Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “OBAT HORMON” yang sederhana ini.
Penulis menyadari bahwa laporan yang telah penulis susun masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini.
penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
3.1 . Kesimpulan..............................................................................................30
3.2 . Saran........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya adalah.
1. Apakah pengertian dari obat hormonal?
2. Mengetahui macam- macam obat hormonal?
3. Bagaiman cara kerja obat hormonal?
4. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pada obat hormonal ?
5. Apa saja efek samping dari obat hormonal dan cara mengatasinya?
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki tujuan khusus yang akan dijabarkan sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari obat hormonal
2. Untuk Mengetahui macam- macam obat hormonal
3. Cara kerja dari obat hormonal
4. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi obat hormonal
5. Untuk mengetahui dosis obat hormonal
6. Untuk mengetahui efek samping dan cara mengatasi dari obat hormonal
1.4 Manfaat
2
BAB II PEMBAHASAN
Hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang. Hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah karena
tidak memiliki saluran sendiri.
Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu
hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas, dan
kelenjar gonad (ovarium atau testis).
3
Pada dasarnya hormon bisa dibagi menurut komposisi kandungannya yang
berbeda-beda sebagai berikut:
1. Hormon yang mengandung asam amino (epinefrin, norepinefrin, tiroksin
dan
triodtironin).
2. Hormon yang mengandung lipid (testosteron, progesteron, estrogen,
aldosteron, dan kortisol).
3. Hormon yang mengandung protein (insulin, prolaktin, vasopresin,
oksitosin, hormon pertumbuhan (growth hormone), FSH, LH,
TSH). Hormon-hormon ini bisa dibuat secara sintetis.
4
a. Propiltiourasil (PTU)
b. Methimazole
5
Bentuk sediaan : tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg
Dosis dan aturan pakai : untuk anak 0,4 mg/kg/hari (3 x sehari); dosis
pelihara 0,2 mg/kg/hari (3 x sehari). maksimum 30 mg dalam sehari.
Untuk dewasa: hipertiroidisme ringan 15 mg/hari; sedang 30-40
mg/hari; hipertiroid berat 60 mg/ hari; dosis pelihara 5-15 mg/hari.
Efek samping : sakit kepala, vertigo, mual muntah, konstipasi, nyeri
lambung, edema.
Resiko khusus : pada pasien diatas 40 tahun hati-hati bisa meningkatkan
myelosupression, kehamilan (Lacy, et al, 2006)
c. Karbimazole
6
d. Tiamazole
7
Obat-obat oksitosik banyak digunakan untuk induksi serta penguatan
persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan postpartum,
pengendalian perdarahn akibat abortus inkomplitus, dan penanganan aktif
pada kala tiga persalinan. Obat-obat oksitosik yang digunakan di Inggris
adalah prostaglandin E serta F, oksitosin dan ergometrin. Ergometrin bekerja
pada regio internal miometrium, sedangkan oksitosin dan prostaglandin pada
regio eksternal miometrium.
Prostaglandin
Prostaglandin merupakan kelompok senyawa yang seacra kimiawi saling
berhubungan dan dibuat secara in vivo dari fosfolipid pada membran sel
dalam pelbagai jaringan tubuh. Prostaglandin merupakan subtansi yang
penting “hormon lokal”.
Prostaglandin sintetik yang diresepkan pada saat melahirkan ;
8
Namun demikian, tidak ada satupun di antara misoprostol oral atau
intravaginal yang kini sudah mendapatkan lisensi untuk pemakaian
dalam obstetrik, ketidakpastian masih terdapat sehubungan dengan
takaran optimumnya, jalur pemberian, dan keamanannya.
Oksitosin sintetik
Oksitosin (syntocinon) dibuat untuk reproduksi bangunan dan kerja hormon
yang alami.
9
Sekresi oksitosin endogenus tidak disupresi oleh mekanisme umpan-balik
yang negatif. Ini berarti bahwa syntocinon antifisial tidak akan mensupresi
pelepasan oksitosin endogenus.
Penyimpanan Oksitosin
Harus di tempat yang tidak terkena cahaya dengan suhu diantara 4-22 0c,
misalnya di dalam lemari es.
Interaksi Obat-oksitosin
Obat-obat vasopresor (simpatomimetik)
Jika oksitosin diberikan bersama preparat vasokontrikonstrokyor lainnya,
maka akan terdapat bahaya peningkatan TD yang dapat menyebabkan
serangan stroke. Keadaan ini dapat terjadi bila adrenain (efinefrin)
ditambahkan pada obat anestesi lokal, misalnya pada anatesi blok kaudal atau
jika efedrin diberikan untuk memperbaiki hipotensi yang ditimbulkan oleh
anestesi epidural.. Ergometrin dan oksitosin bekerja secara sinergis dan
kerapkali direspkan bersama dalam penatalaksanaan kala tiga persalinan.
Obat-pbat anastesi inhalasi dapat menurunkan tekanan darahh atau
menimbulkan disritmia jantung. Progesteron, estrigen jika diberikan lebih dari
satu preparat yang meningkatkan kontraktilitas uters, stimulasi berlkebih
uterus lebih cenderung terjadi.
Obat golongan opioid dan fenotiazin air dan hiponatrtemia merupakan
masalah yang pemakaian kombinasi oksitosin, opioid, dan fenotiazin
(mis.proklorperazin) dengan memperbesar bahaya akibat pemberan kombinasi
obat-obat tersebut. Darah, plsama atau metabisulfit akan menghilangkan
aktivitas oksitosin jika diberikan lewat set infus yang sama.
Preparat estrogen
Contoh : - dietilstilbestrol
a) Estradiol
10
b) Etinil estradiol
Preparat progesteron
Contoh: - didrogesteron
a) Mestranol
b) Noretindron
c) Etinodiol
Contoh Kontrasepsi oral:
a) Microgynon
b) Neugynon
c) Nordette
d) Exluton (ibu menyusui)
Contoh Kontrasepsi injeksi/suntik:
a) Depo Provera _ 3 bulan sekali
b) Noristerat _ 2 bulan sekali
Penggunaan Terapi Estrogen
a) Untuk kontrasepsi
b) Terapi hormon pasca menopouse.
c) Osteoporosis : Estrogen menurunkan resorpsi tulang tetapi tidak
mempunyai efek pada pembentukan tulang.
11
Estrogen sintetik yang dibuat untuk obat kontrasepsi (KB) merupakan agonis
estrogen alamiah, dengan mekanisme kerja meningkatkan umpan balik negatif
pada hipofisis sehingga produksi LH/FSH berkurang. Menurunnya produksi
LH/FSH akan menghambat (ovarium tidak dapat dibuahi).
Golongan utama kontrasepsi (KB) oral
Pil Kombinasi :
Kombinasi estrogen (etinilestradiol dan mestranol) dan progestin. Dimana
estrogen menekan ovulasi dan progestin menyebabkan mukus serviks tidak
dapat dipenetrasi oleh sperma. 21 hari dosis rendah estrogen dan progestin
dosis terus meningkat dan periode 7 hari periode putus obat untuk
menginduksi haid.
Pil Progestin :
Noretindron dan norgestrel, melepaskan pil dosis rendah secara kontinyu.
efek samping : haid ireguler dan kemungkinan hamil.
Implant Progestin :
Levonorgestrel kapsul subdermal sebesar korek api di subkutan lengan atas,
lebih efektif
efek samping : haid ireguler dan nyeri kepala.
Kontrasepsi Pasca Senggama :
Estrogen dosis tinggi (etinilestradiol dan dietilstilbestrol) diberikan dalam
waktu 72 jam pasca senggama dan dilanjutkan 2x1 selama 5 hari. 2 dosis
etinil estradiol ditambah norgestrel diberikan dalam waktu 72 jam pasca
senggama, lanjut 2 dosis lain 12 jam kemudian. Dosis tunggal Mifepriston.
Golongan Progestin
Terdapat beberapa senyawa sintetik yang berefek progestogenik dan
beberapa diantaranya juga berefek androgenik atau estrogenik yang disebut
golongan progestin.
12
1. Derivat progesteron: hidroksiprogesteron, medroksiprogesteron,
megestrol, dan didrogesteron.
2. Derivat testosteron: noretisteron, tibolon, norgestrel, linestrenol,
desogestrel, gestoden dan alilestrenol.
a. Anti Estrogen
13
Antiestrogen adalah senyawa yang mampu meniadakan sebagian atau
seluruh kerja dari estrogen. Adapun jenis antiestrogen meliputi:
1) KLONIFEN
14
sehingga LH/FSH yang dibutuhkan untuk menstimulasi pematangan
ovarium tinggi terus. Nama dagang: Profertil, Provula, Ofertil,dll.
2) TAMOKSIFEN
3) RALOKSIFEN
15
Efek samping penggunaan obat ini, gangguan saluran cerna,
hipersensifitas, dan gangguan reaksi kulit.
b. Antiprogestin
MIFERISTON
c. Antiandrogen
16
mengakibatkan pegurangan ukuran prostat. Selain itu siproteron untuk
pengobatan hirsutisme pada perempuan dan flutamid untuk karsinoma
prostat pada pria.
Insulin ( eksogen )
Insulin hanya di produksi oleh sel-sel beta pada pulau-pulau Langerhans
pankreas . Hormon ini di sekresikan ke dalam vena porta hepatik dan dengan
demikian bekerja langsung pada hati. Efek ini tidak tercapai ketika insulin
disuntikkan di bagian perifer tubuh. Pada orang sehat sekitar 50% insulin
tubuh di sekresikan pada basal metabolik rate, sementara sisanya di keluarkan
sebagai respon terhadap makanan.
Berbagai jenis preparat insulin kini ada di pasaran dan sudah di gunakan.
Takarannya di titrasi menurut kebutuhan masing-masing pasien untuk
mencapai konsentrasi glukosa darah yang normal (normoglikemia).
Takarnnya berkisar dari 0,2 unit/kg BB/hari bagi pasien diabetes yang sangat
sehat hingga 2,0 unit/kg BB/hari pada pasien yang obese(Davis & Granner,
1996). Preparat insulin memiliki kisaran terapeutik yang sempit, pasien
diabetes harus mengendalikan pemakaian insulinnya antara takaran yang
dapat menimbulkan hipoglikemia dan takaran yang menyebabkan
hiperglikemia sehingga terdapar risiko komplikasi jangka panjang.
Preparat Insulin
Sebagian besar pasian diabetes yang hamil mendapatkan suntikan preparat
human insulin. Pada tiga tipe preparat lama insulin yaitu : tipe kerja-singkat
(short acting), -sedang (intermediate acting), dan – lama (long acting).
Preparat insulin yang baru diperkenalkan, insulin lispro dan insulin aspart,
bekrja lebih cepat dan lebih cepat(transien) dibandingkan dengan preparat
insulin kerja –singkat (short –acting). Preparata ini memungkinkan pasien
untuk menyuntik dirinya sendiri sesaat sebelum makan, dan bukannya 30
17
menit sebelum makan(Rang et al, 1999). Sebagian besar pasien diabetes
mendapatkan kombinasi preparat insulin dalam upaya untuk meniru pola
fisiologis sekresi insulin. Suntikan dengan pen injectior memungkinkan
preparat insulin yang berdaya larut disuntikan 30 menit sebelum makan
(makan pagi, siang dan malam) plus suntikan terpisah preparat insulin
intermediat sebelum tidur malam. Jika di kombinasikan dengan tindakan
pemantauan yang frekuen. Cara pemberian insulin seperti ini sangat cocok
bagi kehamilan (Nachum et al, 1999). Pada kehamilan, kebutuhan preparat
insulin short-acting biasanya meningkat. Keseimbangan antara preparat short-
dan intermediat –acting mungkin harus diatur kembali sehingga preparat
campuran(premixed) tidak cocok bagi kehamilan.
Efek samping insulin
Hipoglikemia
Efek samping insulin yang paling penting adalah hipoglikemia. Serangan
hipoglikemia merupakan keadaan yang berbahaya dan jika berulang-ulang,
dapat menimbulkan kerusakan otak pada ibu dan neonatus. Hipoglikemia
menyebabkan kehilangan kesadaran yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
Antibodi terhadap insulin
Produksi antibodi insulin akan dikurangi (tidak dihilangkan) oleh pemberian
preparat human insulin. Antibodi akan menunda dan mengurangi kerja insulin
sehingga diperlukan pemberian insulin dengan dosis yang lebih tinggi.
Pembentukan antibodi dapat terjadi pada pemberian preparat insulin dari babi
(porcine insulin), tetapi penggantian preparat ini dengan human insulin dapat
menimbulkan masalah yang berkaitan dengan kesadaran hipoglikemia.
Antibodi insulin dapat melintasi plasenta dan merusak pankreas janin. Karena
itu pada kehamilan preparat biasanya direkomendasikan preparat human
insulin.
Reaksi setempat
18
Iritasi di tempat suntikan dapat diatasi dengan krim antihistamin. Baik
lipoatropy maupun lipohipertrophy menyebabkan absorpsi insulin yang tidak
teratur. Hipotensi postural yang dapat terjadi karena neuropati otonom
diabetic akan mengalami eksaserbasi pada pemberian insulin.
Interaksi obat dengan insulin
19
Biguanid (metformin) , Cocok pada penderita gemuk : menurunkan nafsu
makan dan menyebabkan penurunan berat badan.
Tiazolinedion (glitazone), memperbaiki kadar glukosa darah, juga
menurunkan kadar trigliserida dan asam lemak bebas.
c. Penghambat enzim alfa glukosidase
Contoh : akarbose, hambat penyerapan karbohidrat dengan menghambat
enzim disakarida di usus, menurunkan kadar glukosa darah setelah
makan.
ESO : kembung, buang angin dan diare. Efektif dikonsumsi bersama
dengan makanan
Terapi
minum larutan gula
Jika penderita diabetes mellitus mengalami glikemia, maka harus segera
mendapatkan penanganan yang memadai. Sebagai langkah awal, apabila
penderita masih sadar (kesadaran pasien cukup baik), dapat diberikan
makanan/minuman yang mengandung karbohidrat/manis (misalnya larutan
gula atau kue). Bila pasien tidak sadar, diberikan infuse dekstrosa 50%.
Yang penting inti penangan hipoglikemia adalah cepat dan tepat. Supaya
kadar glukosa darah segera naik.
7. Obat Hormon Kortikosteroid
Obat-obat golongan kortikosteroid banyak digunakan dalam
penatalaksanaan persalinan yang prematur. Untuk bayi-bayi prematur yang
lahir dalam waktu tujuh hari sesudah pemberian obat tokolitik, preparat
kortikosteroid dapat mengurangi insidens sindrom gawat napas neonatus,
perdarahan intraventikuler dan kematian neonatus. Baik deksametason
maupun betametason direspekan untuk keperluan tersebut. Betametason
merupakan preparat steroid yang lebih poten dan penggunaannya akan
20
disertai dengan lebih banyak efek sampingnya pada ibu kendati bagi bayinya
yang lebih aman.
Pemberian Kortikosteroid
Penyuntikan IM dapat disertai dengan insidens perdarahan intraventrikuler
dan sepsis yang lebih rendah bila dibandimgkan dengan pemberian peroral.
Dekametason dan betametason dapat melintasi plasenta dengan mudah.
Pengangkutan kedua obat tersebut ke dalam tubuh janin berlamgsung cepat,
dan beberapa keuntungan dapat dihasilkan sekalipun kelahirean bayi terjadi
dalam waktu 12jam susudah penyuntikannya.
Salah satu program terapi yang paling sering dilakukan adalah pemberian
deksametason sebanyak 4 kali 6 minggu melalui penyuntikan IM setiap 12
jam sekali yang harus dimulai sedapat mungkin 24 jam sebelum melahirkan.
Cara terapi ini akan tetap memberikan hasil efektif selama 7-10 hari.
Interaksi dengan kortikosteroid
Retensi cairan akan bertambah nayata jika terapi steroid dilakukan bersama
denagn asupan natrium yang tinggi yang bisa diberikan peroral atau lewat
caran infus.
Edema paru pernah terjadi setelah pemberian deksametason bersama
ritodrin (McKenry & Salerno, 1998 )
Hipokalemia merupakan bahaya yang khusus, jika kortikosteroid diberikan
bersama dengan preparat agonis adrenoresptor beta2 (ritodrin), teofilin,
aminofilin, digitalis atau dengan preparat duretik, kombinasi obat-obat ini
dapat diresepkan oleh dokter dalam pelaksanaan terapi tokolisis atau
penanganan serangan asma yang akut.
21
2.3 MEKANISME KERJA OBAT HORMON
22
Hormon steroid berdifusi melalui membran sel dan terikat dengan afinitas
tinggi pada reseptor protein sitoplasmik spesifik. Afinitas terhadap reseptor
bervariasi dengan estrogen spesifik aktivasi kompleks steroid-reseptor memasuki
nukleus dan berinteraksi dengan kromatin inti untuk memulai sintesa RNA
hormon spesifik yang memerantarai sejumlah fungsi fisiologis.
Oksitosin
23
b. Meskipun sudah lazim digunakan di banyak klinik bersalin atau bagian
obstetri rumah sakit, namun potensi oksitosin dalam mengganggu
keseimbangan cairan dan tekanan darah membuat obat ini tidak tepat untuk
digunakan pada ibu hamil dengan pre-eklampsia atau penyakit
kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia di atas 35 tahun.
c. Pemberian infus oksitosin meruapakn kontraindikasi pada ibu hamil yang
menghaapi resio karean melahirkan per vaginam, misalnya kasus dengan
malpresentasi atau solusio plasenta atau denag resiko ruptur uteri yang
tinggi. Pemebrian infus oksitosin yang terus-menerus pada kasus dengan
resistensi dan inersia uterus merupakan kontraindikasi.
d. Uterus yang starvasi. Kontraksi otot uterus memerlukan glukosa maupun
oksigen. Jika pasokan keduanya tidak terdapat pada otot yang berkontraksi
tersebut dan keadaan ini mungkin terjadi karena stravasi atau pasoka darah
yang tidak memadai, maka respon yang timbul terhadap pemberian
oksitosin tidak akan adekuat sehingga pemberan oksitosin secara sedikit
demi sedikit tidak akan efektif. Situasi ini lebih cenderung dijumpai pada
persalinan yang lama
Prostaglandin
24
e. Grand multipara (melahirkan anak 4x/lebih)
f. Kehamilan kembar
g. Riwayat melahirkan yang sulit atau traumatik, atau riwayat kontraksi
uterus yang hipertonik
h. Polihidramnions atau oligohidramnion
25
d) Perdarahan rahim fungsional
Endometriosis
prostaglandin
Prostaglandin bekerja pada seluruh reseptor prostaglandin yang berlainan.
Substansi ini mempengaruhi banyak sistem dan menyebabkan pelbagai efek
samping ;
26
i. Inhibisi respon sistem saraf otonom
j. Peningkatan tekanan intraokuler
Kortikosteroid
Deksametason dan betametason nekerja sebagai preparat steroid endogen.
Keadaan ini akan menggambarkan kerja kedua obat tersebut dan efek
sampingnya.
Efek samping cenderung timbul dengan cepat :
a) Masalah kardiovaskuler
b) Gangguan metabolik-hiperglikemia
c) Masalah sistem saraf pusat
Efek samping yang cenderung timbul dalam jangka waktu yang lebih lama:
a) Kerja anti-inflamasi-infeksi
b) Gangguan metabolic
c) Supresi adrenal
Prostaglandin
Penggunaan preparat jeli atau pesarium prostaglandin per vaginam atau servikal
akan mengurangi absorpsi sistemik dan efek sampingnya tetapi tidak
menghilangkan sama sekali kedua hal tersebut.
27
tidak menguntungkan dengan skor bishop kurang dari tiga. Pemberian jeli
dinoproston intraservikal harus dilakukan dengan hati-hati karena insersi jeli ini
kedalam ruang ekstra-amnion dapat menyebabkan hiperstimulasi uterus.
Mistropol dapat dberikan per oral. Kontrasepsi puncak dalam plsama akan
terlihat dalam waktu satu jam, tetapi onset aktivitas puncak uterus terjadi lima
hingga enam jam kemudian.
Oksitosin sintetik
Oksitosin dapat diberiakn sacara IM, IV, IC atau intranasal. Pemakaian pompa
infus dianjurkan untuk pemberian oksitosin lewat infus IV. Oksitosin bekerja
dalam waktu satu menit setelah pemberian IV, peningkatan konytraksi uterus
dimulai hampir seketika, kemudian menjadi stabil selama 15-60 menit pemberian
infus oksitosin dan setelah penghentian infus tersebut, kontraksi uterus masih
berlangsung selama 20menit. Waktu paruh oksitosin berkisar 1-20 menit, kendati
data-data farmaklologis yang lebih muktahir menunjukan angka 15menit.
Oksitosin akan dieliminasi dalam waktu 30-40menit sesudah pemberiannya.
Pemberian oksitosin sublingual dapat membantu memulai dan mempertahankan
peranan klinisnya. Abrorpsi lewat jalur intranasal mungkin menyimpang
sehingga preparat intranasal dianggap tidak efektif.
Untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan tsb, diajukan minimal 6
prinsip terapi yang perlu diperhatikan sebelum obat digunakan:
28
a. Untuk tiap penyakit pada tiap pasien, dosis efektif harus ditetapkan dengan
trial and error, dan harus dievaluasi dari waktu ke waktu sesuai dengan
perubahan penyakit,
b. Suatu dosis tunggal kortiksteroid umumnya tidak berbahaya,
c. Penggunaan kortikosteroid untuk beberapa hari tanpa adanya kontraindikasi
spesifik, tidak membahayakan kecuali dosis sangat besar,
d. Bila pengobatan diperpanjang sampai 2 minggu/lebih hingga dosis melebihi
dosis substitusi, insidens efek samping dan efek lethal potensial akan
bertambah. Awasi dan sadari risio pengaruhnya terhadap metabolisme
terutama bila gejala terkait muncul misalnya diabetes resistensi insulin,
osteoporosis, lambatnya penyembuhan luka,
e. Kecuali untuk insufisiensi adrenal, penggunaan kortikosteroid bukan terapi
kausal melainkan hanya paliatif saja,
f. Penghentian pengobatan tiba-tiba pada terapi jangka panjang dengan dosis
besar, mempunyai risiko insufisiensi adrenal yang hebat dan mengancam
jiwa.
29
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hormone ialah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk
ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan target secara spesifik.
Jenis-jenis obat hormonal diantaranya: obat-obat anti tiroid, obat yang
meningkatkan kontraksi uterus/oksitosik, obat hormonal oksitosin, obat
hormonal estrogen dan progesterone, obat diabetes mellitus dan obat hormone
kortikosteroid.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada penulis.
Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya,
karena penulis adalah hamba Alloh yang tak luput dari salah dan khilaf.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
30
DAFTAR PUSTAKA
https://kesehatanmuslim.com/mengenal-obat-obat-hormon-peningkat-kesuburan/
http://emayamidwifery.blogspot.co.id/2012/03/obat-hormonal.html
http://pharmaciststreet.blogspot.co.id/2013/01/obat-hormone.html
http://ikaputrijuika.blogspot.co.id/2013/05/obat-hormonal.html
31