Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ANATOMI

“SISTEM ENDOKRIN”

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi

Dosen : Hj. Suhartini.SKM.MKM

Di susun Oleh :

1. Afni salsabila
2. Aisya salma dewi
3. Alaena mawadah
4. Amelia
5. Andini mustika sari
6. Aulia
7. Bunga salia rahmawati
8. Cita rosita
9. Dessy wahyuni
10. Diah anugrah dewi
11. Dini dwiyantri fatima

KELAS : 1A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem
Endokrin” tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Hj. Suhartini SKM.MKM
pada mata kuliah Anatomidi Poltekkes Kemenkes Banten. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada IbuHj.


Suhartini SKM.MKM selaku dosen. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Banten, 30 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................5
1.3 Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................6
2.1 Pengertian Sistem Endokrin................................................................................6
2.2 Kelenjar Endokrin...................................................................................................7
1. Kelenjar ormones (kelenjar hipofisis).................................................................7
2. Kelenjar tiroid........................................................................................................8
3. Kelenjar paratiroid................................................................................................9
4. Kelenjar adrenal.................................................................................................10
5. Pankreas.............................................................................................................10
6. Ginjal...................................................................................................................10
7. Kelenjar pineal....................................................................................................11
8. Kelenjar gonad...................................................................................................11
2.3 Fungsi Sistem Endokrin.....................................................................................12
2.4 Fungsi bagian Korteks dan Medula pada Ginjal.............................................13
2.5 Kelenjar Pankretika dan Kelenjar Kelamin......................................................14
2.6 Mekanisme Kerja Endokrin................................................................................17
2.7 Penyakit Sistem Endokrin..................................................................................19
BAB III.............................................................................................................................22
PENUTUP......................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................22
3.2 Saran....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang nengirimkan
hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar
tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Secara
umum sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduk sihormon
yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, kelenjar
hipofisa/putuitari,kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal,
kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu. Beberapa dari organ endokrin ada yang
menghasilkan satu macam hormon (hormone tunggal) disamping itu juga ada
yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau hormon ganda misalnya
kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.Sistem endokrin, dalam
kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua
sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan
dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise
posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan
atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh
sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka
sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung
saraf. Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah .
Kelenjar endokrin ini termasuk hepar, pancreas (kelenjar eksokrin dan endokrin),
payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, Kelenjar eksokrin
melepaskan sekresinya kedalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit,
atau organ internal, seperti lapisan traktusintestinal. Jika kelenjar endokrin
mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi
tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan
fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas
yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih
banyak atau lebih sedikit hormon.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sistem endokrin?
2. Apa itu kelenjar endokrin ?
3. Apa saja fungsi sistem endokrin?
4. Bagaimana mekanisme kerja sistem endokrin pada manusia?
5. Apa saja penyakit pada sistem endokrin?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem endokrin?
2. Untuk mengetahui apa itu kelenjar endokrin ?
3. Untuk mengetahui fungsi dari sistem endokrin?
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja sistem endokrin pada
manusia?
5. Untuk mengetahui apa saja penyakit pada sistem endokrin?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang


menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan”
dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya
akan menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin
tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan
kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.

 Apa itu kelenjar?

Kelenjar adalah jaringan menyerupai kantung yang terbuat dari sel-sel


sekresi. Kelenjar terletak di lokasi-lokasi tubuh yang aman namun menonjol.

Fungsi kelenjar adalah untuk menghasilkan suatu zat tertentu yang berperan
mengatur berbagai fungsi fisiologis dan aktivitas tubuh. Zat yang dikeluarkan
kelenjar dapat berupa hormon, enzim, atau cairan yang masing-masing memiliki
fungsi penting.

Ada berbagai kelenjar yang bertugas sesuai dengan lokasi, tipe sekresi, dan
sistem organ yang dikendalikan. Tanpa pengeluaran sekresi yang cukup,
gangguan kesehatan yang terkait defisiensi enzim dan 6ormone dapat terjadi.

2.2 Kelenjar Endokrin

Kelenjar endokrin adalah kelenjar penghasil 6ormone yang tidak memiliki


saluran pengalir. Hormon yang dihasilkannya akan disalurkan lewat aliran darah.
Karena “menumpang” aliran darah, 6ormone tersebut bisa mencapai bagian
tubuh yang jauh dari lokasi kelenjar tersebut.

 Kelenjar endokrin terdiri dari:


1. Kelenjar 7ormone7s (kelenjar hipofisis)

Kelenjar pituitari ada di dalam otak, tepatnya di bawah


7ormone7sm7e. Hormon yang diproduksi oleh hipofisis membantu mengatur
pertumbuhan, tekanan darah, produksi dan pembakaran 7ormon, dan berbagai
fungsi organ tubuh lainnya. Kelenjar ini meliputi kelenjar anterior dan posterior;
masing-masingnya memiliki jenis sekresi yang berbeda.

a). Kelenjar 7ormone7s anterior

Terletak di bagian depan 7ormone7s. Kelenjar ini menghasilkan:

 Hormon adrenokortikotropik (ACTH): Hormon ini merangsang produksi


7ormone adrenal.

 Hormon perangsang folikel (FSH) dan Luteinizing hormone (LH):


Hormon-hormon ini mengatur produksi estrogen dan 7ormone7sm7e
pada tubuh wanita dan produksi 7ormone7sm7e pada tubuh pria.
Letaknya di ovarium dan testis.

 Hormon pertumbuhan (GH): Hormon ini sangat penting dalam


pertumbuhan tubuh manusia, terutama di tahun-tahun awal. Untuk
anak-anak, 7ormone ini membantu menjaga komposisi tubuh yang
sehat. Untuk orang dewasa, GH bertindak sebagai penyeimbang
distribusi lemak serta menjaga kesehatan tulang dan otot.

 Prolaktin: Fungsi utama 7ormone ini adalah menstimulasi produksi ASI


pada wanita. Hormon ini juga memiliki efek pada aktivitas seksual yang
berbeda pada pria dan wanita.
 Hormon perangsang tiroid (TSH): Hormon ini merangsang kelenjar
tiroid untuk memproduksi hormonnya sendiri, yang bertugas
mendorong 8ormone8sm pada 8ormon seluruh jaringan tubuh.

b). Pituitari posterior

Terletak di belakang bagian depan 8ormone8s. Kelenjar ini


mensekresikan:

 Hormon antidiuretik (ADH) atau vasopressin: Hormon ini dihasilkan


ginjal untuk meningkatkan penyerapan air dalam darah, mengurangi
jumlah air yang keluar dalam urin, dan membantu menyimpan air
dalam tubuh.

 Oksitosin: Oksitosin memberi sinyal pada rahim untuk memulai proses


persalinan. Hormon ini juga bertanggung jawab merangsang produksi
ASI.

2. Kelenjar tiroid

Terletak di leher dan mensekresikan 8ormone tiroid T3 & T4Kelenjar tiroid


yang terletak di leher tepatnya di bawah jakun, merupakan salah satu bagian
dalam sistem endokrin yang berfungsi untuk mengeluarkan 8ormone
8ormone8sm tubuh.
3. Kelenjar paratiroid

Kelenjar paratiroid adalah kelenjar penghasil 9ormone paratiroid yang


berperan penting dalam mengatur kadar kalsium dalam darah. Jika kelenjar
ini mengalami gangguan, maka Anda berisiko mengalami berbagai
masalah kesehatan, salah satunya adalah gangguan tulang.

Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang terletak di leher, tepatnya di


belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid terdiri dari 4 kelenjar kecil yang
ukurannya sebesar kacang polong. Meskipun ukurannya kecil, kelenjar
paratiroid memiliki fungsi yang besar bagi tubuh.

Berikut ini adalah beberapa fungsi kelenjar paratiroid:

 Mengatur pelepasan kalsium dari tulang ke aliran darah.


 Mengendalikan penyerapan kalsium dari makanan atau minuman pada
saluran pencernaan.

 Merangsang pembentukan vitamin D pada ginjal.

 Meningkatkan penyerapan kalsium di ginjal dan mencegah ginjal


membuang kalsium melalui urine.

 Membuat ginjal mengeluarkan fosfat melalui urine.

 Meningkatkan kadar magnesium dalam darah.

Kadar kalsium dalam tubuh diatur secara ketat oleh kelenjar paratiroid
dan tiroid. Normalnya, kelenjar paratiroid memproduksi 9ormone paratiroid
ketika jumlah kalsium dalam darah berkurang atau terlalu rendah. Jika
kadar kalsium naik dan kembali normal, produksi 10ormone paratiroid akan
berhenti. Sebaliknya, ketika kadar kalsium dalam darah terlalu tinggi,
kinerja kelenjar paratiroid akan dihambat sementara oleh 10ormone
kalsitonin yang diproduksi oleh kelenjar tiroid. Hormon kalsitonin ini juga
berfungsi untuk menurunkan kadar kalsium yang berlebihan agar kadar
kalsium di dalam darah kembali normal.

Terletak di leher dan mensekresikan parathormone.

4. Kelenjar adrenal

Kelenjar ini terletak pada kedua ginjal dan terdiri dari 2 bagian: korteks
luar dan medulla dalam.

 Korteks: menghasilkan gluco-corticoid dan mineralo-corticoid.

 Medulla: menghasilkan nor-adrenalin, yang merupakan salah satu


10ormone10sm10e10ter (10ormone flight or fight).

5. Pankreas

Kelenjar 10ormone10 memiliki kedua fungsi eksokrin dan endokrin.


Pankreas menghasilkan berbagai 10ormone yang mengendalikan
10ormone10sm glukosa tubuh. Dengan fungsi endokrin, 10ormone10
mensekresikan insulin, 10ormone10, somatostatin.

6. Ginjal

Menghasilkan 10ormon angiotensin yang membantu mengendalikan


tekanan darah
7. Kelenjar pineal

Kelenjar ini terletak di dalam otak dan bekerja sebagai jam biologis tubuh.
Fungsi kelenjar pineal mensekresikan melatonin, 11ormone yang salah
satunya mengatur siklus tidur dan bangun.

8. Kelenjar gonad

Fungsi kelenjar gonad adalah menghasilkan 11ormone seks:

 Testis: Menghasilkan 11ormone pria 11ormone11sm11e yang


memberikan karakter pria seperti jenggot, otot dan lainnya. Testosteron
disekresikan dalam jumlah besar pada pria dan jumlah kecil pada wanita.

 Indung telur: Mensekresikan estrogen dan 11ormone11sm11e. Hormon-


hormon ini dihasilkan hanya pada wanita dan mengatur siklus reproduksi.
2.3 Fungsi Sistem Endokrin

Seiring dengan saraf, sistem endokrin berfungsi untuk mempertahankan


hemostasis selama istirahat dan olahraga. Saraf dan sistem endokrin juga
bekerja sama unttuk memulai dan mengendalikan gerakan, dan semua gerakan
yang melibatkan proses fisiologis. Dimana sistem saraf bertindak cepat (hamper
seketika) menyampaikan pesan impulls saraf , sistem endokrin memiliki respon
lebih lambat tapi lebih tahan lama dari impuls sistem saraf. Sistem endokrin
mengatur pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi dan menambah
kapasitas tubuh untuk menangani stress fisik dan psikologis.

Secara keseluruhan, masing-masing kelenjar yang terdapat dalam tubuh


memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung dari mana kelenjar tersebut
dihasilkan. Akan tetapi, secara umum fungsi kelenjar endokrin adalah:

1.    Penghasil Hormon – Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan


berbagai macam jenis hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah
apabila diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.

2.    Mengontrol Aktivitas – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol


aktivitas dari kelenjar tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan
maksimal.

3.    Merangsang Aktivitas – Kelenjar endoktrin juga bertugas untuk


merangsang aktivitas kelenjar tubuh untuk kemudian disampaikan ke sistem
saraf dan menciptakan suatu efek dari rangsangan tersebut.

4.    Pertumbuhan Jaringan – Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi


pertumbuhan jaringan pada manusia agar jaringan tersebut berfungsi
maksimal.

5.    Mengatur Metabolisme – Kelenjar endoktrin juga berfungsi untuk


mengatur metabolisme dalam tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas
untuk meningkatkan absorpsi glukosa dalam tubuh dan pada usus halus.

6.    Metabolisme Zat – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mempengaruhi


fungsi metabolisme lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan
hidrat aranga dalam tubuh untuk agar optimal.
Sedangkan fungsi dari hormone adalah :

Mengendalikan proses-proses dalam tubuh manusia seperti proses


metabolism, proses oksidatif, perkembangan seksual. Menjaga keseimbangan
fungsi tubuh (hemeotasis).

Pada umumnya, sistem hormonal ( sistem endikrin ) terutama berhubungan


denagn pengaturan sebagai fungsi metabolisme tubuh, mengatur kecepatan
reaksi kimia di dalam sel atau trnspor zat-zat melalui membran selatau aspek-
aspek metabolisme sel lainnya seperti pertumbuhan dan sekresi.

2.4 Fungsi bagian Korteks dan Medula pada Ginjal


Korteks

Berikut adalah beberapa fungsi korteks pada ginjal yang belum banyak diketahui:

1. Melindungi bagian dalam ginjal

Fungsi utama korteks pada ginjal adalah sebagai pelindung komponen dan
struktur bagian dalam dari organ ginjal.

2. Tempat glomerulus dan tubulus

Salah satu fungsi korteks pada ginjal adalah sebagai tempat beradanya
glomerulus dan tubulus. Kedua komponen ginjal ini memiliki kegunaannya
masing-masing.Glomerulus berperan untuk menyerap protein dari darah yang
masuk ke dalam komponen ginjal renal corpuscle.Sementaratubulus berfungsi
untuk menyaring mineral dan air dari darah sebelum dicampur dengan senyawa
urea dan dikeluarkan dalam bentuk air seni.

3. Menyediakan tempat untuk pembuluh darah

Tidak hanya sebagai tempat bernaungnya glomerulus dan tubulus, fungsi korteks
pada ginjal juga adalah menjadi tempat beradanya pembuluh-pembuluh darah
ginjal, seperti kapiler glomerulus.

4. Memproduksi hormon erythropoietin


Meskipun terdengar asing, tetapi hormon erythropoietin penting untuk
pembentukan sel darah merah yang baru. Fungsi korteks pada ginjal adalah
untuk menghasilkan hormon tersebut.

 Medula

Medula adalah bagian dari ginjal yang letaknya berada paling dalam dan
termasuk salah satu bagian dari sistem ekskresi pada ginjal. Sumsum ginjal ini
berbentuk kerucut atau renal pyramid dimana terletak lengkung 14ormon.
Medula terdiri dari 8-12 piramida renalis yang menjadi bagian utama pada
14ormone. Fungsi dari piramida renalis tersebut yaitu sebagai penyalur sisa hasil
filter dari tubulus kolektivus kekaliks.

Pembuluh darah kapiler dari Kapsula Bowman semuanyaberkumpul di


14ormone. Kemudian di dalam 14ormone akan mengalami terjadinya proses
augmentasi dan reabsorbsi yang disebabkan oleh tubulus distal dan tubulus
proksimal. Proses tersebut yaitu proses merubah urin primer menjadi urin
sekunder, setelah terjadinya proses penyerapan yang sangat panjang barulah
urin yang sesungguhnya dikeluarkan yaitu berupa air kencing.

2.5 Kelenjar Pankretika dan Kelenjar Kelamin

Pankreas adalah organ yang terletak di perut yang merupakan bagian dari
sistem pencernaan dan menghasilkan enzim serta 14ormone penting yang
membantu memecah makanan. Fungsi 14ormone14 terbagi menjadi dua fungsi
utama yaitu fungsi endokrin; menghasilkan beberapa 14ormone, dan fungsi
eksokrin; menghasilkan enzim pencernaan.

Pankreas memiliki panjang 6 sampai 10 inci (18 sampai 25 cm), terletak di


belakang lambung di bagian belakang perut. Bentuknya agak seperti ikan yang
melintang 14ormone14sm di dinding posterior abdomen. Kepalanya (caput)
merupakan bagian terbesar dan terletak terletak pada sisi kanan perut dimana
lambung terhubung pada bagian awal usus 12 jari (duodenum). Di sinilah
lambung mengosongkan sebagian makanan yang dicerna ke dalam duodenum
dan 14ormo (baca: kimus, makanan semicair yang telah dicerna oleh lambung
yang kemudian dikeluarkan dari lambung ke dalam duodenum) bercampur
dengan sekresi dari 15ormone15 di dalam lengkungan duodenum.

Sedangkan bagian ekor atau badan 15ormone15 merupakan bagian tersempit


yang letaknya di sisi kiri perut di samping limpa. Ada saluran yang membentang
di sepanjang 15ormone15, dan diikuti oleh beberapa cabang kecil dari jaringan
kelenjar. Ujung saluran ini terhubung ke saluran serupa yang berasal dari hati,
yang mengantarkan empedu ke duodenum. Sakresi 15ormone15 beserta cairan
empedu pada akhirnya bertemu dengan 15ormo untuk kemudian terjadilah
proses pencernaan makanan secara enzimatik.

Ada dua jenis jaringan utama di 15ormone15 yaitu jaringan eksokrin dan jaringan
endokrin. Sebagian besarnya (sekitar 95%) adalah jaringan eksokrin yang
menghasilkan enzim 15ormone15 untuk membantu pencernaan. Pankreas yang
sehat menghasilkan sekitar 1 liter enzim ini setiap hari.

Sisanya terdiri dari ratusan ribu sel endokrin yang dikenal sebagai pulau
Langerhans yang menghasilkan 15ormone penting yang mengatur sekresi
15ormone15 dan mengendalikan gula darah, 15ormone insulin dan 15ormone15.

Fungsi 15ormone15

Pankreas yang sehat akan menghasilkan cairan/enzim yang tepat pada waktu
yang tepat dan dalam jumlah yang tepat agar bisa mencerna makanan yang kita
makan dengan benar. Secara garis besar ada dua fungsi utama kelenjar
15ormone15, yaitu fungsi endokrin dan eksokrin.

Fungsi Pankreas sebagai Kelenjar Eksokrin

Setelah makanan memasuki duodenum, jaringan eksokrin mengeluarkan


beberapa enzim yang akan memecah makanan menjadi molekul-molekul kecil
yang dapat diserap oleh usus. 15ormone15s antara lain:

1. Tripsin dan chymotrypsin untuk memecah protein.


2. untuk memecah karbohidrat
3. Lipase untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan kolesterol.

Enzim-enzim 15ormone15 ini dilepaskan ke dalam sistem saluran yang berujung


pada duktus 15ormone15 utama. Saluran 15ormone15 bergabung dengan
saluran empedu untuk membentuk Ampula Vater yang terletak di bagian pertama
usus 12 jari (duodenum). Saluran empedu berasal dari hati dan kantong empedu
dan menghasilkan jus pencernaan penting lainnya yang disebut cairan empedu.

Fungsi Pankreas sebagai Kelenjar Endokrin

Bagian endokrin 16ormone16 atau pulau Langerhans, terdiri dari beberapa sel
yang mengeluarkan 16ormone langsung ke aliran darah. Insulin adalah
16ormone yang disekresi oleh sel beta 16ormone16 sebagai respons terhadap
kenaikan gula darah. Hormon ini juga akan memindahkan glukosa dari darah
untuk masuk ke otot dan jaringan lain sehingga dapat digunakan sebagai
16ormon. Selain itu, insulin juga membantu hati menyerap glukosa,
menyimpannya sebagai glikogen yang akan dibutuhkan tubuh ketika 16ormon
atau ketika berolahraga.

Glukagon adalah 16ormone yang disekresikan oleh sel alpha 16ormone16


apabila terjadi penurunan gula darah. Fungsi utamanya untuk memecah glikogen
menjadi glukosa di hati. Glukosa ini kemudian masuk ke aliran darah untuk
mengembalikannya ke kadar normal.

 Kelenjar kelamin

Kelenjar kelamin disebut juga dengan sebutan gonad. Kelenjar kelamin pada
perempuan disebut dengan ovarium, sementara kelenjar kelamin pada pria
disebut dengan testis. Adapun ovarium tersebut adalah alat reproduksi wanita,
sedangkan testis adalah alat reproduksi pria.

Stuktur Kelamin Wanita ( ovarium )

Kelenjar ovarium hanya terdapat pada kelamin wanita, dan letaknya berada di
bagian ovarium sebelah kiri dan juga sebelah kanan dari bagian uterus. Pastinya
anda akan jauh lebih paham jika sudah mempelajari mengenai sistem reproduksi
yang dijelaskan dengan gambar.

Struktur kelamin pria ( testis )

Testis merupakan kelenjar kelamin yang hanya ada pada pria. Adapun dua buha
testis ( sepasang ) yang dibungkus rapi dengan skroktum. Salah satu 16ormone
yang dihasilkan oleh kelenjar kelamin pria ini adalah 16ormone
16ormone16sm16e yang mempunyai fungsi untuk menimbulkan dan memelihara
kelangsungan tanda – tanda kelamin sekunder.
Kelamin sekunder maksudnya adalah adanya perubahan suara yang menjadi
membesar sesuai dengan usia seorang pria, adanya perumbuhan kumis dengan
signifikan, membesarnya jankun. Adapun testis ini sendiri terletak di dalam
skortum. Masing – masing testis tersebut berbentuk bulat yang dilapisi oleh
jaringan ikat yang tebal yang disebut dengan tunika albugenia.

Adapun saluran kelaur testis ( duktus efferent ) berjalan dari bagian superior
testis menuju duktus epididimis. Duktus eferen menghubungkan duktus
epididymis dan uretra naik dari bagian superior skortum ke dinding perut
menembus kanalis inguinalis. Pada umumnya ukuran dari testis ini sering kali
dikaitkan dengan tingkat kejantanan seorang lelaki. Selain itu juga berhubungan
dengan fungsi kelenjar prostat dan cowper. Karena kedua kelenjar ini juga
mendukung kinerja kelenjar kelamin.

Fungsi Kelenjar Ovarium

Sesuai dengan namanya, kelenjar ovarium ini mempunyai fungsi sebagai


kelenjar yang memproduksi sel – sel kelamin. Selain itu, kelenjar kelamin ini juga
berfunsi sebagai pemberi sifat kewanitaan. Sifat lewanitaan maksudnya adalah
pinggul yang membesar, perkembangan glandula mamae, bahu sempit,
pertumbuhan payudara, dan lain sebagianya.

Fungsi Kelenjar Testis

Fungsi utamanya juga sebagai penghasil sel – sel kelamin, misalnya saja seperti
sperma. Selain itu mempunyai fungsi sebagai penghasil 17ormone testosterone.
Mementukan sifat kejantanan, misalnnya ada jenggot, kumis, jakun dan lain-lain.
Jika kelenjar ini tidak dapat bekerja dengan baik, maka proses pembuahan pada
sel telur akan mengalami kendala.

2.6 Mekanisme Kerja Endokrin

Kelenjar endokrin akan mengeluarkan hormone bila ada stimulus atau


rangsangan. Hormone yang akan dikeluarkan kemudian diangkut oleh darah
menuju kelenjar-kelenjar yang sesuai sehingga bagian tubuh yang sesuai
tersebut akan merespon misalnya insulin yang disekresikan pancreas apabila
kadar gula dalam darah tinggi.

Berikut mekanisme kerja hormone secara spesifik :

1.        Stimulasi kerja enzim yang ada dalam sel. Aktivasi enzim melibatkan
system reseptor terikat membrane (pembawa pesan kedua).

a.       Molekul-molekul dari berbagai hormone protein dan polipeptida


(pembawa pesan pertama) berikatan dengan reseptor tetap pada
permukaan sel yang spesifik terhadap hormone tersebut.

b.      Kompleks hormone reseptor menstimulasi pemebentukan adenosine


3,5 – monofosfat siklik (cAMP) sebagai pengantar pesan kedua, yang
dapat menyampaikan pesan pertama dari berbagai hormone.

1)      Sintesis cAMP melibatkan lebih dari satu G-protein terikat


membrane, yang termasuk keluarga protein regulator pengikat
nukelotida guanine.

2)      G-protein mengalami perubahan bentuk, sehingga guanosin


difosfat(GDP) yang tidak aktif dapat diganti dengan enzim
pengaktivasi, guanosin trifosfat (GTP).

3)      Kompleks G-protein-GTP mengaktivasi enzim adenilat siklase,


untuk memproduksi cAMP.

c.       Setiap molekul cAMP mengaktivasi berbagai moleki cAMP-dependen


protein kinase yang sesuai.

1)      Enzim protein kinase mengkatalisis rreaksi fosforilasi khusu (transfer


gugus fosfat) untuk enzim kunci dalam sitoplasma.

2)      Setiap molekul protein kinase mengaktivasi berbagai molekul yang


sesuai dengan enzimnya. Dengan demikian, suatu konsentrasi rendah dari
hormone yang bersirkulasi dapat diperkuat sehingga mengakibatkan aktivitas
enzim intraseluler utama

d.      Aktivasi enzim oleh protein kinase mengakibatkan efek fisiologis dan reaksi
kimia, bergantung pada sifat bawaan sel.
e.       cAMP terurai dengan cepat oleh enzim intraseluler fosfodisterase. Ini akan
membatasi durasi efek cAMP.

2.      Aktivasi gen melibatkan system reseptor intraselular

a.       Hormone steroid, hormone tiroid, dan beberapa jenis hormone


polipeptida, menembus membrane untuk masuk ke dalam sel. Hormone
tersebut berikatan dengan reseptor internal bergerak dalam sitoplasma
atau nucleus sel.

b.      Kompleks reseptor-hormon bergerak ke DNA di sisi atau di dekat gen


yang transkripsinya distimulasi oleh hormone. Disisi ini, kompleks akan
berikatan dengan reseptor DNA spesifik untuk hormone.

c.       Gen kemudian diaktivasi oleh kompleks ini untuk membentuk


transkripsi mRNA yang akan berdifusi ke dalam sitoplasma.

d.      mRNA kemudian ditransisi menjadi protein dan enzim yang memicu


respons selular terhadap hormone.

2.7 Penyakit Sistem Endokrin


1. Diabetes

Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus yang


terjadi ketika 19ormone19 tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh
tidak dapat menggunakan insulin yang tersedia dengan optimal.(halodoc, n.d.)

Diabetes 19ormone19 (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau


pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di
Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis adalah sekelompok gangguan
19ormone19sm yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi selama
periode waktu yang lama.(Wikipedia, n.d.)

Terdapat tiga jenis utama diabetes mellitus:

 Diabetes 19ormone19 tipe 1 disebabkan karena 19ormone19 gagal untuk


memproduksi insulin yang cukup karena kehilangan sel beta.Jenis ini
sebelumnya disebut sebagai “diabetes mellitus tergantung insulin” (IDDM)
atau “diabetes remaja”. Hilangnya sel beta disebabkan oleh respons
autoimun.[7] Penyebab respons autoimun ini tidak diketahui.
 Diabetes 20ormone20 tipe 2 dimulai dengan resistensi insulin, suatu
kondisi yang mana sel-sel gagal merespons insulin dengan baik.[3]
Seiring perkembangan penyakit, kekurangan insulin juga dapat terjadi.[8]
Bentuk ini sebelumnya disebut sebagai “diabetes mellitus non-dependen
insulin” (NIDDM) atau “diabetes onset dewasa”.Penyebab paling umum
taitu kombinasi dari berat badan berlebihan dan kurang olahraga.
 Diabetes gestasional adalah bentuk utama ketiga, dan terjadi ketika
wanita hamil sebelumnya tanpa riwayat diabetes, lalu mengalami kadar
gula darah tinggi saat hamil.

2. Akromegali

Akromegali adalah gangguan ketika kelenjar 20ormone20s menghasilkan


20ormone pertumbuhan yang berlebih. Ini menyebabkan pertumbuhan yang
berlebih, terutama pada tangan dan kaki.(halodoc, n.d.)

Sistem regulasi 20ormone dalam tubuh manusia umumnya diatur dalam bentuk
kaskade. Untuk growth hormone misalnya, kaskade diawali dengan produksi
growth hormone-releasing hormone (GHRH) oleh hipotalamus otak.

GHRH akan menstimulasi kelenjar 20ormone20s untuk menghasilkan growth


hormone. Keluarnya 20ormone ini dalam aliran darah akan menstimulasi hati
untuk menghasilkan insulin-like growth factor I (IGF-I). Kadar IGF-I yang tinggi
selanjutnya akan memberitahu kelenjar 20ormone20s untuk mengurangi
produksi growth hormone.

Dalam kebanyakan kasus akromegali, sekitar 95% kasus, kelebihan produksi


growth hormone disebabkan adanya tumor jinak pada kelenjar 20ormone20s
yang dinamakan adenoma. Berdasarkan ukurannya, adenoma ini dapat
dibedakan menjadi makro (bila berukuran lebih dari 1cm) dan mikro. Adenoma
dalam otak yang membesar juga dapat menekan jaringan tertentu dalam otak
(tergantung dari lokasi adenoma) sehingga memberi gejala tertentu.

Walaupun jarang ditemukan, akromegali juga dapat disebabkan tumor pada


bagian tubuh lainnya seperti paru-paru, 20ormone20, dan bagian lain dari otak.
Sering kali, tumor ini menghasilkan GNRH yang menyebabkan produksi growth
hormone oleh kelenjar 21ormone21s. Tumor tersebut bisa juga memproduksi
growth hormone secara langsung.(klik dokter, n.d.)

3. Penyakit Addison

Penyakit Addison adalah kerusakan pada kelenjar adrenal sehingga tidak


memproduksi 21ormone yang memadai untuk tubuh.Pada penyakit Addison,
kelenjar adrenal hanya sedikit memproduksi 21ormone kortisol serta 21ormone
aldosteron. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa pengobatan, penyakit Addison dapat
membahayakan tubuh.Penyakit yang tergolong jarang terjadi ini dapat diderita
pria atau wanita dari berbagai usia, namun lebih banyak ditemui pada wanita
usia 30-50 tahun.(ALODOKTER, n.d.)

4. Sindrom Cushing

Sindrom Cushing adalah sindrom yang disebabkan berbagai halseperti


obesitas, impaired glucose tolerance, hipertensi, diabetes mellitus dan disfungsi
gonadal yang berakibat pada berlebihnya rasio serum 21ormone kortisol. Nama
penyakit ini diambil dari Harvey Cushing, seorang ahli bedah yang pertama kali
mengidentifikasikan penyakit ini pada tahun 1912.

Penyakit ini timbul ketika kelenjar adrenal pada tubuh terlalu banyak
memproduksi 21ormone kortisol, yang dikenal sebagai simtoma
hiperkortisolisme. Hal ini dapat disebabkan oleh konsumsi obat yang
mengandung kortikosteroid seperti medroksiprogesteron asetat yang biasa
digunakan untuk berbagai pengobatan penyakit akut, atau konsumsi bahan
kontrasepsi yang mengandung estrogen seperti mestranol, atau menjalani
adrenalektomi yang biasanya mengakibatkan terjadinya adenoma pada kelenjar
hipofisis. Simtoma ini juga dapat dipicu oleh ketidakseimbangan
21ormone21sm yang dikenal sebagai simtoma hiperadrenokortisisme, yaitu
berlebihnya sekresi 21ormone ACTH akibat stimulasi berlebih 21ormone CRH
dan VP yang disekresi.

.(Wikipedia, n.d.)

5. Penyakit Graves

Penyakit Graves adalah kelainan sistem kekebalan tubuh yang


mengakibatkan hipertiroidisme, kadar 21ormone tiroid terlalu tinggi. Penyakit ini
membuat sistem kekebalan tubuh justru menyerang tiroid, membuatnya
menciptakan terlalu banyak 22ormone tiroid, lebih dari yang dibutuhkan tubuh.

Penyakit Graves biasanya terjadi pada orang berusia antara 30 hingga 50


tahun. Perempuan lebih berisiko mengidap penyakit ini. Faktor keturunan juga
memengaruhi. Orang-orang yang punya kelainan sistem kekebalan tubuh lebih
berisiko mengidap penyakit Graves.(Dwinanda, 2020)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol
dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja
untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
2. Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan
hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja
dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan
dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
3. Pada sistem endokrin ini terdapat beberapa kelenjar diantaranya
hipofisis anterior posterior, kelenjar thyroid, empat kelenjar parathyroid,
dua kelenjar edrenal, pulau langerhans, dua ovarium, dua testis, kelenjar
pineal, kelenjar timus.
4. Mekanisme kelenjar endokrin pertama akan mengeluarkan
hormone bila ada stimulus atau rangsangan. Hormone yang akan
dikeluarkan kemudian diangkut oleh darah menuju kelenjar-kelenjar yang
sesuai sehingga bagian tubuh yang sesuai tersebut akan merespon.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://www.coursehero.com/file/38093394/Makalah-Sistem-Endokrindocx/

www.hellosehat.com

www.halodoc.com

http://niasari19.blogspot.com/2017/12/makalah-sistem-endokrin-pada-
manusia.html?m=1

https://www.honestdocs.id/fungsi-pankreas-letak-penyakit

https://dosenbiologi.com/manusia/kelenjar-kelamin

https://www.sehatq.com/artikel/apa-fungsi-korteks-pada-ginjal

https://dosenbiologi.com/manusia/fungsi-medula-pada-ginjal

http://niasari19.blogspot.com/2017/12/makalah-sistem-endokrin-pada-
manusia.html

(n.d.). Retrieved from Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_melitus

(n.d.). Retrieved from klik dokter: https://www.klikdokter.com/penyakit/akromegali

(n.d.). Retrieved from ALODOKTER: https://www.alodokter.com/penyakit-addison

(n.d.). Retrieved from Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_Cushing

Dwinanda, R. (2020, Juli 22). Retrieved from Republika:


https://republika.co.id/berita/qe4juu414/mengenal-penyakit-graves-yang-
mengusik-jessica-iskandar

halodoc, r. (n.d.). Retrieved from halodoc:


https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-sistem-endokrin

Anda mungkin juga menyukai