DOSEN PENGAMPU :
OLEH :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan Mini Riset ini yang berjudul “Pembuatan Video Pembelajaran
Mengenai Pengaruh Sistem Endokrin pada Ikan” yang merupakan salah satu tugas mata
kuliah Struktur Hewan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu kami
yang sudah memberikan arahan dan bimbingan dalam mengerjakan tugas ini.
Semoga dengan adanya mini riset ini dapat memberikan pengetahuan bagi para
pembaca tentang sistem endokrin pada ikan dan dapat dikembangkan untuk penelitian
selanjutnya . Kami menyadari bahwa mini riset ini banyak kekurangan, untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini kedepannya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih .
Kelompok 4
2
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………4
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………………….5
1.4 Hipotesis………………………………………………………………………………….5
BAB II TEORI………………………………………………………………………………6
BAB V KESIMPULAN…………………………………………………………………….22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….23
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja sistem endokrin lebih lambat dibandingkan dengan sistem saraf, sebab untuk
mecapai sel target hormon harus mengikuti aliran sistem transportasi. Dalam dunia kelimuan,
sistem endokrin dipelajari dalam cabang ilmu endokrinologi. Endokrinologi merupakan
bidang ilmu yang memepelajari tentang hormon dalam tubuh organisme. Sistem endokrin,
dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua
sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka
satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Ikan salah satu organisme yang juga memiliki sistem endokrin. Sistem endokrin pada
ikan lebih sederhana namun hampir sama dengan hewan vertebrata lainnya. Hormon-hormon
pada ikan ini berperan mengatur pertumbuhan dan keseimbangan tubuh terutama pada
lingkungan yang hipoosmotik ataupun hiperosmotik. Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar
buntu karena hormon yang dihasilkan tidak dialirkankan melalui suatu saluran tetapi
langsung masuk kedalam pembuluh darah. Hormon dari kelenjar endokrin mengikuti
peredaran darah ke seluruh tubuh hingga mencapai organ-organ tertentu. Meskipun semua
hormon mengadakan kontak dengan semua jaringan dalam tubuh, namun hanya sel atau
4
jaringan yang mengandung reseptor yang spesifik terhadap hormon tertentu yang terpengaruh
hormon tersebut.
Oleh sebab itu, pengaturan sekresi hormon dalam tubuh dilakukan oleh kelenjar
endokrin secara dinamis melalui saluran kelenjar endokrin. Setiap kelenjar juga
mensekresikan hormon berbeda berdasarkan kebutuhan tubuh dan interaksi antara saraf dan
sistem endokrin. Karena pentingnya pengetahuan mengenai kelenjar endokrin tersebut, maka
praktikum ini perlu dilakukan untuk mengetahui letak dan fungsi dari kelenjar- kelenjar
endokrin pada ikan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan mini riset ini adalah sebagai berikut.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan proposal mini riset ini adalah diharapkan mampu
menambah ilmu pengetahuan baik bagi penulis maupun pembaca agar memahami lebih
dalam tentang sistem endokrin pada hewan, khususnya pada ikan. Serta mampu juga
mengembangkan ilmu dan teori mengenai sistem endokrin.
1.4 Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penulisan mini riset ini adalah sebagai berikut.
5
BAB II
TEORI
Sistem endokrin dan sistem saraf merupakan sistem kontrol pada mahluk hidup.
Sistem ini adalah cara utama tubuh untuk menyampaikan informasi antar sel dan jaringan
yang berbeda. Dalam sistem endokrin dilakukan sekresi internal dari substansi aktif biologic.
Sistem endokrin menggunakan messenger kimia yang disebut hormon yang ditransportasikan
oleh sistem pembuluh darah. Sistem endokrin lebih lambat daripada sistem saraf karena
hormone harus melalui perjalanan ke sistem memutar untuk mencapai organ target.
Sistem endokrin di dalam tubuh sangat kompleks tetapi biasanya mengikuti dua
prinsip. Pertama berdasarkan responnya dibagi menjadi dua kelenjar endokrin, yaitu pituitary
dan beberapa kelenjar dibawah kontrol pituitary. Kedua hormone yang dihasilkan oleh
kelenjar tersebut seringkali menghambat produksi hormone pituitary, proses ini disebut
penghambatan feedback. Jadi sistem endokrin mengontrol dirinya sendiri sebagaimana
halnya mengontrol sistem organ yang lain.
Secara umum sistem endokrin ikan sama dengan vertebrata lainnya. Ikan memiliki
urofisis yang terletak pada pangkal ekor, tetapi tidak memiliki kelenjar paratiroid. Sistem
endokrin juga memungkinkan tubuh untuk dapat mengatasi stress. Kelenjar endokrin dilihat
dari asal embrionya berdiferensiasi dari seluruh lapisan germinal. Untuk yang berasal dari
mesoderm (korteks, adrenal, gonad) menghasilkan hormone-hormon steroid dan yang
berkembang dari ectoderm atau endoderm mensekresikan hormone amino termodifikasi,
peptid atau protein.
6
endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik, secara mikroskopis, kelenjar
tersebut terdiri dari korda atau sejumlah sel sekretori (Gusrina, 2018).
Kelenjar ini homolog dengan kelenjar parathyroid pada mamala. Pada ikan bertulang
sejati kelenjar ini terletak dibawah esophagus dekat sinus venosus. Pada Elasmobranchii
kelenjar ini terletak pada sisi kiri bawah pharynx. Kelenjar ini mensekresikan hormone
calcitonin,yang berperan dalam metabolism kalsium. Dari struktur dan pertumbuhannya,
gonad merupakan kelenjar endoktrin. Kelenjar seks ikut dalam sekresi steroid, hal ini sangat
penting dalam pemijahan ,pembuatan sarang,a spek – aspek tingkah laku. Organel pineal
pada puncak otak atau pada bagian atas dienhepalon merupakan fotoreptor, Sekresi yang
dihasilkan oleh badan pileal adalah melatoin yang mengumpulkan melamin. Bila jaringan ini
dihilangkan maka akan membawa perubahan dalam pertumbuhan.
Ikan terutama Trleostei , pada ekornya terdapat pembengkakan ventral pada mendulla
spoinalisnya. Secara histologist, pembengkakan ini mempunyai kesamaan dengan
neurohypiphyse dan dinamakan urohypophysa. Pembengkaan ini diperkirakan mempunyai
fungsi yang berhubungan dengan endoktrin , dalam hal mengatur tekanan osmose didalam
tubuh. Badan stanius pada ikan merupakan kelenjar yang memiliki fungsi sebagai kelenjar
yang memiliki fungsi sebagai kelenjar endoktrin yang sekresinya diduga ikut dalam proses
penyesuaian tekanan osmotic lingkungan dengan osmotic lingkungan dengan tekanan
osmotic cairan tubuh pada ikan (osmoregulasi).
Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting karena
tanpa kemampuan tersebut,suatu jenis hewan akan punah. Keberhasilan suatu spesies ikan
ditentukan oleh kemampuan iakn tersebut untuk berreproduksi dalam kondisi lingkungan
yang selalu berubah – ubah dan kemampuan untuk mempertahankan populasinya. Dalam
proses pengaturan system reproduksi bebrapa kelenjar endoktrin mempunyai perananan
didalamnya (Burhanuddin,dkk, 2014).
Kelenjar endokrin pada ikan menurut Lagler et al. (1962) terdapat beberapa
organ antara lain adalah pituitari, pineal, thymus, jaringan ginjal, jaringan
kromaffin, interregnal tissue, corpuscles of stannus, thyroid, ultibranchial, pancreatic
islets, intestinal tissue, intestitial tissue of gonads danurohypophysis.
7
1) Pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak (sela
tursika), terdiri atas dua bagian utama, yakni adenohipofisa dan neurohipofisa, adeno
hipofisa terdiri atas pars distalis dan pars intermedia, sedangkan, neurohipofisa hanya
terdiri atas parsnervosa yang berfungsi mensekresikan ocytoxin, arginin vasotocin dan
isotocin. Pars distalis merupakan bagian utama adenohipofisa yang menghasilkan sel-
sel pesekresi hormon prolaktin, hormon adrenocorticotropic (ACTH), hormon pelepas
tiroid (Thyroid Stimulating Hormone), hormon pertumbuhan (STH-Somatotropin), dan
gonadotropin serta pars intermedia mensekresi hormon pelepas melanosit (Melanocyte
Stimulating Hormone), yang mana, pelepasan hormonnya diatur oleh faktor-faktor yang
berasal dari hipotalamus.
2) Tiroid
Kelenjar tiroid mempunyai karakteristik yakni unit dasar histologisnya adalah sel
tunggal yang dikelilingi folikel dan jaringan yang dibentuknya memiliki kemampuan
mengubah iodine dan inkorporasi menjadi hormon tiroid. Pada ikan, folikel tersebar di
sekitar ventral aorta dan percabangannya ke insang. Tirotrofin pituitari merupakan faktor
utama yang mengontrol fungsi tiroid dibawah kondisi normal, fungsi tiroid adalah
membuat, menyimpan dan mengeluarkan sekresi yang terutama berhubungan dengan
pengaturan laju metabolisme. Sintesis dan pengeluaran horomon tiroid secara otomatis
diatur untuk memenuhi tuntutan kadar hormon dalam darah lewat mekanisme feedback
hipotalamik. Bila kadar hormon tiroid yang beredar dalam darah tinggi maka akan
menekan output TSH pituitari, sedangkan kadar rendah menaikkannya. Hormon tiroid yang
penting adalah tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3). Hormon ini penting dalam
pertumbuhan, metamorfosis dan reproduksi. Secara spesifik tiroksin menambah produksi
energi dan konsumsi oksigen pada jaringan yang normal, mempunyai pengaruh
anabolik dan katabolik terhadap protein, meningkatkan proses oksidasi dalam
tubuh, mempercepat laju penyerapan monosakarida dari saluran pencernaan,
meningkatkan glikogenolisis hati, dan diduga mengontrol pelepasan somatotropin,
kortikotropin dan gonadotropin dari hipofisis (Fujaya, 2004).
8
3) Pankreas
Pankreas adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan eksokrin dan endokrin.
Komponen eksokrin mensekresikan getah pankreas yang dicurahkan ke dalam
duodenum lewat saluran pankreas, sedangkan komponen endokrin membebaskan
hormonnya secara langsung kedalam sirkulasi darah.Pada semua vertebrata, terdapat
tiga sel-sel pulau yang memliki fungsi independen: sel-sel A, menghasilkan glukagon;
sel-sel B, menghasilkan insulin; dan sel-sel D belum diketahui secara jelas hormon
yang dihasilkannya, namun beberapa peneliti mengemukakan bahwa hormon
tersebut identik dengan somatostatin dan secara khusus berfungsi sebagai
penghambat pertumbuhan (Fujaya, 2004).
4) Gonad
5) Ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki sel-sel endokrin, antara lain
jaringan interrenal, sel-sel kromaffin, juxtaglomerulus, dan korpuskel stanius.Fungsi
kelenjar ini dikontrol oleh pituitari melalui ACTH.
9
6) Kelenjar Ultimobranchial
7) Urofisis
10
BAB III
METODE
Media pembelajaran menurut Latuheru (1988: 14) adalah semua alat (bantu) atau
benda yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, dengan maksud menyampaikan
pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima
(dalam hal ini anak didik atau warga belajar). Pada mini riset kali ini kami membuat video
pembelajaran dengan menggunakan jenis media pembelajaran yaitu media audio visual.
Asyhar (2011: 45) mendefinisikan bahwa media audio visual adalah jenis media yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan
sekaligus dalam satu proses atau kegiatan.
Metode pembelajaran menurut Hamzah dan Nurdin (2011: 7) ialah sebagai cara yang
digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajatran yang akan kami gunakan dalam mini riset ini adalah
metode ceramah. Metode ceramah menurut Wina Sanjaya (2006: 147) dapat diartikan sebagai
cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada
sekelompok siswa.
Adapun tahapan dalam membuat video pembelajaran sistem endokrin pada ikan
adalah sebagai berikut.
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti handphone,karton,
pensil, penghapus, pulpen, pensil warna, dan penggaris
2. Menyusun skenario berupa pemeran dan masing-masing naskah atau materinya.
Dimana penjelasan dan penyampaian materi akan dilakukan secara bergantian
oleh anggota kelompok.
3. Menyiapkan ilustrasi berupa gambar hard copy kelenjar-kelenjar endokrin pada
ikan dengan menggunakan alat dan bahan yang diperlukan. Juga di dalam video
11
akan ditambahkan gambar-gambar dalam bentuk softcopy Gambar-gambar ini
berguna untuk menyempurnakan penyampaian materi yang akan kami paparkan.
4. Menyiapkan alat perekam seperti handphone, kemudian hasil rekaman tersebut
disimpan dalam satu folder agar memudahkan dalam proses editing video
5. Menggabungkan semua hasil rekaman video dan menata kembali sehingga
menjadi lebih menarik dengan mengedit video tersebut dan menambahkan
animasi-animasi lain , selanjutnya menyiapkan musik sebagai backsound agar
penyampaian materi tidak terkesan membosankan.
12
BAB IV
Endokrin berasal dari bahasa Yunani “endon” (dalam) dan “krino” (berpisah). Jadi
endokrin menyatakan organ tanpa saluran (pembuluh) yang sekresinya (hormon) diserap
secara langsung ke aliran darah daripada dimasukkan ke sistem pembuluh sebelum ke
peredaran darah. Namun, tidak semua organ tanpa pembuluh memiliki karakter endokrin
seperti sumsum tulang, tonsil, limpa, dan limfenodus. Organ-organ ini tidak tersusun atas sel
sekretori yang menghasilkan hormon (endokrin). Istilah “hormon” (dari bahasa Yunani,
untuk membangunkan atau menjadi bergerak) mewakili hasil sekresi dari jaringan glandular
endokrin. Hormon dapat dinyatakan sebagai substansi integrator kimia organik, dibentuk oleh
jaringan glandular endokrin yang ada dalam satu organ atau bagian dari tubuh, dan ditransfer
dalam beberapa jarak melalui darah, limfe, atau nervus ke organ lain atau bagian tubuh lain
untuk dirangsang atau dihambat. Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar
(glandula), sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan
instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran
darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya
hanya untuk sel tertentu.
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu, merupakan suatu kelenjar yang tidak memiliki
saluran pelepasan (ductless) untuk mengeluarkan hasil sekresi/ penggetahannya ke luar dari
tubuh kelenjar. Sekret/getah yang diproduksi oleh kelenjar yang demikian ini disebut
hormon. Karena tidak memiliki saluran pelepasan maka hormon ini langsung merembes ke
peredaran darah, lymphe atau cairan tubuh dari organ sampai ke organ target/sasaran. dalam
hal ini hanya jaringan tertentu saja yang mampu memberikan tanggapan/respons terhadap
hormon-honnon yang tertentu pula. Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel
yang mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan
sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak
mengandung pembuluh kapiler.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
13
karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi
dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umunya
bekerja melalui hormone, maka system saraf bekerja melalui neurotransmitter yang
dihasilkan oleh ujung-ujung saraf. Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu sebagai berikut.
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai
penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel
tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel
neuroendokrin.Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut
sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus
disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-
benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf.
Kelenjar endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke
dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan
yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan
invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta,
Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar ensokrin dapat berupa sel tunggal
atau berupa organ multisel.
Secara pragmatis, organ endokrin dapat dibedakan menjadi tiga tipe. Tipe pertama
disusun atas beberapa organ yang membentuk endokrin secara utama seperti hipofise, epifise
(pineal), dan tiroid, paratiroid, glandula adrenal (supra renal). Tipe kedua, tersusun atas
organ-organ yang menggabungkan fungsi endokrin dengan fungsi lainnya tetapi sangat
berhubungan, sebagai contoh pankreas, testes, ovarium, dan plasenta. Tipe ke tiga, tersusun
atas organ-organ dengan fungsi utama yang cukup berbeda, tetapi organ tersebut termasuk
komponen endokrin yang tidak menyolok, seperti ginjal, hati, timus, jantung, dan traktus
digastivus. Sistem endokrin mempunyai beberapa fungsi yaitu : membedakan sistem saraf
dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang, menstimulasi urutan
perkembangan, mengkoordinasi sistem reproduktif, memelihara lingkungan internal optimal.
14
4.2 Kelenjar Endokrin Secara Umum
15
konsentrasi melantonin akan tinggi sehingga membuat seseorang akan mengantuk
sehingga tidur. Sedangkan pada siang hari, konsentrasi melantonin ini akan rendah
sehingga membuat seseorang menjadi terjaga. Oleh karena itulah fungsi hormon ini
sangatlah berperan penting bagi aktivitas manusia sehari – hari.
Kelenjar Timus
Merupakan kelenjar yang terletak di bagian atas rongga dada. Kelenjar ini mempunyai
fungsi untuk menghasilkan hormone timosi yang berfungsi untuk pematangan limfosit
T. Adapun limfosit T ini merupakan sejenis sel darah putih yang berperan dalam
membantu menjaga sistem kekebalan tubuh (imunitas).
Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistem yang mirip dengan vertebrae yang
lebih tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak
didapatkan pada vertebrata yang lebih tinggi, misalnya Badan Stanius yang memiliki fungsi
sebagai kelenja rendokrin yang membantu dalam proses osmoregulasi. Kerja hormon
menyerupai kerja syaraf, yaitu mengontrol dan mengatur keseimbangan kerja organ-organ di
dalam tubuh. Namun, kontrol kerja syaraf lebih cepat dibanding dengan kontrol endokrin.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari ektodermal adalah protein, peptida,
atau derivat dari asam-asam amino,dan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar yangberasal
dari mesodermal (gonad, korteksardenal) berupa steroid.
1. Kelenjar pituitary
Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak (sela
tursika), terdiri atas dua bagian utama, yakni adenohipofisa dan neurohipofisa, adeno
hipofisa terdiri atas pars distalis dan pars intermedia, sedangkan, neurohipofisa hanya
terdiri atas parsnervosa yang berfungsi mensekresikan ocytoxin, arginin vasotocin dan
isotocin. Pars distalis merupakan bagian utama adenohipofisa yang menghasilkan sel-sel
pesekresi hormon prolaktin, hormon adrenocorticotropic (ACTH), hormon pelepas tiroid
(Thyroid Stimulating Hormone), hormon pertumbuhan (STH-Somatotropin), dan
gonadotropin serta pars intermedia mensekresi hormon pelepas melanosit (Melanocyte
Stimulating Hormone), yang mana, pelepasan hormonnya diatur oleh faktor-faktor yang
berasal dari hipotalamus. Neurosekresi dari hypothalamus (oxytocyn danvasetocyn) disimpan
16
dan dikeluarkan oleh neurohypofise. Sekeresi ini berperan dalam osmoregulasi dan
reproduksi. Adenohypophyse mengandung beraneka sel pembuat hormon. Hormon-hormon
yang disekresikan oleh parsdistalis adalah prolactin ikan (penting dalam pengaturan Na ikan
air tawar), hormon pertumbuhan, carticothropyn(ACTH), gonadothropyn dan thyrotropyn.
Kelenjar pituitary sering diberi gelar kelenjar induk (mastergland) karena banyak
mempengaruhi kegiatan kelenjar lainnya.
2. Kelenjar thyroid
Semua vertebrata mempunyai kelenjar thyroid. Sebagian besar ikan bertulang sejati
dan Cyclostomata terdiri dari folikel-folikel yang relatif menyebar di dekat aorta ventral,
arteribranchialis affarent, jantung, insang, kepala ginjal, limp, otak atau mata. Pada
Elasmobranchii dan beberapa ikan bertulang sejati thyroid merupakan kelenjar tersendiri
yang dikelilingi oleh jaringan pengikat. Hormon thyroid mempunyai beberapa fungsi
fisiologik dan beberapa fungsi lainnya yang belum diketahui, namun terbukti bahwa ia
mampu mempengaruhi laju konsumsi oksigen, membantu pengendapan guanin dalam kulit,
dan mengubah metabolisme nitrogen dan karbohidarat. Ia juga telah diketahui mempengaruhi
sistem dan fungsi syaraf dan proses osmoregulasi. Sintesis dan pengeluaran horomon tiroid
secara otomatis diatur untuk memenuhi tuntutan kadar hormon dalam darah lewat
mekanisme feedback hipotalamik. Bila kadar hormon tiroid yang beredar dalam darah
tinggi maka akan menekan output TSH pituitari, sedangkan kadar rendah menaikkannya.
Hormon tiroid yang penting adalah tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3).
Hormon ini penting dalam pertumbuhan, metamorfosis dan reproduksi.
3. Kelenjar parathyroid
Bagian sekresi dari kelenjar parathyroid berdiferensiasi dari epithel kantong faring
ketiga dan keempat. Ini berarti kantong-kantong faring mempunyai andil dalam pembentukan
jaringan kelenjar. Hormon parathyroid adalah polipetida yang dinamakan parathormon yang
berfungsi mengatur kadar kalsium, dan sedikit menentukan kadar fosfor di dalam darah.
Kalsium akan menghilang jika dari darah dan terjadi kejang otot jika hormon ini tidak ada.
Jaringan kelenjar pada Cylostomata dan bangsa ikan, yang homolog dengan parathyroid telah
ditemukan, namum fungsinya belum diketahui pasti.
17
4. Jaringan interrenal (adrenalcortex)
Pada ikan Osteichthyes, jaringan yang ekivalen atau homolog dengan adrenal cortex
atau pada vertebrata tingkat tinggi. Strukturnya sama dengan gonad dalam hal produksi
hormonnya yang mengandung steroid, dan asal-usul embriologinya. Jaringan korteksnya
merupakan derivat dari mesoderm yang membatasi rongga solom dekat tempat berasalnya
pematang genital. Pada Elasmobranchia, jaringan ini bentuknya memanjang terletak pada
bagian belakang ginjal. Sedangkan pada kelompok-kelompok sel yang tersebar di sepanjang
vena cardinalis. Sel-sel yang menyerupai sel adrenocortical didapatkan pada dinding vena
cardinalis ikan lamprey. Jaringan interrenal mensekresikan hormone adrenocorticosteroid
yang mengontrol proses osmoregulasi dengan cara mempengaruhi ginjal,insang dan saluran
gastrointestinal, dan mempengaruhi metabolisme protein dan karbohidrat. Jaringan interrenal
pada Cyclostomata, tersebar sepanjang vena cardinalis posterior dan vena lainnya. Pada
Teleostei jaringan interrenal menyebar, tetapi selalu membentuk bintik-bintik noda yang
terdapat di dekat atau pada kepala ginjal.
Jaringan ini banyak tersebar di dalam badan beberapa vertebrata. Sel-sel chromaffin
pada ikan bertulang sejati tersebar di sepanjang venaposcardinalis dan dimungkinkan
perluasannyatercampur dengan sel interrenal. Jaringan chromaffin pada Elasmobranchii
menyatudengan syaraf simpathetic dan aorta dorsalis,terletak di depan jaringan interrenal.
Khromaffin dan jaringan medulla dimasuki serabut preganglion dari sistem syaraf
otonom.Syaraf ini dan kelenjar endokrin Adrenalmedulla, keduanya sebagai derivat
endoktermdari neural krest embrio, dan semuanya menggetahkan adrenalin dan non
adrenalin. Jaringan ini mensekresikan adrenalin mengadakan respon terhadap hormon ini
dalam berbagai cara, seperti menaikkan kadar guladalam darah dan menaikkan tekanan
darah, konsentrasi melanin dalam melanophora, serta merintangi otot polos. Kerja hormon ini
menyerupai sistem kerja syaraf simpathetic,yang mana hormon ini sangat erat hubungannya.
Distribusi jaringan khromaffin di dalam tubuh dapat terletak di dekat tetapi terpisah dari
jaringan organ interrena, dapat juga tercampur dengan jaringan interrenal atau korteks
adrenal.
18
6. Kelenjar ultimobranchial
Kelenjar ini homolog dengan kelenjar parathyroid pada mammalia. Pada ikan
bertulang sejati kelenjar ini terletak di bawah esophagus dekat sinus venosus. Pada
Elasmobranchii kelenjar ini terletak pada sisi kiri bawah pharynx. Kelenjar ini mensekresikan
hormon calcitonin, yang berperan dalam metabolisme kalsium. Ultimobranchial yaitu derivat
dari sepasang kantong farings yang paling belakang, dan corpusculus stanus terletak pada
bagian posterior dari ginjal Teleostei.
7. Gonad
8. Pulau-pulau langerhans
Pada ikan bertulang sejati biasanya jaringan ini terdapat di pyloric caeca, usus kecil,
limpa dan empedu. Jaringan ini menghasilkan insulin yang berperan penting dalam
metabolisme karbohidrat dan dalam pengubahan glukosa menjadi glycogen, dan dalam
oksidasi glukosa dan pembuatan lemak.
9. Badan pineal
Organ pineal pada puncak otak atau pada bagian atas dienchepalon merupakan
fotoreseptor. Sekresi yang dihasilkan oleh badan pineal adalah melatonin yang
mengumpulkan melanin. Bila jaringan ini dihilangkan maka akan membawa perubahan
dalam pertumbuhan. Ikan terutama Teleostei, pada ekornya terdapat pembengkakan ventral
pada medulla spinalisnya. Secara histologis, pembengkakan ini mempunyai kesamaan dengan
neurohypophyse dan dinamakan urohypophysa. Pembengkakan ini diperkirakan mempunyai
fungsi endokrin, dalam hal mengatur tekanan osmose di dalam tubuh.
19
10. Badan stanius
Kelenjar ini memilik fungsi sebagai kelenjarendokrin yang sekresi sekresinya diduga
ikutdalam proses penyesuaian tekanan osmotic lingkungan dengan tekanan osmotik cairan
tubuh pada ikan (osmoregulasi).
20
(Gonad pada ikan mas jantan) (Gonad pada ikan mas betina)
(Kelenjar urofisis)
21
BAB V
KESIMPULAN
Pada mini riset ini kami membuat video pembelajaran dengan menggunakan jenis
media pembelajaran yaitu media audio visual mengenai sistem endokrin pada ikan. Kelenjar
endokrin atau kelenjar buntu, merupakan suatu kelenjar yang tidak memiliki saluran
pelepasan (ductless) untuk mengeluarkan hasil sekresi/ penggetahannya ke luar dari tubuh
kelenjar. Sekret/getah yang diproduksi oleh kelenjar yang demikian ini disebut hormon.
Sistem endokrin mempunyai beberapa fungsi yaitu : membedakan sistem saraf dan sistem
reproduktif pada janin yang sedang berkembang, menstimulasi urutan perkembangan,
mengkoordinasi sistem reproduktif, memelihara lingkungan internal optimal. Kelenjar
endokrin ikan mencakup suatu sistem yang mirip dengan vertebrae yang lebih tinggi
tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak didapatkan pada
vertebrata yang lebih tinggi, misalnya Badan Stanius yang memiliki fungsi sebagai kelenjar
endokrin yang membantu dalam proses osmoregulasi. Kelenjar endokrin pada ikan terdiri
atas kelenjar pituitary, kelenjar tyroid, kelenjar paratiroid, jaringan interrenal (adrenalcortex),
jaringan chromaffin (suprarenal), gonad, kelenjar ultimobranchial, pulau-pulau Langerhans,
badan pineal, badan stanius.
22
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Andi, Iqbal. 2014. IKHTIOLOGI, Ikan dan segala Aspek Kehidupannya.
Yogyakarta: PENERBIT DEEPUBLISH
23