Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Etik dalam praktek keperawatan


( aborsi , euthanasia ,transplantasi organ )

Disusun oleh:

NENENG KARTIKA DEWI

JURUSAN PRODI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN RAJAWALI
BANDUNG
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-NYA lah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat
waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “etik dalam
praktek keperawatan ( aborsi , euthanasia ,transplantasi organ )” menjelaskan tentang etika
keperawatan,aborsi,euthanasia dan transplantasi organ.

Melalui kata pengantar ini penulis mohon maaf dan memohon permakluman bila mana
isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung
perasaan pembaca,kami tau bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat
menyempurnakan karya tulis ini.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang

BAB II PEMBAHASAN

A.Isi

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

DAFTAR PUSAKA

BAB I

LATAR BELAKANG

Etika Keperawatan
Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat
yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep sepertibenar, salah, baik, buruk, dan tanggung
jawab.

Prinsip Etika

Otonomi

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat keputusan
sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip otonomi ini
adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa
dan bertindak secara rasional.

Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak hak pasien dalam
membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

Benefisiensi

Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan
kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.

Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan . Nilai ini direfleksikan dalam praktek
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan .

Nonmalefisien
Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan bahaya / cedera
secara fisik dan psikologik.

Veracity (kejujuran)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi layanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa
pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran.

Fidelity

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.
Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang
dibuatnya.

Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa
tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

Kerahasiaan (confidentiality)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga privasi-
nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam
rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali
jika diijin kan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan
lain harus dicegah.

Akuntabilitas (accountability)

Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada
setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar
pasti yang mana tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
tanpa terkecuali.

BAB II
Euthanasia
berasal dari bahasa Yunani yakni eu yang berarti baik dan thanatos yang berarti kematian .Jadi
euthanasia adalah pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak
menimbulkan rasa sakit yang minimal .
Contoh : memberikan suntikan yang mematikan
Euthanasia ada tiga bagian :
1. Euthanasia Agresif : tindakan secara sengaja yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan
lain untuk mempersingkat hidup pasien
2. Euthanasia Non-agresif : pasien menolak secara tegas dan sadar untuk menerima perawatan
medis dan tahu dampak dari penolakan tersebut
3. Euthanasia Pasif : sengaja tidak lagi memberikan bantuan medis yang dapat memperpanjang
hidupnya
Euthanasia berdasarkan pemberian izin :
1. Euthanasia diluar kemauan pasien
2. Euthanasia secara tidak sukarela
3. Euthanasia sukarela
Euthanasia berdasarkan tujuan :
1. Pembunuhan berdasarkan belas kasihan
2. Euthanasia hewan
3. Euthanasia berdasarkan bantuan dokter
Euthanasia menurut agama ,semua agama di Indonesia tidak menyetujui adanya euthanasia
walaupun berdasarkan belas kasihan .
Hukum yang mengatur euthanasia :
UU Euthanasia Pasal 344 KUHP berbunyi “Barangsiapa menghilangkan nyawa orang lain atas
permintaan orang itu sendiri ,yang disebutkannya dengan nyata dan sungguh-sungguh ,duhukum
penjara selama-lamanya 12 tahun”.
ABORSI

Berasal dari bahasa latin abortus


Aborsi berarti :
- Pengguguran kandungan
- Pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma ) janin dapat hidup di luar
kandungan
- Proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk tumbuh
Ada 3 jenis aborsi :
1. Aborsi Spontan :berlangsung tanpa tindakan apapun
2. Aborsi Buatan :pengakhiran kehamilan sebelum umur kandungan 28 minggu sebagai suatu
akibat dari tindakan disengaja dan disadari pelaku .
3. Aborsi Terapeutik / medis : pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi
medik
Penyebab aborsi :
- terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
- kontrasepsi yang gagal
- perkosaan
- ekonomi
- hamil di luar nikah
- pernikahan yang tidak sehat
Solusi
- penyuluhan tentang seks yang benar
- menggunakan kontrasepsi yang paling aman yaitu tidak berhubungan seks
Hukum yang mengatur aborsi :
UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 → dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinya dapat dilakukan tindakan medis tertentu .
UU Kesehatan Pasal 75 ayat 5 : tentang semua orang yang dilarang keras melakukan aborsi
kecuali :
- indikasi kedaruratan medis bagi ibu hamil yang memiliki penyakit genetic
- membahayakan nyawa ibu
- korban pemerkosaan
ayat 3 : bisa dilakukan aborsi apabila sudah konsultasi
ayat 4 : diatur oleh peraturan pemerintah
~ Hamil Anggur :sel telur yang telah dibuahi oleh sperma dan seharusnya berkembang menjadi
janin ,perkembangannya terhambat .
~ Dampak Aborsi :
- pendarahan terus-menerus
- infeksi sekitar kandungan
- rahim sobek ,dll

TRANSPLANTASI

Transplantasi berarti jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada
tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan tertentu
Jenis Transplantasi :
- Transplantasi Autologus : perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dalam satu tubuh
- Transplantasi Alogenik : perpindahan dari satu tubuh ke tubuh yang lain ,yang sama
spesiesnya
- Tranplantasi Singenik : perpindahan dari suatu tubuh ke tubuh lain yang identik
Asal Organ Donor :
1. Organ dari donor hidup : kulit ,ginjal, sumsum tulang ,darah
2. Organ dari donor jenazah : jantung ,hati ,paru-paru ,kornea ,pancreas ,dan sel otak
Hukum Transplantasi Indonesia :
UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Bagi pelaku pelanggaran baik yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan melakukan
transplantasi organ dan atau jaringan tubuh manusia tanpa persetujuan donor atau ahli waras
,memperjualbelikan organ dan atau jaringan tubuh manusia diancam pidana penjara paling lama
7 tahun .
Syarat Transplantasi :
- DNA , golongan darah ,jenis antigen yang cocok antara pendonor dan resipien
- Tidak terjadi reaksi penolakan secara antigen dan antibody oleh resipien
- Sirkulasi perfusi dan metabolisme organ masih berjalan baik .
Transplantasi Sel atau Jaringan
Transplantasi sel punca dari sumsum tulang
Sumsum tulang :jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang pinggang
,tulang dada, tulang rusuk
Transplantasi sel induk darah tali pusat
Mengobati pasien dengan penyakit kelainan darah yang mengancam jiwa :Leukimia
Transplantasi sel otak menghasilkan kemapuan berbeda .

BAB III

PENUTUP

A.kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

 Hanafiah Jusuf: Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Jakarta, 2005


 http:// Johnkoplo’sWeblog.com/Euthanasia Tinjauan dari Segi Medis, Etis, dan Moral
 http://abortus.blogspot.com/search/label/Resiko
 http://www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/p4/bk/aborsi.htm
 Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Edisi 29. Jakarta : EGC.
 http://dc374.4shared.com/doc/t6vbISua/preview.html
 http://nugrahadiki.wordpress.com/2011/05/31/pengertian-dan-prinsip-etika-keperawatan/
 http://perawatcaem.blogspot.com/2010/10/prinsip-etika-keperawatan.html
 http://www.slideshare.net/Mrirfan/teori-etika-keperawatan

Anda mungkin juga menyukai