.”( Qs An
Nisa’ : 93 ).
Lanjut

Jika aborsi bertentangan dengan nilai moral, etis


dan religius pribadi dari perawat. Perawat berhak
menolak untuk berpartisipasi dalam penghentian
kehamilan secara sukarela, kecuali dalam situasi
kedaruratan, diman kebutuhan pasien tidak
memungkinkan terjadinya subsitusi yang perlu
diingat adalah perawat bertugas memberikan
perawatan secara kompeten, mendukung apapun
pilihan klien, dan tidak menghakimi pilihan
tersebut.
. ..Terima Kasih .. .

Anda mungkin juga menyukai