Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

TOPIK SISTEM ENDOKRIN PADA HEWAN REPTIL

Disusun untuk memenuhi Tugas


Mata Kuliah Fisiologi Hewan
Dosen Pengampu:
Elga Araina, S.Si, M.Pd.

Disusun oleh:
KELOMPOK 4
KELAS A

1. Hana Pitrasari Sitopu 193010209003)

2. Maria Elbrigita Yohana (193010209004)


3. Bella Rutari (193010209007)

4. Syari Alviaqomah (193010209015)


5. Windy Melanie (ACD 118 054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan atas Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM ENDOKRIN PADA HEWAN REPTIL”.
Makalah ini penulis ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Fisiologi Hewan”.
Penulis mengucapkan terimakasih terutama kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah
“Fisiologi Hewan” Ibu Elga Araina, S.Si, M.Pd. , sehingga makalah ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaaan, baik materi maupun teknik penulisannya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga makalah ini bisa mencapai
kesempurnaan sebagaimana mestinya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
yang membaca khususnya terhadap penulis. Atas kritik dan saran yang diberikan penulis
ucapkan terima kasih.

Palangkaraya, 13 April 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1


DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 3
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
C. Tujuan Masalah ..................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
A. Pengertian Sistem Endokrin ................................................................................. 3
B. Sel Penyusun Organ Endokrin ............................................................................. 6
C. Jenis Kelenjar Endokrin ........................................................................................ 6
D. Klasifikasi dan Sifat Hormon ................................................................................ 7
E. Sistem Endokrin Pada Hewan Reptil .................................................................. 10
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan............................................................................................................ 13
B. Saran ...................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata
maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama lebih
dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara kooperatif untuk
menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. sistem endokrin
bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara lain aktivitas
metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik. Kelenjar
tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ endokrin,
sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui satu saluran. Kata
“endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”; zat aktif utama
dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kataYunani yang berarti “merangsang”.
Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal,sedangkan yang lain
lagi dua atau beberapa jenis hormon: misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa
jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain, karena itulah maka
kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai ”kelenjar pemimpin tubuh”. Sistem endokrin adalah
sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri
atas kelenjar tiroid, kelenjar hipofise/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin,
kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem endokrin ?
2. Apa saja sel penyusun organ endokrin ?
3. Apa saja jenis kelenjar endokrin ?
4. Bagaimana klasifikasi dan sifat hormon ?
5. Bagaimana sistem endokrin pada hewan reptil ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetetahui pengertian dari sistem endokrin.
2. Untuk mengetahui sel penyusun organ endokrin.
3. Untuk mengetahui jenis kelenjar endokrin klasifikasi dan sifat hormon.
4. Untuk mengetahui jenis klasifikasi dan sifat hormon.
5. Untuk mengetahui sistem endokrin pada hewan reptil.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Endokrin

Endokrin berasal dari bahasa Yunani “endon” (dalam) dan “krino” (berpisah). Jadi
endokrin menyatakan organ tanpa saluran (pembuluh) yang sekresinya (hormon) diserap
secara langsung ke aliran darah daripada dimasukkan ke sistem pembuluh sebelum ke
peredaran darah. Namun, tidak semua organ tanpa pembuluh memiliki karakter endokrin
seperti sumsum tulang, tonsil, limpa, dan limfenodus. Organ-organ ini tidak tersusun atas
sel sekretori yang menghasilkan hormon (endokrin). Hormon adalah senyawa organik
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Hormon berfungsi mengatur
pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan dan metabolisme. Hormon masuk
ke dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun
mempunyai kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon
mempengaruhi kerja organ dan sel. Hormon terdiri dari 2 jenis berdasarkan struktur
kimiawinya yaitu hormon yang terbuat dari peptida (hormon peptida) dan hormon yang
terbuat dari kolesterol (hormon steroid). Perbedaan saraf dan hormon adalah saraf bekerja
cepat dan pengaruhnya cepat hilang. Sedangkan hormon bekerja lambat dan pengaruhnya
lama.
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya
dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara
kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.

• Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalui
transmisi kimia.
• Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem
saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu
1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam
waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga beberapa
jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon
pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali sistem
endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan
waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang

4
sempurna.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa
kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel
lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing
tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu, merupakan suatu kelenjar yang tidak memiliki
saluran pelepasan (ductless) untuk mengeluarkan hasil sekresi/ penggetahannya ke luar
dari tubuh kelenjar. Sekret/getah yang diproduksi oleh kelenjar yang demikian ini disebut
hormon. Karena tidak memiliki saluran pelepasan maka hormon ini langsung merembes
ke peredaran darah, lymphe atau cairan tubuh dari organ sampai ke organ target/sasaran.
dalam hal ini hanya jaringan tertentu saja yang mampu memberikan tanggapan/respons
terhadap hormon-honnon yang tertentu pula. Kelenjar endokrin merupakan sekelompok
susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini
terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus
yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
Kelenjar endokrin mensekresi substansi kimia yang langsung dikeluarkan ke dalam
pembuluh darah. Sekresinya disebut : hormon. Hormon yaitu penghantar (transmitter)
kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus ke dalam aliran darah. Selanjutnya hormon
tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon.
Beberapa glandula endokrin berada sebagai organ terpisah, dan yang lainnya terkandung
di dalam suatu organ. Organ yang memiliki dua fungsi ini dapat diklasifikasika menjadi
kelenjar eksokrin dan endokrin. Satu bagian jaringan parenkim dalam kelenjar tersebut
menghasilkan hormon, dan jaringan parenkim lainnya menghasilkan sekresi (eksokrin)
yang dialirkan melewati sebuah duktus (saluran) atau struktur ekskresi tertentu.
Istilah “hormon” (dari bahasa Yunani, untuk membangunkan atau menjadi bergerak)
mewakili hasil sekresi dari jaringan glandular endokrin. Hormon dapat dinyatakan
sebagai substansi integrator kimia organik, dibentuk oleh jaringan glandular endokrin
yang ada dalam satu organ atau bagian dari tubuh, dan ditransfer dalam beberapa jarak
melalui darah, limfe, atau nervus ke organ lain atau bagian tubuh lain untuk dirangsang
atau dihambat.

5
B. Sel Penyusun Organ Endokrin
Sel Penyusun Organ Endokrin Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
• Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi
sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus.
Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai
sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret
disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada
hipotalamus disebut sel neusekretori.
• Sel endokrin sejati, disebut juga sel endokrin klasik yaitu sel endokrin yang bena
rbenar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf.
Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung
ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada
hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata.
Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta,
Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar endokrin dapat berupa sel tunggal
atau berupa organ multisel.
C. Jenis Kelenjar Endokrin
❖ Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar)
karena pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon dari
kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim. Pituitari
dibagi 2 bagian, yaitu anterior dan posterior.
a. Hipofisis anterior :
• Hormon Somatotropin(untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
• Hormon tirotropin(sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
• Hormon Adrenokortikotropin(merangsang kelenjar korteks membentuk
hormon)
• Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
• Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria
pembentukan spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus
luteum,pada pria merangsang sel interstitial membentuk hormon testosteron)
• Hipofisis Medula(membentuk hormon pengatur melanosit)

6
b. Hipofisis posterior :
• Hormon oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)
• Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air ginjal)

❖ Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh
manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur
kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan tubuh
terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar
oleh epoprostenol. Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis,
dibawah kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui sistem umpan
balik hipofisis-hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan
TSH adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh.

❖ Kelenjar Paratiroid
Ada 2 jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon
paratiroid (PTH) yang berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan
fosfat dalam tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan kadar
fosfat darah dan sel oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel chief.
❖ Adrenalin
❖ Pankreas : Kelenjar ini menghasilkan hormon insulin
❖ Testis : Menghasilkan hormon testosteron
❖ Ovum : Menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi untuk menebalkan dinding
rahim dan progesteron yang berfungsi untuk menjaga ketebalan dinding rahim.

D. Klasifikasi dan Sifat Hormon


❖ Klasifikasi Hormon
Berdasarkan hakekat kimianya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
hormon peptide dan protein, steroid, dan turunan tirosin.

7
Selain berbagai hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat sejumlah zat kimia yang
menyerupai hormon, antara lain:
• Hormon Thymic : Hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan untuk mempengaruhi
perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel penghasin antibodi.
• Hormon Brakidin : Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif, bekerja
sebagai vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah membesar) sehingga dapat
meningkatkan aliran darah dan merangsang pengeluaran keringat dan air ludah dalam
jumlah lebih banyak.
• Hormon Eritropuitin : Merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya melibatkan hati
dan ginjal, hormon ini dapat merangsang pusat pembentukan sal darah di sumsum
tulang sehingga tubuh akan menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang lebih
banayak. Hal ini bermanfaat dalam meningkatkan jumlah oksigen yang dapat diangkut
oleh darah.
• Hormon Prostaglandin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat disintesis secara
luas oleh berbagai jaringan atau organ yang sebenarnya tidak berfungsi sebagai organ
endokrin.
• Hormon Feromon : suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh hewan ke
lingkunganya.dan dpapat menimbulkan respons prilaku, perkembangan, reproduktif.
Dan untuk membereikan daya tarik seksual, menandai daerah kekuasaan, mengenali
individu lain dalam spesies yang sama dan berperan penting dalam sinkronisasi siklus
seksual.

8
❖ Sifat Hormon
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang
umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut:
1. Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif
(disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai
yang panjang daripada bentuk aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan
sebagian hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel
sasaran dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya
esterogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam samapai
beberapa hari.
4. Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam mekanismenya.
❖ Mekanisme Aksi Hormon
• Reseptor Hormon Pada Membran
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau
sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Apabila
sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan reseptornya
dan memebentuk komplekss hormon-reseptor. Pembentukan hormon-reseptor terjadi
melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci dan
gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia
yang menimbulkan tanggapan hayati. Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang
dapat diubah oleh hormon dengan cara kerja seperti di atas :
• Perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan proses
metabolism tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
• Pengaktifan mekanisme transport aktif : proses transport aktif sangat penting bagi
sel untuk memasukkan tau mengeluarkan suatu zat.
• Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan
mikrotubulus dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung padanya,
antara alin pergerakan ameba dan mitosis sel.
• Pengubahan aktivitas metabolism DNA : pengubahan aktivitas metabolisme DNA
dapat memepengaruhi proses pertumbuhan atau pembelahan sel.

9
❖ Reseptor Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)
Merupakan hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang
menggunakan reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino.
Hormon tersebut sangat mudah larut dalam lipid sehingga mudah melewati membrane sel
sasaran. Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan dengan
pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran.
Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga
menghasilkan kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya
gabung yang sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera
berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA. Pengikatan kompleks
hormon-reseptor pada daerah promoter akan merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.

E. Sistem Endokrin Pada Hewan Reptil.

Sistem hormon atau sistem endokrin yang terdapat pada reptil terdiri dari yang
mengeluarkan hormon penting untuk fungsi tubuh normal. Sebagai contoh, ular memiliki
kelenjar endokrin yang sama seperti mamalia. Misalnya saja seperti hormon tiroid,
paratiroid, dan juga kelenjar adrenal.
Adapun kelenjar tirodi tersebut terletak di daerah tenggorokan yang bertanggung
jawab untuk pertumbuhan dan juag perkembangan hewan tersebut secara umum, sebut
saja seperti shedding normal kulit. Adapun paratiroid tersebut adalah struktur yang
sipasangkan yang berlokasi dekat dengan tiroid dan membantu dalam proses metabolisme
kalsium dan sistem peredaran darah reptil.

Gambar system endokrin pada Reptilia


Sumber : https://lancangkuning.com/post/16048/sistem-endokrin-reptile.html

10
Itulah sobat alasannya, kenapa hormon dan sistem hormone tersebut sangat
diperlukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan dari hewan reptil tersebut.
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut :
• Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi
berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf
pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga
dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel
yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori.

Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut
sel neusekretori. 2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin klasik
yaitu sel endokrin yang benarbenar berfungsi sebagai penghasil hormon,
tidak memiliki bentuk seperti sel saraf.

Kelenjar endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara


langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat
ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata
maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi
sistem endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska.
Kelenjar ensokrin dapat berupa sel tunggal atau berupa organ multisel.
• Berdasarkan hakekat kimianya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu hormon peptide dan protein, steroid, dan turunan tirosin

11
• Selain berbagai hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat sejumlah
zat kimia yang menyerupai hormon, antara lain :
a) Hormon Thymic : Hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan
untuk mempengaruhi perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma,
yaitu sel penghasin antibodi.
b) Hormon Brakidin : Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang
aktif,bekerja sebagai vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah
membesar) sehingga dapat meningkatkan aliran darah dan merangsang
pengeluaran keringat dan air ludah dalam jumlah lebih banyak.
c) Hormon Eritropuitin : Merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya
melibatkan hati dan ginjal, hormon ini dapat merangsang pusat
pembentukan sal darah di sumsum tulang sehingga tubuh akan
menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang lebih banayak. Hal
ini bermanfaat dalam meningkatkan jumlah oksigen yang dapat
diangkut oleh darah.
d) Hormon Prostaglandin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat
disintesis secara luas oleh berbagai jaringan atau organ yang
sebenarnya tidak berfungsi sebagai organ endokrin.
e) Hormon Feromon : suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan
oleh hewan ke lingkungannya.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Endokrin berasal dari bahasa Yunani “endon” (dalam) dan “krino” (berpisah). Jadi
endokrin menyatakan organ tanpa saluran (pembuluh) yang sekresinya (hormon)
diserap secara langsung ke aliran darah daripada dimasukkan ke sistem pembuluh
sebelum ke peredaran darah.
2) Sel Penyusun Organ Endokrin Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi
berfungsi sebagai penghasil hormon. Dan Sel endokrin sejati, disebut juga sel endokrin
klasik yaitu sel endokrin yang bena rbenar berfungsi sebagai penghasil hormone.
3) Jenis kelenjar endotrin terbagi menjadi 3 yaitu Kelenjar pituitari yang dikenal sebagai
master of glands (raja dari semua kelenjar), Kelenjar tiroid adalah salah satu dari
kelenjar endokrin terbesar pada tubuh, kelenjar paratiroid berfungsi sebagai pengendali
keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui peningkatan kadar kalsium
darah dan penuurunan kadar fosfat darah dan sel oksifilik yang merupakan tahap
perkembangan sel chief.
4) Berdasarkan hakekat kimianya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
hormon peptide dan protein, steroid, dan turunan tirosin. terdapat sejumlah zat
kimia yang menyerupai hormon, antara lain hormone Thymic, Brakidin,
Eritropuitin, Prostaglandin dan hormone Feromon.
5) Sistem hormon atau sistem endokrin yang terdapat pada reptil terdiri dari yang
mengeluarkan hormon penting untuk fungsi tubuh normal. Sebagai contoh, ular
memiliki kelenjar endokrin yang sama seperti mamalia. Misalnya saja seperti
hormon tiroid, paratiroid, dan juga kelenjar adrenal.

B. Saran
Kami sebagai penyusun, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu
pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Sistem Endokrin Pada Hewan
Reptile merupakan suatu kesatuan yang sangat kompleks, hendaknya membutuhkan
pemahaman yang sangat mendetail untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arsih, Fitri. 2012. Fisiologi Hewan. Padang : UNP Press.


Campbell. 2004. Biologi Jilid 5. Jakarta : Erlangga.
Prasad, S.N. and Vasantika Kahsyap. 1991. A Textbook of Vertebrata Zoologi 13th edition. New Delhi:
Wiley Eastern Limited
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Malang : IKIP Malang.
Suntoro, Susilo H., Djalal Tanjung Harminani. 1993. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Universitas Terbuka,
Jakarta: Depdikbud.

14

Anda mungkin juga menyukai