Anda di halaman 1dari 19

PERAN PERAWAT

NURSE AND PEOPLE (PERAWATAN DAN RAKYAT)

Tanggung jawab utama dari perawat adalah orang-orang


yang memerlukan asuhan keperawatan. Dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat menciptakan
suasana dimana nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan dan
keyakinan spiritual dari individu dihormati.
Perawatan merahasiakan informasi-informasi pribadi yang
dipercayakan dan harus bijaksana dalam membagikan
informasi-informasi tertebut.
NURSE AND PRACTICE (PERAWAT DAN PRAKTEK KEPERAWATAN)

Perawat bertanggung jawab atas prakek keperawatannya dan


mempertahankan kompetensinya melalui pendidikan
berkelanjutan.
Perawat mempertahankan standar asuhan keperawatan yang tinggi
sebisa mungkin dengan mempertimbangkan kenyataan situasi.
Perawat memakai pertimbangan yang arif akan kompetensi individu
dalam menerima dan mendelegasikan tanggungjawab.
Perawat selalu mempertahankan standar tingkahlaku yang bisa
membawa kebanggaan untuk profesinya.
NURSE AND SOCIATY (PERAWAT DAN
MASYARAKAT)
Perawat membagikan dengan para warga yang
lain tanggung jawab untuk memulai dan
menyokong tindakan-tindakan yang bisa
memenuhi kebutuhan kesehatan dan
kebutuhan social dari masyarakat.
NURSE AND COWORKERS (PERAWAT DAN TEMAN-
TEMAN SEJAWAT)
Perawat mempertahankan hubungan kerjasama
dengan teman-teman sejawat dalam bidang
keperawatan maupun dalam bidang-bidang yang
lain.
Perawat mengambil tindakan yang tepat dalam
melindungi individu apabila asuhan keperawatannya
terancam oleh teman-teman sejawat atau oleh
orang-orang lain.
NURSE AND PROFESSION (PERAWAT DAN PROFESI)
Perawat mempunyai peranan penting dalam
menentukan dan mengimplementasikan standard-
standard praktek keperawatan dan pendidikan
keperawatan yang di kehendaki. Perawat aktif dalam
mengembangkan inti dari pengetahuan professional.
Melalui organisasi profesional, perawat
berpartisipasi dalam memajukan keadaan social dan
economy yang wajar di lingkungan kerjanya.
KODE ETHICS KEPERAWATAN INDONESIA
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Kode Etik Keperawatan PPNI mengatur antara:


1. PERAWAT DAN KLIEN
1) Perawat dalam memberi pelayanan keperawatan menghargai harkat
dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, serta kedudukan social.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nialai-nilai budaya,
adat-istiadat, dan kelangsungan hidup beragama klien.
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali
diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
2. PERAWAT DAN PRAKTEK
 
1) Perawat memelihara dan miningkatkan kompetensi di bidang
keperawatan melalui belajar terus-menerus.
2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai dengan kejujuran professional dalam menerapkan pengetahuan
seerta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang
adekuat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang
bila melakukan konsultasi, menerima delegasi, dan memberikan delegasi
kepada orang lain.
4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukkan perilaku professional.
3. PERAWAT DAN MASYARAKAT
Perawat mengemban tanggung jawab bersama
masyarakat untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.
4. PERAWAT DAN TEMAN-TEMAN SEJAWAT

1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik


dengan sesama perawat maupun tenaga kesehatan
lainya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
secara tidak kompeten, tidak etis dan tidak legal.
5. PERAWAT DAN PROFESI

1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan


standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta
menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan
pengembangan profesi keperawatan.
3) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk
membangun dan memelihara kondisi kerja yang
kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang
bermutu.
COGNITIVE MORAL DEVELOPMENT
Masalah-masalah ethical/moral menuntut agar
seorang perawat berpikir dan mempertimbangkan
keputusannya, atau pilihannya.

Berpikir Fungsi
Mempertimbangkan Cognitif
Membuat keputusan

Dapat
dikembangkan
Seumur Hidup
Dalam menyelesaikan masalah ethical/moral, sering kali
timbul kesulitan karena :
 orang-orang yang terkait berpikir pada tingkat
cognitive yang tidak sama,
 perbedaan latar belakang moral dan nilai-nilai.

Misalnya, apakah benar memberi resusitasi kepada seorang


pasien terminal yang sedang menghadapi ajalnya, apabila
dia mengalami respiratory atau cardiac arrest ?
Bagi perawat yang dasar keputusannya adalah aturan atau
deontology, maka ia akan melakukan resusitasi karena
tidak ada aturan atau pesanan dari dokter untuk melakukan
resusitasi (DNR – Do Not Resuscitate).
Akan tetapi, bagi perawat yang dasar keputusannya adalah
prinsip “tidak menyakiti”, dia tidak akan meresusitasi
pasien ini karena dia tidak mau menambah penderitaan
dari pasien.
Maka dalam mengambil konsensus, perawat perlu
memperhatikan :
 perbedaan pikiran,
 latarbelakang nilai-nilai, dan
 moral dari setiap orang yang terkait.

Tidak cukup untuk menanyakan apa yang benar dalam


menghadapi kasus tersebut diatas; tetapi akan menjadi
lebih baik apabila ditanya setiap orang yang terkait
proses dia berpikir sehingga dia bisa memutuskannya.
TYPES OF ETHICAL PROBLEMS (MACAM-
MACAM ETHICAL
Seringkali perawat menemukan 2 macam
masalah ethical :
– Decision-focused problem (masalah yang berfokus
pada keputusan), dan
– Action-focused problem (masalah yang berfokus
pada tindakan).
DECISION-FOCUSED PROBLEM (Masalah Yang Berfokus Pada Keputusan)

Letak masalah ada pada pengambilan keputusan.


.”apakah yang saya harus lakukan?”
contoh
Seorang perawat sangat menghargai hidup, maka
untuk mempertahankan nyawa klien yang menderita kanker
terminal, dia harus melakukan resustasi.
Akan tetapi dia juga berkeyakinan bahwa penderitaan pasien
harus diringankan.
Maka ia mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan
– memberi resusitasi dan memperpanjang penderitaan klien atau
- tidak memberi resusitasi dan membiarkan klien meninggal
Dalam contoh tersebut, ada konflik atas 2 nilai.
Kedua-duanya tidak dapat dilaksanakan, maka
salah satu harus dikorbankan.
Konflik atas 2 nilai ini disebut MORAL DILEMA,
dan tidak ada penyelesaian yang mudah.
ACTION-FOCUSED PROBLEM (MASALAH YANG BERFOKUS PADA TINDAKAN)

Letaknya masalah bukan pada pengambilan keputusan, tetapi


pada implementasi keputusan.
Perawat percaya bahwa pertimbangannya atau keputusannya
adalah benar, tetapi kalau dilaksanakan ada resiko pada dirinya.
Ada pula masalah-masalah lain yang masih digolongkan dalam
Action-Focused Problem yaitu “MORAL DISTRESS.
Perawat yakin bahwa tindakannya benar, akan tetapi ada aturan
atau kebijaksanaan rumah sakit yang tidak menyetujui tindakan
tersebut, (Jameton, 1984).
Sebagai akibat dari aturan itu perawat merasa frustasi, merasa
bersalah dan tidak berdaya.
Research (Wilkenson, 1988). menunjukkan bahwa seringkali tindakan-
tindakan yang dibuat perawat dipengaruhi oleh :
 ancaman-ancaman verbal,
 takut akan kehilangan pekerjaan,
 takut akan dibawa kepengadilan,
 takut akan kehilangan lisence,
 takut pada dokter,
 tidak ada sokongan dari teman-teman sekerja dan
atasan.

Maka Action-focused problem memerlukan


 pengetahuan,
 pengalaman,
 komunikasi yang effective, dan
 kemampuan untuk melakukan kompromi tanpa kehilangan harga
diri.

Anda mungkin juga menyukai