Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN STASE

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DISUSUN OLEH:
Mira Oktavia (1490102313)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA
2024
LAPORAN PENDAHULUAN
LIPOMA

Palu, Maret 2024


Mengetahui:

INSTRUKTUR KLINIK

Herdianti Sepena, S.Kep.,Ns


NIP. 198005122007012008

PRECEPTOR (DOSEN AKADEMIK)

Ns. Helmi Rumbo, S,Kep.,M.N.S


NIDN. 0914098505

Lp Minggu 1
I. KONSEP TEORI
A. Pengertian
Lipoma adalah tumor jinak yang mengandung atau terdiri dari jaringan lemak.
Lipoma adalah tumor kulit yang lazim ditemukan,yang terdiri dari sel lemak matang.
Tumor ini merupakan masa lunak tak nyeri yang timbul tunggal dan jarang majemuk
serta biasanya dieksisi untuk alasan kosmetik. Kadang-kadang menimbulkan gejala
ketaknyamanan lokal, mungkin tekanan pada syaraf kulit.( David C. Sabiston :Buku
Ajar Bedah).
Lipoma adalah neoplasma jinak yang terdiri dari mesenkim jaringan lemak
dewasa yang dikelilingi oleh kapsul fibrosa yang tipis. Hal ini dilaporkan sebagai
neoplasma yang umum pada jaringan lunak, dimana sekitar 20% terjadi di kepala dan
leher, hanya 0,5% sampai 5% dari semua neoplasma mulut yang ada.
Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawa kulit yang terdiri
dari lemak. Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanut (40-60 tahun), namun juga
dapat dijumpai pada anak-anak. Karena lipoma merupakan lemak, maka dapat
muncul dimanapun pada tubuh. Jenis yang paling sering adalah yang berada lebih ke
permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma berlokasi di kepala, leher, bahu,
badan, punggung, atau lengan (Robbins, Cotran, 2018).

B. Etiologi
a. Degenerasi lemak
b. Hereditar
c. Hormonal
d. Trauma
e. Infeksi
f. Iritasi kronis
g. Metafase sel otot
h. Lipoblastic embryonic cell nest in origin
i. Bahan karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi)
j. Genetik
k. Immunologi, virus
l. Lingkungan
Zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan lipoma paru pada
perokok dan perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak sengaja menghirup asap
rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama.Bahankimia untuk industri serta
asap yang mengandung senyawa karbon dapatmeningkatkan kemungkinan seorang
pekerja industri menderita lipoma.
Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadisel
lipoma. Jenis virus ini disebut virus penyebab lipoma atau virus onkogenik. Sinar
ultra-violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan lipomakulit. Sinar radio
aktif sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi dapat menimbulkan lipoma kulit dan
leukemia.

C. Anatomi dan Fisiologi


Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia,, membungkus otot-otot dan
organ-organ dalam. Kulit merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf dan
kelenjar yang tidak berujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit.
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu :
1. Kulit Ari (epidermis)
Epidermis melekat erat padadermis karena secara fungsional epidermis
memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes
melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis
dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
a. Lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan epidermis paling
atas,dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam.
b. Lapisan bening (stratum lucidum) disebut juga lapisan barrier, terletak tepat
di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan
tandukdengan lapisan berbutir.
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit
berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir dalam protoplasmanya,
berbutir kasa dan berinti mengkerut
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphigi terdiri atas
sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan
protoplasma berbentuk kubus.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale) merupakan lapisan
terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan
kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis.
2. Kulit Jangat (dermis)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak,
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus
arektor pili). Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu
kelenjar keringat dan kelenjar palit.
a. Kelenjar keringat,
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu
saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit, membentuk pori-
pori keringat.
b. Kelenjar palit,
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan
kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke
dalam kandung rambut (folikel).
3. Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,
saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Kulit melindungi tubuh
dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bekteri, virus dan jamur.
Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh
darah kulit atau sekresi jaringan keringat. Setelah kehilangan seluruh kulit, maka
cairan tubuh yang penting akan menguap dan elektrolit-elektrolit akan hilang
dalam beberapa jam seperti pada luka bakar. Kulit juga merupakan tempat sensasi
raba, tekan, suhu, nyeri dan nikmat, berkat jaringan ujung-ujung saraf yang saling
berpautan.
Kulit mempunyai berbagai fungsi lain yaitu sebagai berikut :
1. Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan-jaringan
tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar seperti
luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan
lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu
tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam
tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari
matahari.
2. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan
sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat
perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
3. Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta
melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat
memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50 C. Ketika
terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan
penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah
salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan
hilang dengan penguapan keringat.
4. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat
yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan
zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui
keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan
keringat yang tidak disadari.
5. Penyimpanan
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak
dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk
melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis.
Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran
kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran
darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampakt halus,
putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu
kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat
maupun konstraksi otot penegak rambut.

D. Patofisiologi
Terjadinya suatu lipoma dapat juga disebabkan oleh karena adanya gangguan
metabolisme lemak. Pada lipoma terjadi proliferasi baik histologi dan kimiawi,
termasuk komposisi asam lemak dari jaringan lemak normal. Metabolisme lemak
pada lipoma berbeda dengan metabolisme lemak normal, walaupun secara histologi
gambaran sel lemaknya sama. Pada lipoma dijumpai aktivitas lipoprotein lipase
menurun. Lipoprotein lipasepenting untuk transformasi lemak di dalam darah. Oleh
karena itu asam lemak pada lipoma lebih banyak dibandingkan dengan lemak normal.
Hal ini dapat terjadi bila seseorang melakukan diet, maka secara normal depot lemak
menjadi berkurang, tetapi lemak pada lipoma tidak akan berkurang bahkan bertambah
besar. Ini menunjukkan bahwa lemak pada lipoma bukan merupakan lemak yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transparmasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel
normal dalam bentuk dan strukturnya. Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu
sel di suatu tempat (unisentrik) atau dari beberapa sentral (multilokuler) pada waktu
yang sama. Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ dasarnya maka
tumor disebut masih dalam fase lokal. Tetapi kalau sudah terjadi infiltrasi ke organ
sekitarnya, maka tumor telah mencapai fase lokal infasif atau lokal infiltratif.
Penyebaran lokal ini disebut penyebaran perkontinuitatum, karena masih
berhubungan dengan sel induknya.
Sel tumor ini bertambah terus tanpa batas, sehingga tumor makin lama makin
besar dan mendesak jaringan sekitarnya sehingga dapat menyumbat saluran tubuh dan
menimbulkan obstruksi. Apabila lipoma membesar akan tampak sebagai suatu
penonjolan yang dapat menekan jaringan di sekitarnya. Pada dasar mulut, pembesaran
lipoma dapat mengganggu fungsi pengunyahan dan fungsi bicara, sedangkan
pertumbuhannya menekan gigi geligi maka dapat menyebabkan tanggalnya gigi di
sekitar lipoma tersebut. Bila tumor ini ganas dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan
umumnya fatal bila dibiarkan karena merusak organ yang bersangkutan dan
menyebabkan kematian.

E. Tanda dan Gejala


Secara klinis, lipoma paling sering tanpa disertai gejala (asymptomatic). Gejala
Adapun gejala-gejala lipoma antara lain:
1. Predileksi : Lipoma terletak di bawah kulit dan tidak menonjol. Lipoma sering
terjadi di leher, punggung, lengan dan paha.
2. Lipoma jika disentuh terasa empuk dan mudah bergerak jika sedikit ditekan
dengan jari.
3. Lipoma bisa juga menyakitkan jika tumor lemak ini tumbuh dan ditekan di dekat
saraf, atau jika mengandung banyak pembuluh darah. Karena pertumbuhannya
lambat, kita mungkin baru tahu memiliki lipoma setelah bertahun-tahun. Etiologi
Penyebab pasti dari lipoma belum jelas hingga saat ini.
4. Rasa gatal, rasa terbakar, geli
5. Kehilangan rasa pada bagian yang terkena
6. Kulit kering, bersisik kemerahan
7. Nyeri
8. Ditemukan masa tumor
9. Palpasi teraba benjolan

F. Komplikasi
Lipoma di bawah kulit (subkutan) jarang menimbulkan komplikasi, tetapi nodul besar
dapat menganggu fungsi otot atau dapat menyebabkan nyeri syaraf. Lipoma terjadi
pada sendi dapat membatasi gerakan. Jika mereka berkembang di usus, lipoma dapat
menyebabakan hambatan yang serius. Cedara lipoma mungkin memerlukan
perawatan segera, termasuk eksisi. Jarang ditemukan benjolan yang awalnya
tampaknya menjadi lipoma sebenarnya mungkin liposarcoma (kanker) , yang
membutuhkan perawatan lebih lanjut.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan lipoma dapat dibagi menjadi konservatif dan pembedahan.
Lipoma yang berukuran kecil, tidak mengganggu, dan asimptomatik umumnya tidak
memerlukan terapi. Tatalaksana pembedahan dapat berupa eksisi, liposuction, dan
laser.
1. Konservatif
Penatalaksanaan konservatif lebih dipilih pada lipoma asimptomatik. Sebagian
besar lipoma tidak memerlukan terapi.
Injeksi steroid
Penatalaksanaan dengan injeksi steroid dapat menjadi pilihan untuk lipoma
dengan diameter kecil < 2,5 cm. Ukuran lipoma dapat berkurang dengan injeksi
steroid lokal, karena steroid menyebabkan atrofi sel lemak.
Triamcinolone acetonide dicampur dengan lidocaine 1% dan disuntikkan intralesi
dapat menjadi pilihan. Volume rerata steroid yang diinjeksikan berkisar 1-3 ml,
disesuaikan dengan ukuran lipoma dan mempertimbangkan risiko. Prosedur dapat
diulang beberapa kali sesuai respon pasien, biasanya dengan interval satu bulan.
2. Pembedahan
Tindakan pengangkatan lipoma dilakukan jika lipoma menimbulkan gejala yang
mengganggu, berukuran >5 cm, indikasi kosmetik, maupun terdapat kecurigaan
ke arah keganasan. Metode pengangkatan lipoma di antaranya enukleasi, eksisi,
liposuction, dan ekstirpasi laser. Setelah dilakukan tindakan, perawatan luka
dilakukan hingga luka sayatan sembuh.
Enukleasi
Lipoma berukuran kecil dapat diangkat menggunakan enukleasi. Insisi sebesar 3-
4 mm dapat dibuat di atas lipoma, kemudian kuret diletakkan di dalam luka insisi
untuk membebaskan lipoma dari jaringan sekitarnya. Setelah itu, lipoma dapat
dienukleasi dan dikeluarkan melalui luka insisi. Penjahitan luka umumnya tidak
diperlukan.
Eksisi
Eksisi lipoma menjadi pilihan pertama tindakan pengangkatan lipoma yang
berukuran lebih besar. Eksisi lipoma dengan eksisi lokal atau marginal biasanya
memberikan hasil yang baik.
Eksisi dilakukan dengan membentuk sayatan fusiform di atas lipoma. Kemudian,
kulit di dalam sayatan digenggam menggunakan hemostat untuk menimbulkan
traksi. Lipoma dibebaskan dari jaringan sekitarnya menggunakan gunting atau
pisau bedah. Lalu, lipoma diangkat secara utuh dan area sekitar dipalpasi untuk
memastikan seluruh jaringan lipoma sudah diangkat.

H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Skrining
2. Laboratorium
3. Teknik Pencitraan (Imaging)
4. Pemeriksaan Rontgen Konvensional
5. Radiografi Digital
6. Tomografi Komputer (CT Scan)
7. Ekhografi
8. Resonansi magnetik nuclear
9. Skintigrafi
10. Patologi anatomi
II. TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas klien Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis kelamin, nama
orang tua, perkerjaan orang tua, alamat, suku, bangsa, agama.
b. Keluhan utama Klien yang biasanya menderita febris mengeluh suhu tubuh panas
> 37,5 °C, berkeringat, mual/muntah.
c. Riwayat kesehatan sekarang Pada umumnya didapatkan peningktan suhu tubuh
diatas 37,5 °C, gejala febris yang biasanya yang kan timbul menggigil,
mual/muntah, berkeringat, nafsu makan berkurang, gelisah, nyeri otot dan sendi.
d. Riwayat kesehatan dulu Pengakjian yang ditanyakan apabila klien pernah
mengalmi penyakit sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga Penyakit yang pernah di derita oleh keluarga baik itu
penyakit keturunan ataupun penyakit menular, ataupun penyakit yang sama.
f. Genogram Petunjuk anggota keluarga klien.
g. Riwayat kehamilan dan kelahiran Meliputi: prenatal, natal, postnatal, serta data
pemebrian imunisasi pada anak.
h. Riwayat sosial Pengkajian terhadap perkembangan dan keadaan sosial klien
i. Kebutuhan dasar
1. Makanan dan minuman Biasa klien dengan febris mengalami nafsu makan,
dan susuh untuk makan sehingga kekurang asupan nutrisi.
2. Pola tidur Biasa klien dengan febris mengalami susah untuk tidur karena klien
merasa gelisah dan berkeringat.
3. Mandi
4. Eliminasi Eliminasi klien febris biasanya susah untuk buang air besar dan juga
bisa mengakibatkan terjadi konsitensi bab menjadi cair.
j. Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran Biasanya kesadran klien dengan febris 15 — 13, berat badan serta
tinggi badan
2. Tanda — tanda vital Biasa klien dengan febris suhunya > 37,5 C, nadi > 80 x
k. Head to toe
1. Kepala dan leher Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak
2. Kulit, rambut, kuku Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan / kelainan.
3. Mata Umumnya mulai terlihat cekung atau tidak.
4. Telingga, hidung, tenggorokan dan mulut Bentuk, kebersihan, fungsi
indranya adanya gangguan atau tidak, biasanya pada klien dengan febris
mukosa bibir klien akan kering dan pucat.
5. Thorak dan abdomen Biasa pernafasan cepat dan dalam, abdomen biasanya
nyeri dan ada peningkatan bising usus bising usus normal pada bayi 3 — 5 x
6. Sistem respirasi Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam
7. Sistem kardiovaskuler Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya
meningkat
8. Sistem muskuloskeletal Terjadi gangguan apa tidak.
9. Sistem pernafasan Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal /
gerakan nafas dan biasanya kesadarannya gelisah, apatis atau koma
l. Data penunjang Biasanya dilakukan pemeriksaan labor urine, feses, darah, dan
biasanya leokosit nya > 10.000 ( meningkat ) , sedangkan Hb, Ht menurun. Data
pengobatan Biasanya diberikan obat antipiretik untuk mengurangi shu tubuh
klien, seperti paracetamol (Yahya, 2018).

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan
2. Gangguan Citra Tubuh behubungan dengan perubahan fungsi tubuh (mis: proses
penyakit, kehamilan, kelumpuhan)
3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
4. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan proses penyakit
5. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan efek agen
farmakologis (mis. Anestesi)
6. Resiko Pendarahan dibutikan dengan tindakan pembedahan

C. Intervensi Keperawatan
No No.DX Luaran Intervensi
1. Nyeri Aktut Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama : manajemen nyeri
(D.0077) keperawatan selama……. Observasi
Maka tingkat nyeri menurun  Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
 Keluhan nyeri menurun  Identifikasi skala nyeri
(5)  Identifikasi respon nyeri non
 Meringis menurun (5) verbal
 Sikap protektif menurun  Identifikasi factor yang
(5) memperberat dan memperingan
 Gelisah menurun (5) nyeri
 Kesulitan tidur menurun  Identifikasi pengetahuan dan
(5) keyakinan tentang nyeri
 Menarik diri menurun  identifikasi pengaruh budaya
(5) terhadap respon nyeri
 Pola nafas membaik (5)  identifikasi pengaruh nyeri pada
 Pola tidur membaik (5) kualitas hidup

 Proses berfikir membaik  monitor keberhasilan terapi

(5) komplementer yang sudah

 Nafsu makan membaik diberikan

(5)  monitor efek samping penggunaan


analgetik
Terapeutik
 berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis.TENS. hipnosis, akupresur,
terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain).
 kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 fasilitas istrahat dan tidur
 pertimbangan jenis sumber nyeri
dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
 jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu
 jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Gangguan Citra Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama : Promosi Citra Tubuh
Tubuh (D.0083) keperawatan selama …. Observasi
jam, maka citra tubuh  Identifikasi harapan citra tubuh
meningkat, dengan kriteria berdasarkan tahap perkembangan
hasil:  Identifikasi budaya, agama, jenis
1. Melihat bagian tubuh kelamin, dan umur terkait citra
membaik (5) tubuh
2. Menyentuh bagian tubuh  Identifikasi perubahan citra tubuh
membaik (5) yang mengakibatkan isolasi sosial
3. Verbalisasi kecacatan  Monitor frekuensi pernyataan
bagian tubuh membaik kritik terhadap diri sendiri
(5)  Monitor apakah pasien bisa
4. Verbalisasi kehilangan melihat bagian tubuh yang
bagian tubuh membaik berubah
(5) Terapeutik
 Diskusikan perubahan tubuh dan
fungsinya
 Diskusikan perbedaan penampilan
fisik terhadap harga diri
 Diskusikan perubahan akibat
pubertas, kehamilan, dan penuaan
 Diskusikan kondisi stress yang
mempengaruhi citra tubuh (mis:
luka, penyakit, pembedahan)
 Diskusikan cara mengembangkan
harapan citra tubuh secara realistis
 Diskusikan persepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan citra
tubuh
Edukasi
 Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
 Anjurkan mengungkapkan
gambaran diri sendiri terhadap
citra tubuh
 Anjurkan menggunakan alat bantu
(mis: pakaian, wig, kosmetik)
 Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung (mis: kelompok
sebaya)
 Latih fungsi tubuh yang dimiliki
 Latih peningkatan penampilan diri
(mis: berdandan)
 Latih pengungkapan kemampuan
diri kepada orang lain maupun
kelompok
3. Ansietas Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama : Terapi relaksasi
(D.0080) keperawatan selama …. Observasi
jam, maka tingkat ansietas  Identifikasi penurunan tingkat
menurun, dengan kriteria energi, ketidakmampuan
hasil: berkonsentrasi, atau gejala lain
 Verbalisasi yang mengganggu kemampuan
kebingungan menurun kognitif
(5)
 Verbalisasi khawatir  Identifikasi Teknik relaksasi yang
akibat kondisi yang pernah efektif digunakan
dihadapi menurun (5)
 Perilaku gelisah  Identifikasi kesediaan,
menurun (5) kemampuan, dan penggunaan
 Perilaku tegang
menurun (5) Teknik sebelumnya
 Konsentrasi membaik  Periksa ketegangan otot, frekuensi
(5)
 Pola tidur membaik (5) nadi, tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah Latihan
 Monitor respons terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
 Ciptakan lingkungan tenang dan
tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang
nyaman, jika memungkinkan
 Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
 Gunakan pakaian longgar
 Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan berirama
 Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau
Tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi
 Jelaskan tujuan, manfaat, Batasan,
dan jenis relaksasi yang tersedia
(mis: musik, meditasi, napas
dalam, relaksasi otot progresif)
 Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
 Anjurkan mengambil posisi
nyaman
 Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
 Anjurkan sering mengulangi atau
melatih Teknik yang dipilih
 Demonstrasikan dan latih Teknik
relaksasi (mis: napas dalam,
peregangan, atau imajinasi
terbimbing)
4. Ketidakefektifa Setelah dilakukan intervensi  Intervensi utama : Regulasi
n termoregulasi keperawatan selama …. Temperatur

(D.0149) jam, maka Termoregulasi  Observasi


membaik, dengan kriteria  Monitor suhu tubuh bayi sampai
hasil: stabil (36,5 – 37,5°C)
 Menggigil menurun (5)  Monitor suhu tubuh anak tiap 2
 Suhu tubuh membaik jam, jika perlu
(5)  Monitor tekanan darah, frekuensi
 Suhu kulit membaik pernapasan dan nadi
(5)  Monitor warna dan suhu kulit
 Monitor dan catat tanda dan gejala
hipotermia atau hipertermia
 Terapeutik
 Pasang alat pemantau suhu
kontinu, jika perlu
 Tingkatkan asupan cairan dan
nutrisi yang adekuat
 Bedong bayi segera setelah lahir
untuk mencegah kehilangan panas
 Masukkan bayi BBLR ke dalam
plastic segera setelah lahir (mis:
bahan polyethylene, polyurethane)
 Gunakan topi bayi untuk
mencegah kehilangan panas pada
bayi baru lahir
 Tempatkan bayi baru lahir di
bawah radiant warmer
 Pertahankan kelembaban
incubator 50% atau lebih untuk
mengurangi kehilangan panas
karena proses evaporasi
 Atur suhu incubator sesuai
kebutuhan
 Hangatkan terlebih dahulu bahan-
bahan yang akan kontak dengan
bayi (mis: selimut, kain bedongan,
stetoskop)
 Hindari meletakkan bayi di dekat
jendela terbuka atau di area aliran
pendingin ruangan atau kipas
angin
 Gunakan matras penghangat,
selimut hangat, dan penghangat
ruangan untuk menaikkan suhu
tubuh, jika perlu
 Gunakan Kasur pendingin, water
circulating blankets, ice pack, atau
gel pad dan intravascular cooling
cathetherization untuk
menurunkan suhu tubuh
 Sesuaikan suhu lingkungan
dengan kebutuhan pasien
 Edukasi
 Jelaskan cara pencegahan heat
exhaustion dan heat stroke
 Jelaskan cara pencegahan
hipotermi karena terpapar udara
dingin
 Demonstrasikan Teknik perawatan
metode kanguru (PMK) untuk
bayi BBLR
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antipiretik,
jika perlu
5. Ketidakefektifa Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama : Latihan batuk efektif
n Bersihan Jalan keperawatan selama …. Observasi

Napas (D.0001) jam, maka Bersihan jalan  Identifikasi kemampuan batuk


napas meningkat, dengan  Monitor adanya retensi sputum
kriteria hasil:  Monitor tanda dan gejala infeksi
 Batuk efektif saluran napas
meningkat (5)  Monitor input dan output cairan
 Produksi sputum (misal: jumlah dan karakteristik)
menurun (5) Terapeutik
 Mengi menurun (5)  Atur posisi semi-fowler dan

 Wheezing menurun fowler

(5)  Pasang perlak dan bengkok di


pangkuan pasien
 Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif
 Anjurkan Tarik napas dalam
melalui hidung selama 4 detik,
ditahan selama 2 detik, kemudian
keluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan) selama 8
detik
 Anjurkan mengulangi Tarik napas
dalam hingga 3 kali
 Anjutkan batuk dengan kuat
langsung setelah Tarik napas
dalam yang ke-3
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian mukolitik atau ekspekt
oran, jika perlu.
6. Resiko Setelah dilakukan intervensi Intervensi uatama : Pencegahan
Pendarahan keperawatan selama …. pendarahan

(D.0012) jam, maka tingkat Observasi


pendarahan menurun,  Monitor tanda dan gejala perdarahan
dengan kriteria hasil:  Monitor nilai
 Membran mukosa hematokrit/hemoglobin sebelum dan
lembab meningkat (5) setelah kehilangan darah
 Kelembaban kulit  Monitor tanda-tanda vital ortostatik
meningkat (5)  Monitor koagulasi (mis:
 Hemoptisis menurun prothrombin time (PT), partial
(5) thromboplastin time (PTT),

 Hematemesis fibrinogen, degradasi fibrin dan/atau

menurun (5) platelet)

 Hematuria menurun Terapeutik

Hemoglobin membaik  Pertahankan bed rest selama



perdarahan
 Hematokrit membaik
 Batasi tindakan invasive, jika perlu
 Gunakan kasur pencegah decubitus
 Hindari pengukuran suhu rektal
Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
 Anjurkan menggunakan kaus kaki
saat ambulasi
 Anjurkan meningkatkan asupan
cairan untuk menghindari konstipasi
 Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
 Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
 Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu
 Kolaborasi pemberian produk darah,
jika perlu
 Kolaborasi pemberian pelunak tinja,
jika perlu

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang baik menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan
yang telah ditentukan. Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal
dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul K. Abbas, Vinay Kumar, 2017. Buku ajar Patologi, Penerbit Eisevier.

PPNI, T. P. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Defenisi dan


Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1ed,). Jakarta: DPP PPNI

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Defenisi dan


Indikator Diagnostik ((cetakan II) 1ed,). Jakarta: DPP PPNI

PPNI, T. P> (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Defenisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan II) 1ed,). Jakarta: DPP PPNI

Robbins, dkk, 2018. Buku Saku Dasar patologis Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Pathway

Merusak sel Lipoma membesar


saraf

Nyeri
Menganggu
penampilan

Gangguan Citra tubuh

PRE INTRA POST

Kurang pengetahuan insisi anastesi Pengaruh suhu


presedur lingkungan

Kehilangan
Merobek Kehilangan
Ansietas kesadaran
pembuluh darah panas tubuh

Resiko pendarahan Lidah jatuh Ketidakefektifan


kebelakang Termoregulasi

Ketidakefektifan
Bersihan jalan Nafas

Anda mungkin juga menyukai