Disusun oleh
Anggun Jumetisa 113063C1121004
Cita Graciola Nazarina 113063C1121005
Dea Frastika Sari 113063C1121006
Dwi Algi Valentino 113063C1121007
Fransiska Natashan Fardi 113063C1121011
Govita Amalia Rassi 113063C1121012
Sultan Hidayat 113063C1121024
Tina Anggela 113063C1121025
Wahidah 113063C1121026
Contents
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN MELANOMAMALIGNANT....................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PEMBAHASAN...................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................28
BAB I PEMBAHASAN
A. Anatomi fisiologi
Kulit adalah lapisan terluar dari tubuh manusia yang memiliki area
permukaan total 4,5-6 m² dan berat sekitar 4 kg. Beberapa fungsi kulit antara lain
membantu mengatur suhu tubuh, mengekskresikan hasil sisa metabolisme tubuh
melalui keringat, mensintesa vitamin D, mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit, merasakan sensasi nyeri, sentuhan, tekanan dan getaran.Kulit
bersama jaringan yang ada didalamnya membentuk sistem integumen. Kulit
memiliki beberapa lapisan dengan komponen jaringan yang berbeda di dalamnya.
Secara umum kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan
hipodermis. Lapisan kulit yang paling dalam sangat kaya dengan pembuluh darah
serta serabut saraf. Perubahan pada kulit meningkatkan risiko untuk mengalami
gangguan fisik dan psikologis.
1. Epidermis
Epidermis merupakan bagian paling luar pada kulit, terdiri
atas sel epitel. Epidermis memiliki empat atau lima lapisan, yang
bergantung pada lokasinya, lima lapisan pada telapak tangan dan telapak
kaki. empat lapisan pada bagian tubuh lainnya. Lapisan epidermis terdiri
dari
2. Dermis
Dermis merupakan lapisan dalam kedua pada kulit. Tersusun
dari jaringan ikat yang fleksibel, lapisan ini sangat kaya akat sel darah,
serabut saraf, dan pembuluh darah limfatik. Sebagian besar folikel rambut,
kelenjar sebasea. dan kelenjar keringat terletak di dermis.
Dermis terdiri atas lapisan papiler dan retikular.
a. Lapisan papiler mengandung kapiler dan reseptor terhadap nyeri dan
sentuhan.
b. Lapisan retikular yang lebih dalam berisi pembuluh darah, kelenjar
keringat dan kelenjar sebasea reseptor tekanan yang dalam, dan berkas
serat kolagen yang tebal.
3. Hipodermis
Lapisan jaringan subkutan yang disebut fasia superficial
terletak di bawah dermis. Lapisan ini terutama terdiri atas jringan ikat
yang kaya pembuluh darah dan jaringan adiposa (lemak) dan membantu
kulit melekat pada struktur dasarnya
4. Kelenjar Kulit
C. Klasifikas
Melanoma diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Masing-masing tumor ini
menggunakan pola pertumbuhan radial dan/atau horizontal. Pada awal proses
radial, yang dapat berlangsung dari 1 hingga 25 tahun (tergantung jenisnya),
melanoma berkembang di permukaan kulit. Selama periode ini, tumor jarang
bermetastasis dan dapat diobati dengan pembedahan. Namun, selama pertumbuhan
yang stabil, melanosit atipikal dengan cepat menyusup ke dermis dan jaringan
subkutan, sehingga meningkatkan risiko metastasis dan kematian. Jenis-jenis dari
melanoma malignant ada 4 yaitu:
D. Etiologi
Pada kasus melanoma maligna terdapat hubungan yang kompleks
antara faktor eksogen (didapat dari lingkungan) dan endogen (dari genetik).
Lebih dari 65% kasus Melanoma terjadi dikarenakan paparan sinar matahari
yang berlebihan (Chandra, 2020). Faktor risiko tersebut dapat dihindari, namun
ada juga faktor risiko yang tidak dapat dihindari seperti usia, genetik, dan jenis
kelamin. Berikut beberapa faktor risiko yang membuat seseorang lebih rentan
terkena melanoma maligna menurut Tan & Dewi, (2015) :
a. Faktor pertama adalah paparan sinar ultraviolet (UV) yang merupakan
faktor risiko paling utama penyebab Melanoma. Akumulasi paparan
sinar matahari dan intermiten merupakan faktor yang sangat penting.
Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC), paparan
sinar UV yang berlebihan dari matahari merupakan penyebab
melanoma maligna dan non-melanoma pada manusia. Risiko paparan
matahari intermiten umumnya terkait dengan kegiatan rekreasi di luar
ruangan atau pekerja indoor (dalam ruangan) yang kulitnya tidak
beradaptasi dengan sinar matahari (Chandra, 2020). Sinar UV bisa
berasal dari matahari atau dari tanning bed (alat penghitam kulit).
Matahari adalah sumber utama dari sinar UV, sehingga orang yang
terpapar sinar matahari memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kulit.
Terdapat tiga jenis sinar UV, yaitu:
1) Sinar UVA: Sinar ini bisa merusak DeoxyriboNucleic Acid
(DNA) sel kulit jika terpapar terus menerus dalam waktu lama
dan berperan dalam munculnya beberapa jenis kanker kulit.
2) Sinar UVB: Sinar UVB dapat merusak DNA sel kulit secara
langsung. Matahari adalah sumber utama sinar UVB, yang
menjadi penyebab paling umum pada kanker kulit.
3) Sinar UVC: Sinar ini tidak dapat menembus atmosfer bumi,
sehingga tidak terkandung dalam sinar matahari. Sinar ini
biasanya tidak menyebabkan kanker kulit (Tan & Dewi, 2015).
b. Faktor risiko yang kedua yaitu Melacynotic nevi atau yang biasa
dikenal dengan tahi lalat adalah salah satu tumor jinak. Biasanya baru
muncul saat usia anak-anak dan remaja. Tahi lalat ini sebenarnya tidak
masalah, tetapi jika jumlahnya banyak dan bentuknya tidak beraturan
atau berukuran besar, tinggi kemungkinannya menjadi melanoma.
c. Faktor risiko yang ketiga yaitu usia dan jenis kelamin. Melanoma pada
wanita sering terjadi sebelum usia 40 tahun, sedangkan pada pria
setelah usia 40 tahun imun (Tan & Dewi, 2015).
d. Faktor risiko yang keempat adalah genetik (mutasi pada gen
CDKN2a) Sinar UV dapat merusak DNA sel kulit, terkadang merusak
gen yang mengontrol pertumbuhan dan pembelahan sel, yang
mengarah pada pembentukan sel ganas. Para peneliti menemukan
bahwa DNA rusak pada gen orang dengan melanoma maligna.
Kerusakan DNA tersebut disebabkan oleh sinar UV ini tidak bersifat
genetik, tetapi karena sinar matahari itu sendiri (Tan & Dewi, 2015).
e. Faktor risiko lainnya yaitu seseorang dengan kulit putih, memiliki
bintik- bintik (freckles) pada kulitnya dan berambut pirang atau
merah; seseorang yang memiliki riwayat menderita melanoma maligna
ataupun dari salah satu anggota keluarganya; individu dengan
Imunosupresi atau kondisi dimana sistem kekebalan tubuh yang
melemah atau sedang menjalani terapi dengan obat-obatan yang
menekan sistem imun (Tan & Dewi, 2015).
E. Manifestasi klinis
Tahi lalat yang normal biasanya berwarna coklat atau hitam, dengan struktur
rata atau tidak berstruktur. Dapat berbentuk bulat atau lonjong, biasanya berukuran
kurang dari 6 mm. Tahi lalat dapat muncul saat lahir, namul jika munculnya tidak
dari lahir sebaiknya diperiksa. Tahi lalat yang normal umumnya tidak berubah
ukuran sejak awal, begitu pun bentuk dan warnanya. Tanda yang paling dapat
dicurigai sebagai melanoma malignant yaitu jika ditemukan lesi baru di kulit
dengan ukuran, bentuk, atau warna berubah. Tanda penting lain dari penyakit
melanoma malignant adalah lesi tersebut tampak berbeda dibandingkan dengan lesi
kulit lain, lesi ini disebut “The Ugly Duckling Sign”.
Tanda dan gejala spesifik melanoma malignant yang telah banyak dikenal, sebagai
ABCDE:
A : asymmetry/asimetris, yaitu bentuk tumor tidak simetris
B : border irregularity, yaitu garis batas tidak teratur
C : color variation/warna bervariasi, yaitu dari tidak berwarna sampai hitam
pekat dalam satu lesi
D : diameter, yaitu tumor biasanya berdiameter lebih dari 6 mm
E : evolution, yaitu perubahan lesi yang dapat diperhatikan sendiri oleh
penderita atau keluarga
Beberapa tanda lain dari melanoma malignant, sebagai berikut:
Luka yang tidak kunjung sembuh
Pigmen yang meluas dari batas lesi ke sekitar kulit
Adanya kemerahan atau bengkak di sekitar batas lesi
Lesi terasa seperti gatal dan/atau nyeri
Perubahan pada permukaan tahi lalat seperti menjadi bersisik, berdarah,
atau tampak seperti sebuah benjolan (Tan & Dewi, 2015)
G. Penatalaksaan
H. Pemeriksaan penunjang.
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional Implementasi Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
Gangguan Setelah dilakukan Perawatan integritas S: pasien
integritas tindakan keperawatan kulit/jaringan (I.11353) : mengatakan
kulit/jaringan diharapkan hambatan tidak merasa
beruhubungan mobilitas fisik teratasi Observasi : Observasi : Observasi : perih lagi pada
dengan (D.0129) dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi 1. Untuk 1. Mengidentifikasi area kemerahan
1. Kerusakan penyebab gangguan mengetahui, penyebab gangguan dan
DO: jaringan integritas kulit menilai, dan integritas kulit pembengkakan
1. Kerusakan menurun mengambil
jaringan 2. Kemerahan keputusan O: kerusakan
dan/atau menurun intervensi jaringan pada
lapisan kulit 3. Hematoma keperawatan kulit pasien
2. Kemerahan menurun selanjutnya yang menurun
3. Hematoma cocok pada
gangguan A: masalah
integritas kulit ini keperawatan
gangguan
Terapeutik : integritas
Terapeutik : 1. Agar tidak Terapeutik : kulit/jaringan
1. Gunakan produk memperparah lesi 1. Menggunakan teratasi
berbahan pada kulit produk berbahan
ringan/alami dan ringan/alami dan P: intervensi
hipoalergik pada hipoalergik pada dilanjutkan
kulit sensitif kulit sensitif
4. Monitor 4. Memonitor
keberhasilan terapi keberhasilan terapi
komplementer yang komplementer yang
sudah diberikan 4. Untuk sudah diberikan
mengetahui
kemajuan terapi,
seberapa
berpengaruh
5. Monitor efek terapi terhadap 5. Memonitor efek
samping penggunaan pengurangan rasa samping penggunaan
analgetik nyeri pasien analgetik
5. Untuk
mengetahui, dan
mencegah
Terapeutik : komplikasi lebih Terapeutik :
1. Berikan Teknik lanjut dari 1. Memberikan Teknik
nonfarmakologis penggunaan nonfarmakologis
untuk mengurangi analgetik untuk mengurangi
rasa nyeri rasa nyeri
Terapeutik :
2. Kontrol lingkungan 1. Untuk 2. Mengontrol
yang memperberat mengurangi nyeri lingkungan yang
rasa nyeri tanpa bantuan memperberat rasa
obat nyeri
3. Mempertimbangkan
3. Pertimbangkan jenis 2. Agar rasa nyeri jenis dan sumber
dan sumber nyeri tidak semakin nyeri dakam
dalam pemilihan parah pemilihan strategi
strategi meredakan meredakan nyeri
nyeri
Edukasi :
Edukasi : 3. Agar strategi 1. Menjelaskan
1. Jelaskan penyebab, meredakan nyeri penyebab, periode,
periode, pemicu dapat efektif pemucu nyeri
nyeri dilakukan
Kolaborasi :
1. Jika Intervensi
keperawatan tidak
mengurangi rasa
nyeri, maka perlu
kolaborasi dengan
dokter terkait
pemberian obat
analgetik
Gangguan citra Setelah dilakukan Promosi citra tubuh S: respon
tubuh berhubungan tindakan keperawatan (I.09305) : verbalisasi
dengan perubahan diharapkan hambatan positif terhadap
struktur tubuh mobilitas fisik teratasi Observasi : Observasi : Observasi : perubahan
(D.0083) dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi 1. Untuk 1. Mengidentifikasi struktur tubuh
1. Verbalisasi perubahan citra mengetahui dan perubahan citra pasien membaik
DS: perasaan tubuh yang memutuskan tubuh yang
Pasien negatif tentang mengakibatkan strategi diskusi mengakibatkan O: pasien sudah
mengungkapkan perubahan isolasi sosial yang baik dengan isolasi social mampu
perasaan negatif tubuh menurun pasien menerima
tentang perubahan 2. Fokus pada 2. Monitor pernyataan 2. Memonitor perubahan
tubuh penampilan kritik terhadap diri 2. Agar pasien dapat pernyataan kritik struktur
masa lalu sendiri mengetahui dan terhadap diri sendiri tubuhnya
DO: menurun paham tentang
1. Fokus pada 3. Verbalisasi bagian tubuh
penampilan perubahan yang berubah A: masalah
masa lalu struktur tubuh 3. Monitor apakah 3. Memonitor apakah keperawatan
2. Struktur meningkat pasien dapat melihat pasien dapat melihat Gangguan citra
tubuh bagian tubuh yang bagian tubuh yang tubuh teratasi
berubah berubah berubah
Edukasi : Edukasi :
1. Jelaskan kepada 1. Menjelaskan kepada
keluarga tentang Edukasi : keluarga tentang
perawatan 1. Agar keluarga perawatan
perubahan citra dapat membantu perubahan citra
tubuh proses pemulihan tubuh
dan penerimaan
perubahan fisik
2. Anjurkan diri pasien 2. Menganjurkan
menggunakan alat menggunakan alat
bantu (mis. pakaian) bantu (mis. pakaian)
Harga diri rendah Setelah dilakukan Promosi harga diri (I.09308) S: pasien sudah
kronis tindakan keperawatan : mulai percaya
berhubungan diharapkan hambatan diri dengan
dengan perubahan mobilitas fisik teratasi Observasi : Observasi : Observasi : perubahan
struktur tubuh dengan kriteria hasil : 1. Monitor verbalisasi 1. Untuk 1. Memeonitor struktur tubuh
(D.0086) 1. Perasaan malu yang merendahkan mengetahui verbalisasi yang
meurun diri sendiri tingkat merendahkan diri O: pasien
DS: 2. Berjalan penerimaan diri sendiri mampu
Pasien merasa malu menampakkan berkomunikasi
dengan perubahan wajah 2. Monitor tingkat 2. Memonitor tingkat dengan postur
struktur tubuh yang meningkat Harga diri setiap Harga diri setiap tubuh yang baik
dialami 3. Postur tubuh Waktu, sesuai Waktu, sesuai dan melakukan
menampakkan kebutuhan kebutuhan kontak mata
DO: wajah
1. Berjalan meningkat A: masalah
menunduk 4. Kontak mata keperawatan
2. Postur meningkat Terapeutik : Terapeutik : harga diri
tubuh 1. Motivasi terlibat Terapeutik : 1. Memotivasi terlibat rendah kronis
menunduk dalam verbalisasi 1. Agar dapat dalam verbalisasi teratasi
3. Tidak positif untuk diri meningkatkan positif untuk diri
melakukan sendiri pikiran positif sendiri P: intervensi
kontak mata terhadap diri dihentikan
saat 2. Motivasi menerima pasien 2. Memotivasi
berkomunik tantangan dan hal menerima tantangan
asi baru 2. Reinforcement dan hal baru
positif dapat
meningkatkan
3. Diskusikan harga diri pasien 3. Mendiskusikan
pengalaman yang pengalaman yang
meningkatkan harga meningkatkan Harga
diri diri
Edukasi : Edukasi :
1. Jelaskan kepada 1. Menjelaskan kepada
keluarga pentingnya Edukasi : keluarga pentingnya
dukungan dalam 1. Agar keluarga dukungan dalam
perkembangan dapat membantu perkembangan
konsep positif diri membangun konsep positif diri
pasien perkembangan pasien
positif dari diri
2. Anjurkan pasien 2. Menganjurkan
mempertahankan mempertahankan
kontak mata saat 2. Melatih pasien kontak mata saat
berkomunikasi melakukan berkomunikasi
dengan orang lain kontak mata saat dengan orang lain
berkomunikasi
3. Anjurkan membuka 3. Menganjurkan
diri terhadap kritik membuka diri
negatif 3. Untuk dapat terhadap kritik
4. Latih mengevaluasi diri negatif
pernyataan/kemamp 4. Melatih
uan positif diri pernyataan/kemamp
uan positif diri
Terapeutik : Terapeutik :
1. Fasilitasi makna 1. Memfasilitasi makna
aktivitas yang dipilih aktivitas yang dipilih
Terapeutik :
1. Untuk
meningkatkan
2. Fasilitasi aktivitas semangat klien 2. Memfasilitasi
rutin, sesuai dalam melakukan aktivitas rutin, sesuai
kebutuhan aktifitas dan kebutuhan
kebutuhannya
3. Fasilitasi aktivitas 2. Agar tidak terjadi 3. Memfasilitasi
motorik untuk kekakuan otot aktivitas motorik
merelaksasikan otot untuk
merelaksasikan otot
3. Untuk
meningkatkan
sikap bekerja
4. Libatkan keluarga sama keluarga 4. Melibatkan keluarga
dalam aktivitas, jika dengan pasien dalam aktivitas, jika
perlu dalam proses perlu
perawatan
Edukasi :
2. Anjurkan melakukan 1. Klien akan 2. Menganjurkan
aktivitas fisik, sosial, mengetahui melakukan aktivitas
spiritual, dan metode yang baik fisik, sosial,
kognitif dalam untuk spiritual, dan
menjaga aktivitas fisiknya kognitif dalam
fungsi dan kesehatan menjaga
2. Untuk tetap fungsi dan kesehatan
menjaga
kebutuhan dasar
pasien berjalan
dengan baik