Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN MELANOMA MALIGNANT

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III


Dosen Pengampu : Oktovin S.Kep,Ners.,M.Kep.

Disusun oleh
Anggun Jumetisa 113063C1121004
Cita Graciola Nazarina 113063C1121005
Dea Frastika Sari 113063C1121006
Dwi Algi Valentino 113063C1121007
Fransiska Natashan Fardi 113063C1121011
Govita Amalia Rassi 113063C1121012
Sultan Hidayat 113063C1121024
Tina Anggela 113063C1121025
Wahidah 113063C1121026

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah Keperawatan Medikal Bedah III dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien
Malanoma Malighnan” ini merupakan salah satu pokok bahasan dalam mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah III. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini, atas semua bantuan, bimbingan dan
kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada makalah ini. Maka kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, kiranya makalah ini
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Banjarmasin, 20 September 2023

Kelompok Melanoma Malignant


DAFTAR ISI

Contents
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN MELANOMAMALIGNANT....................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PEMBAHASAN...................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................28
BAB I PEMBAHASAN

A. Anatomi fisiologi
Kulit adalah lapisan terluar dari tubuh manusia yang memiliki area
permukaan total 4,5-6 m² dan berat sekitar 4 kg. Beberapa fungsi kulit antara lain
membantu mengatur suhu tubuh, mengekskresikan hasil sisa metabolisme tubuh
melalui keringat, mensintesa vitamin D, mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit, merasakan sensasi nyeri, sentuhan, tekanan dan getaran.Kulit
bersama jaringan yang ada didalamnya membentuk sistem integumen. Kulit
memiliki beberapa lapisan dengan komponen jaringan yang berbeda di dalamnya.
Secara umum kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan
hipodermis. Lapisan kulit yang paling dalam sangat kaya dengan pembuluh darah
serta serabut saraf. Perubahan pada kulit meningkatkan risiko untuk mengalami
gangguan fisik dan psikologis.

1. Epidermis
Epidermis merupakan bagian paling luar pada kulit, terdiri
atas sel epitel. Epidermis memiliki empat atau lima lapisan, yang
bergantung pada lokasinya, lima lapisan pada telapak tangan dan telapak
kaki. empat lapisan pada bagian tubuh lainnya. Lapisan epidermis terdiri
dari

a) Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling


luar dan terdiri atas sel yang telah mati, selnya tipis, datar, tidak
mempunyai inti sel.
b) Stratum lusidum terdapat langsung dibawah lapisan korneum, yang
merupakan lapisan sel yang berbentuk pipih, mempunyai batas tegas,
tetapi tidak ada intinya. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak kaki.
c) Stratum granulosum (lapisan keratohialin) bertekstur kasar karena
adanya lapisan keratinosit yang didorong keluar dari stratum
spinosum. Sel ini menjadi lebih pipih, membran sel nya menebal, dan
menghasilkan protein keratin yang lebih banyak dan terdapat pada
telapak tangan dan kaki.
d) Zona germinalis terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri atas dua
lapisan epitel yang tidak tegas.
e) Stratum spinosum (Sel berduri) tampak seperti duri karena ada
desmosome, yaitu ujung sel yang menonjol keluar. Desmosome
saling bersambung agar dapat memperkuat ikatan antar-sel.
f) Stratum basale adalah lapisan terdalam dari epidermis. Lapisan ini
berisi melanosit, sel yang menghasilkan pigmen melanin, dan
keratinosit, yang menghasilkan keratin. Melanin membentuk perisai
pelindung untuk melindungi keratinosit dan ujung saraf pada dermis
dari efek sinar UV yang merusak. Aktivitas melanosit dapat
menjelaskan perbedaan warna kulit pada manusia. Keratin adalah
protein fibrosa dan penolak air yang menyebabkan epidermis
memiliki kualitas protektif dan keras. Ketika keratinosit matur,
keratinosit bergerak naik melalui lapisan epidermal yang pada
akhirnya menjadi sel mati pada pemakan kulit.

2. Dermis
Dermis merupakan lapisan dalam kedua pada kulit. Tersusun
dari jaringan ikat yang fleksibel, lapisan ini sangat kaya akat sel darah,
serabut saraf, dan pembuluh darah limfatik. Sebagian besar folikel rambut,
kelenjar sebasea. dan kelenjar keringat terletak di dermis.
Dermis terdiri atas lapisan papiler dan retikular.
a. Lapisan papiler mengandung kapiler dan reseptor terhadap nyeri dan
sentuhan.
b. Lapisan retikular yang lebih dalam berisi pembuluh darah, kelenjar
keringat dan kelenjar sebasea reseptor tekanan yang dalam, dan berkas
serat kolagen yang tebal.

3. Hipodermis
Lapisan jaringan subkutan yang disebut fasia superficial
terletak di bawah dermis. Lapisan ini terutama terdiri atas jringan ikat
yang kaya pembuluh darah dan jaringan adiposa (lemak) dan membantu
kulit melekat pada struktur dasarnya

4. Kelenjar Kulit

Kulit mengandung kelenjar sebasea (minyak), kelenjar


sudoriferus (keringat), dan kelenjar serumen. Setiap kelenjar tersebut
memiliki fungi yang berbeda. Kelenjar sebasea ditemukan di seluruh
tubuh kecuali pada telapak tangan dan selapak kaki. Ada dua tipe
kelenjar keringat ekrin dan apokrin Kelenjar keringat ekrin lebih banyak
terdapat pada telapak tangan, dan telapak kaki. sekresi kelenjar ekrin,
sebagian besar terdiri atas air, tetapi juga mengandung natrium, antibodi.
sisa metabolik dalam jumlah kecil, asam laktat, dan vitamin C Produksi
keringat diatur oleh sistem saraf simpatis dan berfungsi untuk
mempertahankan tubuh normal. Sebagian besar kelenjar keringat apokrin
terletak di area aksila, anal, dan genital. sekresi tersebut juga
mengandung asam lemak dan protein, Kelenjar apokrin merupakan sisa
kelenjar endus seksual
B. Definisi
Melanoma adalah jenis kanker kulit yang paling serius. Penyakit kulit ini
berkembang pada sel (melanosit) yang memproduksi melanin atau pigmen yang
memberi warna pada kulit. Melanoma juga bisa terbentuk di mata dan di dalam
tubuh, seperti di hidung atau tenggorokan, namun lebih jarang terjadi.
Belum diketahui secara pasti penyebab dari penyakit ini, tapi paparan radiasi
ultraviolet (UV) dari sinar matahari atau lampu tanning meningkatkan risiko terkena
risiko terkena melanoma. Untuk mengurangi risiko kondisi ini, maka seseorang
perlu membatasi paparan radiasi UV.
Risiko penyakit ini tampaknya meningkat pada orang di bawah usia 40 tahun,
terutama pada wanita. Itulah pentingnya mengetahui tanda-tanda kanker kulit agar
dapat memastikan perubahan kanker terdeteksi. Setelah itu kondisi kulit dapat
diobati sebelum kanker menyebab. Melanoma dapat berhasil diobati jika terdeteksi
dini.
Melanoma malignant adalah transformasi ganas dari melanosit; berdasarkan klinis,
histopatologi, imunopatologi, dan sitogenetiknya, terdapat lima fase pertumbuhan
dan perubahan melanosit menjadi sel ganas, yaitu:
1) Benign melanocytic nevi
2) Atypical nevi
3) Primary malignant melanoma, radial growth phase (kelompok sel melanoma
malignant belum sampai ke dermis)
4) Primary malignant melanoma, vertical growth phase (kelompok sel melanoma
malignant sudah sampai di dermis)
5) Metastatic malignant melanoma.

C. Klasifikas
Melanoma diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Masing-masing tumor ini
menggunakan pola pertumbuhan radial dan/atau horizontal. Pada awal proses
radial, yang dapat berlangsung dari 1 hingga 25 tahun (tergantung jenisnya),
melanoma berkembang di permukaan kulit. Selama periode ini, tumor jarang
bermetastasis dan dapat diobati dengan pembedahan. Namun, selama pertumbuhan
yang stabil, melanosit atipikal dengan cepat menyusup ke dermis dan jaringan
subkutan, sehingga meningkatkan risiko metastasis dan kematian. Jenis-jenis dari
melanoma malignant ada 4 yaitu:

1. Melanoma Spreading Superfisial (SSM)


SSM adalah subtipe MM yang paling umum terjadi (70% kasus melanoma
kulit), terutama pada ras Kaukasia. Hal ini sering terjadi pada orang berusia di
atas 40 tahun, lebih sering terjadi pada wanita dengan kecenderungan pada
ekstremitas bawah. Pada pria, SSM sering ditemukan di daerah punggung atas.
SSM awalnya ditandai dengan lambatnya perkembangan fase pertumbuhan
radial sebelum invasi ke dermis (fase pertumbuhan memanjang). Lesi SSM
sering kali dimulai sebagai papula dan kemudian membentuk kelenjar getah
bening dan bisul. Warna lesi SSM bervariasi tidak hanya dari coklat hingga
hitam tetapi juga merah muda, biru, dan abu-abu. Lesi SSM tidak simetris dan
batasnya tidak jelas. Biasanya, SSM muncul pada kulit normal (de novo) dan
tidak menunjukkan gejala.
2. Nodular Melanoma (NM)
NM adalah jenis MM kedua yang paling umum (15-30%) pada orang berkulit
putih. Cedera ini lebih agresif dari SSM. Prioritaskan
di punggung atas untuk pria dan dianggota tubuh bagian bawah untuk wanita.
Umumnya NM ditemukan pada usia paruh baya. Lesi NM dapat berupa nodular,
polipoid,atau bertangkai. Lukanya berwarna biru atau hitam, mungkin merah
muda atau kemerahan. Pertumbuhan kuat NM dimulai secara mendalam
mungkin berminggu-minggu atau berbulan-bulan rentan terhadap ulserasi dan
pendarahan hanya karena cedera ringan. Kerusakan awal umumnya asimetris,
dengan batas batas yang tidak jelas ukuran> 6mm
3. Lentigo Maligna Melanoma (LMM)
LMM adalah subtipe MM yang langka, hanya terjadi sekitar 10–15% dari
seluruh kasus MM. Ciri-ciri tersebut muncul pada area yang sering terkena sinar
matahari, terutama wajah, biasanya pada usia 70 hingga 80 tahun. LMM selalu
dimulai dari bentuk Lentigo Maligna in situ. Lentigo in situ ganas adalah tumor
intraepidermal jinak yang tumbuh perlahan selama 5 hingga 15 tahun, sebelum
berubah menjadi bentuk invasif, khususnya LMM. Lentigo in situ ganas dimulai
sebagai makula berpigmen, secara bertahap membesar hingga mencapai
diameter beberapa sentimeter, memiliki tepi tidak beraturan, dan tidak
mengalami indurasi. Hanya 3-5% Lentigo Maligna in situ yang akan menjadi
LMM. Semakin besar lesi lokal Lentigo Maligna, semakin tinggi pula risiko
terjadinya MML.
4. Acral Lentiginous Melanoma (ALM)
ALM merupakan subtipe MM yang jarang ditemukan pada orang kulit putih
(sekitar 2–8%), biasanya pada orang kulit hitam (60–72%) dan orang Asia (29–
46%). Prioritas diberikan pada usia >65 tahun, lebih banyak terjadi pada laki-
laki. ALM sering muncul di area yang tidak berambut, khususnya di telapak
kaki, telapak tangan, dan di bawah kuku. Karena perkembangan ALM lambat,
penyakit ini sering kali terdeteksi ketika bersifat invasif. ALM awalnya
merupakan lesi berpigmen dengan tepi tidak teratur dan tidak jelas, yang
kemudian mengalami fase longitudinal yang ditandai dengan kelenjar getah
bening yang berkembang menjadi ulkus. Terletak di dasar kuku, garis-garis
vertikal pigmen akan muncul di kuku dan pigmen tersebut mungkin meluas ke
atas lipatan kuku.

D. Etiologi
Pada kasus melanoma maligna terdapat hubungan yang kompleks
antara faktor eksogen (didapat dari lingkungan) dan endogen (dari genetik).
Lebih dari 65% kasus Melanoma terjadi dikarenakan paparan sinar matahari
yang berlebihan (Chandra, 2020). Faktor risiko tersebut dapat dihindari, namun
ada juga faktor risiko yang tidak dapat dihindari seperti usia, genetik, dan jenis
kelamin. Berikut beberapa faktor risiko yang membuat seseorang lebih rentan
terkena melanoma maligna menurut Tan & Dewi, (2015) :
a. Faktor pertama adalah paparan sinar ultraviolet (UV) yang merupakan
faktor risiko paling utama penyebab Melanoma. Akumulasi paparan
sinar matahari dan intermiten merupakan faktor yang sangat penting.
Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), paparan
sinar UV yang berlebihan dari matahari merupakan penyebab
melanoma maligna dan non-melanoma pada manusia. Risiko paparan
matahari intermiten umumnya terkait dengan kegiatan rekreasi di luar
ruangan atau pekerja indoor (dalam ruangan) yang kulitnya tidak
beradaptasi dengan sinar matahari (Chandra, 2020). Sinar UV bisa
berasal dari matahari atau dari tanning bed (alat penghitam kulit).
Matahari adalah sumber utama dari sinar UV, sehingga orang yang
terpapar sinar matahari memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kulit.
Terdapat tiga jenis sinar UV, yaitu:
1) Sinar UVA: Sinar ini bisa merusak DeoxyriboNucleic Acid
(DNA) sel kulit jika terpapar terus menerus dalam waktu lama
dan berperan dalam munculnya beberapa jenis kanker kulit.
2) Sinar UVB: Sinar UVB dapat merusak DNA sel kulit secara
langsung. Matahari adalah sumber utama sinar UVB, yang
menjadi penyebab paling umum pada kanker kulit.
3) Sinar UVC: Sinar ini tidak dapat menembus atmosfer bumi,
sehingga tidak terkandung dalam sinar matahari. Sinar ini
biasanya tidak menyebabkan kanker kulit (Tan & Dewi, 2015).
b. Faktor risiko yang kedua yaitu Melacynotic nevi atau yang biasa
dikenal dengan tahi lalat adalah salah satu tumor jinak. Biasanya baru
muncul saat usia anak-anak dan remaja. Tahi lalat ini sebenarnya tidak
masalah, tetapi jika jumlahnya banyak dan bentuknya tidak beraturan
atau berukuran besar, tinggi kemungkinannya menjadi melanoma.
c. Faktor risiko yang ketiga yaitu usia dan jenis kelamin. Melanoma pada
wanita sering terjadi sebelum usia 40 tahun, sedangkan pada pria
setelah usia 40 tahun imun (Tan & Dewi, 2015).
d. Faktor risiko yang keempat adalah genetik (mutasi pada gen
CDKN2a) Sinar UV dapat merusak DNA sel kulit, terkadang merusak
gen yang mengontrol pertumbuhan dan pembelahan sel, yang
mengarah pada pembentukan sel ganas. Para peneliti menemukan
bahwa DNA rusak pada gen orang dengan melanoma maligna.
Kerusakan DNA tersebut disebabkan oleh sinar UV ini tidak bersifat
genetik, tetapi karena sinar matahari itu sendiri (Tan & Dewi, 2015).
e. Faktor risiko lainnya yaitu seseorang dengan kulit putih, memiliki
bintik- bintik (freckles) pada kulitnya dan berambut pirang atau
merah; seseorang yang memiliki riwayat menderita melanoma maligna
ataupun dari salah satu anggota keluarganya; individu dengan
Imunosupresi atau kondisi dimana sistem kekebalan tubuh yang
melemah atau sedang menjalani terapi dengan obat-obatan yang
menekan sistem imun (Tan & Dewi, 2015).

E. Manifestasi klinis
Tahi lalat yang normal biasanya berwarna coklat atau hitam, dengan struktur
rata atau tidak berstruktur. Dapat berbentuk bulat atau lonjong, biasanya berukuran
kurang dari 6 mm. Tahi lalat dapat muncul saat lahir, namul jika munculnya tidak
dari lahir sebaiknya diperiksa. Tahi lalat yang normal umumnya tidak berubah
ukuran sejak awal, begitu pun bentuk dan warnanya. Tanda yang paling dapat
dicurigai sebagai melanoma malignant yaitu jika ditemukan lesi baru di kulit
dengan ukuran, bentuk, atau warna berubah. Tanda penting lain dari penyakit
melanoma malignant adalah lesi tersebut tampak berbeda dibandingkan dengan lesi
kulit lain, lesi ini disebut “The Ugly Duckling Sign”.
Tanda dan gejala spesifik melanoma malignant yang telah banyak dikenal, sebagai
ABCDE:
 A : asymmetry/asimetris, yaitu bentuk tumor tidak simetris
 B : border irregularity, yaitu garis batas tidak teratur
 C : color variation/warna bervariasi, yaitu dari tidak berwarna sampai hitam
pekat dalam satu lesi
 D : diameter, yaitu tumor biasanya berdiameter lebih dari 6 mm
 E : evolution, yaitu perubahan lesi yang dapat diperhatikan sendiri oleh
penderita atau keluarga
Beberapa tanda lain dari melanoma malignant, sebagai berikut:
 Luka yang tidak kunjung sembuh
 Pigmen yang meluas dari batas lesi ke sekitar kulit
 Adanya kemerahan atau bengkak di sekitar batas lesi
 Lesi terasa seperti gatal dan/atau nyeri
 Perubahan pada permukaan tahi lalat seperti menjadi bersisik, berdarah,
atau tampak seperti sebuah benjolan (Tan & Dewi, 2015)

F. Patofisiologi & Pathway

G. Penatalaksaan

H. Pemeriksaan penunjang.
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional Implementasi Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
Gangguan Setelah dilakukan Perawatan integritas S: pasien
integritas tindakan keperawatan kulit/jaringan (I.11353) : mengatakan
kulit/jaringan diharapkan hambatan tidak merasa
beruhubungan mobilitas fisik teratasi Observasi : Observasi : Observasi : perih lagi pada
dengan (D.0129) dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi 1. Untuk 1. Mengidentifikasi area kemerahan
1. Kerusakan penyebab gangguan mengetahui, penyebab gangguan dan
DO: jaringan integritas kulit menilai, dan integritas kulit pembengkakan
1. Kerusakan menurun mengambil
jaringan 2. Kemerahan keputusan O: kerusakan
dan/atau menurun intervensi jaringan pada
lapisan kulit 3. Hematoma keperawatan kulit pasien
2. Kemerahan menurun selanjutnya yang menurun
3. Hematoma cocok pada
gangguan A: masalah
integritas kulit ini keperawatan
gangguan
Terapeutik : integritas
Terapeutik : 1. Agar tidak Terapeutik : kulit/jaringan
1. Gunakan produk memperparah lesi 1. Menggunakan teratasi
berbahan pada kulit produk berbahan
ringan/alami dan ringan/alami dan P: intervensi
hipoalergik pada hipoalergik pada dilanjutkan
kulit sensitif kulit sensitif

2. Hindari produk 2. Menghindari produk


berbahan dasar berbahan dasar
alkohol pada kulit alkohol pada kulit
kering dan luka Edukasi : kering dan luka
1. Untuk membantu
Edukasi : memperbaiki Edukasi :
1. Anjurkan integritas kulit 1. Menganjurkan
meningkatkan yang rusak meningkatkan
asupan nutrisi asupan nutrisi
2. Untuk menjaga
hidrasi kulit

2. Anjurkan minum air 3. Agar tidak 2. Menganjurkan


yang cukup memperparah lesi minum air yang
yang ada, dan cukup
3. Anjurkan tidak
menghindari menimbulkan lesi 3. Menganjurkan
terpapar suhu baru menghindari
ekstrem terpapar suhu
4. Untuk ekstrem
menghindari
kemungkinan lesi
semakin parah
karena terkena
4. Anjurkan bahan kimia 4. Menganjurkan
menggunakan tabir menggunakan tabir
surya SPF minimal surya SPF minimal
30 saat berada di 30 saat berada di
luar rumah luar rumah
5. Menganjurkan
5. Anjurkan mandi dan mandi dan
menggunakan sabun menggunakan sabun
secukupnya secukupnya

Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri S: pasien tidak


berhubungan tindakan keperawatan (I.08238) : mengeluhkan
dengan agen diharapkan hambatan nyeri lagi
pencedera mobilitas fisik teratasi Observasi : Observasi : Observasi :
fisiologis (D.0077) dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk 1. Mengidentifikasi O: pasien
1. Keluhan nyeri karakteristik, durasi, mengetahui, lokasi, karakteristik, mampu
DS: menurun frekuensi, kualitas, menilai, dan durasi, frekuensi, beraktivitas
Pasien mengeluh 2. Gelisah intensitas, dan skala mengambil kualitas, intensitas dengan baik
nyeri menurun nyeri keputusan nyeri tanpa merasakan
3. Frekuensi nadi intervensi nyeri
DO: membaik keperawatan
1. Tampak selanjutnya yang
meringis cocok pada A: masalah
2. Gelisah diagnosa ini keperawatan
3. Frekuensi nyeri akut
nadi 2. Identifikasi respons 2. Mengidentifikasi teratasi
meningkat nyeri non verbal 2. Untuk respins nyeri non
mengetahui verbal
tingkat toleransi P: intervensi
nyeri pasien dihentikan
3. Identifikasi 3. Mengidentifikasi
pengaruh nyeri pengaruh nyeri
terhadap kualitas 3. Untuk terhadap kualitas
hidup mempertimbangk hidup
an toleransi
aktivitas yang
dapat dilakukan
pasien

4. Monitor 4. Memonitor
keberhasilan terapi keberhasilan terapi
komplementer yang komplementer yang
sudah diberikan 4. Untuk sudah diberikan
mengetahui
kemajuan terapi,
seberapa
berpengaruh
5. Monitor efek terapi terhadap 5. Memonitor efek
samping penggunaan pengurangan rasa samping penggunaan
analgetik nyeri pasien analgetik

5. Untuk
mengetahui, dan
mencegah
Terapeutik : komplikasi lebih Terapeutik :
1. Berikan Teknik lanjut dari 1. Memberikan Teknik
nonfarmakologis penggunaan nonfarmakologis
untuk mengurangi analgetik untuk mengurangi
rasa nyeri rasa nyeri
Terapeutik :
2. Kontrol lingkungan 1. Untuk 2. Mengontrol
yang memperberat mengurangi nyeri lingkungan yang
rasa nyeri tanpa bantuan memperberat rasa
obat nyeri

3. Mempertimbangkan
3. Pertimbangkan jenis 2. Agar rasa nyeri jenis dan sumber
dan sumber nyeri tidak semakin nyeri dakam
dalam pemilihan parah pemilihan strategi
strategi meredakan meredakan nyeri
nyeri
Edukasi :
Edukasi : 3. Agar strategi 1. Menjelaskan
1. Jelaskan penyebab, meredakan nyeri penyebab, periode,
periode, pemicu dapat efektif pemucu nyeri
nyeri dilakukan

Edukasi : 2. Menjelaskan strategi


2. Jelaskan strategi 1. Agar pasien dan meredakan nyeri
meredakan nyeri keluarga
mengetahui
penyebab,
periode, dan 3. Menganjurkan
3. Anjurkan memonitor pemicu nyeri memonitor nyeri
nyeri secara mandiri secara mandiri
2. Agar pasien dan
keluarga dapat 4. Menganjurkan
4. Anjurkan mengatasi saat menggunakan
menggunakan rasa nyeri muncul analgetik secara
analgetik secara tepat
tepat 3. Agar rasa nyeri
dapat diatasi 5. Mengajarkan teknik
5. Ajarkan teknik secara maksimal nonfarmakologis
nonfarmakologis untuk mengurangi
untuk mengurangi rasa nyeri
rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi : 1. Mengkolaborasikan
1. Kolaborasi pemberian
pemberian analgetik, jika perlu
analgetik, jika perlu

Kolaborasi :
1. Jika Intervensi
keperawatan tidak
mengurangi rasa
nyeri, maka perlu
kolaborasi dengan
dokter terkait
pemberian obat
analgetik
Gangguan citra Setelah dilakukan Promosi citra tubuh S: respon
tubuh berhubungan tindakan keperawatan (I.09305) : verbalisasi
dengan perubahan diharapkan hambatan positif terhadap
struktur tubuh mobilitas fisik teratasi Observasi : Observasi : Observasi : perubahan
(D.0083) dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi 1. Untuk 1. Mengidentifikasi struktur tubuh
1. Verbalisasi perubahan citra mengetahui dan perubahan citra pasien membaik
DS: perasaan tubuh yang memutuskan tubuh yang
Pasien negatif tentang mengakibatkan strategi diskusi mengakibatkan O: pasien sudah
mengungkapkan perubahan isolasi sosial yang baik dengan isolasi social mampu
perasaan negatif tubuh menurun pasien menerima
tentang perubahan 2. Fokus pada 2. Monitor pernyataan 2. Memonitor perubahan
tubuh penampilan kritik terhadap diri 2. Agar pasien dapat pernyataan kritik struktur
masa lalu sendiri mengetahui dan terhadap diri sendiri tubuhnya
DO: menurun paham tentang
1. Fokus pada 3. Verbalisasi bagian tubuh
penampilan perubahan yang berubah A: masalah
masa lalu struktur tubuh 3. Monitor apakah 3. Memonitor apakah keperawatan
2. Struktur meningkat pasien dapat melihat pasien dapat melihat Gangguan citra
tubuh bagian tubuh yang bagian tubuh yang tubuh teratasi
berubah berubah berubah

Terapeutik : Terapeutik : P: intervensi


1. Diskusikan Terapeutik : 1. Mendiskusikan dihentikan
perbedaan 3. Untuk perbedaan
penampilan fisik mengetahui penampilan fisik
terhadap harga diri sejauh apa pasien terhadap harga diri
merasa dirinya
rendah karena
adanya perubahan
2. Diskusikan kondisi pada fisiknya 2. Mendiskusikan
stress yang kondisi stress yang
mempengaruhi citra 4. Agar pasien dapat mempengaruhi citra
tubuh menerima kondisi tubuh
3. Diskusikan cara perubahan fisik 3. Mendiskusikan cara
mengembangkan yang dialami mengembangkan
harapan citra tubuh 5. Agar keluarga harapan citra tubuh
secara realistis dapat membantu secara realistis
proses pemulihan
4. Diskusikan persepsi dan penerimaan 4. Mendiskusikan
pasien dan keluarga perubahan fisik persepsi pasien dan
tentang perubahan diri pasien keluarga tentang
citra tubuh perubahan citra
tubuh

Edukasi : Edukasi :
1. Jelaskan kepada 1. Menjelaskan kepada
keluarga tentang Edukasi : keluarga tentang
perawatan 1. Agar keluarga perawatan
perubahan citra dapat membantu perubahan citra
tubuh proses pemulihan tubuh
dan penerimaan
perubahan fisik
2. Anjurkan diri pasien 2. Menganjurkan
menggunakan alat menggunakan alat
bantu (mis. pakaian) bantu (mis. pakaian)
Harga diri rendah Setelah dilakukan Promosi harga diri (I.09308) S: pasien sudah
kronis tindakan keperawatan : mulai percaya
berhubungan diharapkan hambatan diri dengan
dengan perubahan mobilitas fisik teratasi Observasi : Observasi : Observasi : perubahan
struktur tubuh dengan kriteria hasil : 1. Monitor verbalisasi 1. Untuk 1. Memeonitor struktur tubuh
(D.0086) 1. Perasaan malu yang merendahkan mengetahui verbalisasi yang
meurun diri sendiri tingkat merendahkan diri O: pasien
DS: 2. Berjalan penerimaan diri sendiri mampu
Pasien merasa malu menampakkan berkomunikasi
dengan perubahan wajah 2. Monitor tingkat 2. Memonitor tingkat dengan postur
struktur tubuh yang meningkat Harga diri setiap Harga diri setiap tubuh yang baik
dialami 3. Postur tubuh Waktu, sesuai Waktu, sesuai dan melakukan
menampakkan kebutuhan kebutuhan kontak mata
DO: wajah
1. Berjalan meningkat A: masalah
menunduk 4. Kontak mata keperawatan
2. Postur meningkat Terapeutik : Terapeutik : harga diri
tubuh 1. Motivasi terlibat Terapeutik : 1. Memotivasi terlibat rendah kronis
menunduk dalam verbalisasi 1. Agar dapat dalam verbalisasi teratasi
3. Tidak positif untuk diri meningkatkan positif untuk diri
melakukan sendiri pikiran positif sendiri P: intervensi
kontak mata terhadap diri dihentikan
saat 2. Motivasi menerima pasien 2. Memotivasi
berkomunik tantangan dan hal menerima tantangan
asi baru 2. Reinforcement dan hal baru
positif dapat
meningkatkan
3. Diskusikan harga diri pasien 3. Mendiskusikan
pengalaman yang pengalaman yang
meningkatkan harga meningkatkan Harga
diri diri

4. Diskusikan alasan 4. Mendiskusikan


mengkritik diri atau alasan mengkritik
rasa bersalah diri atau rasa
bersalah

Edukasi : Edukasi :
1. Jelaskan kepada 1. Menjelaskan kepada
keluarga pentingnya Edukasi : keluarga pentingnya
dukungan dalam 1. Agar keluarga dukungan dalam
perkembangan dapat membantu perkembangan
konsep positif diri membangun konsep positif diri
pasien perkembangan pasien
positif dari diri
2. Anjurkan pasien 2. Menganjurkan
mempertahankan mempertahankan
kontak mata saat 2. Melatih pasien kontak mata saat
berkomunikasi melakukan berkomunikasi
dengan orang lain kontak mata saat dengan orang lain
berkomunikasi
3. Anjurkan membuka 3. Menganjurkan
diri terhadap kritik membuka diri
negatif 3. Untuk dapat terhadap kritik
4. Latih mengevaluasi diri negatif
pernyataan/kemamp 4. Melatih
uan positif diri pernyataan/kemamp
uan positif diri

Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan S: pasien sudah


pengetahuan tindakan keperawatan (I.12383) mengetahui
berhubungan diharapkan hambatan informasi dan
dengan kurang mobilitas fisik teratasi Observasi : Observasi : Observasi : mampu
terpapar informasi dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kesiapan 1. Agar klien dapat 1. Mengidentifikasi mengatasi
(D.0111) 1. Pertanyaan dan kemampuan dengan sungguh kesiapan dan masalah yang
tentang menerima informasi memahami kemampuan dihadapi
DS: masalah yang informasi yang menerima informasi
Pasien menanyakan dihadapi diberikan dan O: pasien
masalah yang menurun membangun menunjukkan
dihadapi 2. Perilaku sesuai hidup sehat perilaku yang
anjuran sesuai dengan
DO: meningkat 2. Identifikasi faktor- 2. Mengidentifikasi informasi yang
1. Menunjukk 3. Persepsi yang faktor yang dapat faktor-faktor yang didapatkan
an perilaku keliru terhadap meningkatkan dan dapat meningkatkan
tidak sesuai masalah menurunkan dan menurunkan A: masalah
anjuran menurun motivasi perilaku motivasi perilaku keperawatan
2. Menunjukk hidup sehat hidup sehat defisit
an persepsi pengetahuan
yang keliru Terapeutik : Terapeutik : Terapeutik : teratasi
terhadap 1. Sediakan materi dan 1. Agar infomrasi 1. Menyediakan materi
masalah media pendidikan yang didapatkan dan media
kesehatan klien lengkap dan pendidikan P: intervensi
klien teredukasi kesehatan dihentikan
dengan baik
2. Jadwalkan 2. Agar tidak 2. Menjadwalkan
pendidikan terganggu dengan pendidikan
kesehatan sesuai aktifitas lainnya kesehatan sesuai
kesepakatan kesepakatan

3. Berikan kesempatan 3. Agar klien dapat 3. Memberikan


untuk bertanya memahami materi kesempatan untuk
yang belum bertanya
dipahami
Edukasi : Edukasi : Edukasi :
1. Jelaskan faktor 1. Agar klien dapat 1. Menjelaskan faktor
risiko yang dapat menghindari risiko yang dapat
mempengaruhi faktor risiko dan mempengaruhi
kesehatan menerapkan kesehatan
perilaku hidup
bersih dan sehat

2. Ajarkan perilaku 2. Mengajarkan


hidup bersih dan perilaku hidup bersih
sehat dan sehat

3. Ajarkan strategi 3. Mengajarkan strategi


yang dapat yang dapat
digunakan untuk digunakan untuk
meningkatkan meningkatkan
perilaku hidup perilaku hidup
bersih dan sehat bersih dan sehat
Intoleransi aktivitasSetelah dilakukan (I.01026) S: pasien mulai
berhubungan tindakan keperawatan merasa nyaman
dengan imobilitas diharapkan hambatan Observasi : Observasi : Observasi : saat beraktivitas
(D.0056) mobilitas fisik teratasi 1. Identifikasi defisit 1. Untuk 1. Mengidentifikasi
dengan kriteria hasil : tingkat aktivitas mengetahui defisit tingkat O: pasien
DS: 1. Kemudahan tingkat defisit aktivitas mampu
Pasien merasa tidak dalam aktivitas
nyaman saat dan melakukan 2. Identifikasi 2. Mengidentifikasi A: masalah
setelah beraktivitas aktivitas kemampuan 2. Untuk mengathui kemampuan kepperawatan
sehari-hari berpartisipasi dalam kemampuan berpartisipasi dalam hambatan
DO: meningkat aktivitas tertentu pasien dalam aktivitas tertentu mobilitas fisik
1. Kesulitan 2. melakukan teratasi
berjalan aktivitas tertentu
dan respons
pasien agar P: intervensi
3. Identifikasi strategi mengatur strategi 3. Mengidentifikasi dihentikan
meningkatkan yang baik strategi
partisipasi dalam meningkatkan
aktivitas partisipasi dalam
aktivitas

4. Identifikasi makna 4. Mengiedentifikasi


aktivitas rutin (mis; makna aktivitas rutin
bekerja) dan Waktu (mis; bekerja) dan
luang Waktu luang

5. Monitor respons 5. Memonitor respons


emosional, fisik, emosional, fisik,
social, dan spiritual sosial, dan spiritual
terhadap aktivitas terhadap aktivitas

Terapeutik : Terapeutik :
1. Fasilitasi makna 1. Memfasilitasi makna
aktivitas yang dipilih aktivitas yang dipilih
Terapeutik :
1. Untuk
meningkatkan
2. Fasilitasi aktivitas semangat klien 2. Memfasilitasi
rutin, sesuai dalam melakukan aktivitas rutin, sesuai
kebutuhan aktifitas dan kebutuhan
kebutuhannya
3. Fasilitasi aktivitas 2. Agar tidak terjadi 3. Memfasilitasi
motorik untuk kekakuan otot aktivitas motorik
merelaksasikan otot untuk
merelaksasikan otot
3. Untuk
meningkatkan
sikap bekerja
4. Libatkan keluarga sama keluarga 4. Melibatkan keluarga
dalam aktivitas, jika dengan pasien dalam aktivitas, jika
perlu dalam proses perlu
perawatan

5. Jadwalkan aktivitas 4. Untuk membantu 5. Menjadwalkan


dalam rutinitas klien dalam aktivitas dalam
sehari-hari memepercepat rutinitas sehari-hari
proses pemulihan
Edukasi : Edukasi :
1. Jelaskan metode 1. Menjelaskan metode
aktivitas fisik sehari- aktivitas fisik sehari-
hari hari

Edukasi :
2. Anjurkan melakukan 1. Klien akan 2. Menganjurkan
aktivitas fisik, sosial, mengetahui melakukan aktivitas
spiritual, dan metode yang baik fisik, sosial,
kognitif dalam untuk spiritual, dan
menjaga aktivitas fisiknya kognitif dalam
fungsi dan kesehatan menjaga
2. Untuk tetap fungsi dan kesehatan
menjaga
kebutuhan dasar
pasien berjalan
dengan baik

Anda mungkin juga menyukai