PEMBELAJARAN
FISIOLOGI SISTEM PRODI ILMU KEPERAWATAN
STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN
ENDOKRIN DISUSUN OLEH: DOSEN PENGAMPU
CHRISNAWATI, BSN, MSN
SEMESTER IV, TA 2022/2023
NIDN: 1119108301
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan karunia-Nya, Modul
Pembelajaran Fisiologi Sistem Endokrin, edisi pertama 2023 dapat diselesaikan sesuai pada
waktunya. Modul ini merupakan pedoman pembelajaran bagi mahasiswa semester IV
program studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin,
juga untuk dosen yang berperan sebagai pengampu mata kuliah.
Modul Pembelajaran Anatomi ini berisi tentang Fisiologi system Endokrin, dan
hormone-hormon yang disekresi kelenjar endokrin. Strategi pembelajaran yang diterapkan
dalam mata kuliah ini didasari pada pembelajaran Student Center Learning sesuai dengan
Kurikulum Perguruan Tinggi 2016 dengan menyesuaikan kondisi pembelajaran di Era
kebiasaan baru sebagai dampak dari pandemic covid 19. Suasana belajar ini akan
beradaptasi pada pembelajaran dalam jaringan (daring) dan juga luar jaringan (Luring)
dalam memaksimalkan capaian pembelajaran. Pada kegiatan belajar ini, pengampu akan
mengarahkan aktivitas pembelajaran agar dapat di ikuti oleh mahasiswa secara terarah dan
sistematis dengan dibantu modul pembelajaran dan bahan ajar yang di unggah pada media
pembelajaran online yang digunakan.
Penyusun Modul mengucapkan terimakasih kepada Civitas Akademik STIKES Suaka
Insan atas terselesaikannya modul ini. Penyusun menyadari bahwa modul ini masih banyak
kekurangan dan perlu masukan yang bersifat membangun agar modul ini menjadi lebih baik.
Semoga modul ini bermanfaat bagi mahasiswa, staf pengajar serta seluruh komponen terkait
dalam proses pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin.
Penyusun
Chrisnawati, MSN
Lampiran ……………………………………………… 31
1. PENDAHULUAN
Selamat bertemu kembali dengan modul pembelajaran Fisiologi Sistem Endokrin
ini. Modul ini akan membantu mahasiswa sekalian untuk mengarahkan dalam belajar
tentang materi Fisiologi Sistem Endokrin, modul ini merupakan kelanjutan dari modul
pembelajaran Anatomi system endokrin yang telah dipelajari pada blok yang telah lewat.
Ada pun tujuan pembelajaran pada pertemuan ini adalah untuk mempelajari
fisiologis dari kelenjar-kelenjar endokrin serta capaian pembelajaran pada modul ini adalah
setelah mahasiswa mempelajari modul ini diharapkan mampu: memahami tentang
fisiologis system endokrin yang terdiri dari Hipofise, Hipotalamus, Tiroid, Paratiroid,
Adrenal, Pankreas, Testis dan Ovarium, Timus, Pineal.
A. URAIAN MATERI
FISIOLOGIS SISTEM ENDOKRIN
Kelenjar Endokrin
A. Hipotalamus
B. Hipofisis
Hipofisis terbagi menjadi dua bagian yaitu: hipofisis anterior (adenohipofisis) dan
hipofisis posterior
1. Hipofisis Anterior
2. Hipofisi Posterior
Hipofisis posterior, juga disebut neurohipofisis, adalah jaringan saraf sejati
yang secara embriologis berasal dari hipotalamus. Pada hipofisis posterior
terdaapt tiga bagian: eminensia mediana (dianggap sebagai jaringan
hipotalamus) tempat hipotalamus mengeluarkan releasing hormone untuk
hipofisis anterior; akar infundibulus yang menghubungkan hipotalamus dengan
hipofisis posterior; dan prosesus infundibulus yang merupakan ujung hipofisis
posterior.
Badan-badan sel saraf di nucleus supraoptikus dan paraventrikel
hipotalamus mensintesis dua hormone: hormone antidiuretic dan oksitosin.
Hipotalamus mengirim kedua hormone in dalam tonjolan akson melalui akar
infundibulus ke prosesus infundibulus. Hormone-hormon tersebut disimpan
sampai hipotalamus merangsang mereka untuk dilepaskan ke sirkulasi umum.
Dengan demikian, hormone-hormon yang dilepaskan oleh hipofisi posterior
sebenarnya berasal dari hipotalamus dan pelepasannya bergantung pada
hipotalamus
C. Hormon
Hormone adalah suatu perantara kimiawi yang dilepaskan oleh suatu kelenjar
endokrin ke dalam sirkulasi. Setelah dilepaskan, hormone mengalir dalam darah dan
hanya mempengaruhi sel-sel tubuh yang memiliki reseptor (tempat pengikatan)
spesifik untuknya. Sel-sel yang berespons terhadap hormone tertentu disebut sel
sasaran untuk hormone tersebut. Jumlah hormone dalam darah dapat ditingkatkan atau
1. Hormon Protein
Endorfin
2. Hormon Steroid
Estrogen Aldosteron
Estrogen
3. Hormon Amina
Hormon Tiroid
Epinefrin
Norepinefrin
D. Umpan Balik
Dalam system endokrin, umpan balik mengacu kepada efek yang ditimbulkan oleh
pengaktifan suatu jaringan sasaran oleh hormone terhadap pelepasan hormone
tersebut lebih lanjut.
Setiap hormone dirangsang pelepasannya oleh suatu sinyal khusus. Setelah
dilepaskan, hormone mempengaruhi organ sasarannya dan menimbulkan respon
yang mengurangi pelepasan hormone tersebut lebih lanjut. Umpan balik jenis ini
diterangkan dalam gambar dibawah ini, disebut umpan balik negative dan
menyebabkan kadar hormone dikontrol ketat.
Kelenjar
Endokrin
Pelepasan
Respons
Hormon
Organ
Sasaran
E. BERBAGAI HORMON
a. Hormon Tiroid
Hormon tiroid (HT) adalah suatu hormone amino yang disintesis dan
dilepaskan dari kelenjar tiroid. Hormone ini dibentuk melalui penyatuan satu
atau dua molekul iodium ke sebuah glikoprotein besar yang disebut tiroglobulin
yang dibuat di kelenjar tiroid dan mengandung asam amino tirosin. Kompleks
yang mengandung iodium ini disebut iodotirosin. Dua iodotirosin kemudian
menyatu untuk membentuk dua jenis HT dalam darah, yang disebut T3 dan T4.
T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung (tiga
untuk T3 dan empat untuk T4). Sebagaian besar (90%) HT yang dilepaskan ke
dalam darah adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih bermakna. Baik T3
maupun T4 dibawa ke sel-sel sasaran mereka oleh suatu protein plasma.
Rangsangan Hipotalamus
HT menghambat
Pelepasan TRH &
Jaringan Sasaran Hipofisis Anterior
(5) basal Metabolikc
rate (BMR) produksi
TSH lebih Lanjut (3) Pelepasan Thyroid
Stimulating Hormone
panas (TSH)
TSH merangsang
HT merangsang BMR
pelepasan HT
Tiroid
(4) Pelepasan Hormon
Tiroid (HT)
b. Glukokortikoid
(1) Stimulus
Hipoglikemik Hipotalamus
(2) Pelepasan
Corticotropin-Releasing
Hormone (CRH)
Peningkatan Pembentukan
CRH Merangsang
Glukosa Menurunkan
Pelepasan ACTH
Pelepasan CRH
Hipofisis Anterior
Jaringan Sasaran (3) Pelepasan
(5) Glukoneogenesis Adrenocorticotropic
Releasing Hormone (ACTH)
Kelenjar Adrenal
(4) Pelepasan
GLukokortikoid (Kortisol)
c. Hormon pertumbuhan
GRF merangsang
Penurunan Asam
Pelepasan Pelepasan
Amino Plasma
GH
GH merangsang
Transpor Asam Amino
d. Insulin
e. Glukagon
Glucagon adalah suatu hormone protein yang dikeluarkan oleh sel-sel alfa
pulau langerhanss sebagai respons terhadap kadar glukosa darah yang rendah
dan peningkatan asam amino plasma. Glucagon adalah hormone stadium pasca
absorrptif pencernaan, yang muncul dalam masa puasa diantara waktu makan.
Fungsi hormone ini terutama adalah katabolic (penguraian) dan secara umum
berlawanan dengan fungsi insulin. Glucagon bekerja sebagai antagonis insulin
dengan menghambat perpindahan glukosa ke dalam sel. Glucagon merangsang
gluconeogenesis hati dan penguraian simpanan glikogen untuk digunakan
sebagai sumber energi selain glukosa. Glucagon merangsang penguraian lemak
dan pelepasan asam-asam lemak bebas ke dalam darah, untuk digunakan
f. Somatostatin
g. Gonadotropin
i. Efek Gonadotropin
h. Estrogen
Estrogen adalah hormone steroid yang mempengaruhi jaringan sasaran
dengan mengubah kecepatan replikasi DNA, transkripsi, atau translasi
i. Efek Estrogen
• Pembentukan organ seks internal dan eksternal wanita in utero
• Distribusi lemak tubuh wanita
• Pigmentasi putting susu
• Merangsang perkembangan payudara selama kehamilan
• Merangsang pertumbuhan lapisan endometriumrahim setiap
bulan untuk persiapan implantasi janin
• Pemeliharaan kehamilan
• Merangsang laktasi
• Merangsang pembentukan tulang seumur hidup pada pria dan
wanita
• Membatasi penyerapan (penguraian) tulang, melalui efek
langsung pada tulang atau dengan membatasi respon tulang
terhadap hormone paratiroid pada pria dan wanita
• Pada pria dan wanita mempengaruhi pembentukan protein dari
lipoprotein di hati (merangsang HDL, menurunkan LDL), factor
pembekuan, dan molekul-molekul pembawa untuk hormone
steroid dan tiroksin
• Bekerja untuk menurunkan risiko penyakit arteri coroner,
kemungkinan besar sebagai akibat peningkatan HDL, pada pria
dan wanita
• Merangsang ginjal untuk menahan natrium pada pria dan wanita
• Mempengaruhi sinyal saraf di otak pada pria dan wanita,
mempengaruhi perilaku dan suasana hati
• Estrogen yang berlebihan pada pria dapat menyebabkan
ginekomastia (pembesaran payudara)
i. Progesteron
PAULINIAN VALUES: Tansformer, Travail, Caring, Accountable, Regularity, Simplicity Page 21
Progesteron seperti estrogen adalah suatu hormone steroid. Pda wanita
progesterone disintesis oleh sel-sel tekal folikel yang sedang berkembang dan
kemudian korpus luteum, sebagai respons terhadap rangsangan oleh LH dan
dengan tingkatan yang lebih rendah, FSH.
i. Efek progesterone
• Progesteron dilepaskan dari sebuah folikel ovarium setelah
folikel tersebut rupture sewaktu ovulasi. Hormone ini
menyebabkan lapisan endometrium Rahim menjadi sekretorik
sebagai antisipasi fertilisasi ovum dan penanaman embrio di
Rahim. Folikel yang rupture menjadi korpus luteum yang terus
mengeluarkan progesterone.
• Apabila ovum dibuahi dan mudigah tertanam dirahim, maka
korpus luteum dan kemudian plasenta mempertahankan
kehamilan dengan mengeluarkan progesterone. Apabila kadar
progesterone turu, kehamilan berakhir. Apabila tidak terjadi
kehamilan, korpus luteum berdegenerasi dalam 14 hari
berikutnya, kadar progesterone berkurang dan terjadi haid
(lapisan uterus terlepas)
• Progesterone bekerja bersamaestrogen dan prolaktinuntuk
merangsang pembentukan payudara selama masa pubertas dan
kehamilan.
• Progesterone menyebabkan relaksasi otot polos, termasuk uterus
dan oto polos vascular arteriol
• Progesterone tampaknya bersifat protektif terhadap
pembentukan kanker tertentu
j. Testosteron
i. Efek Prolaktin
l. Hormon Antidiuretik
i. Efek ADH
(1) Rangsangan
peningkatan Hipotalamus
Osmolalitas plasma (2) Perangsangan Nukleus
Paraventrikulel &
Supraoptikus
Hipofisis Posterior
Penurunan Osmolalitas
Plasma (3) Pelepasan Hormon
Antidiuretik (ADH)
m. Oksitosin
i. Efek Oksitosin
(1) Rangsangan
Pengisapan Hipotalamus
(2) Perangsangan
Nukleus Paraventrikulel
& Supraoptikus
C. RANGKUMAN
D. TEST FORMATIF
1. Glukokortikoid dan mineralokortikoid disekresi oleh?
a. Pankreas
b. Kelenjar gonad
c. Kelenjar adrenal
d. Hipofise anterior
2. Hormone antidiuretic penting untuk mempertahankan keseimbangan cairan, kelenjar
yang memproduksinya adalah?
a. Kortek adrenal
b. Medulla adrenal
c. Hipofisis anterior
d. Hipofisis posterior
3. Pada situasi darurat tubuh berespon cepat untuk beradaptasi, hal tersebut merupakan
kinerja dari kelenjar?
a. Tiroid
b. Adrenal
c. Hipofisis
d. Pancreas
4. Jika tubuh mengalami peningkatan konsentrasi kortisol dalam darah, maka?
a. Meningkatkan penyembuhan luka
b. Menghambat gluconeogenesis di hepar
c. Menurunkan sekresi ACTH oleh pituitari
d. Menurunkan toleransi terhadap stress
F. KUNCI JAWABAN
1. C 2. B 3. D 4. C 5. A
Guyton, Arthur C. 2007 . Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta; EGC Guyton C. Arthur.
Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa Ken Ariata Tengadi. Edisi 7 Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta.
Ignatavicius, Donna D & Workman, Linda (2017) Medical Surgical Nursing: Patient-Centered
Collaborative Care, 8th Edition.USA: Elsevier
Lewis S. L., Dirksen S. R., Heitkemper M. M., Butcher L. (2014). Medical Surgical Nursing,
Assessment and Management of Clinical problems.9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
Pearce, C. Evelyn. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia.
Scalon, Valerie C., Sanders, Valerie. 2007. Buku Ajar Anatomi Fisiologi. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta.