Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANFIS
TENTANG
“Sistem Endokrin”

DISUSUN OLEH:
TISYA DARMAWANTI
NIM:214210425

PRODI D-III KEBIDANAN BUKITTINGGI

TINGKAT 1A JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat sertahidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah. Kemudian, shalawat beserta salam selalu terlimpahkan kepada Nabi besar
kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al- qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di duniaPenyusunan makalah ini tak lepas dari campur
tangan berbagai pihak yang telah berkontribusi secara maksimal. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Meski demikian, penulis meyakini masih banyak yang perlu diperbaiki dalam
penyusunan makalah ini, baik dari segi dalil, sumber hukum, tata bahasa, dan bahkan
tanda baca sehingga sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian sebagai
bahan evaluasi penulis.

Demikian, besar harapan penulis agar makalah ini dapat menjadi bacaan menarik
bagi pembaca serta dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Payakumbuh,07-Oktober- 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................4
1.3 TUJUAN PENELITIAN............................................................................5
1.6 MANFAAT PENELITIAN.........................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................6
2.1 FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN..............................................................7
2.2 CARA KERJA SISTEM ENDOKRIN...........................................................7
2.3 FUNGSI SISTEM ENDOKRIN..................................................................7
2.4 KELENJAR-KELENJAR PADA SISTEM ENDOKRIN...................................7
2.5 KELENJAR ENDOKRIN DAN HORMON YANG BERHUBUNGAN
DENGAN ORGAN REPRODUKSI WANITA.............................................8
2.6 HIPOTALAMUS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KELENJAR
HORMON REPRODUKSI......................................................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................15
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................15
3.2 SARAN.................................................................................................15
3.3 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia tersusun dari molekul zat, jaringan, organ, dan sistem organ dan khususnya
organ-organ dalam tubuh manusia yang menghasilkan hormon-hormon yang memicu
terjadinya suatu tindakan.Organ-organ yang menghasilkan hormon merupakan organ utama
yang termasuk dalam kelenjar endokrin yang terdiri dari kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid,
kelenjar paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
Endokrin merupakan zat kimia yang merangsang organ utama dalam tubuh untuk
menghasilkan hormon. Hormon tersebut tersirkulasi ditubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ lain dengan membawa pesan ke sel-sel tubuh untuk diterjemahkan
sehingga menghasilkan tindakan.Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf,
mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi
dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin
umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang
dihasilkan oleh ujung-ujung saraf. Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke
dalam darah. Hormon dan fungsinya Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang
artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang
mengatur kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fisiologi sistem endokrin?
2. Bagaimana cara kerja sistem endokrin?
3. Apa fungsi sistem endokrin?
4. Apa saja kelenjar-kelenjar didalam sistem endokrin?
5. Apa yang dimaksud dengan kelenjer endokrin dan hormon apa yang berhubungan
dengan organ reproduksi wanita?
6. Apa yang dimaksud dengan hipotalamus dan apa hubungannya dengan kelenjar
hormon reproduksi?

4
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dilakukan yaitu,agar para pembaca mengetahui apa yang dimaksud
dengan sistem endokrin,serta mengetahui apa yang dimaksud dengan fisiologi sistem
endokrin, dan dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kelenjer endokrin dan hormon
apa yang berhubungan dengan organ reproduksi wanita,serta dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan hipotalamus dan apa hubungannya dengan kelenjar hormon
reproduksi.Serta pembaca dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang baru
mengenai sistem endokrin.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dilakakukan agar bermanfaat bagi berbagai pihak,diantaranya
adalah:
a) Manfaat Praktis: bagi penulis penelitian ini akan menjadi pengalaman yang pertama
dan paling berharga di dalam membuat suatu karya ilmiah.
b) Manfaat Konseptual: Sebagai bahan dan sumber referensi bagi peneliti lain dalam
bidang yang sama untuk mengembangkan penelitian lanjutan di masa yang akan
datang.

5
BAB II
PEMBAHASAN

b.1 Fisiologi Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tampa saluran yang menghasilkan hormon
yang tersikulasi ditubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain.
Sistem kelenjar endokrin merupakan salah satu sistem utama pada tubuh yang
mengoordinasikan senyawa-senyawa kimia tersebut. Kinerja sistem endokrin berdampak
kepada hampir seluruh sel, organ, serta berbagai fungsi di tubuh manusia.
Sistem endokrin tersusun oleh beragam kelenjar, termasuk hormon-hormon yang
dihasilkannya. Dalam proses kerjanya, sistem endokrin banyak bekerja sama dengan sistem
saraf, yang membentuk sistem neuroendokrin.

Kelenjar endokrin adalah kumpulan/sejumlah kelenjar yang fungsi utamanya menghasilkan


hormon kemudian melepaskan hormon tersebut langsung kedalam aliran darah. Kelenjar
endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung
ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran
dan hasil sekresinya disebut hormon.Sedangkan hormon adalah zat kimia yang dilepaskan
kedalam darah yang mempengaruhi kegiatan didalam sel.Hormon merupakan zat kimia
yang bersifatkalatalis (pengubah), dimana hormon tidak mengalami perubahan dalam
zatnya, jika sedang mengubah komposisi-komposisi dalam sel. Hormon berperan sebagai
pembawa pesan untuk mengkoordinasikan sejumlah kegiatan berbagai organ tubuh.

Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam


hormon(hormon tunggal) disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam
hormon atau hormon ganda misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam aminodengan
panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yangmerupakan
derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicurespon tubuh
yang sangat luas.
Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon
dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya
hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan, diataranya:
 Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakandan
ciri-ciri seksual.

6
 Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan
menyimpanenergy.
 Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
Beberapa jenis hormon hanya mempengaruhi satu atau jenis kinerja organ, tetapi pada
hormon lainnya dapat mempengaruhi seluruh kinerja tubuh. Contoh hormon TSH yang
dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid.Sedangkan
hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid,tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di
seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi
metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.

Dalam banyak hal, organisasi fungsional dari sistem saraf paralel dengan sistemendokrin.
Refleks endokrin dipicu oleh:
 Stimulus humoral (perubahan komposisi cairan ekstraselular,
 Stimulus hormonal dan
 Stimulus neural.
.
b.2 Cara Kerja Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin bertanggung jawab atas hampir seluruh proses dalam tubuh yang
berlangsung lambat, mencakup pertumbuhan sel, tumbuh kembang badan, proses
reproduksi, serta metabolisme. Sedangkan proses tubuh yang berlangsung lebih cepat,
misalnya pernapasan dan pergerakan tubuh, diatur oleh sistem saraf.
Di dalam sistem endokrin, kelenjar dan hormon bagaikan sebagai fondasi. Hormon
merupakan senyawa kimia yang tugasnya mengirim informasi dan perintah dari sel satu ke
sel yang lain. Masing-masing hormon dirancang khusus untuk bekerja spesifik pada sel-sel
tertentu. Oleh karena itu, banyak hormon berbeda yang hilir mudik di dalam aliran darah.

2.3 Fungsi Sistem Endokrin


a) Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukanoleh
jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.
b) Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
c) Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
d) Merangsang pertumbuhan jaringan.
e) Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
f) Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan air.
2.4 Kelenjar-Kelenjar Sistem Endokrin

7
1) Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang
bertugas mengendalikan tingkat pembakaran energi dari makanan. Selain itu sel
parafolikular di kelenjar tiroid menghasilkan hormon kalsitonin yang berperan dalam
pembentukan tulang.
2) Kalenjar paratiroid
Kelenjar ini melepaskan hormon paratiroid yang tugasnya adalah mengatur kadar
kalsium dalam darah. Tugas hormon ini dibantu oleh hormon kalsitonin yang
dihasilkan tiroid.
3) Kelenjar pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisis merupakan kelenjar terpenting dalam sistem endokrin.
Kelenjar pituitari memproduksi hormon yang fungsinya mengatur berbagai kelenjar
endokrin lainnya. Termasuk di dalamnya hormon prolaktin yang sangat penting bagi
ibu menyusui, dan hormon luteinizing yang berperan dalam mengatur estrogen pada
wanita dan testosterone pada pria.
4) Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal terbagi menjadi dua bagian. Pertama, bagian korteks yang
memproduksi hormon kortikostreroid. Hormon ini bertugas mengatur keseimbangan
cairan dan kadar garam di dalam tubuh. Hormon ini juga memengaruhi metabolisme,
sistem imun, respons tubuh terhadap stres, serta perkembangan dan fungsi seksual.
Kedua, bagian medulla yang memproduksi hormon epinefrin atau adrenalin. Ketika
tubuh mengalami stres, epinefrin meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
5) Kelenjar pankreas
Pankreas memproduksi dua hormon penting, yaitu glukagon dan hormon insulin.
Kedua hormon ini bekerja sama untuk memelihara kadar gula darah dan memelihara
simpanan energi di dalam tubuh.
6) Kelenjar reproduksi
Kelenjar reproduksi pada pria (testis) terdapat di skrotum, sedangkan kelenjar
reproduksi wanita (indung telur atau ovarium) terdapat di rongga panggul. Testis
memproduksi hormon testosteron, sedangkan indung telur memproduksi hormon
wanita, yaitu estrogen dan progesteron.
2.5 Kelenjar Endokrin dan Hormon Yang Berhubungan Dengan Reproduksi
Wanita
Hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sistem endokrin dalam tubuh dan
berfungsi untuk membantu mengendalikan hampir semua fungsi tubuh, seperti
pertumbuhan, metabolisme, hingga kerja berbagai sistem organ, termasuk organ reproduksi.

8
 Macam-Macam Hormon Wanita

Berikut ini adalah beberapa macam hormon wanita beserta fungsinya:

a) Progesteron
Hormon progesteron berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan ovulasi. Saat
wanita mengalami ovulasi atau sedang berada di masa subur, hormon progesteron
akan membantu mempersiapkan lapisan dalam rahim yang disebut endometrium
untuk menerima sel telur yang telah dibuahi oleh sperma.
Selama kehamilan, kadar hormon progesteron dalam tubuh tetap tinggi. Hal ini
mencegah tubuh menghasilkan sel telur baru dan mempersiapkan tubuh
untuk memproduksi ASI. Bila tidak terjadi pembuahan, kadar hormon progesteron
dalam tubuh akan turun dan memicu menstruasi.
b) Estrogen
Sebagian besar hormon estrogen diproduksi di ovarium atau indung telur. Selain itu,
hormon ini juga diproduksi oleh kelenjar adrenal dan plasenta, tetapi hanya dalam
jumlah yang sedikit.
Hormon estrogen berfungsi untuk membantu perkembangan dan perubahan tubuh
saat pubertas, termasuk perkembangan fungsi organ seksual, dan memastikan
proses ovulasi dalam siklus menstruasi bulanan.
Hormon ini juga berperan dalam proses keluarnya ASI setelah persalinan, mengatur
mood atau suasana hati, dan proses penuaan.
Penurunan produksi estrogen dapat menimbulkan berbagai gangguan, seperti
menstruasi yang tidak teratur, vagina kering, suasana hati tidak menentu,
menopause, dan osteoporosis pada wanita lanjut usia.
c) Testosteron
Kadar hormon testosteron yang terdapat pada tubuh wanita memang tidak sebanyak
pada pria, namun hormon ini tetap memiliki fungsi yang penting bagi kesehatan
wanita. Hormon testosteron berperan dalam mengatur libido atau gairah seksual dan
menjaga kesehatan vagina, payudara, dan kesuburan.
d) Luteinizing hormone (LH)
LH pada wanita bertugas untuk membantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan
ovulasi. Oleh karena itu, hormon ini juga berperan dalam masa pubertas. Hormon ini
diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak.
Umumnya, kadar hormon LH pada wanita akan meningkat saat menstruasi dan
setelah menopause. Kadar LH yang terlalu tinggi pada tubuh wanita dapat
mengakibatkan masalah reproduksi.

9
e) Follicle-stimulating hormone (FSH)
Sama halnya dengan hormon LH, hormon FSH juga diproduksi di kelenjar hipofisis
dan berperan penting dalam sistem reproduksi. Hormon ini membantu
mengendalikan siklus menstruasi dan produksi sel telur di ovarium.
Kadar hormon FSH yang rendah menandakan bahwa wanita tidak mengalami
ovulasi, adanya gangguan pada kelenjar hipofisis, atau bisa juga menandakan
kehamilan. Sebaliknya, hormon FSH yang tinggi dapat menandakan wanita
memasuki masa menopause, adanya tumor di kelenjar hipofisis, atau gejala
dari sindrom Turner.
f) Oksitosin
Hormon oksitosin yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak ini umumnya akan
meningkat selama kehamilan, khususnya ketika menjelang persalinan.
Ketika kadar hormon meningkat, rahim akan terangsang untuk berkontraksi dan
mempersiapkan proses persalinan. Setelah melahirkan, oksitosin akan merangsang
kelenjar payudara untuk menghasilkan ASI.

Setiap hormon wanita memiliki peranan penting terhadap kesehatan, termasuk


menentukan bentuk tubuh wanita. Untuk menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh,
Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, membatasi
konsumsi makanan manis dan tinggi karbohidrat, mengurangi stres, serta tidur yang cukup.

2.6 Hipotalamus dan Hubungannya Dengan Kelenjar Hormon Reproduksi

Kata ‘hipotalamus atau hypothalamus” berasal dari bahasa Yunani, yakni “hypo” dan
“thalamus” yang artinya di bawah talamus. Talamus sendiri adalah bagian otak yang
berfungsi untuk menyampaikan informasi sensorik dan bertindak sebagai pusat persepsi
nyeri.

Hipotalamus adalah bagian dari otak yang mengeluarkan bahan kimiawi berupa hormon
yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengendalikan organ dan sel-sel tubuh. Fungsi
hipotalamus yang paling utama adalah homeostasis, yaitu memastikan dan
mempertahankan semua sistem tubuh berjalan stabil.

Hipotalamus menghasilkan hormon-hormon yang mengendalikan produksi hormon


di kelenjar pituitari. Hormon-hormon yang dihasilkan memiliki manfaat penting dan menjaga
berbagai aspek kesehatan manusia. Jika fungsi hipotalamus mengalami gangguan, maka
keseimbangan hormon dalam tubuh secara keseluruhan akan terpengaruh.

 Fungsi Hipotalamus

10
Fungsi hipotalamus sangat penting dalam pengendalian fungsi tubuh, seperti mengontrol
suhu tubuh, rasa lapar, dan haus. Fungsi hipotalamus juga berperan dalam banyak proses
dalam tubuh, termasuk perilaku yang disadari atau tidak disadari, serta fungsi endokrin,
seperti proses metabolisme dan tumbuh kembang.

Fungsi hipotalamus juga berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk mengendalikan


beberapa hal lain, di antaranya:

 Denyut jantung
 Suasana hati
 Kualitas maupun kuantitas tidur
 Dorongan seks
 Pelepasan hormon dari banyak kelenjar, termasuk kelenjar pituitari.

Hal-hal tersebut tidak terlepas dari fungsi hipotalamus yang bekerja sama dengan kelenjar
pituitari, dengan menghasilkan hormon-hormon yang penting bagi tubuh.

 Hormon Yang Dihasilkan Hipotalamus

Hormon penting yang dikeluarkan oleh hipotalamus meliputi:


 Vasopresin. Hormon ini disebut juga sebagai hormon antidiuretik (ADH), yakni
hormon mengatur kadar air dalam tubuh. Ketika vasopresin dilepaskan, ini memberi
sinyal pada ginjal untuk menyerap air.
 Hormon antidiuretik
Hormon ini berfungsi mengatur keseimbangan kadar air dalam tubuh, termasuk
volume darah, yang pada akhirnya memengaruhi tekanan darah.
 Oksitosin
Hormon oksitosin memengaruhi sistem reproduksi seperti proses persalinan,
menyusui, maupun ejakulasi. Hormon ini juga mengendalikan berbagai perilaku
manusia seperti gairah seksual, rasa cemas, serta membangun ikatan emosi antara
ibu dan bayi dalam proses menyusui.
 Somatostatin
Merupakan hormon yang bekerja di sistem saraf pusat, berfungsi menghambat dan
membatasi produksi maupun kerja hormon lain, terutama hormon
pertumbuhan (growth hormone, GH) dan TSH (thyroid-stimulating hormone).
 Hormon pelepas hormon pertumbuhan (growth hormone-releasing hormone,
GHRH)
Hormon ini berperan dalam pertumbuhan, termasuk perkembangan fisik pada anak-

11
anak serta metabolisme pada orang dewasa, dengan merangsang pelepasan
hormon pertumbuhan.
 Hormon pelepas gonadotropin (gonadotropin-releasing hormone, GRH)
Bekerja merangsang pelepasan hormon yang berhubungan dengan fungsi
reproduksi, misalnya proses menstruasi, pubertas, dan pematangan organ seksual.

 Hormon pelepas kortikotropin (corticotropin-releasing hormone, CRH)


Mengontrol respons tubuh terhadap stres fisik dan emosional, serta bertanggung
jawab untuk menekan nafsu makan dan juga memicu rasa cemas.
 Hormon pelepas tirotropin
Hormon ini yang akan merangsang produksi hormon tiroid, untuk mengendalikan
metabolisme tubuh, sistem kardiovaskular, perkembangan otak, mengontrol otot,
serta kesehatan pencernaan dan tulang

 Penyebab dan Gejala Gangguan Fungsi Hipotalamus

Penyebab gangguan fungsi hipotalamus yang paling umum adalah komplikasi dari operasi
otak, cedera kepala yang berat, tumor otak, dan radiasi.Penyebab gangguan fungsi
hipotalamus lain adalah :

 Infeksi dan peradangan


 Gangguan kesehatan gizi, misalnya akibat adanya gangguan makan
seperti anoreksia, atau penurunan berat badan secara ekstrem.
 Kelainan genetik, seperti sindrom Prader-Willi, sindrom Kallmann, hingga diabetes
insipidus.
 Gangguan pembuluh darah di otak, seperti aneurisma dan perdarahan
subarachnoid.

Gejala gangguan fungsi hipotalamus biasanya terjadi akibat kinerja hormon yang abnormal
maupun gangguan pada komunikasi sel otak. Pada anak-anak umumnya akan terjadi
masalah pertumbuhan, pubertas dini atau justru terlambat. Apabila terdapat tumor, maka
gejala yang dapat dirasakan adalah sakit kepala, tubuh menggigil, atau gangguan
penglihatan. Masalah kesehatan yang memengaruhi hipotalamus
Hipotalamus memiliki fungsi yang sangat penting. Jika bagian otak ini tidak bekerja dengan
baik, ini dikenal dengan disfungsi hipotalamus. Kondisi ini bisa terjadi ketika Anda
mengalami cedera kepala, cacat bawaan lahir, tumor otak, atau kelainan genetik tertentu.
 Ada beberapa masalah kesehatan lain yang juga memengaruhi fungsi
hipotalamus, di antaranya:
a) Diabetes insipidus,

12
Tubuh seseorang secara otomatis dapat menyeimbangan cairan dalam tubuh. Rasa haus
biasanya mengontrol laju asupan cairan seseorang, sementara buang air kecil dn keringat
menghilangkan sebagian besar cairan dalam tubuh.
b) Hormon vasopresin
Juga disebut hormon antidiuretik, mengontrol laju pengeluaran cairan melalui buang air
kecil. Hipotalamus menghasil vasopresin dan kelenjar hipofisis di dekatnya menyimpan
vasopresin dan melepaskannya ke aliran darah ketika tubuh memiliki tingkat cairan yang
rendah.Vasopresin memberi sinyal pada ginjal untuk menyerap lebih sedikit cairan dari
aliran darah, menghasilkan lebih sedikit urine. Ketika tubuh memiliki cairan ekstra, kelenjar
pituitari melepaskan sejumlah kecil vasopresin, sehingga ginjal mengeluarkan lebih banyak
cairan dari aliran darah dan menghasilkan lebih banyak urine.Jika bagian otak ini tidak
memproduksi dan melepaskan cukup vasopresin, ginjal akan mengeluarkan terlalu banyak
air dalam tubuh. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang terus buang air kecil, haus,
bahkan dehidrasi. Kondisi ini disebut dengan diabetes insipidus. Meski disebut diabetes
insipidus, kondisi ini berbeda dengan diabetes melitus karena kadar gula darah dalam tubuh
tetap stabil.
c) Sindrom Prader-Willi
Sindrom Prader-Willi adalah kelainan bawaan yang langka. Sindrom ini menyebabkan
hipotalamus tidak bekerja dengan baik dalam mengatur nafsu makan. Hal ini menyebabkan
orang dengan kondisi ini tidak kenyang setelah makan, sehingga risiko obesitas sangat
tinggi, diikuti dengan gejala metabolisme yang lebih lambat dan penurunan massa otot.
d) Hipopituitarisme
Hipopituitarisme adalah kondisi ketika kelenjar pituitari tidak menghasilkan cukup hormon.
Meskipun biasanya disebabkan oleh kerusakan pada kelenjar pituitari, disfungsi hipotalamus
juga dapat menjadi penyebabnya.
Orang dengan kondisi ini biasanya akan mengalami gejala sakit kepala, penglihatan kabur,
meningkatnya sensitivitas terhadap cahaya, dan kekakuan pada leher.
e) Akromegali dan Gigantisme Hipofisis
Akromegali dan gigantisme hipofisis adalah gangguan pertumbuhan langka yang terjadi
karena sekresi hormon pertumbuhan dari kelenjar pituitari secara terus-menerus.
Gigantisme hipofisis terjadi pada remaja dan anak-anak yang memiliki hormon pertumbuhan
berlebih, sedangkan akromegali terjadi pada orang dewasa yang memiliki kelebihan hormon
pertumbuhan yang dihasilkan hipotalamus.
Hormon pertumbuhan berlebih menyebabkan sekresi berlebihan pada faktor pertumbuhan,
yang kemudian merangsang efek pemacu pertumbuhan pada otot rangka, tulang rawan,
tulang, hati, ginjal, saraf, kulit, dan sel paru-paru serta mengatur sintesis DNA seluler.

13
Remaja dan anak-anak dengan gigantisme hipofisis paling sering mengalami peningkatan
tinggi badan yang abnormal yang cepat bersamaan dengan penambahan berat badan yang
cepat. Ciri-ciri lain yang kurang umum termasuk tangan dan kaki yang besar, makrosefali,
fitur wajah yang kasar, dan keringat berlebih.
Sementara orang dewasa dengan akromegali memiliki gejala seperti pertumbuhan berlebih
pada jaringan lunak dan penebalan kulit, tangan dan kaki yang membesar, hipertrofi lutut,
pembesaran viseral tiroid dan jantung, resistensi insulin, serta mengalami diabetes.
f) Hipotiroidisme sentral
Sebagian besar kasus hipotiroidisme disebabkan oleh penyakit tiroid. Namun pada kasus
langka, hipotiroidisme dapat terjadi karena gangguan hipotalamus dan hipofisis akibat
cedera otak traumatis, kanker otak yang mengalami metastatis, stroke, atau infeksi.
Adanya gangguan pada bagian otak ini akhirnya menyebabkan pelepasan hormon pelepas
tirotropin atau hormon perangsang tiroid yang tidak mencukupi, dan dapat menyebabkan
hipotiroidisme sentral.
Gejala hipotiroidisme meliputi kelesuan, pertumbuhan yang lambat pada anak, sangat
sensitif terhadap dingin, rambut rontok, kulit kering, sembelit, dan mengalami disfungsi
seksual.
 Cara menjaga kesehatan hipotalamus
Agar tidak menimbulkan masalah kesehatan, hipotalamus yang merupakan bagian otak
yang penting perlu Anda jaga kesehatannya. Dilansir dari Mayo Clinic Health System,
berikut adalah berbagai tips yang bisa membantu Anda menjaga otak tetap sehat.
a) Rutin olahraga
Otak Anda membutuhkan asupan darah yang kaya oksigen dan nutrisi agar dapat bekerja
dengan baik. Nah, olahraga adalah salah satu cara untuk meningkatkan aliran darah ke
otak. Itulah sebabnya, olahraga dapat menyehatkan otak.
Usahakan untuk olahraga secara rutin setidaknya 30 menit setiap hari. Anda dapat memilih
berjalan, berenang, atau bersepeda.
b) Tidur cukup
Tidur berperan penting dalam kesehatan otak, termasuk hipotalamus. Ada beberapa teori
menyebutkan bahwa tidur membantu membersihkan protein abnormal di otak dan
memperkuat daya ingat.
c) Konsumsi makanan sehat untuk otak
Otak mendapatkan nutrisi dari makanan. Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan otak
Anda harus memerhatikan pilihan makanan. Perbanyak konsumsi ikan, biji-bijian, dan
kacang-kacangan.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelenjar endokrin adalah kumpulan/sejumlah kelenjar yang fungsi utamanya menghasilkan
hormon kemudian melepaskan hormon tersebut langsung kedalam aliran darah. Kelenjar
endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung
ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran
dan hasil sekresinya disebut hormon.Sedangkan hormon adalah zat kimia yang dilepaskan
kedalam darah yang mempengaruhi kegiatan didalam sel.Hormon merupakan zat kimia
yang bersifatkalatalis (pengubah), dimana hormon tidak mengalami perubahan dalam
zatnya, jika sedang mengubah komposisi-komposisi dalam sel. Hormon berperan sebagai
pembawa pesan untuk mengkoordinasikan sejumlah kegiatan berbagai organ tubuh.
Secara umum, kelenjar endokrin bertanggung jawab atas hampir seluruh proses dalam
tubuh yang berlangsung lambat, mencakup pertumbuhan sel, tumbuh kembang badan,
proses reproduksi, serta metabolisme. Sedangkan proses tubuh yang berlangsung lebih
cepat, misalnya pernapasan dan pergerakan tubuh, diatur oleh sistem saraf.
Di dalam sistem endokrin, kelenjar dan hormon bagaikan sebagai fondasi. Hormon
merupakan senyawa kimia yang tugasnya mengirim informasi dan perintah dari sel satu ke
sel yang lain. Masing-masing hormon dirancang khusus untuk bekerja spesifik pada sel-sel
tertentu. Oleh karena itu, banyak hormon berbeda yang hilir mudik di dalam aliran darah.

Hipotalamus adalah bagian dari otak yang mengeluarkan bahan kimiawi berupa hormon
yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengendalikan organ dan sel-sel tubuh. Fungsi
hipotalamus yang paling utama adalah homeostasis, yaitu memastikan dan
mempertahankan semua sistem tubuh berjalan stabil.
3.2 Saran
Sebagai seorang bidan,dalam pembahasan makalah mata kuliah fisiologi ini diharapkan
agar mahasiswa bisa memahami dan melihat lebih detail mengenai sistem endokrin serta
diharapkan para pembaca dapat menambah wawasan dengan membaca makalah ini dan
dapat mengetahui apa saja yang harus dilakukan pada sistem endokrin ini,sehingga
mahasiswa dapat memahami profesi bidan dengan baik.
3.3 Daftar Pustaka
.for Biotechnology Information. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535380/ [Accessed
on December 15th. 2020]
Functional anatomy of the hypothalamus and pituitary – Endotext – NCBI bookshelf. (2016,
November 28). National Center for Biotechnology
Information. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279126/ [Accessed on December 15th.
2020]

15
Brainy hormones. (n.d.). Hormone.org | Hormone Health
Network. https://www.hormone.org/hormones-and-health/brainy-hormones [Accessed on
December 15th. 2020]
Diabetes insipidus. (2015, October 1). National Institute of Diabetes and Digestive and
Kidney Diseases. https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/diabetes-
insipidus [Accessed on December 15th. 2020]
Dalvi, P., Chalmers, J., Luo, V., Han, D., Wellhauser, L., Liu, Y., Tran, D., Castel, J., Luquet,
S., Wheeler, M. and Belsham, D., 2016. High fat induces acute and chronic inflammation in
the hypothalamus: effect of high-fat diet, palmitate and TNF-α on appetite-regulating NPY
neurons. International Journal of Obesity, 41(1), pp.149-158. [Accessed on December 15th.
2020]
Diabetes insipidus. (2015, October 1). National Institute of Diabetes and Digestive and
Kidney Diseases. https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/diabetes-
insipidus  [Accessed on December 15th. 2020]
Harvard Health Publishing. (2019, September 24). Foods that fight inflammation. Harvard
Health. https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/foods-that-fight-inflammation [Access
ed on December 15th. 2020]
Genetic and rare diseases information center (GARD) – an NCATS program | Providing
information about rare or genetic diseases. (n.d.). Genetic and Rare Diseases Information
Center (GARD) – an NCATS Program | Providing information about rare or genetic
diseases. https://rarediseases.info.nih.gov/diseases/2932/hypothalamic-dysfunction [Access
ed on December 15th. 2020]
Hypothalamus. Global
Anatomy. https://www.neuroanatomy.wisc.edu/coursebook/neuro2(2).pdf [Accessed on
December 15th. 2020]
Kim, J., Kim, J., Cho, Y., Baek, M., Jung, J., Lee, M., Jang, I., Lee, H. and Suk, K.,
2014. Chronic Sleep Deprivation-Induced Proteome Changes in Astrocytes of the Rat
Hypothalamus. Journal of Proteome Research, 13(9), pp.4047-4061. [Accessed on
December 15th. 2020]
Hypopituitarism – Symptoms and causes. (2019, May 18). Mayo
Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hypopituitarism/symptoms-causes/
syc-20351645 [Accessed on December 15th. 2020]
Yi, C., Al-Massadi, O., Donelan, E., Lehti, M., Weber, J., Ress, C., Trivedi, C., Müller, T.,
Woods, S. and Hofmann, S., 2012. Exercise protects against high-fat diet-induced
hypothalamic inflammation. Physiology & Behavior, 106(4), pp.485-490. [Accessed on
December 15th. 2020]
5 tips to keep your brain healthy. https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-
health/speaking-of-health/5-tips-to-keep-your-brain-healthy [Accessed on December 15th.
2020]

16
17

Anda mungkin juga menyukai