DISUSUN OLEH:
Mira Oktavia (1490102313)
INSTRUKTUR KLINIK
Lp Minggu 1
I. KONSEP TEORI
A. Pengertian
Lipoma adalah tumor jinak yang mengandung atau terdiri dari jaringan lemak.
Lipoma adalah tumor kulit yang lazim ditemukan,yang terdiri dari sel lemak matang.
Tumor ini merupakan masa lunak tak nyeri yang timbul tunggal dan jarang majemuk
serta biasanya dieksisi untuk alasan kosmetik. Kadang-kadang menimbulkan gejala
ketaknyamanan lokal, mungkin tekanan pada syaraf kulit.( David C. Sabiston :Buku
Ajar Bedah).
Lipoma adalah neoplasma jinak yang terdiri dari mesenkim jaringan lemak
dewasa yang dikelilingi oleh kapsul fibrosa yang tipis. Hal ini dilaporkan sebagai
neoplasma yang umum pada jaringan lunak, dimana sekitar 20% terjadi di kepala dan
leher, hanya 0,5% sampai 5% dari semua neoplasma mulut yang ada.
Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawa kulit yang terdiri
dari lemak. Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanut (40-60 tahun), namun juga
dapat dijumpai pada anak-anak. Karena lipoma merupakan lemak, maka dapat
muncul dimanapun pada tubuh. Jenis yang paling sering adalah yang berada lebih ke
permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma berlokasi di kepala, leher, bahu,
badan, punggung, atau lengan (Robbins, Cotran, 2018).
B. Etiologi
a. Degenerasi lemak
b. Hereditar
c. Hormonal
d. Trauma
e. Infeksi
f. Iritasi kronis
g. Metafase sel otot
h. Lipoblastic embryonic cell nest in origin
i. Bahan karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi)
j. Genetik
k. Immunologi, virus
l. Lingkungan
Zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan lipoma paru pada
perokok dan perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak sengaja menghirup asap
rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama.Bahankimia untuk industri serta
asap yang mengandung senyawa karbon dapatmeningkatkan kemungkinan seorang
pekerja industri menderita lipoma.
Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadisel
lipoma. Jenis virus ini disebut virus penyebab lipoma atau virus onkogenik. Sinar
ultra-violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan lipomakulit. Sinar radio
aktif sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi dapat menimbulkan lipoma kulit dan
leukemia.
D. Patofisiologi
Terjadinya suatu lipoma dapat juga disebabkan oleh karena adanya gangguan
metabolisme lemak. Pada lipoma terjadi proliferasi baik histologi dan kimiawi,
termasuk komposisi asam lemak dari jaringan lemak normal. Metabolisme lemak
pada lipoma berbeda dengan metabolisme lemak normal, walaupun secara histologi
gambaran sel lemaknya sama. Pada lipoma dijumpai aktivitas lipoprotein lipase
menurun. Lipoprotein lipasepenting untuk transformasi lemak di dalam darah. Oleh
karena itu asam lemak pada lipoma lebih banyak dibandingkan dengan lemak normal.
Hal ini dapat terjadi bila seseorang melakukan diet, maka secara normal depot lemak
menjadi berkurang, tetapi lemak pada lipoma tidak akan berkurang bahkan bertambah
besar. Ini menunjukkan bahwa lemak pada lipoma bukan merupakan lemak yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transparmasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel
normal dalam bentuk dan strukturnya. Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu
sel di suatu tempat (unisentrik) atau dari beberapa sentral (multilokuler) pada waktu
yang sama. Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ dasarnya maka
tumor disebut masih dalam fase lokal. Tetapi kalau sudah terjadi infiltrasi ke organ
sekitarnya, maka tumor telah mencapai fase lokal infasif atau lokal infiltratif.
Penyebaran lokal ini disebut penyebaran perkontinuitatum, karena masih
berhubungan dengan sel induknya.
Sel tumor ini bertambah terus tanpa batas, sehingga tumor makin lama makin
besar dan mendesak jaringan sekitarnya sehingga dapat menyumbat saluran tubuh dan
menimbulkan obstruksi. Apabila lipoma membesar akan tampak sebagai suatu
penonjolan yang dapat menekan jaringan di sekitarnya. Pada dasar mulut, pembesaran
lipoma dapat mengganggu fungsi pengunyahan dan fungsi bicara, sedangkan
pertumbuhannya menekan gigi geligi maka dapat menyebabkan tanggalnya gigi di
sekitar lipoma tersebut. Bila tumor ini ganas dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan
umumnya fatal bila dibiarkan karena merusak organ yang bersangkutan dan
menyebabkan kematian.
F. Komplikasi
Lipoma di bawah kulit (subkutan) jarang menimbulkan komplikasi, tetapi nodul besar
dapat menganggu fungsi otot atau dapat menyebabkan nyeri syaraf. Lipoma terjadi
pada sendi dapat membatasi gerakan. Jika mereka berkembang di usus, lipoma dapat
menyebabakan hambatan yang serius. Cedara lipoma mungkin memerlukan
perawatan segera, termasuk eksisi. Jarang ditemukan benjolan yang awalnya
tampaknya menjadi lipoma sebenarnya mungkin liposarcoma (kanker) , yang
membutuhkan perawatan lebih lanjut.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan lipoma dapat dibagi menjadi konservatif dan pembedahan.
Lipoma yang berukuran kecil, tidak mengganggu, dan asimptomatik umumnya tidak
memerlukan terapi. Tatalaksana pembedahan dapat berupa eksisi, liposuction, dan
laser.
1. Konservatif
Penatalaksanaan konservatif lebih dipilih pada lipoma asimptomatik. Sebagian
besar lipoma tidak memerlukan terapi.
Injeksi steroid
Penatalaksanaan dengan injeksi steroid dapat menjadi pilihan untuk lipoma
dengan diameter kecil < 2,5 cm. Ukuran lipoma dapat berkurang dengan injeksi
steroid lokal, karena steroid menyebabkan atrofi sel lemak.
Triamcinolone acetonide dicampur dengan lidocaine 1% dan disuntikkan intralesi
dapat menjadi pilihan. Volume rerata steroid yang diinjeksikan berkisar 1-3 ml,
disesuaikan dengan ukuran lipoma dan mempertimbangkan risiko. Prosedur dapat
diulang beberapa kali sesuai respon pasien, biasanya dengan interval satu bulan.
2. Pembedahan
Tindakan pengangkatan lipoma dilakukan jika lipoma menimbulkan gejala yang
mengganggu, berukuran >5 cm, indikasi kosmetik, maupun terdapat kecurigaan
ke arah keganasan. Metode pengangkatan lipoma di antaranya enukleasi, eksisi,
liposuction, dan ekstirpasi laser. Setelah dilakukan tindakan, perawatan luka
dilakukan hingga luka sayatan sembuh.
Enukleasi
Lipoma berukuran kecil dapat diangkat menggunakan enukleasi. Insisi sebesar 3-
4 mm dapat dibuat di atas lipoma, kemudian kuret diletakkan di dalam luka insisi
untuk membebaskan lipoma dari jaringan sekitarnya. Setelah itu, lipoma dapat
dienukleasi dan dikeluarkan melalui luka insisi. Penjahitan luka umumnya tidak
diperlukan.
Eksisi
Eksisi lipoma menjadi pilihan pertama tindakan pengangkatan lipoma yang
berukuran lebih besar. Eksisi lipoma dengan eksisi lokal atau marginal biasanya
memberikan hasil yang baik.
Eksisi dilakukan dengan membentuk sayatan fusiform di atas lipoma. Kemudian,
kulit di dalam sayatan digenggam menggunakan hemostat untuk menimbulkan
traksi. Lipoma dibebaskan dari jaringan sekitarnya menggunakan gunting atau
pisau bedah. Lalu, lipoma diangkat secara utuh dan area sekitar dipalpasi untuk
memastikan seluruh jaringan lipoma sudah diangkat.
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Skrining
2. Laboratorium
3. Teknik Pencitraan (Imaging)
4. Pemeriksaan Rontgen Konvensional
5. Radiografi Digital
6. Tomografi Komputer (CT Scan)
7. Ekhografi
8. Resonansi magnetik nuclear
9. Skintigrafi
10. Patologi anatomi
II. TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas klien Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis kelamin, nama
orang tua, perkerjaan orang tua, alamat, suku, bangsa, agama.
b. Keluhan utama Klien yang biasanya menderita febris mengeluh suhu tubuh panas
> 37,5 °C, berkeringat, mual/muntah.
c. Riwayat kesehatan sekarang Pada umumnya didapatkan peningktan suhu tubuh
diatas 37,5 °C, gejala febris yang biasanya yang kan timbul menggigil,
mual/muntah, berkeringat, nafsu makan berkurang, gelisah, nyeri otot dan sendi.
d. Riwayat kesehatan dulu Pengakjian yang ditanyakan apabila klien pernah
mengalmi penyakit sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga Penyakit yang pernah di derita oleh keluarga baik itu
penyakit keturunan ataupun penyakit menular, ataupun penyakit yang sama.
f. Genogram Petunjuk anggota keluarga klien.
g. Riwayat kehamilan dan kelahiran Meliputi: prenatal, natal, postnatal, serta data
pemebrian imunisasi pada anak.
h. Riwayat sosial Pengkajian terhadap perkembangan dan keadaan sosial klien
i. Kebutuhan dasar
1. Makanan dan minuman Biasa klien dengan febris mengalami nafsu makan,
dan susuh untuk makan sehingga kekurang asupan nutrisi.
2. Pola tidur Biasa klien dengan febris mengalami susah untuk tidur karena klien
merasa gelisah dan berkeringat.
3. Mandi
4. Eliminasi Eliminasi klien febris biasanya susah untuk buang air besar dan juga
bisa mengakibatkan terjadi konsitensi bab menjadi cair.
j. Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran Biasanya kesadran klien dengan febris 15 — 13, berat badan serta
tinggi badan
2. Tanda — tanda vital Biasa klien dengan febris suhunya > 37,5 C, nadi > 80 x
k. Head to toe
1. Kepala dan leher Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak
2. Kulit, rambut, kuku Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan / kelainan.
3. Mata Umumnya mulai terlihat cekung atau tidak.
4. Telingga, hidung, tenggorokan dan mulut Bentuk, kebersihan, fungsi
indranya adanya gangguan atau tidak, biasanya pada klien dengan febris
mukosa bibir klien akan kering dan pucat.
5. Thorak dan abdomen Biasa pernafasan cepat dan dalam, abdomen biasanya
nyeri dan ada peningkatan bising usus bising usus normal pada bayi 3 — 5 x
6. Sistem respirasi Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam
7. Sistem kardiovaskuler Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya
meningkat
8. Sistem muskuloskeletal Terjadi gangguan apa tidak.
9. Sistem pernafasan Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal /
gerakan nafas dan biasanya kesadarannya gelisah, apatis atau koma
l. Data penunjang Biasanya dilakukan pemeriksaan labor urine, feses, darah, dan
biasanya leokosit nya > 10.000 ( meningkat ) , sedangkan Hb, Ht menurun. Data
pengobatan Biasanya diberikan obat antipiretik untuk mengurangi shu tubuh
klien, seperti paracetamol (Yahya, 2018).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan
2. Gangguan Citra Tubuh behubungan dengan perubahan fungsi tubuh (mis: proses
penyakit, kehamilan, kelumpuhan)
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
4. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan proses penyakit
5. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan efek agen
farmakologis (mis. Anestesi)
6. Resiko Pendarahan dibutikan dengan tindakan pembedahan
C. Intervensi Keperawatan
No No.DX Luaran Intervensi
1. Nyeri Aktut Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama : manajemen nyeri
(D.0077) keperawatan selama……. Observasi
Maka tingkat nyeri menurun Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
Keluhan nyeri menurun Identifikasi skala nyeri
(5) Identifikasi respon nyeri non
Meringis menurun (5) verbal
Sikap protektif menurun Identifikasi factor yang
(5) memperberat dan memperingan
Gelisah menurun (5) nyeri
Kesulitan tidur menurun Identifikasi pengetahuan dan
(5) keyakinan tentang nyeri
Menarik diri menurun identifikasi pengaruh budaya
(5) terhadap respon nyeri
Pola nafas membaik (5) identifikasi pengaruh nyeri pada
Pola tidur membaik (5) kualitas hidup
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang baik menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan
yang telah ditentukan. Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal
dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul K. Abbas, Vinay Kumar, 2017. Buku ajar Patologi, Penerbit Eisevier.
PPNI, T. P> (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Defenisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan II) 1ed,). Jakarta: DPP PPNI
Robbins, dkk, 2018. Buku Saku Dasar patologis Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Pathway
Nyeri
Menganggu
penampilan
Kehilangan
Merobek Kehilangan
Ansietas kesadaran
pembuluh darah panas tubuh
Ketidakefektifan
Bersihan jalan Nafas