Oleh :
NURHAYATI NANDA SARI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukurkami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayahnya saya dapat menyusun makalah Farmakologi. Selesainya penyusunan ini berkat
bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terimakasih
dan penghargaan kepada yang terhormat:
1. Ibu Rusmawati Sitorus, S.Pd, S.Kep, MA selaku Direktur Akademi Keperawatan harum
Jakarta yang telah memberikan kemudahan-kemudahan baik berupa maril maupun materil
selama mengikuti pendidikan di Akedemi Keperawatan Harum Jakarta ini.
2. Ibu Ns. Ria Imelda S.kep selaku koordinator mata ajar Farmakologi.
3. Ibu Ns. Ari Susiani, Mkep selaku wali kelas tingkat I.
4. Rekan-rekan semua angkatan XVII Akademi Keperawatan Harum Jakarta.
5. Secara khusus kami menyampaikan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik selama
mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan
dimasa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang ilmu Farmakologi.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan kami berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta, April 2016
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Kelenjar pituitari anterior mensekresikan thyroid stimulating hormone (TSH) sebagai respon dari
thyroid releasing hormone (TRH) dari hipotalamus. TSH, atau thyrotropic hormone, merangsang
pelepasan levotiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dari kelenjar tiroid. Hipersekresi TSH dapat
menyebabkan hipertiroidisme dan pembesaran tiroid, dan hiposekresi dapat menimbulkan
hipotiroidisme. Kadar serum TSH harus diperiksa untuk menentukan apakah ada kekurangan
atau kelebihan TSH. Kadar TSH dan T4 sering diukur untuk membedakan disfungsi pituitari dari
tiroid. Berkurangnya kadar T4 dan kadar TSG normal atau meningkat dapat menunjukkan adanya
gangguan tiroid.
Adrenocortikotropik Hormon
Sekresi adrenocortikotropik hormone (ACTH) terjadi sebagai jawaban terhadap corticotropin
releasing factor (CRF) dari hipotalamus. ACTH dari pituitari anterior merangsang pelepasan
glukokortikoid (kortisol), mineralokoid (aldosteron), dari korteks adrenal menghambat pelepasan
ACTH dan CRH. Jika kadar kortisol rendah, sekresi ACTH dirangsang, yang kemudian
merangsang korteks adrenal untuk melepaskan lebih banyak kortisol. Lebih banyak ACTH
dilepaskan pada pagi hari daripada malam hari.
Hormon Gonadotropik
Hormon gonadotropik mengatur sekresi hormon dari ovarium dan testis (gonad). Follicle
stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), dan prolactin merupakan hormon-
hormon gonadotropik yang disekresi oleh kelenjar pituitari anterior. FSH mempercepat
pematangan folikel ovarium dan mengaktifkan produksi sperma dari testis. LH bergabung
dengan FSH dalam pematangan dan produksi estrogen dan mempercepat sekresi androgen dari
testis. Prolaktin merangsang pembentukan susu dalam jaringan payudara sesudah melahirkan.
3. hipotiroidisme
a. Nama obat Tyrax (organon)
e. Indikasi Hipotiroid
f. kontra indikasi -
g. pendokumentasian 1x100mcg
4. hipertiroidisme
a. nama obat Propiltiouracil
b. kandungan obat Propiltiourasil
c. cara pemberian Oral
d. dosis untuk anak-anak 5-7 mg/kg/hari atau 150-200 mg/
m2/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. Dosis dewasa 3000
mg/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. untuk
hipertiroidisme berat 450 mg/hari, untuk
hipertiroidisme ocasional memerlukan 600-900
mg/hari; dosis pelihara 100-150 mg/haridalam dosis
terbagi setiap 8-12 jam. Dosis untuk orangtua 150-300
mg/hari
e. indikasi Hipertiroidisme
f. kontra indikasi hipersensisitif terhadap Propiltiourasil, blocking
replacement regimen tidak boleh diberikan pada
kehamilan dan masa menyusui.
g. pendokumentasian 1x 50mg
4.1 Kesimpulan
Dengan ini kelompok menyimpulkan dari sistem endokrin mempunyai masing-masing yang
terbagi didalam tubuh kita, dari penyakit yang kita angkat yaitu diabetes mellitus tipe I, Diabetes
Mellitus tipe II, hipotiroidisme, hipertiroidisme. Pada penyakit tertentu memiliki efek samping
yang berbeda beda dan demikian kita harus mengetahuinya dan mempelajari jenis-jenis obat
yang akan mau kita konsumsi. Dari makalah ini kita dapat mengerti pengenalan sistem endokrin,
jenis-jenis penyakitnya dan obat yang bekerja pada sistem endokrin.
3.2 Saran
1. Mahasiswa
Mahasiswa dan mahasiswi dapat mengerti tentang pengertian sIstem endokrin, jenis penyakit,
berserta obat yang bekerja pada sistem endokrin.
2. Institusi
Institusi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung
tercapainya makalah yang baik dan benar.