Disusun Oleh:
Kelompok X
Rifda (0310213059)
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala Ridho-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan Prodi Tadris Biologi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara yang berjudul tentang “Ssystem Endokrin”
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Roni Afriadi, M.Pd .
Selaku dosen dari mata kuliah Fisiologi Hewan. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari tugas kelompok ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan tugas kelompok ini.
Kelompok X
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Kesimpulan..............................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata
maupun invertebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem saraf secara bersama lebih
dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang bekerja sama secara kooperatif untuk
menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Pada umumnya,
sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara lain
aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik.
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama
organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui satu
saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darahyang beredar di dalam kelenjar. Kata
"endokrin" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "sekresi ke dalam" zat aktif utama
dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kata Yunani yang berarti "merangsang".
Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal, sedangkan yang lain
lagi dua atau beberapa jenis hormon: misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa
jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain, karena itulah maka
kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai "kelenjar pemimpin tubuh".
Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja sama secara kooperatif untuk mengatur
aktivitas dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan hormon yang akan
mempengaruhi sel sasaran. Hormon dapat dihasilkan oleh organ endokrin sejati atapun
oleh neurosekretori.
B. Rumusan masalah
1
C. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan oenulisa makalah ini sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi
organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah
ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi
suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah,
kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestinal.
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai
saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan
hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan,
antara lain aktivitas. pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta
koordinasi tubuh.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula). sebagai senyawa
kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel
lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe
hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.
Hormon adalah zat kimiawi yang diproduksi oleh sistem endokrin dalam tubuh dan
berfungsi mengirimkan berbagai pesan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Selain itu,
hormon membantu mengendalikan hampir semua fungsi tubuh, seperti pertumbuhan,
metabolisme, hingga kerja di berbagai sistem organ, termasuk organ reproduksi.
3
Berdasarkan KBBI, hormon diartikan sebagai zat yang dibentuk oleh bagian tubuh
tertentu (misalnya kelenjar gondok) dalam jumlah kecil dan dibawa ke jaringan tubuh lain
serta punya pengaruh khas (merangsang dan menggiatkan kerja alat-alat tubuh). Dalam
perkembangan dan pertumbuhan wanita, estrogen memiliki peran penting dalam segala tahap
kehidupannya, mulai dari pubertas, menstruasi, kehamilan, hingga menopause. Hormon ini
sebenarnya tidak hanya diproduksi dalam tubuh wanita, tetapi juga terdapat dalam tubuh pria
dengan kadar yang jauh lebih rendah.
2. Ciri-ciri hormone
a. Diproduksi dan disekresikan oleh kelenjar endokrin ke dalam darah dalam jumlah
sangat sedikit/kecil
b. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target.
c. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target.
d. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
e. Memounyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga
mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Dari lima ciri hormon di atas, gangguan hormon dapat terjadi ketika kelenjar
penghasil hormon di dalam tubuh terganggu. Kondisi ini membuat jumlah hormon yang
dihasilkan kurang atau justru terlalu banyak, sehingga fungsi organ tubuh tertentu terganggu
dan muncul berbagai masalah Kesehatan
3. Sifat hormone
a. Bekerja dengan secara spesifik pada organ, bagian tubuh tertentu atau pun aktivitas
tertentu
b. Dihasilkan tubuh di dalam jumlah yang sangat sedikit
c. Bekerja lambat, pengaruh hormon ini tidak spontan
d. Hormon ini tidak dihasilkan setiap waktu, namun diproduksi hanya apabila diperlukan
atau dibutuhkan.
4. Fungsi hormone
a. Fungsi hormon dapat atau bisa mempengaruhi metabolisme glukosa, lemak, serta
protein seluruh tubuh.
b. Mengendalikan tekanan darah.
c. Mengendalikan perkembangan disistem reproduksi serta ciri- ciri seksual.
4
d. Merangsang di dalam proses pembentukan sel darah merah(eritrosit).
e. Fungsi hormon dapat atau bisa mengendalikan pelepasan serta pembentukan hormon
yang dilakukan oleh korteks adrenal.
f. Merangsang pelepasan serta pembentukan dari kelenjar tiroid.
g. Mempertahankan homeostasis atau juga keseimbangan pada keadaan tubuh terhadap
lingkungan disekililingnya.
B. Kelenjar Endokrin (Vertebrata dan Invertebrata)
Sistem endokrin pada vertebrata pada terutama sekali tersusun atas berbagai organ
endokrin klasik. Sistem endokrin vertebrata dibedakan menjadi tiga kelompok kelenjar
utama, yaitu hipotalamus, hipofisis, atau pituitari, dan kelenjar endokrin tepi.
Hipotalamus dan pituitari merupakan organ endokrin pusat yang dimiliki hewan
vertebrata. Hipotalamus merupakan bagian otak yang terletak di bawah talamus dan berperan
dalam mempertemukan sistem saraf dan endokrin. Talamus ialah kumpulan sel saraf yang
teretak dibagian tengah otak vertebrata. Hipotalamus berfungsi mengendalikan kelenjar
pituitari, sementara pituitari juga berfungsi mengendalikan kelenjar endokrin lainnya.
Hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan dibawa ke pituitari. Ada duaa jenis
hormon dari hipotalamus, yaitu hormon yang dilepaskan ke pituitari depan (adenohipofisis)
dan hormon yang dilepas ke pituitari belakang (neurohipofisis).
Organ endokrin tepi adalah semua organ endokrin di luar hipotalamus dan pituitar.
Semakin hari, semakin banyak ditemukan organ endokrin baru pada vertebrata. Setelah ini
telah diketahui bahwa jantung juga mampu menghasilkan hormon, yang disebut atrial
naturetic peptide (ANP). Hormon tersebut berkaitan erat dengan pengaturan ion natrium di
ginjal.
a. Coelenterata
Contohnya ialah Hydra. Hydra mempunyai sejumlah sel yang dapat menghasilkan
senyawa kimia yang berperan dalam proses reproduksi, pertumbuhan, dan regenerasi.
5
Apabila kepala hydra dipotong, sisa tubuhnya akan mengeluarkan molekul peptide yang
disebut activator kepala. Zat tersebut akan memnyebabkan sisa tubuh hydra dapat
membentuk mulut dan tentakel, dan selanjutnya membenyuk daerah kepala.
b. Platyhelminthes
Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan penting dalam proses
regenerasi. Hormon yang dihasilkan tersebut juga terlibat dalam regulasi osmotic, ionic, dan
dalam proses reproduksi.
c. Nematoda
Hewan ini dapat mengalami ganti kulit hingga 4 kali dalam siklus hidupnya., serta
mempunyai struktur khusus yang berfungsi untuk sekresi neurohormon, yang berkaitan erat
dengan sistem saraf. Struktur khusus tersebut terdapat pada ganglion di daerah kepala dan
beberapa pada daerah korda saraf.
d. Annelida
Cacing poliseta dewasa dapat mengalami epitoki yakni perubahan sejumlah ruas
tubuh menjadi struktur reproduktif. Epitoki ini dikendalikan oleh sistem neuroendokrin.
Hormon yang dilepaskan akan menghambat epitoki sehingga epitoki akan berlangsung ketika
kadar hormon tersebut sangat rendah. Cara kerja hormon ini tidak diketahui secara jelas,
tetapi diduga sekresinya diatur oleh faktor lingkungan.
e. Moluska
Pada hewan ini ditemukannya hormon yang merangsang pelepasna telur dari gonad
dan pengeluaran telur dari tubuh.dalam hal ini, kelenjar endokrin klasik memiliki peran yang
sangat penting. Kelenjar optic disuga menyekresi beberapa hormon yang diperlukan untuk
perkembangan sperma dan ovum.
f. Crustacea
Crustacea memiliki sejumlah sel kecil sel endokrin klasik, yaitu organ Y dan kelenjar
mandibula. Organ Y merupakan sepasang kelenjar yang terletak di daerah toraks tepatnya
pada ruas maksila atau antenna. Hormon Y mempengaruhi proses molting. Kelenjar
mandibula terletak di dekat organ Y memiliki fungsi endokrin juga. Krustasea juga memiliki
kelenjar androgenic yang berperan dalam perkembanagn testis dan produksi sperma.
6
g. Insekta
Reseptor Hormon
Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik .Pengikatan dari hormon
ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada reseptor
sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik lain dari sel.
Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan hormon
reseptor memberikan sinyal pembentukan dari "mesenger kedua". Interaksi hormon-reseptor
ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen. Distribusi dari reseptor hormon
memperlihatkan variabilitas yang besar sekali.
Reseptor untuk beberapa hormon, seperti insulin dan glukokortikoid, terdistribusi
secara luas, sementara reseptor untuk sebagian besar hormon mempunyai distribusi yang
lebih terbatas. Adanya reseptor merupakan determinan (penentu) pertama apakah jaringan
akan memberikan respon terhadap hormon. Namun, molekul yang berpartisipasi dalam
peristiwa pasca-reseptor juga penting; hal ini tidak saja menentukan apakah jaringan akan
memberikan respon terhadap hormon itu tetapi juga kekhasan dari respon itu. Hal yang
terakhir ini memungkinkan hormon yang sama memiliki respon yang berbeda dalam jaringan
yang berbeda.
Interaksi Hormon-Reseptor
Hormon menemukan permukaan dari sel melalui kelarutannya serta disosiasi mereka
dari protein pengikat plasma. Hormon yang berikatan dengan permukaan sel kemudian
7
berikatan dengan reseptor. Hormon steroid tampaknya mempenetrasi membrana plasma sel
secara bebas dan berikatan dengan reseptor sitoplasmik. Pada beberapa kasus (contohnya,
estrogen), hormon juga perlu untuk mempenetrasi inti sel (kemungkinan melalui pori-pori
dalam membrana inti) untuk berikatan dengan reseptor inti-setempat. Kasus pada hormon
trioid tidak jelas. Bukt-bukti mendukung pendapat bahwa hormon-hormon ini memasuki sel
melalui mekanisme transpor; masih belum jelas bagaimana mereka mempenetrasi membrana
inti.
Gamba
ran 4 . Lintasan yang mungkin untuk transmis sinyal hormon. Masing-masing hormon dapat
bekerja melalui satu atau lebih reseptor, masing-masing kompleks hormon-reseptor dapat
bekerja melalui satu atau lebih mediator protein (baik protein G atau mekanisme pensinyalan
lainnya), dan masing-masing protein perantara atau enzin yang diaktivasi oleh kompleks-
kompleks hormon reseptor dapat mempengaruhi satu atau lebih fungsi efektor.
8
plot yang konkaf . Artifak eksperimental dan adanya dua kelas independen dari tempat juga
dapat menghasilkan plot Scatchard non-linier. Yang merupakan kejutan, ikatan kerjasama
jarang diamati pada interaksi hormon-reseptor; interaksi reseptor-insulin pada beberapa
keadaan dapat merupakan suatu pengecualian.
Hormon Agonis, Antagonis dan Agonis Parsial
Zat-zat yang berinteraksi dengan tempat pengikatan-hormon dari reseptor dapat
memiliki aktivitas agonis, antagonis, atau agonis parsial (juga disebut antagonis parsial).
Suatu agonis sepenuhnya menginduksi reseptor untuk memicu peristiwa pascareseptor. Suatu
antagonis mampu untuk berikatan dengan reseptor dan memblokir pengikatan dari agonis,
tetapi tidak memicu respon pascareseptor. Dengan cara ini, tidak menimbulkan suatu respons
tetapi memblokir respons terhadap agonis, asalkan ditemukan dalam konsentrasi yang cukup
untuk memblokir pengikatan agonis.
Pada umumnya, antagonis berikatan dengan tempat yang sama pada reseptor seperti
agonis, namun pada beberapa keadaan, antagonis dapat berikatan dengan reseptor pada
tempat yang berbeda dan memblokir pengikatan agonis melalui perubahan alosterik dalam
reseptor. Suatu agonis parsial (antagonis parsial) merupakan suatu perantara, berikatan
dengan reseptor tetapi hanya menimbulkan suatu perubahan parsial , sehingga walaupun
reseptor diduduki secara penuh oleh agonis parsial, respon hormon akan tidak sepenuhnya.
9
sintesis steroid atau penyisipan ke dalam membran sel. Di samping itu, kolesterol yang
dilepaskan dari partikel menghambat umpan balik sistesis kolesterol. Dengan demikian,
reseptor IDL, secara tepat, bukan reseptor tetapi LDL yang mengambil protein. Molekul
reseptor dan non-reseptor pengikat hormon biasanya dibedakan melalui sifat-sifat
pengikatannya serta kemampuan untuk memperantarai respon pascareseptor. Reseptor akan
mampu untuk mentransfer responsivitas hormon dengan eksperimen transfer gen.
10
dikenal sebagai Supra sistem neuroendokrin yang bekerja bersama secara kooperatif untuk
menyelenggarakan fungsi kendali dan koordinasi pada tubuh hewan. Homeostasis adalah
pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan.
Contohnya pengendalian tekanan darah, kadar gula dalam darah, dan kerja jantung. Pada
umumnya sistem endokrin bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologis tubuh,
antara lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik,
dan regulasi ionik.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran
khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon.
Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain
aktivitas. pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi
tubuh. Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula). sebagai senyawa
kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel
lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe
hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu. Fungsi
Sistem Endokrin: 1.Homeostasis tubuh (temperature/termoregulasi, metabolisme, nutrisi,
keseimbangan asam basa). 2. Reproduksi (mensekresikan hormone seks pada laki-laki yaitu
testosteron dan perempuan yaitu progesteron) .
1) Coelenterata
2) Platyhelminthes
3) Nematoda
4) Annelida
5) Moluska
6) Crustacea
7) Insekta
12
3. Reseptor Hormon, Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik.
Pengikatan dari hormon ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian
pada reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik lain
dari sel. Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan
hormon reseptor memberikan sinyal pembentukan dari "mesenger kedua". Interaksi hormon-
reseptor ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen. Distribusi dari reseptor hormon
memperlihatkan variabilitas yang besar sekali.
4. Sistem saraf bersama sistem endokrin mengkoordinasikan seluruh sistem di dalam tubuh.
Sistem saraf dan sistem endokrin ini merupakan suatu sistem yang saling berhubungan
sehingga dinamakan sistem neuroendokrin
B. Saran
Dari tugas makalah ini, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya yang sudah
kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan pemahaman kita mengenai
System endoktrin.
Demikianlah makalah yang dapat kami selesaikan. Apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan di hati atau belum sesuai denga apa yang anda harapkan, kami mohon maaf. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun kami agar dalam tugas-tugas
selanjutnya, agar kami dapat menyelesaikan dengan lebih baik lagi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B Recce and LG.Mitchell. 2000. Biology. Jakarta: Erlangga.
14