Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TENTANG ENDROKINOLOGI JANIN


Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas UTS Matrikulasi

Mata Kuliah Fetomaternal

Dosen Pengampu

Erna Widyastuti, SsiT.,M.Kes

Di Susun Oleh :

Eni Kusrini P1337424821103

PRODI PROFESI KEBIDANAN SEMARANG


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karenaberkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sistem Endokrin Janin”.Makalah ini penulis susun untuk tugas UTS program
Profesi Bidan di Poltekes Semarang, selain itu untuk mengetahui dan memahami
Sistem Endokrin pada Janin.Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang 
bersifat membangun.

Semarang, Juni 2021

Eni Kusrini

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .............................................................................. 1
C. Metode Penulisan............................................................................... 1
D. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Anatomi dan Fisisologi Sistem Endokrin........................................... 3
B. Fungsi Sistem Endokrin ..................................................................... 3
C. Klasifikasi dalam hal Struktur Kiminya ............................................ 4
D. Karakteristik Sistem Endokrin ........................................................... 4
E. Pengendalian hormon secara umum. ................................................. 5
F. Endrokinologi janin ........................................................................... 5
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 12
A. Simpulan .............................................................................................. 12
B. Saran .................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi
substans untuk digunakandi dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan
substansi yang tetap beredar dan bekerjadidalam tubuh.Hormon merupakan
senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. Terdapat
hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon setempat adalah:
Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan
syaraf rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut
dalam darah menuju penkreas untuk menimbulkan sekresi pankreas dan
kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkut kekandung empedu
sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehingga timbul
sekresi enzim.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
2. Fungsi Sistem Endokrin 
3. Klasifikasi Dalam hal struktur Kimianya
4. Karakteristik Sistem Endokrin 
5. Pengendalian Endokrin
6. Endokrinologi Janin

C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah yang
berjudul “Sistem Endokrinologi janin” ini adalah informasi didapat dari
jaringan internet.

1
D. Tujuan Penulis
Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua yakni :
Tujuan penelitian ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat
memahami Sistem Endokrin sehingga mempermudah dalam mempelajari
patofisiologi darisystem endokrin.
Tujuan khusus Tujuan penelitian ini secara khusus adalah Mahasiswa
mampu memahami di Sistem Endokrinologi janin.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin


Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang
mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari
deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat
halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler. Sistem endokrin, dalam
kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.
Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh.Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat
dibedakan dengankarakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan
kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika
keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsidari kedua kelenjar ini
sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Kelenjar endokrin tidak memiliki
saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui saluran, tapi dari selsel
endokrin langsung masuk ke pembuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut
dibawake sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon.
Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran
khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah. Tubuh kita memiliki
beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar tersebut, ada yang
berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya
menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary,
kelenjartiroid,kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar ti
mus. Selain itu ada beberapa organendokrin yang menghasilkan zat lain selain
hormon yakni:
B. Fungsi Sistem Endokrin :
Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang

3
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darur

C. Klasifikasi Dalam hal struktur Kimianya
Hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yan
g larut dalam lemak.Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis,
insulin, glukagon, hormonadrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan
katekolamin(mis.,dopamin,norepinefrin,epinefrin)2. Hormon yang larut dalam 
lemak termasuk steroid (mis,estrogen, progesteron, testosteron,glukokortikoid,
aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air
bekerjamelalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat
menembus membran seldengan bebas.

D. Karakteristik Sistem Endokrin :
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan
struktur tersendiri,namun semua hormon mempunyai karakteristik
berikut.Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola
berikut:sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. 
Kortisol adalahcontoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi
hari dan menurun pada malamhari.
Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu te
rtentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembah
nya menyebabkan siklusmenstruasi.
Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada 
kadar subtract lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap
kadar kalsium serum. Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang
memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal.
Hormon mengontrol laju aktivitas selular.Hormon tidak mengawali perubahan
biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor

4
yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi
dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satukelenjar sering
merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstandi
reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.

E. Pengendalian Endokrin
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon
di dalamdarah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi
tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon
harus diatur dalam batas- batas yang tepat.Tubuh perlu merasakan dari waktu
ke waktu apakah diperlukan lebih banyak ataulebih sedikit hormon.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka
merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi
atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk
merangsang aktivitas dikelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target
dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar Hipofisa mengetahui
bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan
hormon.Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada
dibawah kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali
hipofisa memiliki fungsi yangmemiliki jadwal tertentu.Misalnya, suatu siklus
menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH danFSH oleh kelenjar
hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur
juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya. Mekanisme pasti dari
pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmikini masih
belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan
responterhadap semacam jam biologis
.
F. Endokrinologi Janin
Pengertian tentang endokrinologi janin meningkat sangat cepat selama
dekade lalu. Sebelum ditemukan metode pengambilan sampel darah janin,
dahulu pengetahuan tentang endokrinologi janin sangat tergantung pada

5
informasi yang didapat dari jaringan abortus, janin anensefal, dan sampel dari
ibu saat persalinan preterm atau aterm. Dengan tehnik kordosintesis sekarang
ini telah memungkinkan melakukan pemeriksaan endokrinologi janin dengan
kondisi fisiologis.
Secara garis besar sistim endokrin janin terdiri dari sistim hipotalamus-
hipofisis dan target organnya, sistim hormon paratiroid-kalsitonin, dan sistim
endokrin pankreas.
1. Sistim hipotalamus-hipofisis
Aksis neuro endokrin janin terdiri dari hipotalamus, eminensia
mediana, pembuluh darah portal hipotalamus-hipofisis, dan hipofisis.
Perkembangan sistim neural hipotalamus dimulai pada minggu.
Hipotalamus menghasilkan hormon pelepas (releasing hormone) seperti:
gonadotropin releasing hormone (GnRH); thyrotropin (TRH);
corticotropin relesing hormone (CRH); dan growth hormone releasing
hormone (GHRH), dan hormon penghambat (inhibitory hormone) seperti
prolactin inhibiting factor (PIF) untuk mengontrol pelepasan hormon
hipofisis. Perkembangan emenensia mediana terjadi pada umur kehamilan
9 minggu, sedangkan perkembangan pembuluh darah portal hipofisis-
hipotalamus terjadi pada umur kehamilan 12 minggu. Pada kehamilan
minggu ke 8 sampai 13, hipotalamus dan hipofisis janin secara in vitro
mulai merespon rangsangan stimulus maupun inhibisi. Pada pertengahan
umur kehamilan, aksis hipotalamus-hipofisis janin sudah merupakan
suatu unit fungsional dan autonom untuk mengadakan mekanisme kontrol
umpan balik2.
2. Hormon hipofisis anterior
Sel-sel hipofisis anterior telah berdiferensiasi mulai minggu ke 7-
16 kehamilan membentuk sel gonadotrof yang mengsekresi gonadotropin
yang terdiri dari luitenising hormone (LH) dan folicle-stimulating
hormone (FSH); sel tirotrof mengsekresi thyroid-stimulating hormone
(TSH); sel laktotrof mengsekresi prolaktin; sel somatotrof mengsekresi

6
growth hormone (GH); dan sel kortikotrof mengsekresi
adrenocorticotrophine (ACTH).
3. Gonadotropin
Gonadotropin (FSH dan LH) telah ditemukan pada hipofisis sejak
kehamilan minggu ke sembilan. Terdapat perbedaan profil gonadotropin
antara janin perempuan dan laki laki. Pada janin perempuan gonadotropin
hipofisis meningkat sampai pertengahan kehamilan, kemudian terjadi
penurunan setelah itu. Sedangkan pada janin laki laki, gonadotropin
hipofisis meningkat sepanjang kehamilan.
Hormon testosteron diproduksi oleh sel Leydig yang dimulai pada
trimester pertama kehamilan, dan mencapai maksimal pada minggu ke 17-
21 kehamilan. Selain itu testis juga menghasilkan hormon estradiol dalam
jumlah sangat minimal. Fungsi sel Leydig testis diatur oleh LH janin1,
walaupun demikian produksi testosteron janin meningkat maksimal seiring
dengan produksi hCG maksimal oleh plasenta. Pada ovarium janin
perempuan, bakal sel primordial berdiferensiasi menjadi ova sepanjang
trimester pertama dan kedua kehamilan. Janin bulan ke empat kehamilan
telah menghasilkan folikel, bahkan pada bulan ke enam kehamilan banyak
folikel preantral telah berkembang. Aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium
pada fetus telah terbentuk utuh pada akhir trimester ke dua kehamilan dan
mempunyai kemampuan untuk memproduksi hormon. Namun demikian
produksi hormon estrogen dan progesteron dari plasenta ibu pada trimester
ke tiga kehamilan lebih lanjut akan menekan pematangan aksis
hipotalamus-hipofisis ovarium pada janin.

4. TSH (tirotropin)
TSH (tirotropin) plasma janin meningkat sesuai umur kehamilan
dimana kadarnya rendah pada umur kehamilan 16-18 minggu dan
maksimal pada umur kehamilan 35-40 minggu1. Kadar TSH janin
didapatkan lebih tinggi dibandingkan kadar TSH orang dewasa.
Sebaliknya kadar tiroxin (T4) total janin didapatkan lebih rendah

7
dibandingkan dengan orang dewasa3. Hal ini diduga disebabkan oleh nilai
ambang untuk terjadinya umpan balik negatif lebih tinggi pada fase
prenatal dibandingkan periode postnatal3. Tidak ada hubungan antara nilai
hormon tiroid serum janin dan ibu dengan kadar TSH, dan keadaan ini
menunjukkan bahwa aksis hipofisis-tiroid janin berkembang secara
tersendiri dan tidak dipengaruhi oleh sistim tiroid ibu5. Respon TSH
hipofisis terhadap TRH hipotalamus terjadi pada awal trimester tiga
kehamilan. Demikian juga injeksi T4 kedalam cairan amnion 24 jam
sebelum seksio sesar elektif akan meningkatkan kadar T4 janin dan
sebaliknya terjadi penurunan kadar TSH janin. Hal ini menunjukkan
bahwa pada janin tejadi mekanisme umpan balik negatif dari TSH3.
5. Hormon Prolaktin dan Hormon pertumbuhan
Hormon prolaktin dan hormon pertumbuhan (growth hormone)
merupakan hormon polipeptida. Prolaktin sudah bisa terdeteksi di hipofisis
janin pada minggu ke 8-10 kehamilan1. Kadar prolaktin tetap rendah
sampai umur kehamilan 25-30 minggu kemudian meningkat sesuai
peningkatan umur kehamilan dan mencapai puncak sekitar 11 nmol/L saat
janin aterm3. Hal ini disebabkan karena estrogen menstimulasi sintesis dan
pelepasan prolaktin oleh sel laktotrof hipofisis, sehingga peningkatan
kadar prolaktin plasma janin paralel dengan peningkatan kadar estrogen
plasma janin pada trimester akhir kehamilan1. Peningkatan kadar prolaktin
janin juga dipengaruhi TRH dan dihambat oleh dopamin1. Tidak ada
hubungan antara kadar prolaktin plasma janin dan kadar prolaktin plasma
ibu3. Fungsi hormon prolaktin pada janin diduga berperan pada
pematangan paru, osmoregulasi, dan pertumbuhan kelenjar adrenal3.
Hormon pertumbuhan mulai disintesis dan disekresi oleh hipofisis
janin pada minggu ke 8-10 kehamilan, dan terdeteksi pada plasma janin
mulai minggu ke 12 kehamilan3. Kadar hormon pertumbuhan pada
plasma janin yang dideteksi di tali pusat adalah 1-4 nmol selama trimester
pertama kehamilan, dan meningkat mencapai puncak sekitar 6 nmol pada
pertengahan kehamilan1. Kadarnya kemudian menurun progresif pada

8
paruh kedua kehamilan sampai mencapai kadar sekitar 1,5 nmol pada
kehamilan aterm1. Sintesis dan sekresi hormon pertumbuhan janin diatur
oleh GHRH dan somatostatin yang dihasilkan oleh hipotalamus janin. Sel
somatotrof dihipofisis respon terhadap somatostatin pada minggu ke 12
kehamilan, sedangkan terhadap GHRH pada minggu ke 18-22 kehamilan3.
Penurunan kadar hormon pertumbuhan pada kehamilan lanjut terjadi
mungkin karena peningkatan pelepasan somatostatin atau penurunan
sekresi GHRH. Peranan hormon pertmbuhan pada janin belum jelah
diketahui karena janin anensefal dengan gangguan perkembangan organ
otak dan hipotalamus tetap mempunyai berat badan janin normal3.
6. Adrenocotricotropin (ACTH)
ACTH terdeteksi dengan tehnik imunohistokimia pada hipofisis
janin pada minggu ke 10 kehamilan3. Penelitian menunjukkan bahwa
hipofisis janin manusia respon terhadap CRH dari hipotalamus yaitu pada
minggu ke 14 kehamilan, respon ini cenderung tidak mengalami
peningkatan sesuia peningkatan umur kehamilan3. Kadar CRH pada
plasma janin aterm berkisar 0,03 nmol/L, sedangkan kadar ACTH plasma
janin pada pertengahan kehamilan berkisar 55 pmol/L yang merupakan
kadar maksimal untuk menstimulasi pembentukan steroid adrenal1. Pada
umur kehamilan lanjut, kelenjar adrenal janin menghasilkan 100-200 mg
steroid termasuk dehydroepiandrosterone (DHEA) dan pregnenolone6.
Selain itu kelenjar adrenal janin juga menghasilkan kortisol dan
aldosteron. Kortisol adrenal merupakan 2/3 dari seluruh kortisol janin,
sedangkan 1/3 lainnya berasal dari transfer kortisol plasenta1. Sistim
kontrol umpan balik ACTH matang selama paruh kedua kehamilan dan
periode neonatal dini. Deksametason dapat menekan aksis hipofisis-
adrenal janin aterm tetapi tidak pada minggu ke18-20 kehamilan1. Fungsi
kortisol adalah untuk mempersiapkan janin menghadapi kehidupan ekstra
uterina1.

9
7. Hormon hipofisis posterior
Hipofisis posterior disebut juga neurohipofis telah tebentuk
sempurna pada janin minggu ke 10-12 kehamilan1. Ada 3 hormon peptida
dari hipofisis posterior janin yang diidentifikasi selama kehidupan janin.
Ketiga hormon tersebut adalah arginine vasopressin (AVP), oksitosin, dan
arginine vasotocin (AVT), namun yang paling penting adalah AVP dan
oksitosin. Hormon hipofisis posterior disintesis dari molekul prekursor
menjadi hormon non peptida melalui konversi enzimatik dan selanjutnya
terikat dengan suatu protein pengangkut yang disebut neurophysin dalam
bentuk granula pada neklei paraventrikular, supraoptikus, dan
suprakiasmatikus3.
8. Arginine vasopressin
Arginine vasopressin disebut juga hormon antidiuretik (ADH)
telah ditemukan sejak minggu ke 12 kehamilan3. Kadar vasopressin pada
janin manusiasebelum persalinan belum diketahui dengan jelas, namun
pada janin hewan aterm didapatkan kadar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan hewan dewasa6. Fungsi vasopressin antara lain untuk memelihara
kondisi kardiovaskular janin saat terjadi stres. Hal ini dibuktikan dengan
kadar yang meningkat saat terjadi hipoksia janin dan perdarahan3,6. Pada
kasus resus isoimunisasi, kadar vasopressin janin bisa digunakan sebagai
petunjuk adanya distres janin3.
9. Oksitosin
Oksitosin ditemukan di hipofisis janin pada trimester kedua
kehamilan3. Kadar oksitosin meningkat sesuai dengan meningkatnya umur
kehamilan. Persalinan secara bermakna menstimulasi peningkatan kadar
oksitosin janin, sedangkan pada saat yang sama kadar oksitosin ibu tetap
atau hanya meningkat sedikit3,6. Tidak diketahui dengan jelas saat kapan
pelepasan oksitosin janin terjadi, demikian juga mekanisme pelepasannya.
Diduga oksitosin janin berperan terhadap aktivasi sistim endokrin lain dari
janin yang memainkan peranan penting dalam terjadinya persalinan.

10
10. Sistim hormon paratiroid-kalsitonin
Kelenjar paratiroid janin berkembang antara minggu ke 5-12
kehamilan, dan diameternya bertambah mulai 0,1 mm pada minggu ke 14
kehamilan menjadi 1-2 mm saat kelahiran1. Kelenkar paratiroid
menghasilkan hormon paratiroid sedangkan sel-sel C parafolikuler tiroid
menghasilkan kalsitonin1,6,7. Kedua kelenjar ini akan berfungsi selama
kehamilan trimester ke dua dan tiga1. Walaupun demikian kadar hormon
paratiroid janin tetap lebih rendah dibandingkan kadar pada ibu, hal ini
untuk mengadaptasi kebutuhan kalsium janin yang diperlukan untuk
pertumbuhan tulang6. Sebaliknya kadar kalsitonin janin lebih tinggi
dibandingkan kadar pada ibu, hal ini mungkin disebabkan oleh stimulasi
hiperkalsemia kronik pada janin1.
11. Sistim endokrin pancreas
Pankreas janin sudah dapat teridentifikasi pada minggu ke 4
kehamilan, dan sel alfa dan beta sudah berdiferensiasi pada minggu ke 8-9
kehamilan1. Pankreas menghasilkan antara lain insulin dan glukagon. Sel
sel beta pankreas telah berfungsi dari minggu ke 14-20 kehamilan1,
namun pankreas belum sensistif untuk melepaskan insulin sebelum
minggu ke 28 kehamilan3. Bahkan peneliti lain menunjukkan bahwa infus
glukose pada wanita hamil sebelum dimulainya persalinan gagal
menyebabkan peningkatan sekresi insulin1. Kadar insulin pankreas
meningkat dari < 0,5 U/g pada minggu ke 7-10 menjadi 4 U/g pada
minggu ke 16-25 kehamilan, dan pada umur kehamilan mendekati aterm
meningkat menjadi 13 U/g. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan kadar
insulin pankreas orang dewasa yang berkisar 2 U/g1. Hal yang sama
untuk kadar glukagon pankreas yang juga meningkat sesuai peningkatan
umur kehamilan, dimana kadarnya berkisar 6 ug/g pada pertengahan umur
kehamilan. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa yang
berkisar 2 ug/g 1

11
BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapatdibedakan dengan karakteristik tertentu.Sistem
endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu
mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan,
pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan
seksual dan reproduksi.

B. Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan,
baikkarena bawaan maupun karena faktor luar,seperti virus atau kesalahan mengkons
umsi makanan.Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan
baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arief, M. Rudyanto. (2011), Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP &


MySQL, Andi, Yogyakarta. 

Darsono, agustinus. ( 2011 ), Hotel Front Office, PT Gramedia Widiasarana


Indonesia, Jakarta 

Febrian. Jack (2007)Kamus Komputer & Teknologi Informasi.Informatika.


Informatika, Bandung 

Hanif Al Fatta.(2007) Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Andi,


Yogyakarta 

Jogiyanto. (2007) Komponen sistem informasi, Andi, Yogyakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid II 

Kristanto. Andri (2008) Perancangan Sistem Informasi, Andi,Yogyakarta

Kusrini. dan Koniyo Andri.(2007)Tuntutan Praktis Membangun Sistem Informasi


Akuntansi Dengan Visual Basic Dan Microsoft SQL Server.
Andi,Yogyakarta 

MADCOMS, (2011),Aplikasi Web Database dengan Dreamweaver dan PHP-


MySQL, Andi, Yogyakarta. 

Sigit W., Aloysius (2011),Website Super Canggih denagn Plugin jQuery Terbaik,.
Cet. I, Mediakita, Jakarta. 

13
14

Anda mungkin juga menyukai