Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TUMOR DAN KEGANASAN PADA KULIT

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tumor kulit merupakan salah dari beberapa jenis tumor pada manusia yana dapat diikuti
secara dini karena dapat dilihat dan diraba sejak permulaan. Pengawasan dan
penemuan tumor kulit dapat dilakukan lebih teliti dan dini, apabila masyarakat juga ikut
ditingkatkan pengetahuannya. Pengetahuan ini meliputi penerangan khusus soal tumor
melalui media masa (radio, tv, surat kabar dan lain-lain) dan peningkatan kecerdasan
masyarakat pada umumnya.
Tumor ganas kulit merupakan hal yang lazim terjadi di beberapa negara dari tahun ke
tahun jumlahnya terus meningkat. Tumor ganas biasanya memperlihatkan suatu pola
sturuktur yang tidak teratur. Sel-selnya sering menunjukkan truktur yang tidak
normal.lesi-lesi pada tumor ganas biasanya tumbuh dengan cepat.
Dengan meningkatnya kecerdasan masyarakat, maka daya tangkap akan penerangan-
penerangan melalui media masa menjadi lebih mantap, dan diharapkan masyarakat
akan datang secara sadar untuk berkonsultasi dengan dokter atau pusat-usat kesehatan
yang terdekat.
Klasifikasi tumor kulit dibagi menjadi tumor jinak, tumor prakanker dan tumor ganas.
Jenis tumor ganas kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah karsinomasel
basal(basalioma), karsinomasel squamosa, yang tergolong non melanoma dan
melanoma maligna. Karsinomasel basal adalah paling umum. Di Amerika, sekitar
800.000 orang menghidapi kanker ini setiap tahun. 75% kanker kulit adalah kansersel
basal. Karsinoma sel skuamos pula didapati apa 200.000 orang Amerika setiap tahun.
Melanoma adalah yang paling jarangdijumpai tetapi menyebabkan paling banyak
kematian. Menurut WHO, sebanyak 160.000orang menghidapi melanoma setiap tahun
dan sebanyak 48.000 kematian dilaporkan setiap tahun.
Khusus keganasan kulit memang sedikit disinggung di seminar Kanker nasional
pertamamaupun yang kedua. Akan tetapi semua pihak mengakui bahwa keganasan kulit
merupakan 3 besar di antara keganasan payudara dan leher rahim (serviks). Pada
beberapa daerah sepertidi Medan malah menduduki tempat teratas.
1.2 Rumusan Masalah

1
1. Apa yang dimaksud dengan tumor kulit jinak dan ganas?
2. Apa etiologi dari tumor kulit jinak dan ganas?
3. Bagaimana patofisiologi dari tumor kulit jinak dan ganas?
4. Apa saja manifestasi klinis dari tumor kulit jinak dan ganas?
5. Apa saja komplikasi dari tumor kulit jinak dan ganas?
6. Bagaimana pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunujang dari tumor kulit jinak
dan ganas?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari tumor kulit jinak dan ganas?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan tumor kulit jinak dan ganas?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep tumor kulit jinak dan ganas serta asuhan
keperawatannya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami definisi dan etiologitumor kulit jinak dan
ganas.
2. Mahasiswa mmengetahui dan memahami patofisiologi dan manifestasi klinis dari
tumor kulit jinak dan ganas.
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami komplikasi dan penatalaksanaan tumor
kulit jinak dan ganas.
4. Mahasiswa mengetahui dan memahami pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pada tumor kulit jinak dan ganas.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami asuhankeperawatan pada klien
dengan tumor kulit jinak dan ganas.

1.4 Manfaat Penulisan

2
BAB 2
KONSEP TEORI
2.1 Pengertian
Tumor kulit adalah suatu benjolan yang dapat berbentuk dari berbagai jenis sel – sel
dalam kulit ( sel-sel epidermis , melanosit ). Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor
jinak atau tumor ganas, dapat terletak dalam epidermis atau menembus kedalam dermis
dan jaringan subkutan (Arif Muttaqin, 2010)
Tumor Kulit adalah tumor yang terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel
epidermis, dan melanosit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas,
dapat terletak dalam epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan
subkutan.(Price Sylvia, 2006).

2.2 Anatomi & Fisiologi


2.2.1 Anatomi
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan melindungi
tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit (integumen) mencakup kulit pembungkus
permukaan tubuh berikut turunannya termasuk kuku, rambut dan kelenjar. Kulit adalah
lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi
permukaan tubuh. Kulit berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga
lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar keringatdan kelenjar mukosa.
Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringan
yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat
(penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam). Lapisan kulit terdiri atas :
a. Epidermis (kulit ari)
Lapisan paling luar terdiri atas lapisan epitel gepeng. Unsur utamanya adalah sel-sel
tanduk (keratinosit) dan sel melanosit. Epidermis dibina oleh sel-sel epidermis terutama
serat-serat kolagen ddan sedikit serat elastis. Kulit ari terdiri atas beberapa lapis sel dan
tiap sel-sel berbeda dalam beberapa tingkat pembelahan sel secara mitosis, lapisan
tersebut terdiri atas :
1) Stratum korneum (stratum corneum)
Lapisan ini terdiri atas banyak sel tanduk (keratinasi), gepeng, kering, dan tidak berinti.
Zat tanduk merupakan keratinin lunak yang susunan kimianya berada dalam sel-sel
keratin keras.

3
2) Stratum lusidum (stratum lucidum)
Lapisan ini terdiri dari beberapa sel yang sangat gepeng dan bening.
3) Stratum granulosum (stratum granulosum
Lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis sel poligonal yang agak gepeng dengan inti di tengah dan
sitoplasma berisi butiran (granula) keratohialin atau gabungan keratin dengan hialin.
4) Stratum spinosum (stratum spinosum)
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel berbentuk kubus dan poligonal, inti terdapat di
tengah dan sitoplasma berisi berkas-berkas serat yang terpaut pada desmosom
(jembatan sel).
5) Stratum malpigi (stratum malpighi)
Unsur-unsur lapis taju yang mempunyai susunan kimia yang khas.
b. Kulit jangat (Dermis)
Batas dermis sangat sukar ditentukan karena menyatu dengan lapisan subkutis
(hipodermis), ketebalannya antara 0,5-3 mm, beberapa kali lebih tebal dari epidermis,
dan dibentuk dari komponen jaringan pengikat. Kulit jangan terdiri atas serat-serat
kolagen, serabut- serabut elastis, dan serabut-serabut retikulin. Lapisan epidermis terdiri
atas :
1) Lapisan papil
Mengandung lekak-lekuk papila sehingga stratum malpighii juga ikut berlekuk. Lapisan
ini mengandung lapisan pengikat longgar yang membentuk lapisan bunga karang disebut
lapisan stratum spongeosum.
2) Lapisan retikulosa
Lapisan ini mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen.
c. Hipodermis
Lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) yang terdiri atas jaringan pengikat longgar,
komponennya serat longgar, elastis, dan sel lemak. Selain lapisan tersebut, kulit juga
terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku, semua itu disebut adneksa kulit.
Kelenjar kulit terletak dilapisan dermis yang terjadi atas kelenjar keringat (glandula
sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada
di bawah kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit (batang rambut).
http://4.bp.blogspot.com/-klE1SarT6qw/T8rGJy7E7zI/AAAAAAAAAH8/loFbOLf-
VXI/s640/anat+kulit.jpg
2.2.2 Fisiologi

4
Kulit mengandung berbagai ujung sensorik, termasuk ujung saraf yang tidak bermielin
(selaput).
Fungsi kulit pada manusia antara lain :
a. Fungsi proteksi : menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik.
b. Fungsi absorbsi : kulit yang sehat tidak mudah menyerap air dan larut, tetapi cairan
yang mudah menguap akan lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak.
c. Fungsi ekskresi : kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna (zat sisa
metabolisme) berupa Na, Cl, ureum, asam urat, dan amonia.
d. Fungsi persepsi : kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis untuk merangsang panas yang diterima oleh dermis dan subkutis, rangsangan
dingin oleh terjadi di dermis.
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh : kulit berperan mengeluarkan keringat dan
kontraksi otot dengan pembuluh darah kulit.
f. Fungsi pembentukan pigmen : terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari
rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit.
g. Fungsi keratinasi : keratonosit melalui proses sintesis dan generasi menjadi sel
tanduk yang berumur ± 14-21 hari. Selain itu juga memberi perlindungan kulit terhadap
infeksi secara mekanisme fisiologis.
h. Fungsi pembentukan Vit.D : pembentukan Vit.D berlangsung dengan mengubah
dihidroksida kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.

2.3 Klasifikasi Tumor Kulit


1. Tumor Jinak (Benigna)
a. Kista. Kista pada kulit merupakan rongga berdinding epitel yang berisikan bahan cair
atau padat.
1) Kista epidermis (epidermoid) sering terjadi dan dapat dideskripsikan sebagai tumor
yang menonjol, kenyal serta tumbuh lambat dan paling sering ditemukan di daerah
wajah, leher, dada bagian atas serta punggung .
http://medicastore.com/images/Kista_Epidermis_%28Epidermal_Cysts%29.jpg
2) Kista pilaris (kista trichlemmal), yang mula-mula dinamakan kista sebasea, paling
sering ditemukan pada kulit kepala. Kista ini ditampanya berasal dari folikel rambut
bagian tengah dan dari sel-sel selubang luar rambut.
http://obatpenurunkolesteroltinggi.com/wp-content/uploads/2015/02/KP-300x197.jpg

5
b. Keratosis seborea. Tumor ini merupakan lesi benigna yang menyerupai veruka
dengan berbagai ukuran dan warna, yang bervariasi dari warna coklat cerah hingga
hitam. Kista seboreika biasanya terdapat pada muka, bahu, dada serta punggung, dan
merupakan tumor kulit yang paling sering terlihat pada orang-orang usia baya dan
lansia. Kista tersebut mungkin secara kosmetik tidak dapat di toleransi oleh pasien, dan
keratosis yang berwarna hitam dapat di diagnosa secara keliru sebagai melanoma
maligna. Terapinya adalah pengangkatan jaringan tumor dengan cara eksisi,
elektrokauter dan kuretase, atau dengan menggunakan karbon dioksida atau nitrogen
cair.
https://obatkeratosisseboroik.files.wordpress.com/2015/01/keratosis-seboroik.jpg

c. Keratosis aktinika merupakan lesi kulit pramalignan yang tumbuh pada daerah tubuh
yang terkena sinar matahari terus-menerus. Keratosis ini tampak sebagai bercak-bercak
yang kasar, bersisik dengan eritema dibaliknya. Lesi ini secara berangsur-angsur dapat
berubah bentuk menjadi karsinoma sel skuamosa kulit.
http://1.bp.blogspot.com/-AqlVMgp-
TeQ/U1o3LWxi7II/AAAAAAAAQs0/qtZSl3vcbec/s1600/Unknown-12.jpeg
d. Veruka (kutil, wart). Veruka merupakan tumor kulit yang sering ditemukan dan
disebabkan oleh infeksi virus human papilloma yang tergolong kedalam kelompok virus
DNA. Semua kelompok usia dapat terkena, kendati keadaan ini paling sering ditemukan
diantara usia 12 dan 16 thn. Ada banyak tipe veruka. Biasanya veruka merupakan
kelainan yang asimtomatik, kecuali kalau terjadi pada daerah yang menahan beban
tubuh seperti telapak kaki. Veruka dapat diterapi dengan sinar laser yang diarahakan
secara local, nitrogen air, plester asam salisilat, elektrokauter atau dengan larutan
canthridin.
http://static.newworldencyclopedia.org/3/36/Dornwarzen.jpg
e. Veruka venereal. Veruka yang terjadi didaerah genital dan perianal ini dikenal
sebagai condyloma acumminata dan ternyata ditularkan lewati hubungan seks. Jenis
veruka ini dapat diterapi dengan larutan podofilin dalam tingtura benzoin yang
diolesakan pada veruka dan kemudian dibasuh. Bentuk terapi lainnya mencakup
nitrogen cair, bedah beku, bedah electron dan kuretase.

6
http://segerwarase123.blogdetik.com/files/2014/06/763b86a1852d26f035143fcc14ca6
34d_kuda.png
f. Angioma (tanda lahir). Tanda lahir merupakan tumor vasikuler benigna yang
melibatkan kulit dan jaringan subkutan. Tumor ini dapat ditemukan sebagai bercak yang
datar dan berwarna merah, ungu (angioma portwine) atau lesi noduler yang menonjol
dan berwarna merah terang (angioma strobery). Angioma yang disebutkan terakhir ini
memiliki kecenderungan untuk mengalami involusi yang spontan . sebaliknya ,angioma
portwine biasanya akan bertahan tanpa batas waktu. Sebagian pasien menggunakan
kosmetik penutup ( covermark atau dermablend ) untuk menyamarkan cacat tersebut .
Sinar laser argon kini digunakan untuk menghilangkan berbagai angioma dengan
keberhasilan tertentu.

g. Nevus pigmentosus (mola). Mola merupakan tumor kulit yang sering ditemukan
dengan berbagai ukuran dan warna yang berkisar dari coklat kekuningan hingga hitam.
Tumor ini dapat berupa lesi berbentuk macula yang datar atau nodul atau papula yang
menonjol dan kadang-kadang berisi rambut, sebagian besar nevus pigmentosus
merupakan lesi yang tidak berbahaya kendati demikian, pada kasus-kasus yang jarang
dijumpai dapat terjadi perubahan maligna dan pada lokasi nevus tumbuh melanoma.
Sebagian pakar merasa bahwa semua mola congenital harus di angkat karena insidensi
perubahan malignanya yang tinggi. Nevus yang memperlihatkan perubahan warna atau
ukuran , atau yang menjadi nevus yang symptomatic (gatal) atau yang tepinya ireguler
harus diangkat untuk menentukan apakah sudah terjadi perubahan malignant.
h. Keloid. Keloid merupakan pertumbuhan benigna jaringan fibrosa yang berlebihan
pada lokasi sikatrik atau trauma. Keloid lebih sering dijumpai diantara orang-orang
berkulit gelap. Keadaan ini bersifat asimtomatik kendati dapat menyebabkan masalah
kosmetika dan cacat fisik. Terapinya yang selalu tidak berhasil dengan memuaskan
terdiri atas eksisi keloid, penyuntikan kortikosteroid intralesi dan radiasi.

i. Dermatofibroma. Dermatofibroma merupakan tumor benigna jaringan ikat yang


sering dijumpai dan terutama terjadi pada ekstremitas. Tumor ini berupa papula atau
nodul berbentuk kubah yang dapat berubah warna seperti warna kulit atau berwarna
coklat kemerahan. Biopsy eksisional dermatofibroma merupakan metode terapi yang
dianjurkan.

7
http://doctorv.ca/wp-content/uploads/2013/02/20dermatofibroma.jpg

j. Neurofibromatosis ( penyakit von Recklinghausen ).


Neuro fibromatosis merupakan kelainan herediter yang bermanifestasi dalam bentuk
bercak-bercak berpigmen ( macula café-au-lait ), bercak coklat di daerah aksila dan
neurofibromatosis kutaneus yang ukurannya bervariasi. Perubahan pertumbuhan dapat
pula terjadi pada system saraf, otot tulang. Degenerasi malignan neurofibroma dapat
dijumpai pada sebagian pasien.

2. Tumor Ganas
a. Karsinoma sel basal (Basalioma)
Karsinoma sel basal adalah kanker kulit yang paling sering ditemukan berasal dari sel-sel
epidermis sepanjang lapisan basal.
http://1.bp.blogspot.com/-vEZFYIWKI-
0/TuAurTjUtzI/AAAAAAAAAKA/n6dWKkzUH4Q/s1600/kanker-kulit.jpeg
1) Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui, tetapi ada faktor yang menjadi predisposisi terjadi
basalioma.
a) Spectrum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang memiliki
panjang gelombang yang berkisar antara 280 sampai 320 nm. Spectrum ini terutama
bertanggung jawab dalam membakar dan membuat kulit menjadi coklat.
b) Orang yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dengan jumlah yang cukup
didalam kulit untuk melindungi jaringan dibawahnya sangat terlentang terhadap
kerusakan pada sinar matahari. Orang yang paling beresiko itu adalah yang berkulit
cerah, bermata biru, berambut merah yang nenek moyangnya berdarah celtic, atau
dengan warna kulit yang merah muda atau cerah disamping orang yang sudah lama
terkena matahari tanpa terjadi perubahan warna kulit menjadi coklat kekuningan.
c) Para pekerja yang mengalami kontak dengan zat zat kimia tertentu (senyawa arsen,
nitrat, batu bara, teraspal serta parafin).
d) Xeroderma pigmen tosum: penyakit ini merupakan penyakit resesif autosomal yang
menjadi predisposisi penuaan pada kulit, dimulai dengan perubahan pigmen
e) Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami
kanker kulit setelah 20 sehingga 40 tahun kemudian.

8
2) Patofisiologi
Karsinoma sel basal biasanya dimulai sebagai nodul kecil seperti lilin dengan tepi yang
tergulung, translusen dan mengkilap, pembuluh darah yang mengalami telangiektasia
dapat dijumpai. Dengan tumbuhnya karsinoma akan terjadi ulserasi pada bagian
tengahnya dan terdapat pembentukan krusta. Karsinoma sel basal ditandai oleh invasi
dan erosi jaringan yang saling menyatu. Karsinoma ini jarang bermetastase, tetapi
rekurensi sering terjadi. Lesi yang diabaikan dapat menyebabkan kehilangan hidung,
telinga, atau bibir.

3) Manifestasi Klinis
a) Tumor berawal sebagai benjolan licin yang sangat kecil (nodul) dan tumbuh sangat
lambat.
b) Pada bagian tengah nodul bisa terbentuk tukak atau keropeng.
c) Kadang kanker tumbuh mendatar dan tampak seperti jaringan
d) Batas pinggir kanker kadang tampak memutih.
e) Kanker bisa mengalami perdarahan dan membentuk keropeng lalu sembuh,
sehingga penderita menduganya sebagai luka dan bukan kanker.
f) Sebetulnya pergantian antara perdarahan dan penyembuhan ini merupakan ciri
yang khas untuk karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa
4) Penatalaksanaan Medis
Kuret dengan alat diseksi lisrtik, scalpel, radiasi, bedah dengan bahan kimia, dan bedah
beku. Kanker sel basah dengan diameter kurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan
scalpel atau alat diseksi listrik dan kuret setelah dilakukan biopsi untuk memastika
diagnostic. Terapi sinar rontgen boleh diberikan pada penderita telah berusia 60 sampai
70 thn dengan tumor yang sangat besar disekitar kelopak mata , daun telinga , atau bibir
.pembedahan dengan bahan kimia baik untuk mengobati kanker besar yang berinfiltrasi
serta sering kambuh , terutama disekitar telinga lipat nasolabial, dan mata .

b. Karsinoma sel skuamosa (Skuamosa)


Karsinoma sel skuamosa ( SCC ) kulit adalah bentuk paling umum kedua dari kanker kulit
menyumbang 20% dari keganasan kulit. Karsinoma sel skuamosa merupakan poliferasi

9
malignan yang timbul dari dalam epidermis. Karsinoma sel skuamosa sering muncul
pada kulit yang rusak karena terkena sel matahari dan individu lanjut usia.
http://3.bp.blogspot.com/-
KTElTa1JcSY/UxE3qaNsUTI/AAAAAAAAAhU/Ogn9Tt4Q6l8/s1600/Squamous-cell-
carcinoma.jpg
1) Etiologi
Penyebab pasti masih belum diketahui dengan jelas, tetapi terdapat beberapa faktor
resiko yang terkait dengan perkembangan karsinoma sel skuanoma, meliputi hal-hal
berikut ini :
a. Usia lebih tua dari 50 tahun
b. Jenis kelamin laki-laki
c. Kulit putih terang; rambut pirang atau coklat terang; mata hijau, biru, atau abu-abu
d. Kulit yang mudah mengalami luka bakar akibat sinar matahari (jenis Fitzpatrick l
dan ll)
e. Geografi (lebih dekat ke khatulistiwa).
f. Paparan sinar UV matahari dengan kumulatif tinggi.
g. Paparan karsinogen kimia (misalnya: arsen, tar )
h. Imunosupresi kronis
i. Kondisi bekas luka kronis

2) Patofisiologi
Squamous cell carcinoma ( SCC ) adalah tumor ganas pada keratinosit epidermis.
Beberapa kasus karsinoma sel skuamosa terjadi de novo (tidak adanya lesi precursor),
namun beberapa karsinoma skuamosa berasal dari matahari yang di sebabkan oleh lesi
prakanker dikenal sebagai keratosis actinic. Pasien dengan keratosis actinic multiple
memberikan manifestasi peningkatan risiko untuk mengembangkan karsinoma sel
skuamosa. Karsinoma sel skuamosa yang mampu infiltrasi pertumbuhan local, menyebar
ke kelenjar getah bening regional, dan metastasis jauh, paling sering ke paru-paru.

3) Manifestasi Klinis
a) Karsinoma sel skuamosa berawal sebagai daerah kemerahan yang bersisik dengan
permukaan berkeropeng yang tidak kunjung sembuh.
b) Kemudian tumor akan tumbuh menonjol, kadang permukaannya menyerupai kutil.

10
c) Kadang terlihat seperti sebuah luka terbuka dan tumbuh ke dalam jaringan di
bawahnya.

4) Penatalaksanaan Medis
a) Eksisi bedah
Tujuannya adalah untuk mengangkat keseluruhan tumor. Dengan cara ini, jaringan parut
yang terbentuk tidak akan mudah terlihat. Ukuran insisi tergantung pada ukuran dan
lokasi tumor, kendati biasanya meliputi rasio panjang terhadap lebar yaitu 3:1.
Memadainya eksisi dengan pembedahan dipastikan melalui evaluasi mikroskopik
terhadap potongan-potongan specimen.
Apabila tumornya berukuran besar, pembedahan rekontruksi dengan menggunakan skin
flup atau graf kulit mungkin diperlukan. Luka insisi ditutup lapis demi lapis untuk
memperbesar efek kosmetika. Perban tekan dipasang pada luka untuk penyangga.
Infeksi jarang di jumpai sesudah tindakan eksisi yang sederhana jika tindakan aseptic
bedah yang benar tetap dipertahankan selama dan sesudah operasi.
b) Terapi radiasi
Terapi radiasi sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan daerah di
dekat struktur yang vital. Terapi ini hanya dikerjakan pada pasien berusia lanjut karena
perubahan pada sinar x dapat terlihat sesudah 5-10 thn kemudian dan perubahan
malignan pada sikatrik dapat di timbulkan oleh sinar x setelah 15-30 thn kemudian.
c) Kemoterapi
Formulasi kemoterapi topical dari 5- fluorouracil (5-FU) digunakan untuk pengobatan
atinik keratosis dan dangkal karsinoma sel basal. Karsinoma sel skuamosa infasif tidak
harus ditangani dengan kemoterapi topical.

c. Melanoma Maligna
Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen yang terletak terutama di
kulit, tetapi juga ditemukan di mata, telinga, saluran pencernaan, leptomeninges, serta
membrane mukosa oral dan kelamin. Melanoma hanya 4% dari semua kanker kulit,
namun hal itu menyebabkan jumlah terbesar kematian kanker kulit diseluruh dunia.
Deteksi dini melanoma kulit adalah cara terbaik untuk mengurangi kematian.
http://healthur.com/wp-content/uploads/2011/03/malignant-melanoma.jpg
1) Etiologi

11
Umumnya tidak diketahui tetapi sinar ultra violet paling dicurigai sebagai melanoma
maligna. Umumnya resiko tertinggi dihadapi oleh orang yang berkulit putih atau cerah,
bermata biru, berambut merah atau pirang dengan bercak-bercak, kecoklatan pada
kulitnya.

2) Patofisiologi
Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan berpigmen pada
kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar matahari, tetapi
hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen. Melanoma mudah
menyebar ke bagian tubuh yang jauh (metastase), dimana akan terus tumbuh dan
menghancurkan jaringan. Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka
semakin besar peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke
dalam kulit, akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan
pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau tahun.
Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh kekuatan
pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. Beberapa penderita yang keadaan
kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun meskipun
melanomanya telah menyebar.
3) Manifestasi klinis
a) Lesi berwarna seperti lebih terang atau lebih gelap
b) Gatal
c) Perubahan bentuk menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta
bertambah tebal, pertumbuhan horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata
d) Membentuk tukak
e) Pendarahan menandakan proses sudah sangat lanjut.
Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena melanoma maligna
merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh, maka kemampuan untuk
mengenali keganasan dini perlu diperdalam. Lokalisasi dilaporkan terbanyak di
ekstremitas bawah, kemudian didaerah badan, kepala/leher, ektremitas atas, kuku.
Manifestasi secara spesifik adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat yang
berubah, seperti:
a) perubahan dalam warna
b) perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)

12
c) timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit)
d) terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
e) perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
f) berkembangnya lesi satelit
Akademi dermatologi Amerika menekankan pentingnya ABCD saat mengevaluasi setiap
lesi berpigmen, yaitu
a) Asimetri
b) Border irregularity
c) Color variegation
d) Diameter yang lebih dari 6 mm

4) Penatalaksanaan Medis
Pendekatan terapeutik untuk melanoma maligna bergantung pada taraf invasi dalamnya
lesi. Tindakan eksisi merupakan terapi yang terpilih bagi lesi yang kecil dan superficial.
a) Bedah Elektro
Bedah elektro merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan
menggunakan energi listrik.
b) Bedah Beku
Bedah beku menghancurkan tumor dengan cara deep freezing. Lokasi yang menjalani
bedah beku ini akan melunak secara alami serta mengalami gelatinisasi dan sembuh
spontan.

c) Pembedahan Mikrografik Moh


Pembedahan mikrografik merupakan metode pembedahan untuk mengangkat lesi kulit
yang malignan; metode ini paling akurat dan paling menyelamatkan jaringan normal.
Untuk lesi yang lebih dalam membutuhkan eksisi lokal yang luas dan sesudah itu
diperlukan graft kulit. Diseksi kelenjar limfe regional umumnya dilakukan untuk
menyingkirkan metastasis.
2.4 Pemeriksaan Diagnostik
1. Hasil biopsy
Memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan cara eksisi
akan mengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invasi dan ketebalan lesi.
Spesimen biopsi yang mencakup jaringan normal sebesar 1 cm dari bagian tepinya dan

13
bagian jaringan lemak subkutan yang ada dibawahnya sudah cukup untuk menentukan
stadium melanoma, yang bisa melanoma in situ atau melanoma noninvasive yang dini.
2. Pemeriksaan sinar-x toraks, hitung sel darah yang lengkap, tes faal hepar dan
pemeriksaan CT scan atau radionukleida biasanya diminta dokter kalau terdapat
kecurigaan ke arah kelainan metastatic.
3. Prognosis
Prognosis kelangsungan hidup jangka panjang (5 tahun) dianggap jelek kalau tebal lesi
melebihi 4 mm. metastasis pada melanoma cenderung terjadi pada tulang, hepar, paru-
paru, lien, sistem saraf pusat dan kelenjar limfe.

14
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
A. Anamneses
B. Tanda-tanda Vital
C. Aktivitas Istirahat
Tanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera
karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
D. Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri/ansietas), takikardia
(respon stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang tidak
teratur
E. Neurosensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
F. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi
yang di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit)
G. Keamanan
Tanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna nodul
(biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat
meningkat/berubah secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan
berulselasi.
H. Penyuluhan /Pembelajaran
Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas pemeliharaan/perwatan
rumah

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan pembedahan
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi topical.

15
3.3 Rencana Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan pembedahan
NOC : Pain Level, Pain control, Comfort level
1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC :
Manajemen nyeri :
1) Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi.
2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan.
3) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien
sebelumnya.
4) Berikan lingkungan yang tenang
5) Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.
6) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
7) Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
8) Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri.
Administrasi analgetik :
1) Cek program pemberian analogetik; jenis, dosis, dan frekuensi.
2) Cek riwayat alergi.
3) Monitor tanda-tanda vital.
4) Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul.
5) Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan.


NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membrane
1) Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur,
hidrasi, pigmentasi)
2) Tidak ada luka/lesi pada kulit

16
3) Perfusi jaringan baik
4) Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
sedera berulang
5) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan
alami
NIC : Pressure Management
1) Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
2) Hindari kerutan padaa tempat tidur
3) Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
4) Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
5) Monitor kulit akan adanya kemerahan
6) Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
7) Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
8) Monitor status nutrisi pasien

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit


NOC :Citra tubuh
1) Gambaran internal tubuh
2) Keseimbangan antara realita, ideal dan penampilan tubuh
3) Kepuasan penampilan tubuh
4) Pengaturan penampilan fisik tubuh
5) Pengaturan perubahan fungsi tubuh
NIC : Perbaikan Citra Tubuh
1) Kaji dugaan citra tubuh pasien, sesuai dengan perkembangannya.
2) Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi akibat penyakit dan
pembedahan.
3) Bantu pasien memelihara perubahan tubuh
4) Bantu pasien untuk membedakan penampilan fisik dari perasaan yang berharga
5) Bantu pasien untuk menentukan akibat dari persepsi yang sama penampilan
tubuh.
6) Monitor pandangan diri secara berkala
7) Monitor apakah pasien melihat perubahan pada bagian tubuh

17
8) Monitor pernyataan tentang persepsi identitas diri sehubungan dengan bagian
tubuh dan berat badan
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi topical.
NOC : Kowlwdge : disease process, Kowledge : health Behavior
1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benarv Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
NIC : Teaching : disease Process
1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit
yang spesifik
2) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara
yang tepat
4) Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
5) Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
6) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7) Hindari harapan yang kosong
8) Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara
yang tepat
9) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
10) Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11) Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan
cara yang tepat atau diindikasikan
12) Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
13) Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang tepa

18
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

19

Anda mungkin juga menyukai