Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH FARMAKOLOGI II

HORMON PITUITARI, HORMON TIROID DAN ANTI TIROID,


HORMON PARATIROID

Disusun oleh:

KELOMPOK I

DYAN CANDA JUSTIKA P. 1600067

NUR HIRDAYANTI 1600086

OKY PARADILA SANDI 1600088

WILFI AISURI AIDA 1600098

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

PROGRAM STUDI DIII IVB

TAHUN AJARAN 2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang HORMON (Hormon Pituitari, Hormon Tiroid,
Hormon Anti Tiroid, dan Hormon Paratiroid)

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang HORMON (Hormon


Pituitari, Hormon Tiroid, Hormon Anti Tiroid, dan Hormon Paratiroid) ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 25 Februari 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................5
1.3. Tujuan Makalah ................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Hormon ...............................................................................................6
2.2. Hormon Pituitari ...............................................................................................6
2.2.1. Hormon Pertumbuhan (GH = Somatotropin) .........................................7
2.2.2. Prolaktin ................................................................................................13
2.2.3. Gonadotropin ........................................................................................15
2.3. Hormon Tiroid dan Anti tiroid ........................................................................18
2.3.1. Hormon Tiroid ......................................................................................18
2.3.2. Anti Tiroid ............................................................................................20
2.4. Hormon Paratiroid ...........................................................................................22
2.4.1. Farmakologi Hormon Paratiroid ...........................................................26
2.5. Obat-Obat Hormon..........................................................................................27
2.5.1. Obat Hormon Hipotalamus dan Hipofisis.............................................27
2.5.2. Obat Hormon Tiroid dan Anti Tiroid....................................................27
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................30
3.2 Saran ................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................31

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti
menggerakkan. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung
disekresikan ke dalam darah karena tidak memiliki saluran sendiri. Sistem kerja
hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan
hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini disebut
homeostasis, yang berarti seimbang.
Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting,
yaitu hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas, dan
kelenjar gonad (ovarium atau testis).
Mekanismenya yang bertanggung jawab bagi mulai kerja fungsi testis
pada masa puberitas dianggap bsrasal dari saraf, karena gonad yang tidak matang
dapaat dirangsang oleh gonadotropin yang sudah ada didalam hipotalamus dan
karena hipofise berespon terhadap hormon penglepas gonadotropin hipotalamus,
pusat maturasi seperti amgadala, didalam otak, melepaskan penghambat sel
eminensia mendiana hipotalamus, yang memungkinkan untuk menghasilkan
hormon penglepas gonadotropin (gonadotropin –releasing hormone, GnRH) Pada
pulsasi dengan frekuensi dan amplitudo yang tepat, yang merangsang pelepasan
hormon penglepasan hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone,
FSH) dan luteinizing hormone (LH).
Sintesis dan sekresi hormon hipofisis anterior selain dikontrol oleh
hipotalamus,dipengaruhi oleh banyak faktor obat yaitu hormon alamiah,analog
dan disekantagonis hormon.hubungan antara hipofisis anterior dengan jaringan
ferifer yang dipengaruhi merupakan contoh sempurna mekanisme umpan
balik.hormon hipofisis antrior mengatur sintesis dan sekresi hormon dan zat-zat
kimia di sel target;sebaliknya hormon yang disekresi tersebut mengatur juga
sekresi hipotalamus dan /atau hipofisis. Konsep ini mendasari penggunaan
hormon untuk diagnosi dan terapi kelainan endokrin diklinik.interaksi berbagai
hormon ini menjelaskan mekanisme terjadinya efek samping beberapa jenis obat.

4
Hormon hippofisis anterior sangat esensial untuk pengaturan pertumbuhan
dan perkembangan, reproduksi, metabolisme dan respon terhadap stress.
Hormon-hormon yang di hasilkan oleh hipofisis anterior dapat di klasifikasikan
menjadi 3 kelompok. Kelopmpok pertama berupa hormon somatropika yang
meliputi hormon pertumbuhan (GH= Samatotoprin), prolaktin (PRL),Laktogen
plasenta (PL). Kelompok ke dua berbentuk glikoprotein yaitu pirotropin (TSH):
Lutinizing Hormon (LH,) hormon folikel (FSH, Gonadotropin) berperan dalam
pertumbuhan.
Hormon akan dikeluarkan oleh kelenjar endokrin bila ada rangsangan
(stimulus). Hormon tersebut akan diangkut oleh darah menuju kelenjar yang
sesuai. Akibatnya, bagian tubuh tertentu yang sesuai akan meresponnya. Sebagai
contoh, hormone insulin disekresikan pankreas saat ada rangsangan gula darah
yang tinggi, hormon adrenalin disekresikan medula adrenal oleh stimulasi saraf
simpatik, dan lain-lain.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hormon?
2. Apa yang dimaksud dengan hormon paratiroid, pituitari, tiroid dan Anti-
tiroid?
3. Bagaimana mekanisme kerja hormon paratiroid, pituitari, tiroid dan Anti-
tiroid?
4. Apa saja obat-obat hormon paratiroid, pituitari, tiroid dan Anti-tiroid?

1.3.Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang hormon
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang hormon pituitari,
paratiroid, tiroid dan anti-tiroid
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mekanisme kerja hormon
paratiroid, pituitari, tiroid dan anti-tiroid
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang obat-obat hormon
paratiroid, pituitari, tiroid dan anti-tiroid

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Hormon


Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang
masuk ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan target secara
spesifik. Hormon mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam
jumlah sangat kecil
2. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
3. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target
4. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
5. Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga
mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.

2.2. Hormon Pituitari


Sintesis dan sekresi hormon hipofisis anterior selain dikontrol oleh
hipotalamus, dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain oleh obat yaitu hormon
alamiah, analog dan hormon. Hormon hipofisis anterior mengatur sintesis dan
sekresi hormon dan zat – zat kimia di sel target; sebaliknya hormon yang disekresi
tersebut juga sekresi hipotalamus. Intraksi berbagai hormon ini juga menjelaskan
mekanisme terjadinya efek samping beberapa jenis obat.
Hormon hipofisis anterior sangat esensial untuk pengatauran pertumbuhan
dan perkembanagan, reproduksi, metabolisme dan respon terhadap setres.
Hormon – hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok:
1. Hormon somatropik yang meliputi hormone pertumbuhan (GH =
somatotropin), prolaktin (PRL), laktogen plasenta (PL).
2. Glikoprotein yaitu tirotropin (TSH); luteinizing hormone (LH), hormone
pemacu folikel (FSH), dan gonadotropin plasenta manusia (HCG). Hormon
glikoprotein terdiri dari 2 subnit yaitu α dan β, yang masing – masing
mempunyai gugus karbohidrat dan asam sialat.

6
3. Kortikotropin (ACTH), melanotropin (MSH), lipotropin (LPH) dan hormon –
hormon lain.
Pada umumnya hormon hipofisis spesifik untuk tiap sepesies, sehingga di
masa lalusumber untuk penggunaan klinis yang memenuhi syrat hanya mungkin
didapat dari ekstrak hipofisis manusia post-mortem. Hormon manusia ini
menimbulkan masalah karena terkontaminasi penyebab penyakit creutzfled-jacob
dan kini tidak lagi digunakan.saat ini telah ditemukan cara rekayasa ginetik untuk
memproduksi hormon pertumbuhan dengan relatife besar disertai kemungkinan
untuk melakukan modifikasi kimiawi.

2.2.1 Hormon Pertumbuhan (GH = Somatotropin)


Hormon pertumbuhan berupa polipeptida dengan berat molekul besar yaitu
22.000. hormone ini merupakan 10% dari berat kelenjar hipopfisis kering.
 Pertumbuhan
Fungsi hormone pertumbuhan yang paling jelas adalah terhadap
pertumbuhan. Kekurangan hormone ini menyebabkan kekerdilan
(dwarfisme),sedang kelibihan hormone ini menyebabkan gigantisme pada anak
dan akromegali pada orang dewasa.beberapa hormone lain juga dalam berperan
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan normal yaitu hormone tiroid,
insulin, androgen, dan estrogen.
 Efek terhadap metabolisme
Hormone pertumbuhan terutama mempengaruhi metabolisme karbohidrat
dan lemak, dengan mekanisme belum jelas. Hormone lain yaitu insulin,
glukokortikoid,katekolamin dan glucagon juga berpengarauh terhadap pengaturan
zat-zat ini. Pengaruh hormone ini pada metabilisme karbohidrat saling berkaitan
sehinggga sukar dirinci satu persatu. Hormone pertumbuhan memperlihatkan efek
antiinsulin yaitu meningkatkan kadar gula darah, tetapi disamping itu juga berefek
seperti insulin yaitu mengambat pengelepasan asam lemak dan merangsang
ambilan asam amino dalam sel. Efek ini sebagian besar mungkin diperantai oleh
somatomedin c atau didisebut juga IGF – 1 (insulin like growth factor 1) dan
sebagian kecil oleh insulin like growth factor 2 (IGF – 2).

7
Hormone pertumbuhan terbukti berpengaruh pada penyakit diabetes
militus. Pasien diabetes sangat sensitive terhadap terjadinya hiperglikemia oleh
hormone pertumbuhan. Pada pasien bukan diabetes militus hormone ini dapat
diberikan dengan dosis besar tanpa menyebabkan hiperglikimia, bahkan
sebaliknya dapat menyebabkan hipoglikimia pada pemberian akut karna
mempermudah glikoginesis.
Hormone pertumbuhan memperlihatkan keseimbangan positif untuk N, P
NA, K, Ca dan Cl, unsure – unsure terpenting untuk membangun jaringn baru.
Nitrogen terutama terdapat pada asam amino ; dibawah pengaruh hormone
pertumbuhan jumlah asam amino yang dibawa ke dalam jaringan untuk
membentuk protein meningkat, sehingga kadar N dalam darah (urea) menurun,
sesuai dengan efek anaboliknya.
Efek GH terhadap pertumbuhan terutama terjadi melalui peningkatan
produksi IGF – 1 , terutama dibentuk dalam hepar. Selain itu juga GH
merangsang produksi IGF – 1 di tulang, tulang rawan, otot dan ginjal.GH
merangsang pertumbuhan longitudinal tulang samping epifisis menutup, hamper
saat akhir pubertas.
Baik pada anak – anak maupun dewasa GH mempunyai efek anaboli pada
otot dan katabolik pada sel – sel lemak sehingga terjadi peningkatan massa otot
dan pengaruh jaringan lemak terutama didaerah pinggang. Terhadap metaolisme
karbohidrat , GH dan IGF – 1 mempunyai efek berlawanan pada sensitivitas
terhadap insulin.
 Pengaturan
Sekresi hormone pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus.
Hipotalamus menghasilkan factor pengelepas hormone pertumbuhan (GHRF =
growth hormone releasing factor) yang merangsang sekresi hormone
pertumbuhan. Selain itu dalam hipotalamus juga dijumpai somatostatin (GH-RIH
=growth hormone releasing inhibitory hormone) yang menghambat
sekresi.demikian hipotalamus memegang peran dwifungsi dalam pengaturan
hormone ini.
Pada waktu istirahat sebelum makan pagi kadar hormone pertumbuhan 1-2
ng/mL,sedangkan pada keadaan puasa sampai 60 jam, meningkat perlahan

8
mencapai 8 ng/mL.kadar ini selalau meningkat setelah seseorang tertidur
lelap.pada orang dewasa kadar hormone pertumbuhan meningkat terutama pada
waktu tidur; sedangkan pada remaja meningkat pada waktu bangun.kadar anak
dan remaja lebih tinggi dibandingkan kadar pada dewasa dan kadar puncak
terjadi pada saat remaja, kadar hormone pertumbuhan dapat mencapai 50 ng/mL.
Beberapa obat dan neutransmiter dapat mempengaruhi sekresi hormone
pertumbuhan, sekresi hormone pertumbuhan dapat ditekan dengan pemberian
agonis dopamin. Dopamine diketahui dapat merangsang sekresi hormone
pertumbuhan pada orang normal.bromoktripin,suatu agonis dopamin derovat
ergot, dipakai untuk menekan sekresi hormone pertumbuhan pada pasien tumor
hipofisis. Efek bromoktripin tidak segera terlihat, penurunan kadar hormone
dalam darah terjadi setelah pengobatan dalam jangka panjang . sekresi hormon
pertumbuhan kembali meningkat setelah pemberian bromokriptin dihentikan.
Bimokriptin juga menekan sekresi prolaktin yang berlebihan yang terjadi pada
tumor hipofisis.
Antagonis serotonin (5-HT) misalnya siproheptadin dan
metergolin,antagonis adrenergic misalnya fentolamin, juga dapat menghambat
sekresi hormon pertumbuhan, tetapi efeknya lemah dan tidak konsisten.
Somastostatin meskipun dapat menghambat sekresi hormon pertumbuhan, tidak
digunakan untuk pengobatan akromegali terutama karena menghambat sekresi
hormone-hormon lain.
 Indikasi.
Selama ini indikasi hormone pertumbuhan hanya dibatasi untuk mengatasi
akibat hipopituitarisme. Perlu pertimbangan manfaat resiko yang lebih luas yaitu
bukan hanya mempertimbangkan resiko efek samping serius misalnya
akromegali, gangguan kadiovaskuler, gangguan metabolisme glukosa yang terjadi
pada kelebihan hormone endogen; tetapi juga resiko kejiwaan pada kegagalan
terapi (perubahan persepsi pendek normal menjadi abnormal).
Pada mencit justru GH dan IGF-1 analog secara konsisten memperpendek
umur. Terapi hormone GH telah di setujui di USA untuk pasien kekurangan berat
(wasting) karena AIDS, terapi ini bermanfaat untuk sebagian pasien tersebut.

9
Hormone pertumbuhan harus diberikan 3 kali seminggu selama masa
pertumbuhan. Pada saat pubertas perlu ditambahkan pemberian hormone kelamin
agar terjadi pematangan organ kelamin yang sejalan dengan pertumbuhan tubuh.
 Sediaan
Hormone pertumbuhan yang digunakan dalam klinik saat ini adalah hasil
rekayasa ginetik.penggunaan hormone hasil rekayasa ginetik memperkecil
kemungkinan efek samping yang ditimbulkan leh bahan protein manisia yang
belum tentu bebas penyakit. Hal ini menjadi masalah setelah ditemukannya
khasus penyakit Creutzfeld-jacob, yaitu degenerasi susunan saraf yang
disebabkan oleh virus Creutzfeld-jacob yang sulit dideteksi,sehingga
kontaminasinyadalam sari hipofisis manusia tidak dapat dihindari. khasus yang
sangat jarang ini ditemukan pada pasien yang mendapat sediasan hormone
pertumbuhan ekstraksi hipofisis manusia.
Ada 2 GH rekombinan (rhGH) yang saat ini digunakan yaitu somatropin
yang identik dengan GH manusia yang alamiah dan somatrem yang memiliki
tambahan residu metionin. Keduanya memiliki potensi yamg sama.
1. Somatrem
Hormon pertumbuhan yang dihasilkan dengan cara rekayasa ginetik ini
memiliki 1 gugus metionin tambahan pada terminal-N. Hal ini mungkin menjadi
penyebab timbulnya antibody dalam kadar rendah terhadap sediaan ini pada ±
30% pasien,efek biologisnya sama dengan somatropin. Satu milligram somatrem
setara dengan 2.6 IU hormone partumbuhan.
 Kegunaan klinik
Diindikasikan untuk defisiensi hormone pertumbuhan pada anak. Suntikan
lepas lambat yang melepas obat perlahan-lahan dapat diberikan subkutan sebulan
sekali. Ada pula yang diberikan 3-6 kali per minggu. Kadar puncak dicapai dalam
2-4 jam dan kadar terapi bertahan 36 jam. Bila terapi tidak berhasil pengobatan
harus dihentikan.
Dosisnya harus disesuaikan dengan kebutuhan perorangan, dan diberikan
oleh spesialis. Dosis total seminggu dapat juga dibagi 6-7 kali pemberian,
beberapa penelitian menunjukan bahwa respon lebih baik bila obat diberikan

10
setiap hari. Pengobatan diteruskan sampai terjadinya penutupan epifisis atau bila
tidak ada lagi respons.
 Efek samping
Hiperglekimia dan ketosis (diabetoginetik) bisa terjadi dengan pasien dengan
riwayat diabetes mellitus.
2. Somatropin.
Secara kimia identik dengan hormone pertumbuhan manusia, tetapi dibuat
dengan rekayasa ginetik. Efek biologic sama tetapi tidak ada resiko kontaminasi
virus penyebab penyakit Creutzfeldt-jacob. Satu milligram obat ini setara 2,6 IU
hormone pertumbuhan.
 Kegunaan klinik
Diindikasikan untuk defisiensi hormone pertumbuhan pada anak. Suntikan
lepas lambat yang melepas obat perlahan-lahan dapat diberikan subkutan sebulan
sekali. Ada pula yang diberikan 3-6 kali per minggu. Kadar puncak dicapai dalam
2-4 jam dan kadar terapi bertahan 36 jam. Bila terapi tidak berhasil pengobatan
harus dihentikan.
Dosisnya harus disesuaikan dengan kebutuhan perorangan, dan diberikan
oleh spesialis. Dosis total seminggu dapat juga dibagi 6-7 kali pemberian,
beberapa penelitian menunjukan bahwa respon lebih baik bila obat diberikan
setiap hari. Pengobatan diteruskan sampai terjadinya penutupan epifisis atau bila
tidak ada lagi respons.
 Efek samping dan interaksi obat
Pembentukan antibodi hanya pada 2% pasien, antebodi ini juga tidak
menghambat efek perangsangan pertumbuhan. Glukokortikoid diduga dapat
menghambat perangsangan pertumbuhan oleh hormone ini.
 Cara pemberian
IM dan SC seperti somatrem, begitu pula lama pengobatan. Dosis
maksimum dibagi tiga kali pemberian dalam seminggu, atau 6-7 kali pemberian
dalam seminggu. Ada juga pemberian dosis sama dengan somatrem. Suatu
penelitian menunjukan penaikan dosis pada saat respon menurun dapat kembali
meningkatkan respon, tampa efek samping pada metabolism karbohidrat maupun
lipid. Penurunan respon disebabkan oleh penutupa efipisis atau ada masalah lain,

11
misal malnutrisi atau hipotiroidisme. Saat penyuntikan mungkin mempengaruhi
hasil. Penyuntikan malam hari kurang mempengaruhi metabolisme (asam lemak
rantai medium, serum alanin, laktat) dibandingkan pada siang hari.
3. Somatomedin C (Igf-1).
Somatomedin adalah sekelompok mediator faktor pertumbuhan mula-mula
ditemukan dalam seru tikus normal. In vitro, somatomedin meningkat inkorporasi
sulfat kedalam jaringan tulang rawan, karna itu dulu zat ini disebut sulfation
factor. Kemudian ternyata banyak efek lain yang ditimbulkannya sehingga zat ini
disebut somatomedin.
Somatomedin terdapat dalam serum manusia;zat ini bertambah pada
akromegali dan menghilang pada hipopituitarisme. In vitro, zat ini juga
merangsang DNA, RNA dan protein oleh kondrosit. Ternyata efek somatomedin
sangat luas, mencakup bebagai efek hormone pertumbuhan. Meskipun demikian,
telah terbukti tidak semua efek hormone pertumbuhan diperantai oleh
somatomedin.
Somatomedin dibuat terutama di hepar,selain itu juga di ginjal dan otot.
Zat-zat ini disitesis sebagi respon terhadap hormone pertumbuhan dan tidak
disimpan. Somatomedin menghambat sekresi hormone pertumbuhan melalui
mekanisme umoan balik. Sejumlah kecil dengan gangguan pertumbuhan familia
tak memiliki cakup somatomedin meskipun kadr hormone pertumbuhan
normal,dan pemberian hormone pertumbuhan pada pasien ini tidak memperbaiki
pertumbuhan.
4. Mekasermin
Diindikasikan untuk kasus defisiensi IGF-1 yang tidak responsive terhadap
GH karna terjadi mutasi pada reseptor dan terbentuknya antibody yang
menetralisir GH.Mekasermin adalah kompleks rhlGF-1 dan recombinant human
IGF-binding protein 3 (rhlGFBP-3).
Efek sampingnya yang utama hipoglikimia, untuk mencegah efek samping
ini harus makan dulu 20 menit sebelum atau sesudah pemberian mekasermin
subkutan.Beberapa pasien menderita peningkatan tekanan intrktranial dan
peningkatan enzim hepar.

12
5. Antagonis Gh.
Adenoma hipofisis dapat menyebabkan gigantisme dan akromegali.
Oktreotid adalah analog somatostatin yang pontensinya 45 kali lebih besar dalam
menghambat GH, tetapi hanya 2 kali dalam penurunan insuilin. Bromokriptin
menurunkan oroduksi GH. Pegvisoman menghambat kerja GH di reseptor dan di
paki untuk kasus akromegali.
Toksitas dan kontraindikasi.
Anak-anak mempunyai toleransi yang tinggi terhadap terapi dengan GH.
Jarang terjadi peningkatan tekanan intrkranial dengan gejala sakit kepala,
gangguan penglihatan, mual, dan muntah. Pada anak akan timbul skoliosis pada
saat percepatan pertubuhan. Perlu pemeriksaan tiroid karna pengobatan pada GH
dapat muncul hipotiroidisme, pankreatitis, ginekomastia, dan pertumbuhan nepus.
Pasien dewasa lebih sering menderita gejala-gejala efek samping atau
toksistas missal edema, perifer, mialgia, artralgia tangan dan pergelang yang
hilang dengan pengurangan dosis. Dapat juga muncul Carpal Tunnel Syndrome.
Sitokrom P450 mengkat aktifitasnya sehingga kadar obat yang dimetabolisme
oleh enzim ini menurun.
Keganasan merupaka kotraindikasi, meskipun demikian tidak ada
peningkatan kejadian keganasan pada terpi GH. Terapi pada pasien pada sakit
berat meningkatkan mortalitas.Suntikan somatropin lepas lambat yang bekerja
long acting meninmbulkan nodul ditempat suntikan yang bertahan 5-7 hari,
edema, artralgia,transient fatigue, mual dan sakit kepala.

2.2.2 Prolaktin
Walaupun peranan prolaktin pada berbagai sepsis telah lama diketahui,
baru belakang terbuktinya terdapat prolaktin pada manusia. Kini telah diakui
prolaktin pada manusia berperan dalam fungsi fisiologik dan keadan patologik
tertentu. Rumus kimia prolaktin sangat mirip hormone pertumbuhan,sebagian
rantai polipeptidanya identik dengan hormone tersebut, begitu pula mirip laktogen
plasenta. Prolaktin burung 80% identik dengan prolaktin manusia yang juga
sangat mirip dengan prolaktin biri-biri.

13
 Fungsi
Pada manusia, satu-satunya fungsi prolaktin yang jelas adalah dalam
laktasi. Prolaktin mempengaruhi fungsi kelenjar susu dalam mempersiapkan,
melalui dan mempertahankan laktasi. Fungsi laktasi ini juga dipengaruhi oleh
kortikostiroid, tirod dan hormone kelamin yang semuanya tergantung pada
hormone tropic hipofisis. In vitro prolaktin mengancarkan proliferasi dan
deferensiasi saluran dan epitel alveolar kelenjar susu, juga terjadi peningkatan
sitensis RNA dan pernangsangan sintesis protein susu serta enzim untuk sintesis
laktosa.
Pengaruh prolakyin pada ovarium belum jelas, selama ini hasil penelitian
sangat berbeda, tergantung sepesies yang digunakan. Pada manusia prolaktin
menghambat sekresi gonadotropin dan kerjanya pada gonad. Hisapan bayi pada
menyusui (suckling) merupakan perangsang sekresi prolaktin selama masa
menyusui. Meningginya kadar prolaktin mengakibatkan hambatan terhdap
gonadotropin yang selanjutnya mempengaruhi fungsi ovarium. Hal tersebut
menjelaskan infertitas sementara pada ibu yang menyusui. Laktogen uri insan
(human placental lactogen). Zat ini terdapat pada urin serta memiliki efek
laktogen dan aktivitas hormone pertumbuhan. Secara imunologik zat ini mirip
hormone pertumbuhan manusia. Nama lainnya ialah somatomamotropin korion.
Fungsinya pada manusia diduga berhubungan dengan nutrisi fetus, serta
pertumbuhan dan perkembangannya.
 Pengaturan
Pengaturan sekresi prolaktin berada dibawah pengaruh hipotalamus,
uniknya factor pengambat (Prolactin Relese Inhibitoring Hormon = PRIH) lebih
beperan dari pada factor perangsang (Prolacting ReleasingFactor = PRF). Diduga
hambatan tersebut diprantarai oleh zat dopaninergrik.
Obat yang mempengaruhi kadar prolaktin dalam darah ialah reserpin,
haloperidol, imipramin, klorpromazin, dan amitriptilin, yang sebagian merupakan
antagonis dopamin. Peningkatan kadar prolaktin oleh obat ini dapat disertai
galaktore, sedangka derivate ergot dan I-dopa menghambat sekresi prolaktin.
Kadar normal prolaktin dalam darah 5-10 ng/mL,pada pria sedikit lebih
rendah. Kadarnya meningkat pada masa hamil dan mencapai puncak pada saat

14
partus (200 ng/mL), juga pada setres fisik dan mental, hipoglikimia dan fluktusi
kadar estrogrn.
 Implikasi klinik
Berdasarkan terdapatnya kadar prolaktin pada keadaan patologik tertentu,
maka diharapkan penurunan kadar prolaktin pada keadaan tersebut dapat
memperbaiki keadaan. Pengedalian prolaktin dapat dilakukan dengan pemberian
I-dopa atau bromokripin.bromokripin lebih efektif untuk tujuan ini dan dapat
mengatasi glaktore, amenore sekunder dan hambatan ovulasi pada pasien tumor
hipofisis anterior. Beberapa tumor penghasil prolaktin mengecil pada pengobatan
dengan brokriptin. Bila pengobatan dihentikan tumor akan tumbuh kembali.
Menghentikan laktasi pasca persalinan. Setelah melahirkan, kadar
prolaktin masih tinggi selama 2-3 minggu. Bila oleh suatu sebab laktasi harus
segera dihentikan, bromoktripin diberikan selama 14 hari pascapersalinan.

2.2.3 Gonadotropin
Hipofisis menghasilkan 2 jenis hormone gonodatropin yang mengatur
fungsi alat reproduksi, yaitu hormone pemacu folikel (FSH = follicle stimulating
hormone ) dan luteinizing hormone (LH). Pada sepesies tertentu hipofisis penting
selama kehamilan, sedangkan pada umumnya kehamilan dapat berjalan tanpa
hipofisis. Dalam kehamiln plsenta dapat mengeluarkan hormone chorionic
gonadotropin (HCG) yang mempunyai efek pada alat reproduksi juga.
Gonadotropin hipofisis maupun plasenta adalah hormone glikoprotein
(peptida) dan hanya efektif bila di berikan dalam bentuk suntikan. Kadar
gonadotropin dalam urin dapat diukur dengan radioimmunoassay berdasarkan
antibodi spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan masing-masing
hormone hipofisis.Selain FSH dan LH, akan disinggung juga gonadotropin
releasing hormone (GnRH) yang mengatur sekresinya.
 Kimia
FSH, LH, HCH dan TSH (thyroid stimulasing hormone) merupaka
kelompok hormone peptide yang berbentuk glikoprotein. Hormone ini terdiri atas
subnit α FSH hamper sama dengan subnit α LH dan TSH; sedangkan subnit β
sepesifik untuk masing-masing hormone. Aktifitas hormone terletak pada subnit

15
β. Subnit β terdiri dari asam amino yang mirip terhadap 1 hormon dengan yang
lain tetapi gugus karbohidratnya berbeda. LH yang pada pria disebut juga
interstitial call stimulation hormone (ICSH), sifat kimianya sangat mirip FSH.
 Fungsi
FSH pada wanita menyebabkan perkembangan folikel frimer menjadi
Graaf. Dibawah pengaruh LH, folikel yang telah berkembang mensekresi estrogen
dan progestron. LH menyebabkan terjadinya ovulasi dan juga mempengaruhi
korpus luteum untuk mengsekresi estrogen dan progestron. Proses trakhir sering
dikenal sebagai aktifitaslaktogenik,yang pada beberapa spesies dibawah pwngaruh
prolaktin.FSH pada pria berfungsi menjamin terjadinya spermatoginesis dalam
testis, antara lain dengan mempertahankan fungsi tubulus seminiferus. LH
merangsang sel leydig mensekresi testosterone.testosteron dibutuhkan dalam
spermatoginesis di testis.
 Pengaturan
Sintesis dan sekresi gonadotropin hipofisis diatur oleh hipotalamus melluai
hormone penglepas (relasing hormone) dan oleh hormone seks stroid melalui
mekanisme umpan balik. Hormone penglepas dapat dimurnikan, diidentifikasi
struktur kimianya, dan disitesis. Zat itumerupakam suatu dekapeptida yang tidak
bersifat spesifikuntuk spesies.
GnRH alam cepat terhidrolisis denagn plsma dalam paruh 4 menit. GnRH
sintetik sangat efektif, pemberian 10-100 µg IV menyebabkan peninggian kadar
gonadotropin plasma dengan cepat. Hormone ini dapat merangsang ovulasi dan
spermatoginesis baik pada hewan percobaan maupun manusia. Keuntungan
penggunaan hormone GnRH untuk merangsang ovulasi dan kehamilan pada
wanita amenore adalah tidak timbulnya efek samping ovulsi ganda dengan akibat
kehamilan ganda seperti pada perangsangan ovulasi dengan gegnodatropin.GnRH
telah digunakan untuk maksud diatas, baik secara tunggal maupun
dikombinasikan dengan HMG (human menopausalgonadotropin).
Dengan cara subtitusi komponen asam amino rantai peptida, dapat
dibentuk analog dengan potensi 10-60 kali LHRH serta masa kerja yang panjang.
Dari penelitian klinis ternyata bahwa, LHRH dan analognya berguna untuk terapi
kiptrokisme maupun indikasi pubertas ovulasi pada pasien dengan definisi LHRH.

16
Sebaliknya pengguna jangka panjang menghambat sekresi gondotropin dan
hormone steroid seks, sehingga dapat dimanfatkan untuk terapi pubertas prekoks
dan kelainan serupa. Beberapa analog digunakan secara oral, intranasal atau
rektal.
 Indikasi
a. Infetilitas. Gonadotropin berguna untuk menginduksi ovulasi pada wanita
yang kekurangan gonadotropin. Ovulasi terjadi pada 90% pasien yang
diobati dengan menotropin dan CG, dan 50% diantaranya menjadi hamil;
30% berupa kehamilan ganda; 20%-30% dari yang hamil mengalami
keguguran. Komplikasi utama adalah pembesaran ovarium karna
pematangan ganda denganakibat kehamilan ganda. Perlu penelitian lanjut
kapan diperlikan klomifen (satu antiestrogen) atau GnRH sebagai
perangsang ovulasi, sebab keduanya memberikan hasil yang sama.
Gonadotropin juga memberikan kesuburan pada pria yang mandul akibat
hipopituitarisme. Efaluasi untuk efek ini baru terliat setelah 12 minggu.
Untuk vetilisasi in vitro hormon-hormon ini dipakai sama dengan perinsip
diatas.
b. Kriptorkisme. Diberikan dosis 500-4.000 IU gonadotropin, 2-3 kali
seminggu dengan pengobatan dihentikan setelah efek terapi tercapai. Bila
terapi obat tidak sukses perlu tindakan operasi sebab insidens tumor testis
tinggi pada kriptorkisme.
 Sediaan
Menotropin (pergonal) ialah sediaan gonadotropin yang berasal dari urin
wanita mati haid/menopause (HMG), mengandung aktifitas FSH dan LH sama
banyak. Untuk indikasi ovulasi harus dibrikan brsama HCG yaitu masing-masing
sebanyak 75 IU IM per hari selama 9-12 hari diikuti dengan 10.000 IU. HCG bila
belum berhasil bias diulang dalam beberapa siklus. Mungkin pula diperlukan
dosis lebih besar.
Suntikan genotropin korion (HCG pregnyl) berasal dari wanita hamil,
mengandung 1500 unit/mg. dosisnya 500-4.000 IU 2-3 kai seminggu selama
beberapa minggu untuk kriktropkisme atau hipogonadism pada pria. Untuk
merangsang ovulasi diberikan 5.000-10.000 IU suatu hari setelah pemberian

17
menotropin. Gonadotropin serum kuda hamil (serum gonadotropin) mengandung
kurng-kurangnya 100 unit/mg.Urofollitropin untuk injeksi adalah suatu preparat
menotropin yang telah dihilangkan komponen LHnya, jadi hanya menagandung
FSH 75 IU.

2.3. Hormon Tiroid dan Antitiroid


Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan
Triiodontironin (T3).Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino
(tiroksin) yang mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh
kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan
dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok
hingga 15 kali.
No. Hormon Prinsip kerja

1 Tiroksin Mengatur metabolisme,


pertumbuhan, perkembangan, dan
kegiatan system saraf

2. Triiodontironin Mengatur metabolisme,


pertumbuhan, perkembangan dan
kegiatan sistem saraf

3. Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam


darah dengan cara mempercepat
absorpsi kalsium oleh tulang.

2.3.1 Hormon Tiroid


Pada orang dewasa,berat kelenjar teroid kira kira 25-30 g.kelenjar ini
menghasilkan hormon tiroid, terutama tiroksin dan triyodotironin ,keduanya
adalah asam amino yang mengandung yodium dalam srtuktur melekulnya
Pada dasarnya efek derivate tiroksin berbagai kualitatif sama dan hanya berbeda
secara kuantitatif,umpamanya asam tetra lebih kuat dari pada tiroksin dalam
menurunkan kadar kolestrol darah.

18
Transport :dalam darah hormon teroid diikat oleh protein,tetapi t3 praktis tidak
terlihat oleh protein karena ikatannya dengan protein terlalu lemah sehingga
mudah terurai kembali.
 Fungsi
Mekanisme kerja tiroksin belum seluruhnya diketahui.yang telah diketahui
ialah hormon tiroid .secara langsung masuk kedalam nukleus tanpa berikatan
dengan reseptor dalam sitoplasma.tiroksin berperan penting pada pembentukan
kalori, pada metabolism karbohidrat,protein dan kolesterol dan pada proses
pertumbuhan badan.tiroksin juga berhubungan erat dengan fungsi katekolamin
dalam badan.
a. pembentukan kalori
b. metabolisme karbohidrat
c. metabolisme protein
d. metabolisme lemak dan kolestrol
e. pertumbuhan
f. sistem sara
g. hubungn tiroksin dengan epinefrin

 Pengaturan fungsi tiroid


Beberapa jenis zat berpengaruh terhadap sekresi hormon tiroid,antara lain
epinefrin,vasopresin dan TSH. Epinefrin dan vasopresin mempengaruhi
vaskularisasi suatu organ dalam badan; zat zat ini menyebabkan berkurangnya
sekresi hormon tiroid karena terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah tiroid.
 Indikasi
Indikasi utama preparat hormon tiroid adalah sebagai terapi
pengganti/replacement pada miksudema,struma atau goiter simple
kretinisme.Hampir semua gangguan fungsi tiroid terjadi karena gangguan sintesis
hormon tiroid.
Ada empat golongan penghambat sintesis hormon tiroid
1. Antitiroid,yang mengganggu sintesis hormon secara langsung
2. Penghambat ion yang menghalangi mekanisme transport yodida

19
3. Yodida,yang pada konsentrasi tinggi memiliki efek supresi terhadap kelenjar
tiroid
4. Yodium radio aktif,yang merusak kelenjar dengan radiasi ion

2.3.2 Antitiroid
 Mekanisme kerja
Antitiroid menghambat sintesis hormon teroid dengan jalan menghambat
proses pengikatan /inkorporasi yodium pada residu tirosil dari tiroglobulin.selain
itu jg menghambat proses penggabungan dari gugus yodotirosil untuk membentuk
yodotironin.cara kerjanya dapat dijelaskan dengan adanya hambatan terhadap
enzim peroksidase sehingga oksidasi ion yodida dan gugus yodotirosil
terganggu.selain menghambat sintesis hormon.propiltiourasil ternyata juga
menghambat deyodinasi tiroksin mnjadi triyodotironin di jaringan
perifer,sedangkan metilmazol tidak memiliki efek ini.
 Farmakokinetik
Data farmakokinetik antitiroid sulit dipelajarin karena metoda kimia untuk
menentukan kadar obat ini dalam cairan tubuh belum ditemukan. Tiourasil tiourea
didistribusi ke seluruh jaringan badan dan diekskresi melalui urin dan air susu
ibu,tetapi tidak melalui tinja.
 Efek samping
Reaksi yang paling sering timbul adalah demam obat yang terutama terjadi
dalam pengobatan.Propiltiourasil dan metimasol jarang sekali menimbulkan efek
samping dan bila timbul biasanya mempunyai gambaran yang sama frekuensinya
kira kira 3% untuk propiltiourasil dan 7% untuk metimazol.Agranulositosis hanya
timbul dengan frekuensi 0,5% dan 0,12%. Yang paling sering timbul adalah
purpura dan popular rash yang kadang kadang hilang sendiri.gejala lain yang
jarang sekali timbul adalah nyeri dan kaku sendi,terutama pada tangan dan
pergelangan;nyeri itu dapat pindah ke sendi lain.Reaksi demam hepatitis dan
nefritis jarang sekali terjadi pada penggunaan propiltiourasil dan metimazol.
 Indikasi
Antitiroid digunakan untuk pengobatan hipertiroidisme,baik untuk
mengatasi gejala klinik sambil remisi spontan,maupun sebagai persiapan

20
operasi.Selain itu,obat ini juga dapat dipakai dalam kombinasi dengan yodium
radioaktif,dengan tujuan mempercepat timbulnya perbaikan klinis sementara
menunggu efek terapi yodium radioaktif.
Antitiroid bermanfaat pada hipertiroidisme yang disertai dengan pembesaran
kelenjar tiroid bentuk difus maupun noduler.
 Sediaan
Propiltiourasil tersedia dalam bentuk tablet 50 mg. Biasanya diberikan
dengan dosis 100 mg setiap 8 jam,bila perlu dosis dapat ditinggikan sampai 600
mg sehari.
Kegagalan pengobatan dengan dosis 300 mg sehari biasanya disebabkan
oleh interval dosis yang kurang tepat.Kelambatan timbulnya efek dapat dijumpai
pada penderita dengan goiter yang sangat besar dan pada penderita yang
sebelumnya sudah mendapat sediaan yodium.
Metimazol (1-metil-2-merkaptoimidazol) tersedia dalam bentuk tablet 5
mg dan 10 mg ; dosis dianjurkan 5 mg sampai 10 mg ; dosisnya sama dengan
metimazol.
Metiltiourasil terdapat sebagai tablet 25 mg dan 50 mg,dosisnya sehari 200
mg terbagi dalam 2 atau 4 dosis.Bila telah diperoleh efek terapi,dosis obat
diturunkan untuk menghidari timbulnya hipotiroidisme.
penghambat ion yodidaIalah obat yang dapat menghambat transport aktif
ion yodida ke dalam kelenjar tiroid. Pada umumnya obat tersebut berupa anion
monovalen yang bentuk hidratnya mempunyai ukuran hamper sebesar hidrat ion
yodida.
Contoh obat golongan ini antara lain ialah tiosianat (SCN), perklorat
(CIO4), nitrat (NO3),fluoborat (BF4),fluosulfonat (SO3F),difluofosfaT
(PO2F2).Obat golongan ini dapat menghambat fungsi tiroid dan menimbulkan
goiter.
Yodida merupakan obat tertua yang digunakan untuk pengobatan
hipertiroidisme sebelum ditemukan berbagai macam antitiroid.Meskipun yodida
diperlukan dalam jumlah yang kecil untuk biosintesis hormon teroid,dalam jumlah
yang berlebihan yodida dapat menyebabkan goiter dan hipotiroidisme pada orang
sehat.Pemberian yodida pada penderitaan hipertiroid menghasilkan efek terapi

21
yang nyata,jadi dalam hal ini yodida menekan fungsi tiroid.Goiter yang terjadi
karena pemberian antitiroid,dapat diperbaiki dengan pemberian sediaan tiroid dan
yodida,jadi dalam hal ini yodida justru memperbaiki fungsi tiroid.Mekanisme
kerja atau peran yang tepat dari yodida masih belum jelas.Hal hal yang tersebut di
bawah ini kiranya dapat memberikan sedikit gambaran mengenai peran yodida
dalam tiroid :
a. yodium diperlukan untuk biosintesis hormon tiroid.
b. yodida menghambat proses transport aktifnya sendiri ke dalam tiroid.
c. bila yodium di dalam teroid terdapat dalam jumlah cukup banyak terjadi
hambatan sintesis yodotironin dan yodotirosin.

Farmakokinetik antitiroid
Farmakokinetik Propiotiourasil Metimazol
Ikatan protein plasma 75% -
T½ 75 menit 4-6 jam
Volume distribusi 20 L 40 L
Metabolisme pada gangguan hati Normal Menurun
Metabolisme pada gangguan ginjal Normal Normal
Dosis 1-4 kali/hari 1-2 kali/hari
Daya tembus sawar plasenta Rendah Rendah
Jumlah yang disekresikan dalam ASI Sedikit Sedikit

2.4. HORMON PARATIROID


Hormone paratiroid (HPT) berasal dari anak kelenjar paratiroid ,merupakan
hormone polipeptida rantai tunggal yang terdiri dari 84 asam amino .tiga puluh
empat asam amino pertama merupakan bagian terpenting yang dapat menentukan
aktivitas biologiknya .aktivitas biologic HPT manusia, sapi dan babi hampir sama
tetapi secara imunologik ketiganya dapat di bedakan meskipun ketiganya dapat
mengadakan reaksi silang dengan satu macam anti bodi.
Tahun 1948 ditemukan antara beberapa kelainan klinik dengan
hiperfungsiparatiroid ,misal perubahan skelet pada pasien osteitis fibrosa sistika
dengan tumor paratiroid. Kecuali pada ca2+ plasma, HPT juga mempengaruhi

22
fospat dan metabolism vitamin D.gambar 28-1 memperlihatkan hubungan antara
HPT hemeostastis ca2+ plasma serta derivate vitamin D
Pada hiper paratirodisme jumlah radio isotop l yang diserap oleh tiroid sangat
meningkat, sedangkan pada pasien hipotiroidisme jumlah tersebut berkurang,
jumlah radio isotop lyang di ekresi dalam urin berbanding terbalik dengan jumlah
radio isotop l yang diserap /ditahan oleh tiroid. Pada normotiroid kira-kira 65%
dari jumlah yang diberikann telah di ekresi dalam 24 jam padda hipotoroid 85-
90% dan pada hipertiroid 5%.

Efek Terhadap Tiroid.


Radioisotope –l yang diberikan pada seorang pasien ikut terpakai dalam
biosintesis hormone tiroid dan terkumpul dalam koloid seperti halnya l-non
radioaktip. Sinar yang dipancarkan mempengaruhi jaringan parenkrim sekeliling
polikel.pada umumnya jaringan diluar tiroid tidak sampai terpengaruhi oleh
radiasi tersebut. Pada dosis yang rendah sekali radio isotop 131l tidak
menimbulkan gangguan fungsi tiroid yang nyata, tetapi pada dosis yang cukup
besar epek sitotoksin sinar tersebut nyata sekali. Pada gambar histology tampak
piknosis dan nekrosis sel polikel, di ikuti dengan hilangnya koloid dan terjadinya
pibrosa kelenjar. Dosis rendah umumnya hanya merusak bagian sentral saja,
sedangkan bagianperiper tetap berfungsi.
 Indikasi
Radioisotope 131l terutama digunakan pada pasien:(1) hipertirodisme usia
lanjut atau penyakit jantung; (2) penyakit grave yang menetap atau kkambuh
setellah triodektomi subtotal atau setelah minum obat anti tiroid dalam jangka
waktu lama; (3) goiter nodular toksik;(4) goiter multi nodular non-toksik yang di
sertai gejala kompresi;(5) karsinomia tiroid; dan (6) sebagai alatdiagnostik fungsi
tiroid
 Kontradiksi
Bahan radioaktip tidak diberikan selama kehamilan dan pada anak-anak.
Yodium radioaktip sebaiknya diberikan untuk pasien yang berusia lebih dari 25
atau 30 tahun.

23
 Sediaan
Larutan natrium yodida 131l dapat diberikan oral dan lv sedangkan kapsul
natrium yodida 131l tersedia untuk pemberianoral. Pada setiap sediaan biasanya
disebutkan jumlah dan macam campuran dalam larutan, dosis terapi dan
sebagainya.
 Pemilihan Sediaan
Tujuan pengguanaan penghambat tiroid ialah untuk mengurangi aktivitas
kelenjar tiroid pada pasien hipertiroid. Cara lain yang dapat di tempuh untuk
tujuan yang sama adalah radiasi dan pembedahan. Dalam klinik, pemilihan cara
dan obat apa yang akan digunakan untuk terapi hipertiroidisme tergantung dari
pasien dan pasilitas yang tersedia.
131
Di Amerika Serikat natrium yodida I lebih sering digunakan dari pada
pembedahan. Antitiroid digunakan untuk persiapan pasien dengan yang akan
dioprasi terapi krisis tirotoksikosis, terapi hipertiroidisme dengan gangguan mata,
dan sebagai terapi tambahan sebelum atau setelah terapi yodium radioaktif. Efek
penghambatan tiroid oleh yodium biasanya tidak lama bertahan dan tidak
sempurna. Antitiroid digunakan bila dikehendaki penurunan fungsi tiroid dalam
waktu singkat. Efek penghambatan tiroid dari yodium radioaktif tidak timbul
segera, tetapi perlu waktu beberapa hari.

Gangguan Fungsi Paratiroid


1. Hipoparatirpoidisme
Pengangkatan atau hipofungsi kelenjar paratiroid yang tidak diketahui
sebabnya( hipoparatiroidisme idiopatik) dapat menyebabkan suatu sindroma
akibat langsung hipokalsemia atau akibat penurunan ambang rangsang membrane
yang terpolarisasi. Gejala klinik hipoparatiroidisme akibat hipokalsemia al. titani,
parestesia, spasme laring, spasme otot dan konpulsi. Keadaan ini disebabkan
karena depisiensi Ca dan vitamin D, misalnya akibat gangguan absorpsi atau
jumlahnya tidak cukup dalam diet. Keadaan ini jarang disebabkan oleh penyakit
pada kelenjar sendiri (hipoparatiroidisme idiopatik), atau karena kelainan genetic
dimana target organnya tidak memberikan reaksi terhadap HPT
(pseudohipoparatiroidisme).

24
Gejala paling dini hipokalsemia al. parestesia ekstremitas pada pemeriksaan
fisik terdapat rangsangan mekanik saraf periper yang menyebabkan kontraksi otot
rangka yang bersangkutan, kemudian dapat diikuti tetani, dimana terjadi spasme
otot, terutama otot daerah karpopedal dan laring, dan konpulsi umum serta gejala
lain dari susunan saraf pusat. Diduga otot polos juga dipengaruhi terlihat dari
terjadinya spasme otot siliaris, iris, esophagus, intestinal, kandung kemih dan
bronkus. Perubahan EKG dan timbulnya takikardia menunjukkan bahwa jantung
juga dipengaruhi. Pada hipoparatiroidisme kronik, terjadi perubahan okstrodermal
yang mengakibatkan rontoknya rambut; pada kulit jari terlihat cekung dan kuku
mudah patah, kerusakan email gigi dan katarak, mungkin terjadi gangguan psikis,
berupa labilitas emosi, kegelisahan, depresi, delusi, dan abnormalitas EEG
hipoparatiroidisme dapat diatasi dengan vitamin D bila perlu dapat juga
ditambahkan Ca pada dietnya.
2. Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme primer, dapat di sebabkan hiper sekresi kelenjar
paratiroid (hyperplasia,adenoma atau karsinoma) atau karna sekresi polipeptida
yang menyerupai HPT yang berasal dari suatu tumor. Kadang-kadang polipeptida
ini dapat dibedakan dari HPT dengan teknik imunologik.
Hiperparatiroidisma sekunder terhadap menurunya Ca2+ plasma dapat
merangsang sekresi HPT .keadaan ini dapat terjadi pada gangguan absorpsi Ca2+
atau gangguan pungsi ginjal. Hiper sekresi HPT,apapun penyebabnya, dapat
menyebabkan gangguan tulang seperti osteitis pibrosa generalisata atau penyakit
von reckling hausen. Umumnya haya 1/3 pasien hiperparatiroidisma mengalami
perubahan tulang yang hebat, 1/3 lainya hanya memperlihatkan dekalsipikasii
ringan, dan pada pasien lainya tidak ditemukan resorpesi tulang yang aktip pada
keadaan yang terakhir ini mungkin asupan Ca2+ cukup untuk mempertahankan
keseimbangan Ca2+ . gejala ini diklasipikasi al. rasa nyeri sakit pada tulang dan
persendian.
Hipsrparatiroidosme primer tanpa konplikasi , biasanya berhubungan
dengan hiperkalsiuria, hiperpospaturia, kadang-kadang disertai poliuria dan
polidipsia .kadar Ca2+ plasma mungkin normal, tetapi biassnya meningkat dan
pospat menurun. Ekresi Ca2+ dan PO4 yang menigkat, sering menyebabkan batu

25
ginjal. Komplikasi berat lainya al.nefrokalsinosis dipus ,dan akhirnya insufisiensi
ginjal, atau sebagai gejala sisa urolitiasis, dapat juga terjadi gambaran perubahan
kimia darah, seolah-olah terjadi hiperparatiroidisme ,yakni hiperpopaturia ,
hiperkalsimia dan hipopospatemia .hiperkalsimea dapat merupakan penyebab
gejala hiperparatiroidisme, al.hipotoni otot, kelemahan otot yang umum dan
gangguan pungsi otot polos seperti konstipasi, platulens, anoreksia, mual dan
muntah, akhirnya mungkin terjadi gangguan jantung.persentasi timbulnya ulkus
peptikum dan pancreatitis, lebih tinggi pada pasien ini daripada orang normal, dan
kadang-kadang mengalami gangguan neuropsikiatri. Pemeriksaan laboraturium
yang spesipik aadalah dengan menentukan kadarHPT plasma, tetapi hasilnya
biassanya tergantung dari anti bodi yang di pakai.
Terapi hiperparatiroidismeprimer dilakukan dengan reseksi kelenjar yang
hiperplastik atau ardenoma. Pembedahan ini akan mengembalikan pasien ke
keadaan euparatiroid dan mencegah keruksakan ginjal dan disolusi tulang lebih
lanjut. Biasanya terjadi tipoparatiroidisme ;dan diperlukan vitaminD dan diet yang
mengandung Ca. bila pada seorang pasien tidak dapat dilakukan pembedahan,
dapat diberkan pospat secara oral, diet rendah Cadan sejumlah csiran unntuk
menurunkan kadar Ca plasma.

2.4. Farmakologi Hormon Paratiroid


HPT hanya dapat diberikan secara parenteral, pemberian oral akan dirusak
enzim saluran cerna. Masa paruhnya sekitar 20 manit, degradasinya terjadi di
hepar dan ginjal.dalam darah, sebagaiHPT terikat praksi alpa globulin plasma,
ekpresinya melalui urin kurang dari 1%
 Indikasi.
Dahulu HPT digunakan untuk meningkatkan kadar Ca2+ plasma, akan
tetapi kini hipokal semia diatasi dengan pemberian Ca2+ dan/ atau dengan
vitaminD sutikan HPT hanya digunakan untuk diagnosis
pseudohipoparatiroidisme. Pada pasien ini terdapat resistensi target organ
terhadap HPT sehingga pemberian hormone ini tidak akan menyebabkan
peningkatan Ca2+ plasma dan ekresi pospat dan siklik AMP.

26
2.5. Obat-Obat Hormon
2.5.1. Obat Hipotalamus dan Hipofisis
1. Genotropin (Pfizer)
Komposisi: Somatropin
Indikasi: Gangguan pertumbuhan yang disebabkan krn insufisiensi sekresi GH
endogen,sindrom turner,insufisiensi ginjal kronik,berat badan lahir rendah
Dosis: 0,5-0,7 iu/kg/BB/minggu terbagi dlm injeksi SK
Kontra indikasi: Adanya aktivitas dari tumor, epifisis yg telah menutup
Efek samping: Reaksi kulit lokal
Mekanisme kerja: Hormon-hormon yg dikeluarkan hipotalamus dan hipofisis
adalah golongan peptide atau protein dengan berat molekul rendah yang bekerja
setelah terikat dengan reseptor di jaringan target.
2. Saizen (Merck)
Komposisi: Somatropin
Indikasi: Kegagalan pertumbuhan pada anak yg disebabkan krn penurunan atau
tidak adanya sekresi hormonpertumbuhan
Dosis: Kegagalan pertumbuhan krn sekresi hormon pertumbuhan endogen yg tdk
adekuat : 0,7- 1 mg/ m² luas permukaan tubuh atau 0,025-0,035 mg/kg/BB secara
SK atau IM
Kontra indikasi: Tumor
Efek samping: Adanya antibody yang melawan hormone pertumbuhan manusia
serta nyeri pd tempat inj. Sprit nyeri dan kemerahan

2.5.2 Obat Hormon Tiroid dan antitiroid


a. Hormon tiroid
1. Thyrax (Schering-Plough)
Komposisi: L-thyroxine Na
Indikasi: Hipotiroidisme dengan sebab apapun. Supresi kadar TSH pada penyakit
gondok
Dosis: Dewasa: awal 0,05-1 mg/hari. Dosis harian ditingkatkan tiap 2 minggu
0,025-0,05 mg sampai dengan hasil yangg diinginkan tercapai.
Konta indikasi: Hipersensitif terhadap tiroksin, tiritoksikosis

27
Efek samping: Takikardia, cemas, tremor, sakit kepala, kemerahan muka, banyak
berkeringat, penurunan berat badan
Mekanisme kerja: Meski mekanisme kerja tiroksin yang tepat belum diketahui
semua, tetapi nampaknya hormon ini bekerja melaui reseptornya di inti sel.
Triyodotironin berikatan dengan afinitas yang tinggi pada reseptor di inti sel, yang
kemudian terikat pada sekuen DNA yang spesifik pada gen target. Disini
triyodotironin memodulasi transkripsi gen dan terjadi sintesis protein.
2. Euthyrox (Merck)
Komposisi: Levothyroxine Na.k
Indikasi: Hipotiroid
Dosis: Awal 25-50mcg, ditingkatkan 25-50 mcg pada interval 2-4 minggu.
Kontra indikasi: Hipotiroidisme oleh berbagai kecuali sebagai terapi bersama
dengan obat antitiroid utk mngobati hipertiroid setelah tercapai fungsi yang
normal
Efek samping: Tremor pada jari tangan, palpitasi, aritmia, berkeringat secara
berlebihan, diare, penurunan berat badan, gangguan tidur, gelisah
b. Antitiroid
1. Neo –mercazole (Nicholas)
Komposisi: Carbimazole
Indikasi: Hipertiroidisme
Dosis: Dewasa : awal 20-80 mg/hr. kasus ringan 5-10mg/hr, kasus sedang
30mg/hr, kasus berat 40-60mg/hr. diberikan dalam beberapa dosis terbagi.
Pemeliharaan 5-15 mg/hr. Pemberian Obat : berikan scr konsisten, bersama atau
tanpa makanan
Kontra indikasi: Laktasi
Efek samping: Mual, muntah
Mekanisme kerja: Antitiroid golongan tionamida, misalnya propiltiourasil,
menghambat proses inkoporasi yodium pada residu tirosil dari tiroglobulin dan
juga menghambat penggabungan residu yodotirosil ini untuk membentuk
yodotironin. Kerjanya dengan menghambat enzim peroksidase sehingga oksidase
ion yodida dan gugus yodotirosil terganggu. Propiltiourasil juga menghambat

28
deyodinasi tiroksin menjadi triyodotironin dijaringan perifer, sedangkan
metimazol tidak memiliki efek ini.
2. Thyrozol (Merck)
Komposisi: Thiamazole
Indikasi: Dewasa terapi konservatif hipertiroid: untuk menghambat produksi
hormon tiroid scr komplit, persiapan opersai untuk segala jenis hipertiroid
Dosis: Dewasa terapi konservatif hipertiroid: untuk menghambat produksi
hormon tiroid secara komplit 25-40mg/hr. dosis harian maks: 40mg dalam maks
20mg dosis tunggal
Kontra indikasi: Granulositopenia, koestasis sebelum terapi dimulai, sebelumnya
sudah terjadi kerusakan sumsum tulang
Efek samping: Reaksi alergi kulit, mual, muntah, rasa tidak nyaman pada
epigastrium, artralgia, parestesis, kehilangan daya pengecapan, alopesia, mialgia,
sakit kepala, pruritus, mengantuk, neuritis, edema, vertigo.

29
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang
masuk ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan target secara
spesifik. Hormon-hormon yang dikeluarkan hipotalamus dan hipofisis adalah
golongan peptide atau protein dengan berat molekul rendah yang bekerja setelah
terikat pada suatu reseptor di jaringan target

Obat anti tiroid merupakan gologan obat yang digunakan untuk menekan
kelebihan hormon tiroid pada pasien hipertiroidisme hingga level normal
(euthyroid). Tujuan utama penggunaan obat anti tiroid adalah untuk mencapai
euthyroid secepat mungkingan aman untuk mencapai remisi

3.2. Saran
Untuk menjaga keseimbangan kesehatan dalam tubuh,produksi hormon pun harus
balance(seimbang).sehingga diharapkan untuk terus menjaga kesehatan
tubuh,serta sanitasi lingkungan agar tercapainya derajat kesehatan yang tinggi.

30
DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2007.Farmakologi dan Terapi.Balai


penerbit FKUI:Jakarta

Gan Gunawan, Sulistia.2009. Farmakologi dan Terapi.Jakarta : FKUI

Katzung,Bertam H.2001.Farmakologi Dasar dan Klinik.Salemba Medika:Jakarta

Tjay,Tan Hoon dan Kirana, Raharja.2002.Obat-Obat Penting, Khasiat,


Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya.PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia: Jakarta

31

Anda mungkin juga menyukai